Anda di halaman 1dari 17

JURNAL LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL 8 KIMIA FARMASI ANALIS


IDENTIFIKASI VITAMIN C DAN VITAMIN B6

Disusun oleh:
Kelompok 2

Silmi Parihah (191FF01013)


Ratna Nurlia (191FF01014)
Eva Yustika (191FF01016)
Ashya Eqta Awaliyah (191FF01017)
Muhammad Rifky Assidiq (191FF01018)
Muhammad Luthfi Taufik (191FF01019)
Baran Haekal Akbar (191FF01020)
Siva Siti Mursifah (191FF01021)
Akbar Marta Nurpauzi (191FF01022)
Niken Salma (191FF01023)
Loudia Meilisa (191FF01024)
Ai Devi Kurniasih (191FF01025)

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2020
I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Memahami reaksi kimia pada identifikasi beberapa Vitamin


2. Memberikan keterampilan bagi mahasiswa melakukan identifikasi Vitamin

II. PRINSIP

Berdasarkan reaksi kimia yang terjadi pada identifikasi Vitamin C dan vitamin B6

III. DASAR TEORI


Golongan vitamin sebenarnya tidak dapat dikelompokkan berdasarkan rumus
intinya, karena dengan satu dan yang lainnya tidak ada kemiripan, oleh karena itu
reaksinya lebih kearah spesifik. Vitamin adalah zat organic dalam jumlah kecil
dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk memelihara fungsi metabolisme normal.
Beberapa Vitamin dapat dibuat dalam tubuh, misalnya vitamin K dan B komplek
tetapi dalam jumlah kecil sebagian lagi dapat diperoleh dari tubuh.

Vitamin C di alam ditemukan dalam dua bentuk bentuk yaitu oksidasi (asam
askorbat) dan delusi (dehidroaskorbat asam). Keduanya memiliki aktivasi sebagai
vitamin C. Vitamin C sangat ditemukan dalam sayuran berwarna hijau dan buah,
Vitamin C larut dalam air dan cukup stabil dalam larutan pengasaman, tetapi mudah
teroksidasi terutama ketika dipanaskan. Proses oksidasi akan dipercepat dengan
ketersediaan tembaga, oksigen dan alkali.

Serbuk kristal putih atau kekuningan. Tidak berbau, rasa asam. Larut dalam 3,5
bagian air, 25 bagian etanol, tidak larut dalam eter, CHCI 3.
Vitamin B6, di alam vitamin B6 terdiri dari tiga oreaps pirodoxin, pirodoxal dan
pirodoksamine. Tiga bentuk vitamin B6 ditemukan pada hewan atau tanaman, terutama
pada beras dan gandum. Pirodoksin stabil melawan pemanasan, alkali dan asam.
Pirodoxal dan pirodoksamin mudah dihancurkan oleh pemanasan, udara, dan cahaya.
Dari bentuk ketiga vitamin B6 hanya pirodoxin yang paling tahan hingga pengaruh
pengolahan dan penyimpanan. Identifikasi vitamin A memiliki dua jenis prosedur
pengujian.

Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa asam pahit. Larut dalam 5 bagian air, 100 bagian
etanol, tidak larut dalam aseton, eter dan CHCI3.
IV. MSDS

1. NaHCO3
 kristal putih atau bubuk padat tanpa bau
 Menyebabkan iritasi kulit ringan.
 Menyebabkan gangguan mata.
 Mungkin berbahaya jikatertelan
Pencegahan

 Cuci sampai bersih setelah menangani.


 Jangan menghirup debu atau kabut.
Pertolongan pertama

 Jika terjadi iritasi pada kulit: dapatkan nasihat/perhatian medis


 Jika terkena mata : bilas secara hati-hati dengan air selama 5 menit

2. NaOH
Bahaya
 Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar
 Berbahaya jika tertelan
 Hindari uap/asapnya
 Hindari kontak dengan mata, kulit dan pakaian
 Cuci tangan dengan bersih setelah memegang
Pertolongan pertama

 MATA : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit


 KULIT : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang
terkontaminasi.
 TERTELAN : Bila sadar, beri minum 1 – 2 gelas untuk pengenceran. Hindari
pemanis buatan.
TERHIRUP : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan
pernafasan buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter
3. HCl
Bahaya
 Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar
 Berbahaya jika tertelan
 Hindari uap/asapnya
 Hindari kontak dengan mata, kulit dan pakaian
 Cuci tangan dengan bersih setelah memegang
Pertolongan pertama

 MATA : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit


 KULIT : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang
terkontaminasi.
 TERTELAN : Bila sadar, beri minum 1 – 2 gelas untuk pengenceran. Hindari
pemanis buatan.
 TERHIRUP : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan
pernafasan buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter

4. H2SO4
Sifat Fisik dan Kimia
 Bentuk : Cairan
 Warna : Tak berwarna
 Bau : tak berbauTitik didih: 330 oC330
 Titik lebur: 10 oC330
 Batas ledakan : -Densitas: 1,84
 Kelarutan dalam air: Larut dalam air dengan segala perbandingan
 Tekanan Uap : 1 mmHg (146 oC)))

Bahaya
 Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar
 Berbahaya jika teroles
 Hindari uap atau asapnya
 Hindari kontak dengan mata, kulit dan pakaian
 Cuci tangan sampai bersih
Pertolongan pertama

 Kulit : bersihkan kulit dengan air mengalir paling sedikit 15 menit


 Mata : basuh mata dengan air mengalir paling sedikit 15 menit, berkedip
beberapa kali.
 Pernafasan : segera cari udara segar, jika tidak bisa bernafas beri nafas buatan
atau oksigen
 Tertelan : minum beberapa gelas susu atau air mineral

5. HNO3 13%
Bahaya
 Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar
 Berbahaya jika teroles
 Hindari uap atau asapnya
 Hindari kontak dengan mata, kulit dan pakaian
 Cairan Cairan-cairan pengoksidasi, Kategori 3 (H272: Dapat memperhebat
api, pengoksidasi)
 Korosi kulit, Kategori 1A (H314: Menyebabkan luka bakar pada kulit dan
kerusakan mata yang serius)
 Membuat logam berkarat (H290: Dapat merusak logam-logam)

Pertolongan pertama

 Kulit : bersihkan kulit dengan air mengalir paling sedikit 15 menit


 Mata : basuh mata dengan air mengalir paling sedikit 15 menit, berkedip
beberapa kali.
 Pernafasan : segera cari udara segar, jika tidak bisa bernafas beri nafas buatan
atau oksigen
 Tertelan : minum beberapa gelas susu atau air mineral

6. AgNO3
Beracun, berbahaya, korosif. menyebabkan luka bakar pada setiap jaringan tubuh. bisa
fatal jika tertelan. berbahaya jika dihirup. oksidator kuat. dapat menyebabkan
kebakaran
apabila kontak dengan bahan lain.
Pertolongan Pertama
 Inhalasi:
Hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan.
Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Mendapatkan perhatian medis segera.
 Ingesti:
Jangan menyedot langsung dengan mulut. Berikan minum yang banyak. Jangan
pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Segera beri pertolongan medis.
 Kontak Kulit:
Segera basuh kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit sambil
menghilangkan kontaminan pada pakaian dan sepatu. Segera beri pertolongan
medis. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum
digunakan kembali.
 Kontak Mata:
Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sambil dikedip-
kedipkan. Segera beri pertolongan medis.

7. FeSO4
Bahaya

 Iritasi kulit Campuran mengakibatkan luka bakar yang parah. Iritasi mata
Campuran menyebabkan kerusakan mata berat. Resiko kebutaan!
 Efek berbahaya akibat perubahan pH. Dapat membakar kulit (kaustij) walaupun
dalam bentuk encer.
 Membahayakan pasokan air minum jika dibiarkan memasuki tanah dan/atau air
dalam jumlah besar.
 informasi lebih lanjut tentang ekologi Pelepasan ke lingkungan harus
dihindarkan.

Pencegahan

 JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN merangsang muntah.


 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa
menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.
 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA INFORMASI
KERACUNAN atau dokter/tenaga medis.
8. Na-Nitropusid 5%
- Pemerian : Bentuk kristal
- Warna : merah
- Bau : Tak berbau
- Pertolongan Pertama :
 Jika terhirup Setelah menghirup , yakinkan untuk menghirup udara segar. Jika tidak
bernapas, berikan pernapasan buatan. Berikan korban untuk beristirahat ,
Konsultasikan dengan dokter.
 Dalam kasus kontak pada kulit Cuci bersih dengan sabun dan banyak air. Lepaskan
pakaian yang terkontaminasi Konsultasikan dengan dokter.
 Dalam kasus kontak dengan mata segera bilas/basuh mata dengan air yang banyak
dengan kelopak mata terbuka lebar sebagai tindakan pencegahan.
 Jika tertelan Segera beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak ), Jangan
pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Konsultasikan dengan dokter.

9. FeCL3
- Pemerian : coklat atau cairan kuning tidak berbau.
- Pertolongan pertama :
 Terhirup : pindahkan ke udara segar dan jaga posisi nyaman untuk bernafas.
 Kontak mata : bilas dengan hati hati dengan air lepaskan lensa kontak, jika berlanjut
hubungi medis.
 Kontak kulit : bilas dengan air mengalir selama 15 menit, jika berlanjut hubungi
medis.
 Tertelan : bilas dengan air dan hubungi medis.

10. CuSO4
- Bentuk : padat
- Warna : biru
- Bau : Tak berbau
- Pertolongan pertama:
 Setelah menghirup: hirup udara segar.
 Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
 Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata.
Lepaskan lensa kontak.
 Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak).
Periksakan kedokter.

11. K NA Tartarat
- Bentuk: Padat
- Warna: keputih-putihan
- Bau: Tak berbau Ambang
- Pertolongan pertama :
 Setelah terhirup : hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan
mulutke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jikamungkin. Segera
hubungi dokter.
 Bila terjadi kontak kulit : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter
mata.Setelah kontak pada mata :bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata.Lepaskan lensa kontak.
 Setelah tertelan : segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak).Periksakan ke dokter.

12. CHCL3
- Bentuk : cair
- Warna : tidak berwarna
- Bau : manis
- Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
 Setelah terhirup: hirup udara bersih. Segera hubungi dokter. Jika napas terhenti:
segera berikan pernapasan buatan secara mekanik, jika diperlukan berikan oksigen.
 Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke dokter.
 Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata.
Lepaskan lensa kontak.
 Setelah tertelan: perhatian jika korban muntah. Resiko pengeluaran! Jaga agar
aliran udara tetap bebas. Kerusakan paru-paru mungkin terjadi setelah pengeluaran
muntah. Segera panggil dokter. Sesudah itu berikan : arang aktif (20-40 g dalam
10% slurry).
13. NH4OH
- Bentuk : Cair
- Warna : tidak berwarna
- Bau : bau yang kuat seperti ammonia
- Rasa : rasa pedas
- Kelarutan : sangat larut dalam air, mudah larut dalam air dingin, larut dalam semua
proporsi
- Pertolongan pertama :
 Terhirup : Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan
jika tidak bernapas atau berikan oksigen jika sulit bernapas. Jika sulit bernapas
berlanjut segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas terdekat.
 Kontak dengan Kulit :Segera tanggalkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Cuci kulit menggunakan sabun dan air yang banyak sekurangnya selama 15 menit.
Oleskan pada kulit yang iritasi dengan emolien. Jika iritasi kulit berlanjut segera
bawa ke rumah sakit atau fasilitas terdekat. Cuci pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi sebelum digunakan kembali.
 Kontak dengan Mata : Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya
selama 15 - 30 menit dengan sesekali membuka kelopak mata. Dapat menggunakan
air dingin. Jika iritasi mata berlanjut segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
 Tertelan :Jangan lakukan induksi muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut
pada korban yang tidak sadarkan diri. Jika korban sadar sepenuhnya, berikan
segelas air untuk diminum. Cuci mulut dengan air. Longgarkan pakaian yang ketat
seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau kemban. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.

14. C3COOH
- Warna : tidak berwarna
- Bau : pedih
- Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya :
 Setelah terhirup: hirup udara segar. Panggil dokter.
 Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Segera panggil dokter.
 Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi dokter
mata. Lepaskan lensa kontak.
 Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas), hidari
muntah (resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba menetralisir.

V. STRUKTUR KIMIA

1. NaHCO3

2. NaOH

3. HCl

4. H2SO4

5. HNO3

6. AgNO3
7. FeSO4

8. Na-Nitroprusid 5%

9. FeCl3

10. CuSO4

11. K.Na Tratarat


12. CHCl3

13. NH4OH

14. CH3COOH

VI. ALAT DAN BAHAN

Alat : 10. pipet tetes


11. spatel.
1. Batang pengaduk
2. Tabung reaksi
3. tang kayu
4. rak tabung
5. corong kaca
6. gelas piala 250 ml
7. lampu sepirtus
8. gelas ulur 10
9. labu semprot
Bahan :

1. NaHCO3
2. NaOH, HCl
3. H2SO4
4. HNO3 13%
5. AgNO3
6. FeSO4
7. AgNO3
8. Na-Nitroprusid 5%
9. FeCl3
10. CuSO4
11. K NA Trtarat
12. CHCl3
13. NH4OH
14. CH3COO
V. PROSEDUR KERJA

 Identifikasi vitamin c
A.
Tambahkan 1 ml larutan fehling ke dalam 1 ml larutan zat 2%

Kemudian amati dari endapan kuning jingga hingga berubah


menjadi endapan merah kecoklatan

B. Tambahkan 4 tetes laruitan metil biru pada larutan 50 mg dalam 2ml


air

Hangatkam pada suhu 40 ᶛC kemudian amati. Akan terjadi


perubahan warna dari biru tua menjadi tak bewarna

C.
Tambahkan 1 tetes larutan natrium nitropusid 5%,2 ml Naoh ecer
lalu 0,6 ml HCL

Diaduk, amati akan menghasilkan warna kuning yang berubah


menjadi biru.

D.
Tambahkan 0,1 gram NaHCO dan 20 ng FeSO4 ke dalam larutan 40
mg zat dalam 4 ml air

Kemudian di kocok akan menghasilkan warna ungu tua. Jika di


tambahkan 5 ml H2SO4 10% warna ungu akan hilang
E.
Larutan dalam air di tambahkan 1-2 tetes HNO3 13% dan 1-2 tetes
AgN03 4% akan menghasilkan endapan abu abu tua

F.
Mempunyai daya reduksi kuat terhadap aqua brom,KmnO4

G.
Vitamin C dinetralkan sampai PH 6-8

Kemudian tambahkan larutan fecl3 akan menghasilkan warna ungu.

 Identifikasi vitamin B6

A.
Tambahkan larutan Fecl3 ke dalam sampel yang akan digunakan

Kemudian amati. Akan menghasilkan warna merah,coklat

Tambahkan dengan HCL encer kemudian amati warna merah akan


hilang menjadi warna kuning

B.
Tambahkan Larutan asam sulfanilat 0,5 ml dengan 3 tetes larutan
NaNO2 1% dan 1 ml NaoH 3N

Larutan sampel akan menghasilkan warna kuning tua sampai


jingga.( apabila di tambahkan 2ml asam asetat 3N akan
menghasilkan warna jingga sampai merah )
C. Tambahkan 1 tetes larutan Cuso4 2% dan 1 ml NaoH 3N kemudian
amati akan menghasilkan warna biru ungu.

( jika percobaan di lakukan dengan lebih dahulu menambahkan larutan


asam borat 3% kedalam larutan zat tidak terbentuk warna biru )

D. Lakukan test terhadap klorida positif dengan menambahkan


beilstein dan AgNO3

E.
Reaksi frohde akan menghasilkan warna biru pucat

Anda mungkin juga menyukai