OLEH:
Sella Pramudita
Drs.H.MasnirAlwi,Apt.MARS
NIDN. NIDN.
Mengetahui/Menyetujui,
Ketua STIK Siti Khadijah
NIDN.
PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN FILARIASIS DAN PEMBAGIAN
OBATNYA DI DESA LUBUK KARET KEC. BETUNG KAB. BANYUASIN
RINGKASAN
Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan masyarakat tentang Pencegahan
Filariasis dan Pembagian Obatnya pada masyarakat Desa Lubuk Karet Kec. Betung Kab.
Banyuasin. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini berlangsung selama 1 hari
dilaksanakan pada tanggal 21 September 2016. Penyuluhan dilakukan dengan metode
ceramah, sesi tanya jawab dan pembagian obat. Jumlah peserta yang ikut kegiatan ini
sebanyak 40 orang dari masyarakat Desa Lubuk Karet. Dalam kegiatan ini berlangsung
dengan lancar berkat kerjasama yang baik dengan pihak Kepala Desa dan para peserta
dengan antusias mengikuti proses kegiatan dari awal hingga akhir.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala Puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta petunjuk-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ”Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan”
ini. Proposal laporan kegiatan ini disusun dengan maksud untuk mempermudah para
pembaca khususnya para mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan proposal ini, khususnya kepada pihak terkait yang telah ikut membantu
dalam memberikan arahan dan bimbingan sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa proses penyusunan proposal laporan kegiatan ini tidaklah
mudah sehingga memungkinkan adanya banyak kekurangan dan kesalahan dalam teknik
penulisan, tata bahasa maupun isinya. Oleh karena itu, kami sangat harapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun, guna penyempurnaan proposal yang selanjutnya.
Semoga proposal laporan kegiatan promosi kesehatan ini dapat bermanfaat. Akhir
kata, kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul................................................................................................................ I
Halaman pengesahan ..................................................................................................... II
Abstrak...........................................................................................................................III
Kata pengantar.............................................................................................................. IV
Daftar isi ......................................................................................................................... V
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Kegiatan ........................................................................................... 2
D. Manfaat Kegiatan ......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3
A. Definisi Penyakit Kaki Gajah ...................................................................... 3
B. Penyebab Penyakit Kaki Gajah ................................................................... 3
C. Cara Penularan ............................................................................................. 3
D. Prinsip Fatologis Penyakit Filarasis ............................................................ 4
E. Gejala Klinik ................................................................................................. 5
F. Diagnosa Penyakit Filarasis ......................................................................... 5
G. Upaya Pencegahan Filariasis ....................................................................... 6
H. Upaya Pengobatan Filariasis ....................................................................... 6
I. Upaya Rehabilitasi Filariasis ....................................................................... 7
BAB III METODE KEGIATAN ................................................................................... 8
A. Waktu dan Tempat ....................................................................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 9
BAB V PENUTUP......................................................................................................... 10
A. Kesimpulan .................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 11
LAMPIRAN KEGIATAN ............................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasis adalah
penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang
ditularkan melalui gigitan berbagai spesies nyamuk. Di Indonesia, vektor penular
filariasis hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles,
Culex, Mansonia, Aedes, dan Armigeres. Filariasis dapat menimbulkan cacat menetap
berupa pembesaran kaki, tangan, dan organ kelamin.
Filariasis merupakan jenis penyakit reemerging desease, yaitu penyakit yang
dulunya sempat ada, kemudian tidak ada dan sekarang muncul kembali. Kasus penderita
filariasis khas ditemukan di wilayah dengan iklim sub tropis dan tropis (Abercrombie et
al, 1997) seperti di Indonesia. Filariasis pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun
1877, setelah itu tidak muncul dan sekarang belum diketahui perkembangannya.
Filariasis tersebar luas hampir seluruh Propinsi di Indonesia. Berdasarkan laporan dari
hasil survei pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas
tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai lokasi yang endemis, dengan jumlah
kasus kronis 6233 orang.
Upaya pemberantasan filariasis tidak bisa dilakukan oleh pemerintah semata.
Masyarakat juga harus ikut memberantas penyakit ini secara aktif. Dengan mengetahui
mekanisme penyebaran filariasis dan upaya pencegahan, pengobatan serta
rehabilitasinya, diharapkan program Indonesia Sehat Tahun 2010 dapat terwujud salah
satunya adalah terbebas dari endemi filariasis.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat ditarik suatu rumusan masalah antara lain
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan filariasis?
2. Bagaimana mekanisme filariasis?
3. Bagaimana upaya pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi filariasis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan filariasis.
2. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya filariasis.
3. Untuk mengetahui upaya pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi filariasis.
D. Manfaat
1. Masyarakat mendapat pengetahuan berkaitan dengan filariasis.
2. Masyarakat yang tidak terkena filariasis dapat menerapkan lebih dini cara
pencegahannya, dan diharapkan tidak terkena filariasis.
3. Mahasiswa/i STIK Siti Khadijah dapat melaksanakan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat sebagai salah satu dari Tridharma Perguruan Tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Filariasis
Filariasis atau yang lebih dikenal juga dengan penyakit kaki gajah merupakan
penyakit menular menahun yang disebabkan oeleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh
berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini dapat menimbulkan cacat seumur hidup berupa
pembesaran tangan, kaki, payudara, dan buah zakar. Cacing filaria hidup di saluran dan
kelenjar getah bening. Infeksi cacing filaria dapat menyebabkan gejala klinis akut dan atau
kronik (Depkes RI, 2005).
B. Penyebab Filariasis
Lingkungan sosial, ekonomi dan budaya adalah lingkungan yang timbul sebagai
akibat adanya interaksi antara manusia, termasuk perilaku, adat istiadat, budaya, kebiasaan,
dan perilaku penduduk. Kebiasaan bekerja di kebun pada malam hari, keluar pada malam
hari, dan kebiasaan tidur berkaitan dengan intensitas kontak vektor. Insiden filarisis pada
laki-laki lebih tinggi daripada perempuan karena umumnya laki-laki sering kontak dengan
vektor pada saat bekerja (Depkes RI, 2005).
C. Cara Penularan
Proses penularan penyakit kaki gajah ini dimulai saat nyamuk menggigit dan
menghisap darah orang yang mengandung mikrofilaria. Mikrofilaria tersebut masuk ke
dalam pembungkus tubuh nyamuk, kemudian menembus dinding lambung, dan bersarang di
antara otot dada. Bentuk mikrofilaria menyerupai sosis yang disebut larva stadium 1. Dalam
waktu sekitar satu minggu, larva ini berganti kulit. Tubuh menjadi gemuk dan panjang yang
disebut larva stadium II. Pada hari ke-10 dan seterusnya, larva berganti kulit untuk kedua
kalinya sehingga tubuh menjadi panjang dan kurus. Ini adalah larva stadium III. Gerak larva
stadium III ini sangat aktif sehingga larva mulai berpindah. Berawal dari rongga perut
(abdomen) yang kemudian pindah ke kepala dan alat tusuk nyamuk. Mikrofilaria stadium III
inilah yang merupakan bentuk infektif dan dapat masuk menembus kulit ke dalam tubuh
manusia saat nyamuk menggigit seseorang. Dari tempat masuknya, mikrofilaria akan
langsung menuju ke kelenjar limfa lokal di sekitar tempat msuknya. Di dalam pembuluh
limfa inilah, sekitar kurang lebih sembilan bulan, larva mengalami dua kali pergantian kulit
dan tubuh menjadi cacing dewasa yang disebut larva stadium IV dan larva stadium V.
Cacing filaria yang sudah dewasa berada di pembuluh limfa, shingga menyumbat pembuluh
limfa dan dapat menyebabkan penyumbatan aliran limfa (obstruksi). Yang sering terinfeksi
itu biasanya kelenjar di daerah lipat paha (selangkangan). Dan sumbatan aliran limfa dapat
ditemukan dikedua atau salah satu kaki. Tapi dapat pula terjadi infeksi dan sumbatan pada
kelenjar limfa di tempat lain, sehingga tak menutup kemungkinan di kedua tangan pun bisa
terjadi (Depkes RI, 2005).
3. Diferensiasi spesies dan stadium filarial, yaitu dengan menggunakan pelacak DNA
yang spesies spesifik dan antibody monoclonal untuk mengidentifikasi larva filarial dalam
cairan tubuh dan dalam tubuh nyamuk vektor sehingga dapat membedakan antara larva
filarial yang menginfeksi manusia dengan yang menginfeksi hewan. Penggunaannya masih
terbatas pada penelitian dan survey.
G. Upaya Pencegahan, Pengobatan, dan Rehabilitasi Filariasis
Pengobatan filariasis harus dilakukan secara masal dan pada daerah endemis dengan
menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC). DEC dapat membunuh mikrofilaria
dan cacing dewasa pada pengobatan jangka panjang. Hingga saat ini, DEC adalah satu-
satunya obat yang efektif, aman, dan relatif murah. Untuk filariasis akibat Wuchereria
bankrofti, dosis yang dianjurkan 6 mg/kg berat badan/hari selama 12 hari. Sedangkan untuk
filariasis akibat Brugia malayi dan Brugia timori, dosis yang dianjurkan 5 mg/kg berat
badan/hari selama 10 hari. Efek samping dari DEC ini adalah demam, menggigil, sakit
kepala, mual hingga muntah. Pada pengobatan filariasis yang disebabkan
oleh Brugiamalayi dan Brugia timori, efek samping yang ditimbulkan lebih berat. Sehingga,
untuk pengobatannya dianjurkan dalam dosis rendah, tetapi pengobatan dilakukan dalam
waktu yang lebih lama. Pengobatan kombinasi dapat juga dilakukan dengan dosis tunggal
DEC dan Albendazol 400mg, diberikan setiap tahun selama 5 tahun. Pengobatan kombinasi
meningkatkan efek filarisida DEC.Obat lain yang juga dipakai adalah ivermektin.
Ivermektin adalah antibiotik semisintetik dari golongan makrolid yang mempunyai aktivitas
luas terhadap nematoda dan ektoparasit. Obat ini hanya membunuh mikrofilaria. Efek
samping yang ditimbulkan lebih ringan dibanding DEC. Terapi suportif berupa pemijatan
juga dapat dilakukan di samping pemberian DEC dan antibiotika, khususnya pada kasus
yang kronis. Pada kasus-kasus tertentu dapat juga dilakukan pembedahan.
3. Upaya Rehabilitasi Filariasis
Penderita filariasis yang telah menjalani pengobatan dapat sembuh total. Namun,
kondisi mereka tidak bisa pulih seperti sebelumnya. Artinya, beberapa bagian tubuh yang
membesar tidak bisa kembali normal seperti sedia kala. Rehabilitasi tubuh yang membesar
tersebut dapat dilakukan dengan jalan operasi.
BAB III
METODE KEGIATAN
A. Metode Kegiatan
Penyuluhan dilakukan dengan metode dua arah yaitu penyampaian teori dan
pembagian leaflet Filariasis yang diikuti kegiatan tanya jawab. Dengan memberikan
materi yang mudah dimengerti dan menggunakan bahasa yang mudah dicerna oleh
sasaran. Kami menggunakan metode pendekatan dengan sasaran agar lebih dapat
mengetahui masalah apa yang ada pada sasaran dan sasaran lebih nyaman pada saat
kami memberikan penyuluhan. Leaflet Filariasis yang kami buat dengan kata-kata
yang mudah dimengerti dan mudah dibaca oleh sasaran dan kamipun menyertai
gambar agar sasaran lebih dapat memahami tentang penyaki Filariasis bagi
kesehatan.
10.00-11.00 WIB
Pembagian Obat DEC
(Diethyl Carbamazine
Citrate)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Saran
karena penyakit ini dapat membuat penderitanya mengalami cacat fisik sehingga
akan menjadi beban keluarga, masyarakat dan Negara. Dengan penanganan kasus
Chaerudin P. Lubis, Syahril Pasaribu. Filariasis dalam Buku Ajar Penyakit Anak. Infeksi
dan Penyakit Tropis. Edisi Pertama. 2002. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
435-441
Herdiman T. Pohan. Filariasis dalam Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi III. 2004.
Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 525-529
T.H. Rampengan, I.R. Laurents. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. 1997. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 233-243
https://www.scribd.com/doc/126361801/makalah-kaki-gajah
LAMPIRAN KEGIATAN
DOKUMENTASI
ABSEN
No Nama TTD