Anda di halaman 1dari 4

Sianida CNKelarutan Hanya sianida dari logam-logam alkali dan alkali tanah yang larut dalam air; larutan

ini
bereaksi basa disebabkan oleh hidrolisis
CN- + H2O HCN + OHMerkurium(II) sianida, Hg(CN)2, juga larut dalam air, tetapi praktis merupakan non-elektrolit, maka
tak memperlihatkan reaksi-reaksi ionik seperti sianida lain. Banyak sianida logam melarut dalam
larutan kalium sianida dengan menghasilkan garam-garam kompleks.
Pakailah larutan kalium sianida, KCN 0,1 M yang baru saja dibuat, untuk mempelajari reaksi reaksi
ini.
#Catatan: Semua sianida sangat beracun. Asam bebasnya, HCN, mudah menguap dan sangat
berbahaya, sehingga semua eksperimen dalam mana gas ini kemungkinan akan dilepaskan, atau
eksperimen-eksperimen dalam mana sianida-sianida dipanaskan, harus dilakukan dalam kamar asam.
1. Asam klorida encer: asam sianida, HCN, yang berbau seperti amandel pahit, dilepaskan dalam
keadaan dingin. Uap ini harus dibaui dengan sangat hati-hati. Metode yang lebih memuaskan
untuk mengidentifikasi asam sianida adalah dengan mengubahnya menjadi amonum tiosianat
dengan membiarkan uap itu berkontak dengan sedikit amonium polisulfida di atas kertas
saring. Kertas bisa ditaruh dengan baik diatas sebuah tabung uji atau cawan, dalam mana zat
diolah dengan asam encer ini. Dengan menambahkan setetes larutan besi(III) klorida dan
setetes asam klorida encer kepada kertas saring tersebut, kita memperoleh pewarnaan merah
yang khas, yang disebabkan oleh kompleks besi(III) tiosianat, Fe(SCN)3, merkurium(II)
sianida tak diuraikan oleh asam encer.
CN- + H+ HCN
2. Larutan perak nitrat: endapan putih perak sianida, AgCN, yang udah larut dalam larutan
sianida yang berlebihan dengan membentuk ion kompleks, disianoargentat(I) [Ag(CN)2]CN- + Ag+ AgCN
AgCN + CN- [Ag(CN)2]Perak sianida larut dalam larutan amonia dan dalam larutan tiosulfat, tetapi larut dalam asam
nitrat.
3. Asam sulfat pekat. Panaskan sedikit garam padat itu(KCN) dengan asam sulfat pekat; akan
dilepaskan karbon monoksida, yang dapat dinyalakan dan terbakar dengan nyala biru. Semua
sianida, yang kompleks dan yang sederhana, akan terurai dengan pengolahan ini.
2KCN + 2H2SO4 + 2H2O 2CO + K2SO4 + (NH4)2SO4
4. Uji biru Prusia. Ini merupakan uji yang sulit dan dilakukan secara berikut. Larutan sianida
tersebut dijadikan sangat basa dengan larutan natrium hidroksida, ditambahkan beberapa
mililiter larutan besi(II) sulfat yang baru saja dibuat (jika hanya terdpat runutan sianida, paling
baik dipakai larutan besi(II) sulfat yang jenuh (25%)), dan campuran didihkan. Dengan
demikian terbentuk ion heksasianoferat(II). Setelah diasamkan dengan asam klorida (untuk
menetralkan setiap alkali bebas yang mungkin ada), diperoleh larutan yang jernih, yang

memberi endapan biru Prusia setelah ditambahkan sedikit larutan besi(III) klorida. Jika hanya
dipakai atau terdapat sedikit sianida dalam larutan yang akan diuji, kita mula-mula
memperoleh larutan hijau; ini akan mengendapkan biru Prusia setelah didiamkan.
6CN- + Fe2+ [Fe(CN)6]43[Fe(CN)6]4- + 4Fe3+ Fe4[Fe(CN)6]3
5. Larutan merkurium(I) nitrat: endapan abu-abu merkurium logam (perbedaan dari klorida,
bromida, dan iodida):
2CN- + Hg22+ Hg + Hg(CN)2
Merkurium(II) sianida sedikit sekali terion dalam larutan. Untuk mendeteksi sianida dengan
adanya merkurium, harus ditambahkan kalium iodida berlebihan kepada cuplikan, pada mana
ion sianida akan dibebaskan:
Hg(CN)2 + 4I- [HgI4]2- + 2CNMerkurium(II) sianida akan diuraikan oleh hidrogen sulfida, pada mana merkurium(II) sulfida
mengendap (Ks = 4 x 10-53). Jika endapan telah disaring, ion-ion sianida dapat diuji dalam
larutan itu.
Hg(CN)2 + H2S HgS + 2HCN
6. Uji besi(III) tiosianat. Ini adalah uji lain yang sangat baik terhadap sianida, dan berdasarkan
pada persenyawaan langsung antara alkali sianida dengan belerang (paling baik yang berasal
dari suatu alkali atau amonium polisulfida). Sedikit larutan amonium polisulfida ditambahkan
pada larutan kalium sianida yang ditaruh dalam cawan porselen, dan keseluruhannya diuapkan
ampai kering di atas penangas air dalam kamar asam. Residu mengandung alkali dan amonium
tiosianat, bersama-sama polisulfida yang tersisa. Zat yang terakhir ini hilang terurai dengan
menambahkan beberapa tetes asam klorida. Lalu ditambahkan satu dua tetes larutan besi (III)
klorida. Segera terjadi pewarnaan merah-darah, yang disebabkan oleh kompleks besi(III)
tiosianat:
CN- +

SCN- + S2- ;

3SCN- + Fe3+ Fe(SCN)3


Teknik uji-bercaknya adalah sebagai berikut. Aduk setetes larutan uji dengan setetes
amonium sulfida kuning diatas kaca arloji dan panaskan sampai terbentuk bingkai dari
belerang sekeliling cairan (penguapan sampai kering yang bukan dengan memakai penangas
air, harus dihindari). Tambahkan 1-2 tetes asam klorida encer, biarkan mendingin, dan
tambahkan 1-2 tetes larutan besi(III) klorida 3%. Diperoleh pewarnaan merah.
Kepekaan: 1 g CN-. Batas konsentrasi: 1 dalam 50.000.
Uji ini dapat dipakai meskipun sulfida atau sulfit; jika tiosianat dari semulanya asam, sianida
itu harus diisolasi dulu dengan mengendapkannya, misalnya sebagai zink sianida.

7. Uji tembaga sulfida. Larutan-larutan sianida mudah melarutkan tembaga(II) sulfida dengan
membentuk ion tetrasianokuprat(I) yang tak berwarna:
2CuS + 10CN- 2[Cu(CN)4]3- + 2S2- + (CN)2
Perhatikan, bahwa bilangan oksidasi tembaga dalam larutan ini adalah +1. Uji ini paling baik
dilakukan di atas kertas saring atau kertas reaksi-tetes dan dapat juga dipakai meski ada ion
klorida, bromida, iodida, heksasianofrat(II) dan (III).
Taruh setetes suspensi tembaga sulfida yang baru saja dibuat di atas kertas saring (atau di atas
lempeng bercak) dan tambahkan setetes larutan uji. Warna coklat dari tembaga sulfida itu
segera lenyap.
Kepekaan: 2,5 g CN-. Batas konsentrasi: 1 dalam 20.000.
Suspensi tembaga sulfida dibuat dengan melarutkan 0,12 g tembaga sulfat yang berbentuk
kristal dalam 100 ml air, tambahkan beberapa tetes larutan amonia dan buat larutan menjadi
keruh dengan sedikit hidrogen sulfida.
Prosedur yang lain adalah dengan memakai kertas saring kuantitatif atau kertas reaksi-tetes
yang telah dijenuhi larutan amoniakal yang mengandung 0,1 g tembaga sulfat per 100 ml dan
dikeringkan. Tepat sebelum mulai menguji, tiupkanlah hidrogen sulfida ke atas kertas,
sehingga kertas memperoleh warna coklat yag merata. Taruh setetes larutan uji di atas kertas
ini pada mana akan diperoleh sebuah cincin putih.
Kepekaan: 2,5 g CN-. Batas konsentrasi: 1 dalam 20.000.
8. Uji tembaga asetat-benzenida (BAHAYA: REAGENSIA INI DAPAT MENIMBULKAN
KANKER(KARSINOGENIK)). Reaksi ini terjadi karena potensial oksidasi reduksi dari
pasangan tembaga(II)-tembaga(I) bertambah besar jika ion tembaga(I) dihilangkan oleh ion
sianida.
Campurkan beberapa tetes larutan uji dengan sedikit asam sulfat encer dalam tabung-uji
mikro dan ikatkan (atau pasangkan) sehelai kertas reaksi-tetes yang telah dibasahi dengan
campuran reagensia tembaga asetat dan benzidina yang sama banyaknya, pada puncak
tabung. Dihasikan warna biru.
Kepekaan: 2,5 g CN-. Batas konsentrasi: 1 dalam 200.000.
Gas-gas pengoskid dan pereduksi mengganggu: pernah dianjurkan agar asam sianida
dibebaskan dengan memanaskan dengan natrium hidrogen karbonat.
Suatu cara lain adalah, taruh setetes larutan uji (atau beberapa miligram zat padat uji) dalam
bola reaksi, tambahkan 2 lembar zink yang tipis dan 2-3 tetes asam sulfat encer. Taruh sehelai
kertas saring kuantitatif (atau kertas reaksi-tetes) bundar kecil yang telah dibasahi reagensia
asetat-benzidina melintang di atas corong. Kertas akan diwarnai biru oleh asam sianida yang
terbawa keluar bersama hidrogen.
Kepekaan: 2,5 g CN-. Batas konsentrasi: 1 dalam 50.000.
Reagensia tembaga(II) asetat (larutan I) adalah larutan tembaga (II) asetar 3% dalam air.
Reagensia benzidina (larutan II) adalah larutan benzidina 1% Dalam asetat 2M.
Larutan-larutan ini paling baik disimpan terpisah dalam botol hitam yang tersumbat rapat.
Larutan I dan II dengan volume yang sama dicampur tepat sewaktu hendak dipakai.

Larutan Sianida ditambahkan dengan AgNO3 akan terbentuk endapan putih yang tidak
larut dalam asam nitrat tapi larut AgNO3 dalam berlebih, NH3, Na2S2O3

KCN + AgNO3 AgCN putih + KNO3.

Larutan Sianida ditambahkan dengan Pb(CH3COO)2 akan terbentuk endapan berwarna


putih dan tidak larut dalam penambahan HNO3.
2KCN + Pb(CH3COO)2 Pb(CN)2 putih + CH3COOK.

Larutan sianida ditambahkan dengan larutan CuSO4 akan terbentuk endapan hijau.
2KCN + CuSO4 Cu(CN)2 hijau + K2SO4.

Larutan sianida ditambahkan dengan larutan HgNO3 akan terbentuk endapan abu-abu
merkurium logam.
KCN + HgNO3 HgCN abu-abu + KNO3.

Larutan sianida ditambahkan dengan larutan H2SO4 pekat akan dilepaskan karbon
monoksida, yang dapat dinyalakan dan terbakar dengan nyala biru.
2KCN + 2H2SO4 + 2H2O 2CO + K2SO4 + (NH)2SO4.

Larutan sianida ditambahkan dengan larutan HCl encer akan menimbulkan asam sianida
yang berbau seperti amandel pahit, dilepaskan dalam keadaan dingin.
KCN + HCL HCN + KCl

Anda mungkin juga menyukai