Anda di halaman 1dari 8

ECHINODERMATA

Oleh :
Nama : Afra Nabila
NIM : B1A015087
Rombongan : VI
Kelompok : 3
Asisten : Niharoh Nurainy

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelompok hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) merupakan kelompok


hewan yang lebih rendah tingkatannya dibandingkan kelompok hewan bertulang
belakang (vertebrata). Dimensi tubuhnya kecil, sistem saraf dibawah saluran
pencernaan, hidup bebas, herbivora, carnivora, parasit, predator, dan ada yang
bersifat sebagai plankton, nekton, dan benthos diperairan. Hewan ini mulai dari
bersel satu (protozoa) sampai bersel banyak (metazoa) (Brotowidjoyo, 1989).
Echinodermata merupakan salah satu komponen penting dalam hal
keanekaragaman fauna di daerah terumbu karang. Hal ini karena terumbu karang
berperan sebagai tempat berlindung dan mencari makan bagi fauna Echinodermata.
Secara ekologi fauna Echinodermata berperan sangat penting dalam ekosistem
terumbu karang, terutama dalam rantai makanan (food chains), karena biota tersebut
umumnya sebagai pemakan detritus dan predator (Suwartimah, 2017).
Keanekaragaman fauna banyak ditemukan di ekosistem pesisir. Salah satu Filum
yang memiliki daya tarik tersendiri di lingkungan pesisir yaitu Echinodermata.
Echinodermata adalah peghuni perairan dangkal, umumnya terdapat di terumbu
karang dan padang lamun. Hewan ini memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi
bagian tubuh yang hilang, putus, atau rusak. Semua hewan yang termasuk phylum ini
memiliki bentuk tubuh yang radial simetris dan kebanyakan mempunyai
endoskeleton dari zat kapur seperti tonjolan berupa duri (Jasin, 1984).
Echinodermata dapat ditemui hampir disemua kedalam. Filum ini muncul di
periode cambrian awal dan terdiri dari 7000 spesies yang masih hidup dan 13000
spesies yang sudah punah. Filum ini juga berkerabat dekat dengan chordata, dan
simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva bintang laut misalnya, masih
menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva hemichordata (Kastawi,
2005).
B. Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah :

1. Praktikan mengenal beberapa anggota Phylum Echinodermata.

2. Praktikan mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan


klasifikasi anggota Phylum Echinodermata.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Echinodermata memiliki ciri yang khas yakni bersifat simetri radial dengan
penguat tubuh dari zat-zat kapur dengan tonjolan duri-duri. Kelompok organisme ini
semuanya hidup di laut. Pergerakan dari Echinodermata termasuk lambat,
gerakannya diatur oleh tekanan hidrostatis atau system vaskuler air. System saraf
terdiri dari cincin oral dan tali-tali saraf radial. Sistem ekskresi pada Echinodermata
tidak ada sehingga fungsi ekskresi dilakukan melalui penonjolan kulit
(brank/papula). Bentuk tubuh, struktur anatomi dalam fisiologi Echinodermata
sangat khas. Bentuk tubuh simetri radial 5 penjuru (pentaradial), meskipun
Echinodermata termasuk divisi Bilateria. Sebenarnya pada waktu larva mempunyai
bentuk tubuh simetri bilateral dan hidup sebagai plankton, tetapi pada akhir stadium
larva mengalami metamorfosa menjadi simetri radial (Jasin, 1992). Menurut Sumrall
(2017), kerangka dari Echinodermata yang memiliki simetri tubuh pentaradial dapat
dibagi menjadi kerangka aksial, yang berasosiasi dengan peristom (bukaan mulut)
dan sistem ambulakral, dan kerangka ekstraksial yang merupakan sisa dari dinding
tubuh. Kerangka aksial dibangun dari beberapa lempengan yang berbeda. Bukaan
peristomial dibatasi oleh beberapa kombinasi dari lempengan oral dan lempeng oral
yang diposisikan secara inter radial.
Echinodermata tidak mempunyai kepala; tubuh tersusun dalam sumbu
oral-aboral. Tubuh tertutup epidermis tipis yang menyelubungi rangka mesodermal.
Rangka di dalam dan terdiri atas ossicle atau pelat-pelat kapur yang dapat digerakkan
atau tidak dapat digerakkan. Bentuk dan letak ossicle tiap jenis adalah khas. Rongga
tubuh luas dan dilapisi peritoneum bersilia dalam perkembangannya sebagian rongga
tubuh menjadi sistem pembuluh air, suatu organ yang tidak terdapat pada
Avertebrata lain (Jasin, 1992).
Klasifikasi Filum Echinodermata berikut ini diadopsi dari Hyman (1955).
Uraiannya dikhususkan hanya pada kelas dan ordo yang masih hidup. Pelmetazoa
adalah subfilum yang sebagian besar anggota nya sudah punah. Tubuh mengikatkan
diri pada substrat dengan permukaan arboral atau dengan sebuah tangkai arboral.
Mulut dan anus terdapat pada permukaan oral. Organ dalam terlindung di dalam
kerangka. Kaki tabung atau podia untuk menarik makanan tetapi ada yang tidak
mempunyai penghisap. Sistem saraf utama terletak di bagian arboral. Pelmatozoa
hanya mempunyai satu kelas yang masih hidup yaitu Crinoidea.
Kelas Crinoidea tidak bertangkai dan tidak bergerak dengan bebas, tubuh terdiri
dari mangkuk arboral, disebut caiyx dan penutup oral disebut dengantegmen dengan
struktur kuat bercabang lima atau kelipatannya. Tangan dapat digerakkan, sederhana,
umumnya bercabang, biasanya lima atau sepuluh dengan atau tanpa pinula. Lekuk
ambulakral, terbuka dan memanjang sepanjang tangan dan pinnula sampai ujungnya.
Mempunyai madreporit, spina, dan pedicellaria.larva disebut sebagai doliolaria.
Kelas ini hanya memiliki satu ordo yaitu Articulata. Ordo Articulata meliputi
Crinoidae yang sudah punah dan yang amsih hidup. Calyx bersifat pentamerous,
fleksibel, lentur, menyatu pada ossicle tangan yang lebih bawah. Tegman kasar berisi
partikel kalkareus atau lempeng kecil. Mulut dan lekuk ambulakral tampak jelas
(Hyman, 1955).
Selain Pelmatozoa, terdapat Eleutherozoa. Kebanyakan anggota subfilum ini
masih hidup. Batang atau tangkai tidak ada dan biasanya hidup secara bebas.
Struktur tubuh biasanya pentamerous, permukaan oral terdapat mulut yang letaknya
pada salah satu sisi. Anus biasanya terdapat pada permukaan arboral. Lekuk
ambulakral biasanya tidak untuk mengumpulkan makanan dan kaki tabung dengan
penghisap utamanya untuk organ lokomotori. Kelas Holothuroidae termasuk
kedalam subfilum ini. Tubuhnya simetri bilateral, biasanya memanjang dengan mulut
terletak pada satu ujung dan anus terletak pada ujung yang lain. Endoskeleton
tereduksi berupa spikula berukuran mikroskopis atau lempeng tertanam di dalam
dinding tabung. Mulut dikelilingi oleh sekumpulan tentakel. Podia atau kaki tabung
biasanya ada dan berfungsi sebagai alat pergerakan. Saluran pencernaan makanan
panjang dan berliku. Ordo Aspidochirota memiliki beberapa podia atau kaki tabung.
Mulut dikelilingi 10-30 tentakel, kebanyakan 20 tentakel mulut yang bercabang. Otot
retraktor faring tidak ada. Ordo Elasiposa memiliki banyak podia atau kaki tabung.
Mulut dibagian ventral dan dikelilingi oleh 10-20 tentakel yang bercanag. Ordo
Dendrochirota memiliki podia atau kaki tabung yang banyak, tentakel oral dendritic
atau bercabang seperti percabangan pohon, memiliki refraktor oral. Ordo Malpadonia
tidak memiliki kaki tabung kecuali sebagai papila anal, tentakel oral berbentuk jari,
tidak memiliki refraktor oral, memiliki percabangan respirasi oada daerah posterior
biasanya berbentuk lonjong sampai ke bagian caudal. Ordo Apoda memiliki bentuk
tubuh seperti cacing, mempunyai permukaan tubuh yang halus atau berkutil, tidak
memiliki podia atau kaki tabung, tentakel oral 10-20 buah, sederhana, bertipe
digitate atau pinate (Hyman, 1955).
Kelas Echinoidea memiliki bentuk tubuh seperti bola atau mangkuk, oval atau
berbentuk jantung. Tubuh tertutup oleh cangkang endoskeleton dari lempeng
kalkaeus yang rapat tertutup oleh spina yang dapat digerakkan. Lempeng kalkareus
yang sebelah luar dibedakan ke dalam 5 daerahambulakral berseling dengan 5 daerah
interambulakral. Podia atau kaki tabung keluar dari lubang lempeng ambulakral dan
berfungsi untuk pergerakan. Mulut terletak di pusat permukaan oral yang dikelilingi
oleh peristomium yang bersifat membran, anus terletak di kutub arboral dan
dikelilingi oleh peroproct bersifat membran. Lekuk ambulakral tidak ada.
Pedicellaria bertangkai dan mempunyai 3 jepit, perkembangan meliputi larva
echino-pluteus yang berenang bebas (Hyman, 1955).
Kelas Asteroidea memiliki tubuh yang pipih pentagonal atau berbentuk bintang.
Permukaan oral dan arboral yang jelas, permukaan oral menghadap ke bawah dan
arboral menghadap ke atas. Memiliki 5-50 lengan yang panjang atau pendek
menyebar secara simetri dari sebuah diskus sentral. Mulut bertempat di bagian
sentral dari permukaan oral dan dikelilingi oleh peristoma yang bersifat membran.
Anusnya kecil dan berlokasi di permukaan arboral, ambulakral membentuk lekuk
yang mencolok didukung dengan podia. Endoskeleton fleksibel, terbentuk dari
osikula yang terpisah, pedicellarianya kecil seperti duri yang dapat digerakkan
(Hyman, 1955).
Kelas Ophiuroidea memiliki bentuk tubuh yang pipih dengan diskus sentral
bersegi 5 atau bulat. Permukaan oral dan arboral jelas, lengan berjumlah 5, ramping,
halus, atau berduri. Ordo pada kelas ini adalah ordo Ophiurae, Euryalae. Contoh
dari ordo Eurylae adaah Astrophyton, Aseronyx, dan Astroporpa (Kastawi, 2005).
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bak preparat, pinset,
kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, sarung tangan karet (gloves),
masker, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah beberapa spesimen
hewan Phylum Echinodermata.

B. Metode

Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Karakter pada spesimen yang diamati berdasarkan ciri-ciri morfologi diamati,
digambar, dan dideskripsikan oleh praktikan.
2. Spesimen diidentifikasi oleh praktikan dengan kunci identifikasi.
3. Berdasarkan karakter spesimen yang diamati, kunci identifikasi sederhana dibuat
oleh praktikan.
4. Laporan sementara hasil praktikum dibuat oleh praktikan.
DAFTAR REFERENSI

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.


Brotowidjoyo, D., 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Suwartimah, K., Wati, D. S., Endrawati, H., & Hartati, R., 2017. Komposisi
Echinodermata Di Rataan Litoral Terumbu Karang Pantai Krakal, Gunung
Kidul,Yogyakarta. Oseanografi Marina. 6(1), pp. 53-60.
Kastawi, H. Y., 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sumrall, C.D., 2017. New insights concerning homology of the oral
region and ambulacral system plating of pentaradial echinoderms.
Journal of paleontology. 91 (4), pp. 1-14.
Hyman, L. H., 1955. The invertebrate vol. IV: Echinodermata. New York:
McGraw-Hill Book Company.

Anda mungkin juga menyukai