Anda di halaman 1dari 7

I.

II.
III.
IV.

V.

Judul Percobaan

: Pembuatan Cis dan Trans-Kalium


Bisoksalato diaquokromat (III)
Tanggal Percobaan : 3 November 2015 pukul 07.00 WIB
Selesai Percoban
: 3 November 2015 pukul 10.00 WIB
Tujuan Percobaan
:
1. Mempelajari pembuatan garam kompleks kalium
dioksalatodiaquokromat (III)
2. Mempelajari sifat cis dan trans garam kompleks kalium
dioksalatodiaquokromat (III)
Dasar Teori
:
Senyawa Kompleks
Suatu ion kompleks terdiri dari satu atom ion pusat dan sejumlah
ligan yang terikat erat dengan atom pusat. Atom pusat ditandai dengan
bilangan koordinasi yang menunjukan jumlah ligan yang dapat
membentuk kompleks stabil dengan atom ion pusat.
Macam macam Ligan:
1. Ligan Monodentat
Ligan yang terkoordinasi ke atom logam melalui satu atom saja
disebut ligan monodentat, misalnya F-, Cl-, H2O dan CO.
Kebanyakan ligan adalah anion atau molekul netral yang
merupakan donor elektron. Beberapa ligan monodentat yang umum
adalah F-, Cl-, Br-, CN-, NH3, H2O, CH3OH, dan OH-.
2. Ligan Bidentat
Jika ligan tersebut terkoordinasi pada logam melalui dua atom
disebut ligan bidentat.Ligan ini terkenal diantara ligan polidentat.
Ligan bidentat yang netral termasuk diantaranya anion diamin,
difosfin, dieter.
3. Ligan Polidentat
Ligan-ligan ini memiliki atom donor tunggal yang dapat
berkoordinasi dengan atom pusat. Beberapa ligan dapat memiliki
dua atau lebih atom donor yang dapat dikoordinasikan dengan ion
logam sehingga dapat mengisi dua atau lebih orbital d ion logam.
Ligan seperti itu dinamakan ligan polidentat (bahasa Latin: bergigi
banyak).
Isomer
Isomer adalah molekul atau ion yang berbeda struktur, tetapi
susunan kimianya sama. Perbedaan struktur biasanya tetap ada di dalam
larutan. Terdapat beberapa jenis keisomeran yang terjadi pada ion
kompleks dan senyawa koordinasi Isomer dalam senyawa kompleks yang
penting ialah isomer geometri dan isomer optis. Kompleks yang hanya

mempunyai isomeri hanya kompleks yang inert dan kompleks-kompleks


yang bereaksi sangat lambat. Hal ini dikarenakan kompleks-kompleks
yang bereaksi cepat atau kompleks-kompleks yang labil, berusaha untuk
membentuk isomer yang stabil.
Isomer-isomer struktur berbeda dalam struktur utama atau jenis
ikatan, yaitu berdasarkan ligan apa yang terikat pada ion pusat dan melalui
atom yang mana. Stereoisomer-stereoisomer memiliki kesamaan pada
tingkat ikatan tetapi bebeda dalam susunan geometri atau penyusunan
ligan didalam ruang. Dari lima jenis isomer, tiga yang pertama
menunjukkan isomer struktur dan dua sisanya stereoisomer.
Isomeri geometri adalah isomer yang disebabkan oleh perbedaan
letak atom atau gugus di dalam ruang. Isomer geometri sering disebut juga
dengan isomeri cistrans. Isomer ini tidak terdapat pada kompleks dengan
struktur trigonal planar, tetrahedral, ataupun linier, biasanya terdapat pada
kompleks planar segiempat dan oktahedral. Isomer geometri ialah
bagaimana ketegaran (rigidity) dalam molekul dapat mengakibatkan
isomeri. Dua gugus yang terletak pada satu sisi ikatan pi disebut cis (latin,
pada sisi yang sama). Gugus-gugus yang terletak pada sisi-sisi yang
berlawanan disebut trans (latin, berseberangan).
Campuran kompleks bentuk cis dan trans dapat dibuat dengan cara
mencampur komponen-komponen non kompleks (penyusun kompleks).
Berdasarkan pada perbedaan kelarutan antara bentuk cis dan trans maka
kedua jenis isomer itu dapat dipisahkan. Sebagai contoh trans
dioksalatodiakuokrom (II) klorida. Dapat dikristalkan secara perlahan
dengan melakukan penguapan larutan yang mengandung campuran bentuk
cis dan trans. Dengan penguapan kesetimbangan bentuk cis trans dapat
digeser ke kanan karena kelarutan isomer trans lebih rendah. Selain itu
pemisahan isomer cis dan trans dapat dilakukan dengan cara mengatur
kondisi larutan sedemikian rupa. Sehingga kelarutan kompleks cis dan
trans berbeda. Misalnya, kompleks cis-diklorobis (trietilstibin) palladium
dapat dikristalkan dalam larutan benzene meskipun dalam larutan hanya
ada sekitar 60 % bentuk cis.
Sebagai contoh Kromium adalah logam kristalin yang putih tak
begitu liat, dan tak dapat ditempa dengan berat. Ia melebur pada 1765C.
Logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat, jika terkena
udara,akan membentuk ion-ion kromium(III):
Cr + H+ Cr2+ + H2
Cr + HCl Cr2+ + 2Cl- + H2
Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium sebagian atau seluruhnya
menjadi terksidasi kekeadan tervalen:

Cr2+ + O2 + H+ 4Cr3+ + 2H2O


Kromium memiliki beberapa bentuk kompleks. Bentuk kromium
amina misalnya yang memiliki high spin d4 . Ada beberapa low spin
misalnya K4Cr(CN)6. Beberapa kelompok oksalo dari kromium misalnya
K3Cr(C2O4)3.H2O dapat diperoleh dengan cara menambahkan kalium
oksalat kedalam larutan yang diperoleh dari reduksi K 2Cr2O7 oleh asam
oksalat. Kalium dioksalatodiakuokromat memiliki rumus molekul
K[Cr(C2O4)2(H2O)2]. Dalam kompleks ion
[Cr(C2O4)2(H2O)2]-, Cr
memiliki bilangan koordinasi 6 sehingga membentuk kompleks
oktahedral, ion kompleksnya tersedia dalam bentuk cis dan trans.
Strukturnya adalah sebagai berikut:

Untuk kompleks planar segiempat, isomer cistrans terjadi pada


kompleks platina (II) dengan rumus Pt(NH3)2Cl2. Untuk rumus jenis
MA2B2, jika bentuknya segiempat planar, memungkinkan adanya dua
susunan isomer yaitu cis dan trans.

Contohnya pada Pt(NH3)Cl2, kedua ligan klorida (dan kedua ligan amonia)
dapat disusun sehingga berada pada kedudukan yang saling berdampingan,
disebut cis (latin, pada sisi ini) atau pada kedudukan yang berseberangan
yang dinamai trans (latin, di seberang). Gambar isomer cis dan trans, yaitu:

Untuk bangun tetrahedral, hanya satu susunan yang mungkin.


Membuat model-model molekul akan membantu menunjukkan mengapa
pendapat ini berlaku. Isomeri bujur sangkar bidang dapat dibedakan satu
dengan lainnya, karena etilenadiamina akan bereaksi dengan isomer cis
untuk menggantikan kedua klorida itu, tetapi tak akan bereaksi dengan
isomer trans. Rupanya molekul H2NCH2CH2NH2 dapat membentuk dua
ikatan dengan sudut 90 tetapi tak dapat mengitari Pt untuk membentuk
ikatan dengan sudut 180. Urutan kira-kira dari pengaruh trans yang makin
naik adalah: H2O, OH-, NH3 < Cl-, Br- < SCN-, I-, NO2-, C6H5- < SC(NH2)2,
CH3- < H-, PR3,< C2H4, CN-, CO. Ditekankan di sini bahwa efek trans
hanyalah fenomena belaka. Ini merupakan efek gugus terkoordinasi
terhadap laju subtitusi dalam posisi trans terhadapnya dalam kompleks
segiempat atau oktahedral. Deret efek trans terbukti sangat berguna untuk
menerangkan prosedur sintetik yang telah dikenal, dan mencari prosedur
sintetik yang berguna. Sebagai contoh ditinjau sintesis isomer cis dan trans
dari [Pt(NH3)2Cl2] sintesis isomer cis dicapai dengan mereaksikan ion
[PtCl4]2- dengan amonia. Karena Cl- mempunyai pengaruh mengarahkan
trans lebih besar daripada NH3, subtitusi ke NH3 dalam [Pt(NH3)Cl3]kurang layak terjadi pada posisi trans terhadap NH 3 yang sudah ada,
sehingga isomer cis lebih disukai.
Isomer cis dan isomer trans sering kali memiliki sifat-sift fisika
yang berbeda. Perbedaan antara isomer pada umumnya disebabkan oleh
perbedaan bentuk molekul atau momen dipol secara keseluruhan.
Perbedaan ini dapatlah sangat kecil, seperti yang terlihat pada titik didih
alkena berantai lurus 2-pentena (titik didih isomer trans 36C dan isomer
cis 37C). Perbedaan isomer cis dan trans juga dapat sangat besar, seperti
pada kasus siklooktena. Isomer cis senyawa ini memiliki titik didih 145C,
sedangkan isomer transnya 75C. Perbedaan yang sangat besar antara
kedua isomer siklooktena disebabkan oleh terikan cincin yang besar untuk
trans-siklooktena, yang juga menyebabkannya kurang stabil dibandingkan

isomer cis. Bahkan, kedua isomer asam 2-butenadioat memiliki sifat-sifat


dan reaktivitas yang sangat berbeda sehingga mempunyai nama yang
berbeda pula. Isomer cisnya disebuah asam maleat, sedangkan isomer
transnya disebuat asam fumarat. Polaritas merupakan faktor kunci yang
menentukan titik didih relatif senyawa karena ia akan meningkatkan gaya
antar molekul, sedangkan simetri merupakan faktor kunci yang
menentukan titik leleh relatif karena ia mengijinkan penataan molekul
yang lebih baik pada bentuk padat. Oleh karena itu, trans-alkena yang
kurang polar dan lebih simetris cenderung memiliki titik didih yang lebih
rendah dan titik leleh yang lebih tinggi. Sebaliknya cis-alkena secara
umum memiliki titik didih yang lebih tinggi dan titik leleh yang lebih
rendah.

XI. Jawaban Pertanyaan


1. Bagian ion oksalat yang berperan sebagai bidentat dalam reaksi
pembentukan kompleks berasal dari 2 atom O, misalnya digambarkan pada
2 K3[Fe(C2O4)3] sebagai berikut:

2. Reaksi yang terjadi pada pembentukan kompleks cis dan trans adalah
sebagai berikut:
4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2 + 7H2O
3. Persamaan reaksi pada proses uji kemurnian cis dan trans adalah sebagai
berikut:
2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 2NH3 2K[Cr(NH3)2(H2O)2]

XII. Daftar Pustaka


Anonim.2015. Ion Kompleks Kimia Unsur (online).
https://amaldoft.wordpress.com/2015/10/18/ion-kompleks-kimiaunsur/comment-page-1/. Diakses pada tanggal 10 November 2015.
Anonim.2013.Contoh Ligan Monodentat, Bidentat, Polidentat (online).
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/08/contoh-ligan-monodentatbidentat-polidentat.html. diakses pada tanggal 8 november 2015.
Day, R.A., dan Underwood, A. L.1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga
Shevla, G. 1990. Analisis Organik Kualitatif Makro Dan Semimakro. Jakarta: PT.
Kalman Media Pustaka.
Tim Dosen. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik III: Unsur-Unsur
Golongan Transisi. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA Unesa.

Anda mungkin juga menyukai