Disusun oleh:
2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Feliatra (1999), karakterisasi bakteri dilakukan pada isolat bakteri yang
telah lolos seleksi dengan cara melakukan berbagai pemeriksaan laboratoris agar
isolat bakteri tersebut dapat dikelompokkan dalam suatu golongan.
Uji yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah uji morfologi, uji enzimatis,
dan uji biokimiawi. Uji morfologi terdiri dari makromorfologi, mikromorfologi, dan
motilitas. Uji enzimatis terdiri dari uji katalase, oksidase, protease, dan urease. Uji
biokimiawi terdiri dari uji IMVIC, uji gula, dan uji H2S. Identifikasi bakteri dilakukan
dengan pengujian sifat-sifat biokimiawi bakteri. Identifikasi biokimiawi berdasarkan
Differentiation of Enterobacteraceae menurut Bergeys Manual Determinative
Bacteriology (1994), uji yang dilakukan meliputi: uji triple sugar iron (TSI), karakter
fermentasi karbohidrat pada media: glukosa, laktosa, sukrosa, mannitol, dulcitol,
adonitol, inositol, sorbitol, arabinosa, rafinosa, serta uji biokimiawi yang lain yaitu:
uji indol, Methyl Red, Voges-Proskauver, sitrat, uji urea, uji gelatin, dan motilitas.
Menurut Cowan (2004), uji IMViC terdiri dari uji indole, methyl red (MR), voges
praskauer (VP) dan citrat. uji indol digunakan untuk mengetahui apakah bakteri
mempunyai enzim triptophanase sehingga bakteri tersebut mampu mengoksidasi asam
amino triptophan membentuk indol.
B. Tujuan
Alat yang digunakan yaitu mikroskop, inkubator, tabung reaksi, cawan petri,
beaker glass 500 mL, beaker glass 100 mL, Erlenmeyer 250 mL, pipet ukur 1 mL,
object glass, cover glass, jarum ose, dan lampu spiritus.
Bahan yang digunakan yaitu kultur bakteri enteron, medium tripton broth, reagen
Kovac, medium MR-VP broth, reagen methyl red, -napthol, KOH 40%, medium
cimmon citrate agar, urea broth, phenol red, skim milk agar, gula-gula dengan phenol
red, nutrient agar, NNNN-tetramethyl-p-phenylenediamine dihydrochloride 0,2%,
larutan H2O2 1,5%, reagen pewarna gram, larutan FeCl 10%, minyak mineral, dan
akuades steril.
B. Cara Kerja
Uji Morfologi
a. Uji makromorfologi
Isolat dalam cawan petri diamati utnuk warna koloni, bentk koloni, ukuran
koloni, elevansi kologi, margin koloni, dan permukaan koloni.
b. Uji motilitas
Isolat pada media miring, dilakukan inokulasi dengan ditusuk menggunakan
tusuk sate steril pada media SIM A. Selanjutnya diinkubasi 2 x 24 jam pada suhu
37oC. Kemudian dilihat interpretasinya, jika positif terjadi pertumbuhan koloni
yang menyebar, sedangkan jika negatif tidak terjadi pertumbuhan koloni.
c. Uji mikromorfologi
Isolat dalam cawan petri dilakukan pewarnaan Gram. Akuades diulas pada object
glass, kemudian isolat diulas pada akuades di atas object glass. Isolat ditetesi
crystal violet selama 60 detik, setelah itu CKA. Isolat ditetesi kembali dengan
iodine selama 45 detik dan CKA. Isolat ditetesi dengan alkohol hingga sisa warna
yang berada di atas object glass hilang dan CKA. Selanjutnya, isolat ditetesi
safranin selama 45 detik dan CKA. Hasil tersebut diamati di bawah mikroskop
dengan melihat bentuk selnya.
Uji Enzimatis
a. Uji katalase
Isolat diulas di atas object glass menggunakan jarum ose. Kemudian, ditetesi reagen
H2O2. Selanjutnya, diamati dengan melihat interpretasinya, jika positif terdapat
gelembung gas, sedangkan jika negatif tidak terdapat gelembung gas.
b. Uji oksidase
Isolat diulas di object glass dan ditutup dengan tissue. Kemudian, ditetesi reagen
oksidase. Selanjutnya, diamati dengan interpretasi jika positif terjadi perubahan
warna menjadi biru kehitaman, sedangkan jika negatif tidak terjadi perubahan
warna.
c. Uji protease
Isolat diinokulasi streak kontinyu ke cawan petri dengan media SMA.
Kemudian, diinkubasi 2 x 24 jam pada suhu 37oC. Selanjutnya, diamati dengan
interpretasi jika positif terdapat zona jernih di sekitar koloni medium SMA,
sedangkan jika negatif tidak terbentuk zona jernih.
d. Uji urease
Isolat cair diambil 0,1 mL ke media urease. Kemudian, diinkubasi 2 x 24 jam
pada suhu 37oC. Selanjutnya, dilihat interpretasinya jika positif medium berubah
warna menjadi pink, sedangkan jika negatif tidak berubah warna.
Uji Biokimiawi
a. Uji IMViC
Isolat cair diambil ke media Trypton Broth untuk uji Indole, Protease Broth untuk
uji MR-VP dengan masing-masing sebanyak 0,1 mL. Untuk uji sitrat, isolat
ditusuk ke dalam media Simmon Citrate dengan jarum ose. Kemudian, inkubasi 2
x 24 jam pada suhu 37oC.
b. Uji gula (Acid-forra)
Isolat cair diambil masing-masing 0,1 mL ke media Manosa, Xylosa, Maltosa,
dan Arabinosa. Kemudian, diinkubasi 2 x 24 jam pada suhu 37oC.
c. Uji H2S
Isolat diinokulasi dengan ditusuk pada bagian tengan media TSIA miring dan
ditarik ke media TSIA bagian miring. Kemudian, diinkubasi 2 x 24 jam pada
suhu 37oC.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter yang diamati untuk uji makromorfologi adalah bentuk koloni, ukuran
koloni, elevasi koloni, tepi koloni, permukaan koloni, dan warna koloni. Hali ini
sesuai dengan pernyataan Hidayat (2014) yang menyebutkan bahwa, pengamatan
secara makroskopis adalah dengan memperhatikan bentuk koloni, permukaan koloni,
warna koloni, dan tepi koloni. Hasil dari pengamatan makromorfologi isolat bakteri
pada saat praktikum didapatkan bentuk yang tidak beraturan, ukuran sedang (medium),
elevasi menonjol (raised), margin atau tepi yang undulate, permukaan mengkilap, dan
warna krem. Menurut Waluyo (2007), bentuk koloni bakteri yang berbeda-beda
merupakan ciri khas dari spesies bakteri tertentu. Selain itu, besar kecilnya koloni,
mengkilat tidaknya koloni, halus dan kasarnya permukaan koloni juga merupakan
sifat-sifat yang khas dari bakteri tersebut.
Gambar 3.2 Hasil Uji Motilitas
Hasil dari uji motilitas adalah positif yang ditandai dengan pertumbuhan koloni
yang menyebar, hal ini menunjukkan bahwa bakteri dapat bergerak (motil). Hasil
yang diperoleh sesuai dengan pernyataan Noviana (2004), bahwa Enterobacteriaceae
adalah keluarga bakteri yang bersifat motil atau dapat bergerak dengan menggunakan
flagel peritrik yang dimilikinya. Enterobacteriaceae bertanggung jawab pada sekitar
50% infeksi nosokomial. Penyebab paling sering menyebabkan infeksi nosokomial
oleh keluarga bakteri ini adalah E. coli, Klebsiella, Enterobacter, Proteus,
Providencia, dan Serratia marcencens.
Pewarnaan gram dan bentuk sel adalah parameter yang diamati pada uji
mikromorfologi bakteri. Berdasarkan praktikum, hasil dari uji mikromorfologi yang
didapatkan adalah sel bakteri berbentuk batang (basil) dan berwarna merah yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut adalah bakteri gram negatif. Hasil yang
didapatkan sesuai dengan pernyataan Simmons & Gibson (2012) bahwa, bakteri
enterik merupakan bakteri Gram negatif dan secara umum berbentuk batang. Menurut
Pelczar & Chan (1986), bakteri memberikan reaksi gram negatif karena pembilasan
dengan alkohol menyebabkan lipid terekstraksi sehingga pori-pori dinding sel
membesar, sehingga senyawa kompleks Cristal violet-Yodium yang terbentuk dan
memasuki dinding sel dapat diekstraksi dan warna ungu menjadi hilang dan tertinggal
warna merah dari safranin di dalam dinding sel. Gram negatif memiliki kandungan
lipid yang tinggi (1122 %) dengan struktur dinding sel yang tipis (10- 15 nm),
berlapis tiga dan tahan terhadap gangguan fisik.
Hasil dari uji urease adalah positif karena media berubah warna menjadi pink
atau merah muda, mengindikasikan bahwa bakteri mampu memecah urea. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Lim (2006) bahwa, media urea berisi indikator phenol red
dengan nterpretasi hasil : negatif (-) berarti tidak terjadi perubahan warna media
menjadi pink/merah jambu, artinya kuman tidak memecah urea membentuk amoniak.
Positif (+) : tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah jambu, artinya
kuman memecah urea membentuk amoniak (Lim, 2006).
Hasil uji IMVIC pada medium Cimmon citrate yang diamati pada saat praktikum
adalah positif karena medium berubah warna dari hijau menjadi biru. Hasil yang
didapatkan sesuai dengan pernyataan Rahayu & Gumilar (2017), bahwa uji sitrat
bertujuan mendeteksi kemampuan suatu organisme untuk memanfaatkan sebagai
satu-satunya sumber karbon dan energi. Jika bakteri mampu menggunakan sitrat
sebagai sumber karbonnya maka akan menaikan pH dan mengubah warna medium
biakan dari hijau menjadi biru.
Hasil yang diperoleh dari uji gula adalah negatif karena terjadi perubahan warna
medium menjadi kuning namun tidak terbentuk gas pada medium, hal ini
menunjukkan bahwa bakteri tidak mampu memfermentasikan manosa, xylosa,
maltosa, dan arabinosa. Menurut Cornelissen et al., (2013), uji gula-gula di gunakan
untuk melihat adanya kemampuan bakteri dalam memfermentasikan karbohidrat
menjadi asam-asam organik, yaitu dengan adanya perubahan warna indikator yang
terdapat dalam pemberian warna merah menjadi warna kuning. Dimana
mikroorganisme memperoleh energi dari substrat berupa karbohidrat yang selanjutnya
di fermentasi menjadi asam-asam organik disertai atau tidak terbentuknya gas.
Organisme-organisme yang berbeda akan menggunakan karbohidrat yang berbeda
tergantung dari komponen enzim yang dimilikinya. Bakteri yang dapat
memfermentasikan laktosa adalah dari genus Enterobacteriaceae. Enterobacteria
dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan fermentor laktosa yaitu fermentor I-laktosa,
seperti Escherichia coli, Enterobacter spp., dan Klebsiella spp .; II-akhir fermentor
laktosa, seperti Citrobacter spp. dan Serratia spp .; dan III-laktosa nonfermenter,
seperti Edwardsiellatarda, Hafnia, Morganella morganii, Proteus spp., Providencia
spp., Salmonella spp., Shigella spp., dan Yersinia spp (Ibrahim & Hameed, 2015).
Hasil dari uji H2S yang diamati pada saat praktikum adalah negatif karena tidak
terbentuk endapan hitam pada media. Menurut Kambey et al. (2016), uji H2S
bertujuan untuk mengetahui terbentuknya Sulfida. Uji positif, terbentuknya warna/
endapan hitam. Uji negatif,tidak terbentuk endapan/ warna hitam. Media TSIA juga
dapat digunakan untuk mengetahui pembentukan H2S yaitu melihat apakah kuman
memfermentasi metionin dan sistein (Asam amino yang mempunyai gugus S). Media
TSIA terdapat asam amino metionin dan sistein, jika bakterin memfermentasi kedua
asam amino ini maka gugus S akan keluar dan gugus S akan bergabung dengan H2O
membentuk H2S.
Gambar 3.14 Tabel Karakterisasi Bakteri Enteron
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR REFERENSI
Hidayat, O., Febria, F. A., & Nasir, N. 2014. Isolasi dan Karakterisasi
Bakteri pada Pasir Sarang dan Cangkang Telur Penyu Lekang (Lepidochelys
olivaceae L.) yang Menetas dan Gagal Menetas. Jurnal Biologi Universitas
Andalas. 3(2), pp. 154-161.
Hemraj, V., 2013. A review on Commonly Used Biochemical Test For Bacteria.
India: Departement of Pharmacy, L R Intitute of Pharmacy, Solan (H.P).