OKSIDASI-REDUKSI
Yuni Krisnandi
1
Pendahuluan
• Kelas utama ke - 3dalam reaksi kimia Reaksi redoks
elektron transfer dari satu spesi ke spesi lain.
• Kita akan analisa practicalitiy –nya dengan memperhatikan
aspek termodinamik dan kinetik.
• Reaksi yang terjadi pada suhu sangat tinggi (elevated)
Analisa termodinamik; kinetik tidak terlalu penting.
• Reaksi redoks dalam larutan pada T ~ suhu kamar
pengaruh termodinamik dan kinetik diperhitungkan.
• Potensial elektroda dari spesi elektroaktif memberikan data
termodinamik
• Bagaimana menggunakan teknik diagram untuk merangkum
trend kestabilan tingkat oksidasi, termasuk pengaruh pH.
• Overpotensial dikenalkan sebagai pendekatan untuk
menangani faktor- faktor kinetik.
2
Pendahuluan....
• Reduksi: elektron bertambah (gain) Reaksi REDOKS
• Oksidasi: elektron berkurang (loss)
7
Rangkuman
• Untuk T di mana garis (C,CO) berada
di bawah garis (M,MxO), C dapat
digunakan untuk mereduksi M,MxO
dan oksidasi C CO
• Untuk T di mana garis (C,CO2)
berada di bawah garis (M,MxO), C
dapat digunakan untuk mereduksi
MxO dan oksidasi C CO2
• Untuk T di mana garis CO, CO2
berada di bawah garis (M,MxO), C
dapat digunakan untuk mereduksi
MxO dan oksidasi C CO2
8
Proses Pirometalurgi
Penggunaan
Diagram Ellingham
9
2. Ekstraksi secara oksidasi
• Halogen adalah unsur paling penting yang diekstrak dengan proses
oksidasi.
– 2Cl-(aq) + 2H2O(l) 2OH-(aq) + H2(g) + Cl2(g)
∆rGө = + 422 kJmol-1 dibutuhkan proses elektrolisis
– F2 diperoleh secara elektrolisis dari campuran anhidrat KF dan
HF
– Br2 dan I2 diperoleh dengan oksidasi kimawi dari halida aqueous
dengan Cl2.
• Perolehan Sulfur dari oksidasi H2S Proses Claus
Tahap 1: 2 H 2 S + 3O2 → 2SO2 + 2 H 2O
Tahap 2: 2 H 2 S + SO2
→ 3S + 2 H 2O
Katalis oksida , 300o C
10
II. Potensial Reduksi
1. Setengah-reaksi redoks
12
Potensial standar
• ∆rGө dapat diukur dengan menggunkan sel Galvani
(sel elektrokimia di mana reaksi kimia digunakan
untuk menghasilkan arus listrik)
• Beda potensial di antara dua elektroda sel tsb diukur,
dan bila cocok, dikonversikan menjadi energi Gibss
dengan persamaan:
∆rGө = -νFEө,
• Eө = potensial standar / potensial reduksi standar,
dalam volts (V)
• Karena ∆rGө reduksi H+ diset ke 0, Eө dari H+/H2 juga 0 pada setiap
suhu 2H+(aq) + 2e- H2(g) Eө(H+,H2) = 0
• Zn+/Zn, di mana ν =2, dan ∆rGө pada 25oC = +147 kJmol-1 :
Zn2+(aq) + 2e- Zn(s) Eө(Zn+,Zn) = -0.76 V
• Perbedaan (a-b) adalah:
2H+(aq) + Zn(s) Zn2+(aq) + H2(g) Eө = +0.76 V
• Berdasarkan persamaan ∆rGө = -νFEө, reaksi disukai bila Eө>0
• Dengan Eө = +0.76 V, Zn memiliki kecenderugnant ermodinamik untuk
mereduksi H+ pada kondisi standar 13
Deret elektrokimia
14
Persamaan Nernst
• Untuk mengetahui kecenderungan suatu reaksi untuk berlangsung
pada arah tertentu pada komposisi acak, kita perlu mengetahu
lambang (+ atau -) dan harga dari ∆rG pada komposisi tersebut.
• Untuk informasi ini, kita pergunakan hasil termodinamika:
∆rG = ∆rGө + RT ln Q, Q= quotient reaksi [Re d A ]a ' [Ox B ]b '
aOxA + bRedB a’RedA + b’OxB Q=
[Ox A ]a [Re d B ]b
• Reaksi berlangsung spontan pada kondisi ∆rG<0.
• Persamaan Nernst: RT
°
E=E − ln Q
νF
• Reaksi berlangsung spontant bila: E>0, ∆rG<0. Pada kesetimbangan
E=0 dan Q=K, sehingga pada temperatur T:
νFE o
ln K =
RT
15
2. Faktor-faktor Kinetik
verpotensial
•
verpotensial merupakan tambahan potensial yang dibutuhkan agar
satu pasangan dapat direduksi oleh pasangan yang lain pada
kecepatan yang dapat diterima (normal).
•
ontoh:
– pasangan yang memiliki potensial yang lebih rendah daripada
potensial hidrogen pada suatu pH lebih daripada 0,6 V
menyebabkan reduksi ion H+ menjadi H2 pada laju yang
signifikan.
– Serupa, potensial yang lebih tinggi daripada potensial pasangan
O2, H+ / H2O pada suatu pH oleh lebih daripada 0,6 V dapat
melakukan oksidasi air.
•
otensial addisi dari 0,6 V disebut overpotensial, potensial di luar
16
potensial zero-current (equilibrium) yang harus ada sebelum reaksi
berlangsung pada laju yang signifikan.
Transfer elektron
• Transfer elektron dalam larutan biasanya terjadi dengan transfer
elektron lingkaran-luar (outer-sphere) Proses di mana perubahan
minimal terjadi pada lingkaran koordinasi dari pusat redoks (atom
yang mengalamai perubahan bilangan oksidasi).
17
Inner-sphere redoks reaction
18
Generalisasi empiris
• Mekanisme inner-sphere cukup umum untuk anionokso.
• Semakin tinggi bilangan oksidasi dari parent-element
dalam anionokso, semakin lambat reduksinya.
– ClO4-<ClO3-<ClO2-<ClO-
– ClO4-<SO42-<HPO42-
• Jari-jari atom pusat juga penting: semakin kecil ukuran
atom, semakin kecil laju reduksi
– ClO3-<BrO3-<IO3-
• Pembentukan dan dekomposisi molekul diatomik
biasanya lambat.
19
III. Kestabilan Redoks di dalam Air
• Reaksi dengan air
- Air dapat bertindak sebagai oksidator, dengan tereduksi menjadi H2:
2H2O(l) + 2e- H2(g) + 2OH-(aq) E = -(0.059 V)pH
- Tetapi potensial yang dibutuhkan untuk reduksi ion hidronium
adalah sama
2H+(aq) + 2e- H2(g) E=-(0.059 V)pH
Ini adalah reaksi yg dikenal sebagai reduksi air. Untuk menurunkan
persamaan ini, kita harus mengambil tekanan parsial H2 pada 1bar
dan ν=2 pada Persamaan Nernst.
- Air dapat pula bertindak sbg reduktor ketika teroksidasi menjadi O2:
O2(g) + 4H+(aq) + 4e- 2H2O(l) E=1.23V-(0.059V)pH
21
a) Oksidasi oleh air
• M(s) + H2O(l) M+(aq) + ½ H 2(g) + OH- (aq)
• M(s) + H+(aq) M+(aq) + ½ H 2(g)
Reaksi tersebut disukai secara termodinamik ketika M = logam blok-s
selain Be atau logam seri-d pertama dari grup 4 s.d. grup 7 (Ti, Cr,
Mn).
• Sejumlah logam lain mengalami reaksi yang mirip tapi dengan
jumlah elektron yg ditransfer berbeda. Contoh dari grup 3:
2Sc(s) + 6H=(aq) 2Sc3+(aq) + 3H2(g)
• Ketika Eө dari Mn+/M adalah(-) logam tsb menjalani oksidasi dalam
1M asam dengan melepaskan H2. Tetapi, reaksi mungkin berjalan
pelan, dalam hal ini lebih tepat untuk mempertimbangkan peranan
overpotensial.
• Meskipun reaksi dari Mg da Al dengan kelembaban udara adalah
spontan, kedua metal ini dapat digunakan bertahun-tahun dala
kehadiran air dan oksigen.
• Mereka bertahan karena diproteksi melawan reaksi (passivated)
dengan lapisan oksida.
22
(b) Reduksi oleh air
• Air yang diasamkan adalah reduktor yang buruk kecuali terhadap
oksidator kuat (ex: Co3+(aq); Eo (Co3+,Co2+) = +1.92V; direduksi oleh
air sbb:
• 4 Co3+(aq) + 2H2O(l) 4 Co2+(aq) + O2(g) + 4H+(aq) Eo = +0.69V
• Eo ≈ overpotensial yg diperlukan untuk kecepatan reaksi yg
signifikan.
• Karena H+ diproduksi selama reaksi, keasaman yang rendah akan
menyukai oksidasi [H+] berkurang, pembentukan produk >>.
• Oksidator lain yg dapat mengoksidasi air:
– Ag2+ (Eo = +1.23V)
– Ce4+/Ce3+ (Eo = +1.76V)
– (suasana asam) Cr2O72-/Cr3+ (Eo = +1.38 V)
– (suasana asam) MnO4-/Mn2+ (Eo = +1.51 V)
23
Reaksi disproporsionasi
- Karena Eo(Cu+,Cu) = +0.52V dan Eo(Cu2+,Cu+) = +0.16V, dan kedua
potensial berada dalam daerah kestabilan air, Cu+ tidak
mengoksidasi atau mereduksi air.
- Meskipun demikian, Cu(I) tidak stabil di larutan aqueous karena
dapat menjalani disproporsionasi reaksi redoks di mana
biloks suatu unsur naik atau turun secara simultan.
- Unsur yang mengalami disproporsionasi bertindak sebagai
oksidator dan reduktor bagi dirinya sendiri.
2Cu+(aq) Cu2+(aq) + Cu(s)
Merupakan selisih dari 2 setengah-reaksi sbb:
Cu+(aq) + e- Cu(s) Eo = +0.52V
Cu2+(aq) + e- Cu+(aq) Eo = +0.16V
Disproporsionasi ini spontan karena Eo = (0.52V) – (0.16V) =
+0.36V.
- Contoh lain:
5HClO(aq) 2Cl2(g) + ClO3-(aq) + 2H2O(l) + H+(aq)
24
Oksidasi oleh oksigen Atmosfir
• Kemungkinan reaksi antara zat terlarut dengan O2 terlarut harus dipertim-
bangkan ketika larutan berada di wadah terbuka / berinteraksi dgn udara.
• Contoh: larutan yg mengandung Fe2+.
– Eo (Fe3+/Fe2+) = + 0.77V. stabil di air
– Tapi karena kehadiran O2 dalam air, terjadi reaksi sbb:
4Fe2+(aq) + O2(g) + 4H+(aq) 4Fe3+(aq) + 2H2O(l)
yg merupakan selisih 2 setengah-reaksi:
O2(g) + 4H+(aq) + 4e- 2H2O(l) Eo=+1.23V – (0.059V)pH
Fe3+(aq) + e- Fe2+(aq) Eo=+0.77V
Pada pH=0 Eo=+0.46V oksidasi Fe2+ oleh O2 berlangsung spontan.
Tapi, +0.46V adalah overpotensial yang terlalu kecil untuk reaksi yg
cepat, dan oksidasi atmosferik dri Fe(II) dalam larutan aqueous
berlangsung lambat bila tidak ada katalis.
Pada pH=7 E = (0.82V)-(0.77V) = +0.05V reaksi berjalan kurang
spontan dan lebih tidak mungkin terjadi.
Sehingga: mungkin untuk menggunakan larutan Fe2+ di lab tanpa
pencegahan tertentu, cukup dengan mempertahankan pH pada daerah
asam-netral.
25
IV. Diagram penulisan data Potensial
1. Diagram Latimer berguna untuk
merangkum data kuantitatif unsur per
unsur
2. Diagram Frost potret kualitatif dari
stabilitas relatif bilangan oksidasi
3. Ketergantungan pH
26
1. Diagram Latimer
• Pada Diagram Latimer untuk unsur, nilai numerik dari potensial
standar (volt) ditulis di atas garis horisontal menghubungkan spesi
dengan unsur pada keadaan oksidasi berbeda.
• Dimulai dari unsur dengan biloks tertinggi di sebelah kiri, berturut-
turut diikuti dengan unsur dengan biloks yang lebih rendah.
• Contoh:
diagram Latimer untuk Cl2 dalam larutan asam:
ClO4− +→ ClO3− +
1.20
→ HClO2 +
1.18
→ HClO +
1.65
→ Cl2 +
1.67
→ Cl −
1.36
+7 +5 +3 +1 0 −1
27
…diagram Latimer
• Pada larutan basa (pH=14), diagram Latimer untuk klorin adalah:
+0.89
• Note: nilai Eo Cl2/Cl- pada larutan basa = pada larutan asam karena
setengah-reaksi ini tidak melibatkan transfer proton.
• Dalam suasana basa, spesi yg dominan adalah OH- dan H2O,
sehingga spesies ini digunakan untuk menyeimbangkan setengah-
reaksi.
Contoh:
2ClO-(aq) + 2H2O(l) + 2e- Cl2(g) + 4OH-(aq) Eo=+0.42V
28
(a) Spesi tidak bersebelahan (nonadjacent)
ClO4− +→ ClO3− +
0.37
→ ClO 2− +
0.30
→ ClO − +
0.68
→ Cl2 +
0.42
→ Cl −
1.36
+0.89
29
(b) Disproporsionasi
• Perhatikan disproporsionasi
2M+(aq) M(s) + M2+(aq)
reaksi akan spontan bila Eo>0
• Untuk menganalisa kriteria ini menggunakan diagram
latimer, kita gambarkan reaksi tersebut dengan selisih
dua setengah-reaksi:
M+(aq) + e- M(s) Eo(R)
M2+(aq) + e- M+(aq) Eo(L)
posisi, R = kanan, L = kiri pada diagram Latimer
• Potensial standar dari reaksi keseluruhan =
Eo = Eo(R) - Eo(L); yang akan positif bila Eo(R)> Eo(L)
30
• Contoh aktual H2O2 memiliki tendensi untuk
disproporsionasi menjadi O2 dan H2O pada kondisi
asam: O + → H O +
0.70
→ H O
1.76
2 2 2 2
31
2. Diagram Frost
• Diagram Frost unsur X adalah pH=14
plot NE° untuk pasangan
X(N)/X(0) terhadap bilangan
oksidasi N unsur.
• Karena NE° proporsional
dengan energi bebas reaksi
untuk konversi spesies X(N)
unsur, Diagram frost dapat
juga energi bebas
pembentukan standar
terhadap bilangan oksidasi.
32
(a) Interpretasi Diagram Frost
• Untuk interpretasi informasi kualitatif yang terdapat pada diagram
Frost, akan berguna untuk mengingat fitur-fitur di bawah ini.
– Slope dari garis yang menghubungkan 2 titik pada diagram Frost
adalah sama dengan potensial standar dari pasangan yang
dibentuk oleh 2 spesi yang diwakili oleh titik-titik tsb.
X(N’) + N’e- X(0) ∆rGө’ = -N’FEo’
X(N’’) + N’’e- X(0) ∆rGө’’ = -N’FEo’’
– Selisih dari 2 setengah-reaksi ini:
X(N’) + (N’-N’’)e- X(N’’) ∆rGө = -(N’-N’’)FEo
∆rGө = ∆rGө’ - ∆rGө’’ = -F(N’Eo’-N’’Eo’’)
Dari kedua persamaan tersebut, diperoleh
N ' E o
'− N ' ' E o
''
Eo =
N '− N ' '
33
• Sekarang pertimbangkan slope dari garis lurus yg
menghubungkan 2 titik pada diagram Frost:
N ' E o '− N ' ' E o ' ' N ' E o '− N ' ' E o ' '
E =
o
Slope =
N '− N ' ' N '− N ' '
34
Contoh…
• Diagram Frost untuk O
garis tebal larutan asam
garis putus-putus larutan basa
• Pada titik di mana:
biloks = -1 (untuk H2O2), (-1)Eo = -0.70V;
biloks =-2 (untuk H2O), (-2)Eo = -2.46V.
∆ = -1.76V
Perubahan biloks O dari H2O2 ke H2O = -1
Maka, slope garis tsb = (-1.76V)/(-1)=1.76V
sesuai dengan nilai untuk H2O2/H2O pada diagram Latimer
35
Dari diskusi tersebut diperoleh…
36
Contoh…
• Ketajaman slope yg menghubungkan HNO3 ke biloks yg lebih
rendah menunjukkan bahwa asam nitrat adalah oksidator yg baik
pada keadaan standar.
37
(b) Disproporsionasi dan comproporsionasi
38
Comproporsionasi …
• Comproporsionasi berlangsung spontan bila spesi intermediate
berada di bawah garis lurus yg menghubungkan dua spesi reaktan
40
2. Diagram Frost untuk fosfor
Menunjukkan perbedaan yg nyata dari anion okso fosfor sebagai
oksidator, dlm larutan basa dan asam
Eθ
H 3 PO4 −
→ H 3 PO3 −
0.28
→ H 3 PO2 −
0.50
→ P −
0.51
→ PH 3
0.06
E Bθ
PO43− −→ HPO32− −
1.12
→ HPO2− −
1.56
→ P −
2.05
→ PH 3
0.89
41
3. Potensial standar dalam larutan netral (pH=7)
dinyatakan dengan Ewө.
- Ewө ini sangat berguna dalam biokimia, karena
cairan sel dibuffer pada pH ≈7.
- Keadaan biokimia standar pada pH = 7
dinyatakan dgn E⊕ untuk potensial standar dan
∆rG⊕ untuk energi bebas Gibbs.
- Berdasarkan persamaan Nernst:
E⊕ = Eө + 7νH+(RT/F).ln10, pada 298K,
7(RT/F)ln10 = 0.414 V
42
b) Diagram Pourbaix
43
Konstruksi diagram Pourbaix
1. Buat diagram E/N vs pH
2. Reaksi-reaksi yang terlibat:
a. Fe3+(aq) + e- Fe2+(aq) Eө=0.77V Fe3+ O2/H2O
tidak dipengaruhi pH: garis horisontal
+0.7
b. Fe3+(aq) + 3H2O(l)
Fe(OH)3(s) + 3H+(aq)
bukan reaksi redoks, tapi tergantung pH +0.3 Fe2+
c. Fe(OH)3(s) + 3H+(aq) + e-
E/N
0 Fe(OH)3(s)
Fe2+(aq) + 3H2O(l)
reaksi redoks dan tergantung pH
-0.3
E= Eө-(0.059 V)log[Fe2+]/[H+]3
= Eө-(0.059 V)log[Fe2+]-(0.177 V)pH
-0.7 H2O/H2 Fe(OH)2(s)
d. Fe2+(aq) + 2H2O(l)
Fe(OH)2(s) + 2H+(aq) 1 3 5 7 9 11 13
pH=9 membagi daerah di mana reaktan pH
atau produk stabil
e. Fe(OH)3(s) + H+(aq) + e- Fe(OH)2(s) +
H2O(l) Contoh lain:
E= Eө-RT/F.ln1/[H+]=Eө-(0.059V)pH http://www.doitpoms.ac.uk/tlplib/pourbaix/
pourbaix_construction.php 44
Air alam
45
Kestabilan logam terhadap korosi
Immun / inert
korosi
passivated
46
V. Efek pembentukan kompleks pada potensial
• Pembentukan kompleks logam mempengaruhi potensial standar
karena kemampuan kompleks ML6 untuk menerima atau melepaskan
elektron berbeda daripada ketika L=H2O.
• Contoh:
1) [Fe(OH2)63+(aq) + e- [Fe(OH2)6]2+(aq) Eө = +0.77V
bandingkan dengan
2) [Fe(CN)63-(aq) + e- [Fe(CN)6]4-(aq) Eө = +0.36V
Heksasianoferrat(III) lebih tahan thd reduksi drpd heksaaquobesi(III).
• Proses yg terjadi pada reaksi 2:
(a) [Fe(CN)63-(aq) + 6H2O(l) [Fe(OH2)63+(aq) + 6CN-(aq)
(b) [Fe(OH2)63+(aq) + e- [Fe(OH2)6]2+(aq)
(c) [Fe(OH2)6]2+(aq) + 6CN-(aq) [Fe(CN)6]4-(aq) + 6H2O(l)
• Penggantian ligan aquo dgn ligan siano menstabilkan
heksasianoferrat(III) > heksasianoferrat(II), sehingga secara
keseluruhan reaksi a dan b lebih menyukai reaktan pada reaksi total
[Fe(CN)63-(aq) + e- [Fe(CN)6]4-(aq)
47