Oleh :
KELOMPOK 2/A3A
1. Ni Luh Sridevi Intan Sari 18021009
2. Audrey Chevio Andini Putri 18021010
3. Ni Wayan Mita Arisia 18021011
4. Ni Komang Vera Vidianti 18021012
5. Luh Ayu Anisa Dewi 18021013
6. Komang Ayu Purnama Sari 18021014
7. I Dewa Ayu Diah Yuniantari 18021015
8. Ni Kadek Vinka Lionita 18021016
Pada modul praktikum ini, akan dipandu untuk melakukan pembuatan sediaan obat
steril
dalam bentuk injeksi volume besar, disebut juga sediaan infus steril. Sediaan infus,
merupakan salah satu bentuk sediaan steril yang cara penggunaannya disuntikkan ke dalam
tubuh dengan merobek jaringan tubuh melalui kulit atau selaput lendir (Syamsuni, 2007).
Pembuatan sediaan ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari timbulnya
kontaminasi mikroba ataupun bahan asing. Persyaratan sediaan injeksi antara lain: isotonis,
isohidris, bebas dari endotoksin bakteri dan bebas pirogen (Lachman,1993).
Injeksi terbagi menjadi dua jenis, yaitu larutan injeksi volume besar (Large Volume
Parenteral) dan volume kecil (Small Volume Parenteral). Larutan injeksi volume besar
digunakan untuk intravena dengan dosis tunggal dan dikemas dalam wadah bertanda volume
lebih dari 100 ml. Larutan injeksi volume kecil adalah sediaan parenteral volume kecil yang
dikemas dalam wadah bertanda volume 100 ml atau kurang dan biasa disebut dengan injeksi
(Departemen Kesehatan RI, 1995). Kemampuan membuat sediaan obat steril injeksi volume
besar penting untuk dimiliki jika bekerja di industri farmasi khususnya pada divisi Riset dan
Pengembangan Sediaan Steril atau di bagian produksi sediaan obat steril.
1) Persyaratan infus intravena
a) Sediaan (dapat berupa larutan/emulsi) harus steril (FI IV, hlm 855)
b) Injeksi harus memenuhi syarat Uji Sterilitas yang tertera pada Uji
Keamanan Hayati.
c) Bebas pirogen (FI IV, hlm 908)
d) Untuk sediaan lebih dari 10 ml, memenuhi syarat Uji Pirogenitas yang
tertera pada Uji Keamanan Hayati.
e) Isotonis (sebisa mungkin)
f) Isohidris
g) Larutan untuk infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel
h) Infus intravena tidak mengandung bakterisida dan zat dapar
i) Penyimpanan dalam wadah dosis tunggal.
j) Volume netto/volume terukur tidak kurang dari nilai nominal
Pembuatan sediaan obat selalu diawali dengan preformulasi bahan aktif artinya data
mengenai bahan aktif dicari selengkap mungkin, antara lain: pemerian, kelarutan, stabilitas
terhadap cahaya, pH, air/hidrolisis dan udara/oksidasi. Dengan demikian dapat merancang
permasalahan dan penyelesaian sediaan berdasarkan data-data preformulasi bahan aktif untuk
menjamin keberhasilan pembuatan sediaan.
Sediaan obat yang akan dibuat adalah infus. Infus adalah sediaan steril, dapat berupa
larutan atau emulsi, bebas pirogen, sedapat mungkin isotonis dengan darah, disuntikkan
langsung ke dalam vena dalam volume yang relatif besar. Infus intravena harus jernih dan
praktis bebas partikel (The Departement of Health, Social Service and Public Safety, 2002 –
British Pharmacope 2009). Kecuali dinyatakan lain, infus intravena tidak boleh mengandung
bakterisida atau dapar (Lachman, 1993). Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembuatan
infus intravena,yaitu:
1. Sediaan steril berupa larutan atau emulsi (Departemen Kesehatan RI,1995).
2. Bebas pirogen (Departemen Kesehatan RI, 1995).
3. Sedapat mungkin dibuat isotonis dan isohidris terhadap darah.
4. Infus intravena tidak mengandung bakterisida dan zat dapar.
5. Larutan untuk infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel.
6. Volume netto/volume terukur tidak kurang dari nilai yang ada pada etiket sediaan.
7. Memenuhi persyaratan lain yang tertera pada injeksi. Kecuali dinyatakan lain,
syarat injeksi meliputi:
- Keseragaman volume
- Keseragaman bobot
- Pirogenitas
- Sterilitas
- Penyimpanan dalam wadah dosis tunggal
- Penanda: etiket menyatakan konsentrasi mosmol total dalam satuan mosmol/L
2. Nacl
Rumus Molekul Nacl
Sinonim Sodium chloride, Alberger; chlorure de
sodium; common salt; hopper salt; natrii
chloridum; natural halite; rock salt;
saline;salt; sea salt; garam meja
Fungsi Agen tonisitas
Pemerian Bubuk kristal putih atau tidak berwarna
kristal; memiliki rasa garam. natrium
klorida padat tidak mengandung air
kristal meskipun, di bawah 08 C, garam
dapat mengkristal
sebagai dihydrate.
Kelarutan Larut dalam etanol 95%, gliserin, air
PH 6,7-7,3 (larutan jenuh)
Kerapatan/density y2.17 g / cm3 sampai 1.20 g / cm3 untuk
larutan jenuh. Density (bulk) 0,93 g / cm3
Density (mengetuk) 1,09 g / cm3
Titik leleh/titik lebur 8040C
Inkompatibilitas Bersifat korosif dengan besi, dapat
bereaksi membentuk endapan dengan
perak, timah, merkuri dan garam. kuat
oksidator membebaskan klorin dari
larutan diasamkan natrium klorida.
Kelarutan antimikroba pengawet methyl-
paraben menurun dalam larutan natrium
klorida berair dan viskositas gel
karbomer dan solusi dari hidroksietil
selulosa atau hidroksipropil selulosa
berkurang dengan penambahan natrium
klorida.
Bobot molekul 58,44
Stabilitas Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil
dapat menyebabkan pengguratan partikel
dari tipe gelas
Kosentrasi /dosis lebih dari 0,9% (Excipient hal 440). Injeksi
IV 3-5% dalam 100ml selama 1 jam (DI
2003 hal 1415). Injeksi NaCl mengandung
2,5-4 mEq/ml. Na+ dalam plasma = 135-
145 mEq/L (steril dosage form hal 251 )
Khasiat/kegunaan Pengganti ion Na+, Cl- dalam tubuh
Farmakologi berfungsi untuk mengatur distribusi air,
cairan dan keseimbangan elektrolit dan
tekanan osmotik cairan tubuh
Penyimpanan solution natrium klorida berair stabil
tetapi dapat menyebabkan pemisahan
partikel kaca dari jenis wadah kaca.
Larutan berair dapat disterilkan dengan
autoklaf atau filtrasi. Bahan padat stabil
dan harus disimpan dalam wadah tertutup
baik, di tempat yang sejuk dan kering.
Telah terbukti bahwa karakteristik
pemadatan dan sifat mekanik tablet
dipengaruhi oleh kelembaban relatif dari
kondisi penyimpanan dimana natrium
klorida disimpan
Sumber FI IV hal. 584, Martindale 28 hal. 635,
Excipient hal. 440
4. Karbo adsorben
Sinonim Karbon aktif
Fungsi Adsorbsi pirogen
Pemerian Serbuk halus, bebas dari butiran, hitam; tidak
berbau; tidak berasa
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
Inkompatibilitas Dapat menurunkan ketersediaan hayati
beberapa obat seperti loperamid dan
riboflavin. Reaksi hidrolisis dan oksidasi
dapat dinaikkan
Penyimpanan Dapat mengadsrbsi air. Sebaiknya disimpan
dalam wadah tertutup kedap, ditempat sejuk
dan kering.
organoleptis Serbuk sangat halus, bebas dari butiran;
hitam; tidakberbau; tidak berasa.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Sumber FI III hal .133
5. NaOH
2. Hidrolisis/ oksidasi : -
pH pH 12 - 14
Sumber HOPE 6 thed., hlm. 649
PERSIAPAN ALAT/WADAH/BAHAN
1. Alat
16 Spuit Steril 10 cc 5
2. Wadah
Ansel, H. C., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan ole Ibrahim, F., Edisi IV,
605-619, Jakarta,UI Press.
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta, UI Press Bandung : Penerbit
ITB
Amstrong, N, A., and James, K. C., 1986. Pharmaceuticalfx perimental Design and Farmasi .
Jakarta, UI Press
Agoes, G. (2009). Teknologi Bahan Alam (Serial Farmasi Industri-2) ed. Revisi
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional Edisi Kedua. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Lund, W. 1994. The Pharmaceutical Codex 12th Edition. London: The Pharmaceutical Press.
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.
Rowe, Raymond C., Sheskey, Paul J., Quinn, Marian E.. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th Edition. London: The Pharmaceutical Press.
Sweetman, Sean C., 2009. Martindale 36th Edition. London: The Pharmaceutical Press.
The Council of The Pharmaceutical Society of Great Britain. The Pharmaceutical Codex,
12thed, Principles and Practice of Pharmaceutics., 1994. London: The
PharmaceuticalPress
The Department of Health, Social Service and Public Safety.2002. British Pharmacopoeia .
London.