Anda di halaman 1dari 7

NAMA : SUKRAN MADANI

NIM : E1A020111

KELAS : 6D

JURNAL 1

Judul Artikel Komunitas Mamalia Kecil Di Berbagai Habitat Pada Jalur Apuy
dan Linggarjati Taman Nasional Gunung Ciremai

Jurnal Jurnal Biologi Indonesia

Penulis Maharadatunkamsi dan Maryat

Tahun 2008

Volume, Halaman 4 ( 5), 309- 320

Tujuan Untuk menginterpretasikan pola komunitas mamalia kecil dari


berbagai habitat.

Metode Penelitian Metode observasi dilakukan untuk merekam mamalia kecil dari
tujuh habitat berbeda, mengakap dan mengamati langsung.

Hasil Penelitian Informasi keragaman mamalia kecil di kawasan Taman Nasional


Gunung Ciremai belum pernah diungkapkan sebelumnya. Dengan
menggunakankombinasi perangkap hidup, jaring kabut dan
penjelajahan lapangan, sebanyak 260 ekor mamalia kecil yang
terdiri dari 22 jenis tercatat dari 7 plot pengamatan yang berada
pada jalur Apuy dan jalur Linggarjati, Taman Nasional Gunung
Ciremai .Dari 22 jenis mamalia yang tercatat, 3 jenis di antaranya
endemik Jawa (Maxomys bartelsii, Niviventer lepturus dan
Crocidura orientalis). Satu jenis masuk dalam daftar kategori
Appendix 2 CITES (Tupaia javanica). Tiga jenis (Aethalops
alecto, Megaerops kusnotoi dan Crocidura orientalis) termasuk
dalam daftar IUCN Red Data Book (Hilton-Taylor 2000; Suyanto
et al)
Jenis terbanyak berasal dari kelelawar (kelelawar buah dan
kelelawar serangga, seluruhnya 11 jenis, kemudian diikuti oleh
tikus (7 jenis), cecurut (3 jenis) dan tupai (1 jenis). Kelelawar
buah (9 jenis, 124 ekor) merupakan individu terbanyak yang
tercatat dalam penelitian ini. Adapun jenisnya sebagai berikut:
Aethalops Alecto, Chironax melanocephalus, Cynopterus
brachyotis, C. horsfieldi, C. sphinx, Macroglossus sobrinus,
Megaerops kusnotoi, Rousettus amplexicaudatus dan R.
leschenaulti. Indeks keragaman jenis ShannonWienner mamalia
kecil di masing-masing plot adalah sebagai berikut : hutan primer
atas (3,23), hutan sekunder (3,00), hutan pinus atas (1,53), hutan
primer bawah (1,31), belukar bawah (1,25), hutan pinus bawah
(1,49) dan belukar atas (1,15). Sedangkan secara keseluruhan,
total indeks Shannon-Wienner adalah sebesar 3,66 .

Dendrogram berdasarkan derajat kesamaan Jaccard menunjukkan


adanya zonasi fauna mamalia kecil di jalur Apuy dan Linggarjati,
Taman Nasional Gunung Ciremai yang menunjukkan bahwa dari
seluruh plot penelitian dapat dikelompokkan menjadi 5 zona
sebagai berikut. Zona 1 Seda (hutan primer bawah) dan belukar
bawah, Zona 2 (hutan pinus bawah), Zona 3 (primer atas dan
hutan sekunder), Zona 4 (belukar atas) dan Zona 5 (hutan pinus
atas).

Kesimpulan Pengelolaan kawasan tamannasional dilakukan dengan sistem


zonasi untuk tercapainya berbagai tujuan. Pada kawasan yang
diamati diketahui terdapat 5 zonasi sebaran mamalia kecil. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Taman Nasional Gunung
Ciremai merupakan habitat penting bagi hewan mamalia kecil.
Beberapa di antaranya termasuk jenis-jenis yang endemik dan
mempunyai status konservasi internasional (CITES, IUCN).
Tingkat keragaman mamaliadari rendah sampai tinggi dijumpai
pada 7 plot pengamatan namun pada umumnya menunjukkan
tingkat kepadatan yang rendah.
Di balik potensi Taman Nasional Gunung Ciremai, berbagai
permasalahanjuga menghadang kelestarian hewanhewan ini akibat
adanya tekananekologis dan ekonomis. Terjadinya pengurangan
habitat dapat mempercepatpemusnahan pada populasi hewan. Hal
ini perlu dikaji lebih jauh mengingatdalam kawasan tersebut hidup
berbagai jenis hewan.

Penelitian ini mencakup lereng barat (Apuy) dan lereng timur


(Linggarjati), sehingga belum dapat menggambarkan potensi
hewan mamalia kecil di T.N.Gunung Ciremai. Untuk itu perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut di lokasi lainnya dalam taman
nasional ini sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih
lengkap tentang potensi dan keragaman sumber daya hayatinya.

JURNAL 2

Judul Artikel KAJIAN HISTOKIMIA SEBARAN KARBOHIDRAT ASAM


PADA LAMBUNG DEPAN SAPI SUMBA ONGOLE (Bos
indicus)

Jurnal Jurnal Kajian Veteriner

Penulis Theresia Bergita Paulino , Filphin Adolfin Amalo, Inggrid


Trinidad Maha

Tahun 2020

Volume, Halaman 8 ( 2) , 202- 210

ISSN ISSN : 2356-4113 , EISSN : 2528-6021

Download DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v8i2.3056

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi asam


karbohidrat dalam rumen. retikulan, dan omasum sapi ongole
sumba.

Metode Penelitian Sampel organ rumen, retikulum dan omasum dikoleksi dari enam
ekor sapi sumba ongole (Bos indicus) yang dipotong di Rumah
Potong Hewan Kabupaten Sumba Timur. Sampel tersebut
difiksasi dalam formalin 10% kemudian dilanjutkan dengan
proses pembuatan preparat histologi, pewarnaan Alcian Blue
(AB) dan pengamatan mikroskop.

Hasil Penelitian Sebaran karbohidrat asam pada masing-masing tunika rumen,


retikulum, dan omasum sapi sumba ongole menunjukkan
intensitas yang bervariasi. Sebaran paling banyak terdapat pada
stratum korneum lamina epitel. Reaksi positif kuat terlihat pada
stratum korneum lamina epitel retikulum, reaksi positif sedang
terlihat pada stratum korneum lamina epitel rumen dan reaksi
positif lemah terlihat pada stratum korneum lamina epitel
omasum.

Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stratum korneum


merupakan lapisan yang paling sering terpapar makanan yang
membutuhkan karbohidrat asam dalam fungsinya melindungi
lambung sekaligus melumasi makanan agar lebih mudah dicerna.

JURNAL 3

Judul Artikel Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Pencernaan dan Pernapasan


Pada Kucing Menggunakan Metode Certainty Factor

Jurnal JURTI

Penulis 4 ( 2) , 162- 1721

Tahun 2020

Volume, Halaman Sukma Dewi Hardi Yanti , Joan Angelina Widians , Andi Tejawat

ISSN ISSN: 2579-8790

Tujuan Penelitian Untuk memudahkan para pemilik kucing melakukan diagnosa


dini pada kucing berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh
kucing.

Metode Penelitian Penelitian ini dalam mendiagnosis penyakit pernapasan dan


pencernaan pada kucing menggunakan penelusuran Forward
Chaining dan metode perhitungan Certainty Factor.

Hasil Penelitian Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada salah satu pasien
diperoleh hasil diagnosa yaitu kucing mengidap penyakit feline
panleukopenia sebesar 72%. Penelusuran dilakukan dengan
mencari nilai minimal bobot CF gejala dan mengalikannya
dengan bobot CF penyakit. Bobot yang dihasilkan dinyatakan
dalam persentase. Jika konsultan memilih gejala-gejala yang
aturannya tidak ada pada basis pengetahuan maka sistem
menampilkan informasi bahwa penyakit yang diderita tidak
terdaftar pada basis pengetahuan pada sistem.

Hasil berupa sistem terkomputerisasi yang dapat mendiagnosis


penyakit pencernaan dan pernapasan pada. Hasil diagnosis sistem
pakar menggunakan metode Certainty Factor dipengaruhi oleh
penilaian pakar dan juga pemilihan gejala oleh konsultan yang
melakukan konsultasi.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan


sebagai berikut:

1. Sistem pakar ini dapat melakukan diagnosa dini pada kucing


yang mengalami gangguan penyakit saluran pencernaan dan
pernapasan menggunakan metode Certainty Factor.
2. Hasil diagnosis menggunakan metode Certainty Factor
dipengaruhi oleh penilaian pakar dan juga pemilihan gejala oleh
konsultan yang melakukan konsultasi

JURNAL 4

Judul Artikel PERAN PROTOZOA PADA PENCERNAAN RUMINANSIA


DAN DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

Jurnal Journal of Tropical Animal Production

Penulis Yanuartono, Alfarisa Nururrozi, Soedarmanto Indarjulianto, Hary


Purnamaningsih

Tahun 2019
Volume, Halaman Vol 20, No. 1 pp. 16-28

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui peran ptozoa pada pencernaan ruminantia dan
dampak nya terhadap lingkungan sekitar .

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi tersebut dapat


menurunkan metanogenesis yang ditunjukkan dengan peningkatan
produksi asam propionat, ATP dan mikroba dalam rumen. Metode
feed aditif juga telah banyak dikembangkan dalam proses
defaunasi. Feed aditif digunakan untuk menurunkan produksi
metan dan sampai saat ini yang dianggap terbaik adalah ionofor.
Ionofor seperti monensin, lasalocid, laidlomycin, salinomycin dan
narasin merupakan senyawa antimikroba yang digunakan sebagai
pakan tambahan untuk meningkatkan efisiensi produksi (Tadesse,
2014). Dampak ionofor pada produksi metan dalam rumen
berhubungan langsung dengan populasi protozoa bersilia yang
dapat beradaptasi dengan ionofor yang terdapat dalam konsentrat

Penelitian in vitro yang dilakukan oleh Busquet et al. (2005)


menunjukkan bahwa pemberian minyak bawang putih dengan
dosis 300 dan 3000 mg/L serta bensil salisilat dengan dosis 300
dan 3000 mg/L akan menghambat produksi gas metan dan
meningkatkan efisiensi penggunaan energi dalam rumen. Dalam
penelitian tersebut gas metan mengalami penurunan produksi
sebesar 19,5% disertai dengan penurunan asam asetat dan
peningkatan asam propionat. Bioaktif atau antinutrisi
tanamanseperti tannin dan saponin juga digunakan dalam usaha
untuk menurunkan produksi gas metan dalam rumen. Hasil
penelitian Waghorn et al. (2008) dan Mohammed et al.(2011)
menunjukkan bahwa tannin memiliki kemampuan menurunkan
emisi gas metan sampai 20%. Menurut Tavendale et al.(2005) dan
Patra and Saxena (2010), penurunan tersebut kemungkinan
disebabkan oleh efek penghambatan produksi metan dari
metanogen, protozoa dan mikroba penghasil hidrogen yang lain

Kesimpulan Peran protozoa dalam rumen serta dampak positif ataupun negatif
terhadap lingkungan masih memerlukan penelitian lebih lanjut
dan mendalam. Defaunasi dengan berbagai macam metode
dengan tujuan untuk menurunkan konsentrasi gas metan masih
banyak menimbulkan kontroversi karena hasil yang saling
bertentangan. Pada akhirnya jika dilakukan penelitian lanjut
diharapkan akan menghasilkan ruminansia dengan penampilan
yang optimal secara keseluruhan tetapi mampu menekan produksi
gas metan se minimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai