Pengenalan Bahaya
Dapat menyebabkan kerusakan pada organ (tiroid)
melalui paparan yang lama atau berulang jika tertelan.
Tata Cara Pertolongan Pertama
KULIT : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
MATA : bilaslah dengan air yang banyak. Lepaskan
lensa kontak.
TERHIRUP : Hirup udara segar. Panggil dokter.
TERTELAN : Segera beri korban minum air putih
(dua gelas paling banyak). Periksakan ke dokter.
2. Kalium Iodida Identifikasi Bahaya
(KI)
Klasifikasi bahan atau campuran
Toksisitas akut (oral), Kategori 4 H302 Kerusakan mata
yang serius / iritasi mata, Kategori 2 H319 Korosi / iritasi
kulit, Kategori 2 H315
Elemen Label
Pengenalan Bahaya
Berbahaya jika tertelan. Menyebabkan iritasi kulit.
Menyebabkan gangguan mata berat
Tata Cara Pertolongan Pertama
Pertolongan Pertama : Pemberi pertolongan pertama
harus melindungi dirinya.
KULIT : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata.
MATA : Bilaslah dengan air yang banyak.
TERHIRUP : Hirup udara segar.Jika napas terhenti:
berikan napas buatan mulut ke mulut atau secara
mekanik. Berikan masker oksigen jika
mungkin.Segera hubungi dokter.
TERTELAN : Beri air minum (paling banyak dua
gelas). Segera cari anjuran pengobatan.Hanya di
dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika
korban tidak sadarkan diri), telan karbon aktif and
konsultasikan kepada dokter secepatnya.
3. Kalium Iodat Identifikasi Bahaya
(KIO3)
Klasifikasi bahan atau campuran
Zat oksidasi, Kategori 2, H272 Kerusakan mata serius,
Kategori 1, H318
Elemen Label
Pengenalan Bahaya
Bahaya, dapat Menyebabkan kerusakan mata yang
serius.
Tata Cara Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama : Pemberi pertolongan pertama
harus melindungi dirinya.
KULIT : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata.
MATA : bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata.Lepaskan lensa kontak.
TERHIRUP : hirup udara segar.Jika napas terhenti:
berikan napas buatan mulut ke mulut atau secara
mekanik. Berikan masker oksigen jika
mungkin.Segera hubungi dokter.
TERTELAN : beri air minum (paling banyak dua
gelas). Segera cari anjuran pengobatan.Hanya di
dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika
korban tidak sadarkan diri), telan karbon aktif and
konsultasikan kepada dokter secepatnya.
4. Asam Klorida Identifikasi Bahaya
(HCl)
Klasifikasi bahan atau campuran
Korosi / iritasi kulit , H315 pada Menyebabkan gangguan
kulit Kategori 2 Kerusakan mata serius / mata H319
Menyebabkan gangguan mata berat iritasi Kategori 2A
Elemen Label
Pengenalan Bahaya
Peringatan / awas. Menyebabkan gangguan pada kulit
dan menyebabkan gangguan mata berat. Gunakan
sarung tangan pelindung, pelindung mata.
Tata Cara Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama : pemberi pertolongan pertama
harus melindungi dirinya.
KULIT : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air / pancuran
air.
MATA : bilaslah dengan air yang banyak dengan
kelopak mata terbuka. Hubungi dokter mata,jika
diperlukan.Lepaskan lensa kontak
TERHIRUP : hirup udara segar. Panggil dokter
TERTELAN : beri air minum kepada korban (paling
banyak dua gelas). Konsultasi kepada dokter jika
merasa tidak sehat.
5. Fenolftalein Identifikasi Bahaya
Klasifikasi bahan atau campuran
Mutagenisitas pada sel nutfah, Kategori 2, H341
Karsinogenisitas, Kategori 1B, H350 Toksisitas terhadap
reproduksi, Kategori 2, H361f
Elemen Label
Pengenalan Bahaya
Bahaya. Dapat menyebabkan kanker. Diduga
menyebabkan kerusakan genetic. Dapat merusak
kesuburan. Jangan menghirup debu.
Tata Cara Pertolongan Pertama
Pertolongan Pertama : Pemberi pertolongan pertama
harus melindungi dirinya.
KULIT : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilas kulit dengan air / pancuran air.
Periksakan ke dokter.
MATA : Segera basuh mata dengan air yang banyak.
Segera hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
TERHIRUP : Hirup udara segar. Panggil dokter.
TERTELAN : Segera beri minum air putih (dua gelas
paling banyak). Periksakan ke dokter.
6. Metil Merah Identifikasi Bahaya
Elemen Label
Bukan bahan atau campuran berbahaya menurut Peraturan
(EC) No 1272/2008
Sifat Fisik dan Kimiawi
Bentuk : Padat
Warna : ungu-kemerahan
Bau : lemah
Titik lebur : 178 - 182 °C
Kelarutan dalam air pada 20 °C sedikit larut
Pengenalan Bahaya
Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya.
Tata Cara Pertolongan Pertama
Pertolongan Pertama : Pemberi pertolongan pertama
harus melindungi dirinya.
KULIT : Bilas dengan air yang banyak.
MATA : Segera basuh mata dengan air yang banyak.
Segera hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
PERNAPASAN : Hirup udara segar. .Jika napas
terhenti: berikan napas buatan mulut ke mulut atau
secara mekanik. Berikan masker oksigen jika
mungkin. Segera hubungi dokter.
TERTELAN : Segera beri minum air putih (dua gelas
paling banyak). Periksakan ke dokter.
7. Asam Sulfat Identifikasi Bahaya
(H2SO4)
Klasifikasi bahan atau campuran
Korosif pada logam, Kategori 1, H290 Korosi kulit,
Kategori 1A, H314
Elemen Label
Pengenalan Bahaya
Berbahaya. Dapat korosif terhadap logam,
menyebabkan kulit terbakar parah dan kerusakan
mata. Gunakan sarung tangan pelindung / pelindung
mata.
Tata Cara Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama : pemberi pertolongan pertama
harus melindungi dirinya.
KULIT : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
Segera panggil dokter.
MATA : bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak
TERHIRUP : hirup udara segar. Panggil dokter.
TERTELAN : beri air minum kepada korban (paling
banyak dua gelas), hidari muntah (resiko perforasi!).
Segera panggil dokter. Jangan mencoba menetralisir.
8. Natrium Identifikasi Bahaya
Klorida (NaCl)
Elemen Label
Bukan bahan atau campuran berbahaya menurut Peraturan
(EC) No 1272/2008
Sifat Fisik dan Kimiawi
Bentuk : padat
Warna : putih
Bau : tidak berwarna
pH : 4,5 - 7,0 pada 100 g/l 20 °C
Titik lebur : 801 °C
Titik didih : 1.461 °C pada 1.013 hPa
Kelarutan dalam air 358 g/l pada 20 °C
Pengenalan Bahaya
Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya
Tata Cara Pertolongan Pertama
KULIT : Tbilaslah dengan air yang banyak.
MATA : bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata.Lepaskan lensa kontak.
TERHIRUP : hirup udara segar.Jika napas terhenti:
berikan napas buatan mulut ke mulut atau secara
mekanik. Berikan masker oksigen jika
mungkin.Segera hubungi dokter.
TERTELAN : beri air minum (paling banyak dua
gelas). Segera cari anjuran pengobatan.Hanya di
dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika
korban tidak sadarkan diri), telan karbon aktif and
konsultasikan kepada dokter secepatnya.
9. Etanol Identifikasi Bahaya
Klasifikasi bahan atau campuran
Cairan mudah terbakar, Kategori 2, H225 Iritasi mata,
Kategori 2, H319
Elemen Label
Pengenalan Bahaya
Cairan dan uap amat mudah menyala. Menyebabkan
iritasi mata yang serius. Jauhkan dari panas / percikan
api terbuka / permukaan yang panas – dilarang
merokok.
Tata Cara Pertolongan Pertama
Pertolongan Pertama : Konsultasikan dengan dokter.
KULIT : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilas kulit dengan air / pancuran air
yang banyak. Hubungi dokter jika terjadi iritasi.
MATA : Bilas dengan air yang banyak selama
minimal 15 menit , angkat kelopak mata bagian atas
dan bawah sesekali. Segera dapatkan bantuan medis /
periksa ke Dokter mata
PERNAPASAN : Segera cari udara segar.
Jika tidak bisa bernapas, berikan pernapasan buatan,
jika masih sulit bernapas, berikan oksigen.
TERTELAN : Segera beri korban minum air putih
(dua gelas paling banyak). Periksakan ke dokter.
10. Aquadest Identifikasi Bahaya
(H2O)
Elemen Label
Bukan bahan atau campuran berbahaya menurut Peraturan
(EC) No 1272/2008
Sifat Fisik dan Kimiawi
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : Tak berbau
pH : pada 20 °C netral
Titik lebur : 0 °C
Titik didih :100 °C pada 1.013 hPa
Kelarutan dalam air : larut sepenuhnya
Pengenalan Bahaya
Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya
Tata Cara Pertolongan Pertama
Tidak ada bahaya yang memerlukan tindakan
pertolongan pertama yang khusus.