Asisten Praktikum :
Tiara Indah Fitrianingrum
3.1 Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Batang pengaduk
2. Buret 50 mL
3. Corong
4. Erlenmeyer 100 mL
5. Gelas piala 250 mL
6. Gelas ukur 10 mL
7. Labu ukur 100 mL
8. Pipet tetes
9. Spatula
10. Statif dan klem
3.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Asam oksalat 0,1N
2. Indikator fenolftalein
3. Larutan HCl 0,1N
4. Larutan NaOH 0,1N
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari percobaan titrasi asam basa adalah
sebagai berikut:
4.2 Pembahasan
4.2.1 Standarisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat
Pada percobaan yang dilakukan praktikan membuat larutan NaOH dengan
normalitas sebesar 0,1 dengan melarutkan padatan NaOH sebanyak 0,40 gram dan
dilarutkan dengan akuades pada labu ukur samapai mencapai 100 mL. larutan
yang didapat merupakn larutan standar sekunder yang berarti kemurnian dari
larutan rendah sehingga untuk mengetahui nilai konsentrasi dari NaOH yang
sebenarnya dari yang dilarutkan harus dilakuakn standarisasi larutan. Standarisasi
larutan dilakuakan dengan proses titrasi larutan standar sekunder dengan larutan
standar primer (Day, 1999).
Larutan standar primer yang digunakan pada percobaan adalah senyawa
asam oksalat. Penggunaan asam oksalat sebagai larutan standar primer
diakarenakan asam oksalat sesuai dengan kriteria larutan standar primer yang
meliputi: mempunyai kemurnian yang tinggi, reaktivitas yang rendah, dan tidak
menyerap air dari udara. Larutan asam oksalat sebagai larutan standar primer
dibuat dengan melarutkan 0,64 gram asam oksalat padat dengan akuades pada
labu ukur sampai mencapai 100 mL untuk mendapat asam oksalat dengan nilai
normalitas sebesar 0,1 dan molaritas sebesar 0,05 mol (Lopez, 2017).
Proses standarisasi NaOH dilkaukn dengan titrasi asam oksalat ke dalam
larutan NaOH dengan menggunakan buret. Sebelum proses titrasi larutan NaOH
didalam erlenmeyer diteteskan dengan indicator PP(Phenol Phtalein) sebanyak
tiga tetes untuk mengetahui titik akhir titrasi dari proses. Penambahan dari
indicator PP akan menyebabkan larutan NaOH menjadi berwarna merah muda
pekat dikarenakan larutan NaOH yang bersifat basa dan sifat dari indicator PP
yang akan membuat larutan basa menjadi berwarna merah muda saat bereaksi
dengan indicator PP serta semakin tinggi pH dari larutan yang bereaksi dengan PP
semakin pekat warna larutan (Lopez, 2017).
Titrasi larutan asam oksalat pada larutan NaOH dilakuakn sampai warna
larutan menjadi merah muda pudar. Proses titrasi dilakukan sebanyak tiga kali dan
volume larutan asam oksalat yang dititrasikan pada ketiga percobaan sebanyak 8,7
mL, 8,5 mL dan 8,3 mL. Nilai normalitas NaOH yang didapat adalah sebesar
0,087;0,085; dan 0,083. Perbedaan normalitas disebabkan karena beberapa faktor
seperti kurang teliti pada saat membaca volume titran, dan peralatan yang tidak
bersih juga mempengaruhi konsentrasi dan ketepatan titrasi. Persamaan reaksi
pada percobaan ini yaitu sebagai berikut :
C2H2O4 + 2NaOH → Na2C2O4 + 2H2O........................... (4.1)
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan adalah Dalam melakukan penimbangan bahan prkatikan harus teliti
sehingga massa yang didapatkan dan digunakan sesuai dengan perhitungan yang
telah dilakukan dan pada proses praktikum praktikan hharus mengetahui sifat
senyawa yang digunakan dengan penuh sehingga pada proses titrasi yang
dilakukan tidak terjadi perbedaan konsentrasi zat dari satu waktu ke waktu yang
lain serta dalam melakukan titrasi praktikan harus teliti dan berhati-hati agar
larutan yang dititrasi tidak melewati titik jenuh dan proses titrasi tidak diulang
kembali.
DAFTAR PUSTAKA
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 0,63 𝑔
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 0,4 𝑔
Percobaan Kedua
𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝑁𝐻2𝐶2𝑂4 × 𝑉𝐻2𝐶2𝑂4
𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻 × 10 𝑚𝐿 = 0,1 𝑁 × 8,5 𝑚𝐿
𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,085 𝑁
Percobaan Ketiga
𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝑁𝐻2𝐶2𝑂4 × 𝑉𝐻2𝐶2𝑂4
𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻 × 10 𝑚𝐿 = 0,1 𝑁 × 8,3 𝑚𝐿
𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,083 𝑁
Rata-Rata 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻 = = 0,085
Percobaan Kedua
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻× 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 = = N HCl × 𝑉HCl
0,085 N ×10 𝑚𝐿 = N HCl × 7,1 𝑚𝐿
𝑁 HCl = 0,119 𝑁
Percobaan Ketiga
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻× 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 = = N HCl × 𝑉HCl
0,085 N ×10 𝑚𝐿 = N HCl × 7,2 𝑚𝐿
𝑁 HCl = 0,118 𝑁
C.1. Apakah yang dimaksud dengan indikator asam basa, titik ekivalen dan titik
akhir titrasi!
Jawab:
1. Indikator asam basa adalah suatu zat asam lemah atau basa lemah yang
digunakan dalam reaksi untuk menunjukan bahwa reaksi telah mencapai
titik akhir titrasi dan melewati titk ekuivalen titrasi dengan membuat
terjadinya perubahan warna saat titik akhir titrasi tercapai.
2. Titik ekuivalen adalah saat konsentrasi dari senyawa yang berada pada
erlenmeyer yang dititrasi, setara dengan konsentrasi senyawa yang telah
dititrasi kan kedalam erlenmeyer.
3. Titik akhir titrasi adalah saat proses titrasi yang dilakuakn harus
dihentikan karena pada saat titik akhir titrassi larutan yang dititrasi
mengalami perubahan warna sebagai tanda bahwa titik ekuivalen telah
tercapai dan terlewati. Titik akhir dari titrasi tidak jauh dari titik
ekuivalen titrasi dikarenakan penggunaan indikator pada proses titrasi.
C.2. Apa syarat suatu indikator yang dapat dipakai dalam suatu titrasi!
Jawab:
1. Perubahan warna yang teramati.
2. Rentang perubahan warna yang sesuai:
3. Reversibilitas.
4. Ketahanan terhadap pengaruh eksternal.
C.3. Apa yang dimaksud dengan larutan standar primer dan larutan standar
sekunder!
Jawab:
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara
pasti.Larutan standar primer adalah larutan standar yang memeiliki
kemurnian yang tinggi sehingga tidak perlu lagi dilakukan proses
standarisasi sedangkan larutan standar sekunder adalah larutan standar yang
memiliki kemurnian yang rendah sehingga untuk mendapatkan konsentaarsi
yang sebenarnya dari larutan diperlukan standarisasi dengan larutan standar
primer.
C.4. Apa syarat senyawa yang dapat dipakai sebagai larutan standar primer!
Jawab:
Syarat senyawa yang dapat dipakai sebagai larutan standar primer adalah :
mempunyai kemurnian yang tinggi, reaktivitas yang rendah, dan tidak
menyerap air dari udara
C.5. Sebutkan dua contoh zat yang dapat dipakai sebagai larutan standar primer!
Jawab:
asam oksalat dan kalium dikromat
C.6. Dapatkah larutan NaOH dipakai sebagai larutan standar primer, beri alasan!
Jawab:
Tidak dikarenakan larutan NaOH tidak memiliki kemurnian yang tinggi
sehingga dalam larutan yang dibuat untuk menjadi 0,1 N tidak benar benar
memiliki normalitas 0,1 N dikarenakan kettidak murnian bahan yang
digunakan.