Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sudrajat

NIM : 1207020076
Kelas : Biologi 5B
Kelompok Ekologi Perairan

RESUME PRESENTASI PROYEK BIOLOGI


1. Serangga tanah
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui keanekaragaman serangga permukaan
tanah yang terdapat Taman Wisata Alam (TWA) Pananjung Pangandaran dengan metode pitfall
traps dan hand sorting.
Berdasarkan hasil projek serangga tanah ini hasil identifikasi metode hand sorting dengan
jumlah 30 sedangkan hasil identifikasi pitfall trap dengan jumlah 40, hal ini menunjukan bahwa
pada tempat tersebut serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar sehingga keberadaan
serangga cukup melimpah dengan waktu pengamatan secara singkat. Hasil pada kedua metode ini
bervariasi karena banyak faktor yang mempengaruhinya seperti suhu, cahaya, makanan dan tidak
ada musuh alami. Metode pit fall trap lebih banyak menangkap banyak serangga dibandingkan
dengan metode hand sorting, karena teknik hand sorting dilakukan secara manual dengan pinset
dan lebih diutamakan untuk hewan mesofauna. Spesies yang paling banyak ditemukan pada kedua
metode ini adalah semut.
2. Biologi perilaku
Metode yang digunakan pada pengamatan hewan yaitu,

• Ad - libitum
• Scan sampling
• Focal sampling
• Pengamatan sekunder
fauna yang diamati diantaranya merak hijau, biawak, rusa, kadal, burung elang hitam,
kucing kampung, tupai, burung gereja, rangkong papan, sapi, dan kangkareng perut putih.
Primata/Macaca melakukan aktivitas seperti makan (mengunyah, menggigit, dan mengupas),
mereka juga melakukan aktivitas morning call ketika di pagi hari. Rata – rata macaca yang hidup
disana sudah terdomestikasi.
3. Ekologi Gua
Kawasan Cagar Alam (CA) dan Taman Wisata Alam (TWA) Pananjung Pangandaran
adalah salah satu ekosistem hutan hujan dataran rendah Jawa Barat yang hingga saat ini tidak
mengalami kerusakan dibandingkan dengan kawasan hutan lainnya. Sebagai kawasan dengan
luas yang tidak terlalu besar, yaitu 497 Ha daratan dan 470 Ha taman laut (termasuk di dalamnya
37,70 Ha kawasan TWA) tersimpan sekitar 80% daratannya vegetasi hutan sekunder tua dan
hutan primer.
Kegiatan penelitian oleh kelompok 5 dilakukan di Gua Parat, Gua Miring, Gua Sumur
Mudal, dan Gua Lanang. Keempat gua tersebut berlokasi di Taman Wisata Alam Pananjung,
Kabupaten Pangandaran.
Kelompok 5 melakukan dua kegiatan, kegiatan satu yaitu pengukuran parameter abiotik
seperti suhu udara, kelembapan udara, suhu tanah, kelembapan tanah, dan pH tanah. Pada
kegiatan ini digunakan alat seperti termohigrometer, soil tester. Kegiatan dua yaitu sampling
fauna gua, dan pada kegiatan tersebut di antaranya adalah digunakan alat seperti pinset, dan botol
vial berisi alkohol.
Dari hasil keseluruhan sampling fauna gua, dapat diketahui bahwa beberapa kelompok
serangga yang mendominasi keanekaragaman fauna gua dengan ditemukannya 7 morfospesies,
sedangkan kelompok Platyhelminthes dan Reptilia menjadi yang terendah dengan hanya
ditemukan 1 morfospesies pada setiap kelompoknya. Selain itu kelompok lainnya yang
ditemukan adalah Arachnida dan Mamalia yang keduanya sama-sama berjumlah 4 morfospesies,
sedangkan
kelompok Diplopoda berjumlah 3 morfospesies.
Keempat gua yang diamati oleh kelompok 5 merupakan gua tembus yang dimana tidak
ada zona yang benar-benar gelap, selain itu keempatnya merupakan gua wisata dan keadaan
dalam gua tentu sudah berubah seiring berjalannya waktu sedari dulu. Karena itu hasil
penghitungan parameter fisik dari keempat gua tidak terlalu memiliki perbedaan yang mencolok.
Ditemukan 6 taksa diantarany Arachnida, Diplopoda, Insecta, Mamalia, Platyhelminthes, dan
Reptilia dimana kelas Insecta menjadi penyumbang diversitas tertinggi dengan ditemukannya 7
morfospesies dari total 4 gua.
4. Tumbuhan
Keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan menjadi tiga,yaitu keanekaragaman hayati
spesies, hal ini mencakup semua spesies di bumi, termasuk bakteri dan
protista. Selanjutnya,keanekaragaman hayati, yang merupakanvariasi genetik dalam satu spesies.
Kemudian terdapat keanekaragaman komunitas.
Metode yang digunakan pada pengamatan kelompok 2 dengan berfokus pada Botani
menggunakan observasi secara langsung di TWA Pangandaran.
Herbarium berasal dari kata dalam bahasa latin, hortus dan botanicus yang artinya kebun
botani atau kebun tumbuhan. Herbarium merupakan koleksi tumbuhan dan jamur yang telah
diawetkan, baik dalam bentuk kering maupun basah.
Penelitian yang dilakukan di TWA Pananjung Pangandaran mendapatkan 22 jenis
tumbuhan dan 18 famili dari 596 jenis tumbuhan. Dari 596 jenis tumbuhan yang ada disana
merupakan tumbuhan endemik yang terdiri dari semai, pancang, tiang dan pohon kecuali pohon
jati dan mahoni. Diantara jenis-jenis tumbuhan yang didapat tersebut 14 jenis tumbuhan
merupakan tumbuhan obat, yaitu Daun Rusa (Austica gandaruca), Buni/Wuni (Antidesma bunius),
Paku Kepala Tupai (Drynaria quercifolia), Awar-awar (Ficus septica), Rumput Mutiara (Hedyotis
corymbose), Selaginella (Paku), Borogondolo (Hernandia peltate), Bauhinia Purpurea, Flacourtea
rucam, Ternstroemia polypetala, Bareubeuy (Rapanea sp.), Kebo Jalu (Sauropus rhamnoides), dan
Pterospermum javanicum.

Anda mungkin juga menyukai