Anda di halaman 1dari 30

KOMPLEKSOMETRI(LIGAN POLIDENTAT )

Oleh: Kelompok 4

Dosen Pengampu : Dra.Silvia Reni Yenti, M.Si


ANGGOTA KELOMPOK 4
02. Pujingga Sheny (2107124348)
02. Puty Najwa Anandathov Kiswara (2107124357)
03. Reihan Faizaldi (2107136511)
04. Riki Suri Kurniadi (2107113409)
05. Nurmansyah Aditya (2107113606)
Contents
01. Kompleksometri, dan Ligan Polidentat Unidentat
02. Sifat-sifat Ligan Polidentat Unidentat
03. Aplikasi Ligan Polidentat Unidentat
04. Sintesis Ligan Polidentat Unidentat
05. Indikator Logam
PART 01.
Kompleksometri dan
Ligan Polidentat
Unidentat
KOMPLEKSOMETRI
 Kompleksometri adalah suatu cara titrasi berdasarkan atas
pembentukan kompleks antara ion logam bervalensi banyak
dengan suatu ligand yang larut dalam air.

 Reaksi pembentukan kompleks adalah suatu reaksi asam


basa Lewis yang memungkinkan penentuan analisis
pengukuran untuk sejumlah kation bervalensi banyak dalam
larutan air.
KOMPLEKSOMETRI
 Metode Kompleksometri ini didasarkan atas pembentukan
kompleks antara logam bervalensi banyak dan pembentuk
khelat organik yang larut dalam air dan praktis tidak
terdiosiasi.

 Pembentukan khelat adalah anion organik yang pada jarak


tertentu mempunyai beberapa gugus dengan fungsi dasar
elektron atau senyawa organik dengan dua atau lebih gugus
donor elektron pada jarak tertentu
LIGAN
Senyawa koordinasi, atau yang lebih
dikenal sebagai senyawa kompleks, adalah
senyawa kimia yang terdiri dari logam atau 1. Atom Pusat
ion logam sebagai atom pusat yang terikat
melalui ikatan kovalen koordinasi ke satu
atau lebih atom donor dalam suatu ligan. 2. Ligan
Penggunaan istilah “atom pusat” bertujuan
untuk menggambarkan letak atom atau ion
logam yang umumnya terletak pada posisi di
tengah-tengah molekul, dan mengikat semua
atom yang berperan sebagai atom donor
dalam ligannya.
Penggunaan istilah “atom pusat” bertujuan
untuk menggambarkan letak atom atau ion
logam yang umumnya terletak pada posisi di
tengah-tengah molekul, dan mengikat semua
atom yang berperan sebagai atom donor
dalam ligannya.
Ligan adalah suatu kesatuan (entitas) atau spesi yang
terikat kepada atom atau molekul lain. Dalam kimia
koordinasi, ligan dapat berupa sebuah ion atau
molekul netral yang memiliki atom donor, yang dapat
membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan atom
pusat.

Atom donor, yaitu atom yang terdapat pada ligan dan


memiliki pasangan elektron bebas, yang dapat
digunakan dalam pembentukan ikatan langsung
dengan atom pusat melalui ikatan kovalen
koordinasi.
Ligan polidentat unidentat adalah istilah yang digunakan
dalam kimia untuk menggambarkan ligan yang memiliki banyak
situs pengikatan, tetapi hanya satu situs tersebut yang dapat
berikatan dengan ion logam pada waktu tertentu.

Jenis ligan ini umumnya digunakan dalam kimia koordinasi, di


mana ligan memainkan peran penting dalam menstabilkan
kompleks logam dan mengendalikan reaktivitasnya.
• Ligan yang memiliki dua atau lebih atom donor disebut sebagai ligan polidentat. Ligan polidentat
kemudian diklasifikasikan berdasarkan jumlah atom donornya sebagai berikut:
a. Ligan Bidentat
Ligan bidentat terdiri dari dua atom donor yang dapat terikat ke atom pusat melalui dua posisi
yang berbeda, misalnya 1,2-diamineethana (H2N(CH2)2NH2) yang dikenal sebagai
ethylenediamina,1,3- diamminepropana (H2N(CH2)3NH2), oxalate ion, ortho-phenanthroline dan
2,2’-bipyiridine.
b. Ligan Tridentate
Ligan yang terdiri dari tiga atom donor yang dapat membentuk ikatan dengan
atom atau ion logam disebut sebagai ligan tridentat. Contoh ligan tridentat yaitu
Diethylentriamine (H2N-(CH2) 2-NH-(CH2)2-NH2) dan 2,2’,6’,2”-terpyridine.
c. Ligan Tetradentat
Ligan tetradentate memiliki empat atom donor yang dapat berikatan dengan
atom pusat melalui empat situs yang berbeda. Diantara ligan tetradentat yang
banyak ditemukan dalam senyawa kompleks adalah tris(2-aminoethyl)amine (trien),
H2N-(CH2)2-N(C2H4-NH2)-(CH2)2-NH2.
d. Ligand Pentadentat
Ligan polidentat yang memiliki lima atom donor yang dapat berikatan dengan
atom pusat melalui lima situs yang berbeda di sebut ligan pentadentat. 15-crown-5
merupakan contoh yang populer untuk ligan pentadentat. Pembentukan ikatan
kovalen koordinasi yang melibatkan kelima atom donor oksigen (O) dari ligand 15-
crown-5 dapat ditemukan pada ion kompleks [Ni(H2O)2(15-crown-5)]2+.
e. Ligand Heksadentat
Ligan heksadentat memiliki enam atom donor yang dapat membentuk ikatan
dengan atom pusat dengan mendonorkan pasangan elektron bebas yang dimilikinya.
Salah satu ligan heksadentat yang telah dikenal dan banyak digunakan adalah
ethylenediaminetetraacetic acid, atau lebih dikenal sebagai EDTA. Karakteristik
istimewa dari ligan ini adalah kemampuannya dalam membentuk kelat atau
membentuk ion kompleks dengan perbandingan komposisi EDTA : logam 1 : 1.
PART 02.
Sifat-sifat Ligan
Polidentat
Unidentat
Sifat-sifat Ligan Polidentat
Unidentat
Salah satu sifat kunci dari ligan polidentat
unidentat adalah kemampuannya untuk membentuk
kompleks khelat yang stabil dengan ion logam.

Hal ini terjadi karena beberapa situs pengikatan


pada ligan memungkinkannya untuk membungkus ion
logam, membentuk struktur seperti cincin yang
sangat stabil dan tahan terhadap disosiasi.
PART 03.
Aplikasi Ligan
Polidentat Unidentat
Ligan polidentat unidentat banyak digunakan dalam
bidang kimia bioanorganik, di mana mereka digunakan
untuk merancang dan mempelajari metaloprotein dan
biomolekul lain yang mengandung logam.

Ligan polidentat unidentat digunakan dalam


katalisis, di mana mereka dapat digunakan untuk
mengontrol selektivitas dan efisiensi reaksi kimia yang
melibatkan ion logam.
PART 04.
Sintesis Ligan
Polidentat Unidentat
Sintesis Ligan Polidentat Unidentat

Sintesis ligan polidentat unidentat biasanya


melibatkan penggunaan teknik sintesis organik
multi-langkah, yang dapat menantang karena
kompleksitas struktur ligan.

Namun, kemajuan dalam kimia sintetik telah


memungkinkan untuk menghasilkan ligan ini
dengan hasil yang tinggi dan dengan tingkat
kemurnian yang tinggi.
PART 05.
Indikator Logam
PART 05.
Indikator Logam
Macam-macam indikator menurut Arsil Alamsyah (2014) dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
• Jingga Xilenol
Yang dipakai pada pH 1-3, untuk penetapan kadar Bi3+ misalnya Jingga Xilenol Dalam suasana asam
berwarna kuning lemon dengan ion logam membentuk kompleks berwarna merah. Dapat dipakai
untuk penetapan kadar Bi3+ dari Bi subkabonat, Bi subnitrat secara langsung. Pembuatan larutan :
larutan 100 mg jingga xilenol dalam 100 ml etanol. Untuk penetapan kadar Bi3+ dipakai 0,3 ml larutan
jingga xilenol.
• Ungu Pirokatekol
Dapat dipakai untuk penetapan kadar Bi3+ dalam suasana asam (pH 2-4). Dalam suasana asam
berwarna merah sedangkan kompleksnya dengan Bi3+ berwarna biru. Yang dipakai pada pH 4-6
misalnya untuk penetapan kadar Al3+ secara tidak langsung Jingga xilenol, Pb2+ secara langsung
Tiron
Dalam lingkungan asam (pH 5-7) dengan Fe (III) akan membentuk kompleks
berwarna biru tua. Jika dititrasi secara langsung dengan Na2EDTA maka
perubahan warnanya dari biru melalui biru hijau dan akhirnya kuniing. Untuk
mempertahankan pH 4-6 didapar dengan dapar heksamin atau asam asetat
ammonium asetat.

Ditizon
Sukar larut dalam air. Untuk menetapkan kadar Al3+ secara tidak langsung
perubahan warna dari hijau lembayung menjadi merah muda.
Yang dipakai pada pH 8-10
Eriokrome Black T, hitam eriokrom
Dapat dipakai pada indikator logam pada penetapan kadar Mg2+ , Zn2+, Hg2+,
Sr2+, Mn2+, Cd2+. Dengan ion logam berwarna merah anggur, sedangkan warna
indikator logam dalam keadaan bebas pada pH 7,0 – 11,5 berwarna biru. Pada titik
akhir titrasi secara langsung perubahan warna dari merah anggur menjadi biru.
Untuk mempertahankan pH 8-10 larutan harus didapar dengan dapar ammonia.EBT
adalah suatu asam berbasa tiga.

Calmagite
Mempunyai perubahan warna yang sama dengan hitam eriokrom tetapi lebih tajam
dan lebih jelas. Dapat dipakai sebagai pengganti hitam eriokrom pada penetapan
kadar Mg2+ dan Ca2+ total. Pada Ph 9,1 – 14 biru terang dan ikatan komplek
dengan Mg2+ berwarna merah. Indikator pada pH > 12 terutama untuk Ca2+
Indikator pada pH > 12 terutama untuk Ca2+

Kalkon
Perubahan warna pada titik akhir titrasi secara langsung merah jambu menjadi biru.
Mempunyai 2 gugus fenol. Jadi suatu asam berbasa 2. Dapat dipakai untuk
penetapan kadar Ca2+ disamping Mg2+ pada pH diatas 12 dan memakai buffer dietil
amina (5 ml dalam 100 ml larutan) untuk menghindari gangguan Mg2+ .

Biru Hidroksi Naftol


Dipakai sebagai indikator logam pada titrasi kompleksmetri pada penetapan kadar
kalsium karbonat, kalsium klorida, kalsium glukonat, kalsium hidrogen fosfat, kalsium
laktat, kalsium pantotenat, kalsium sulfat. Sekali pakai 300 mg dan titik akhir titrasi
berwarna biru yang mantap.
Jingga Xilenol Tiron

Calmigate
Ditizon

Kalkon
THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai