Anda di halaman 1dari 16

GOLONGAN KATION KE DUA : MERKURIUM (Hg) , TEMBAGA (Cu), DAN

KADMIUM (Cd)

Kation-kation golongan ke dua menurut tradisi dibagi dua sub-golongan yaitu :


sub-golongan tembaga dan sub-golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah
kelarutan endapan sulfida dalam amonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub-
golongan tembaga tak larut dalam reagensia ini, sulfida dari sub-grup arsenik melarut
dengan membentuk garam tio.

Su-golongan tembaga terdiri dari Merkurium (Hg), Tembaga (Cu), dan


Kadmium(Cd). Klorida , nitrat, dan sulfat dari kation-kation sub-golongan tembaga,
sangat mudah larut dalam air. Sulfida, hidroksida, dan karbonatnya tak larut. Beberapa
kation dari sub-golongan tembaga(Merkurium (Hg), Tembaga (Cu), dan
Kadmium(Cd)). Cenderung membentuk kompleks (amonia, ion sianida, dan
seterusnya).

1. MERKURIUM (RAKSA) Hg (A : 200,59)-MERKURIUM (II)

Sifat-sifat fisika dan kimia yang terpenting dari logam ini telah diuraikan dalam bagian
III.5.Reaksi-reaksi ion merkurium (II). Reaksi-reaksi ion merkurium (II) dapat dipelajari
dengan larutan merkurium (II) nitrat encer (0,05M).

1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh): Dengan adanya asam klorida encer,
mula-mula akan terbentuk endapan putih merkurium(II) klorosulfida (a), yang terurai bila
ditambahkan hidrogen sulfida lebih lanjut, dan akhirnya terbentuk endapan hitam
merkurium(II) sulfida (b).

3Hg++ 2Cl- + 2H2S Hg3S2Cl2 + 4H+ (a)

Hg3S2Cl2 + H2S 3HgS 2H+ + 2Cl- (b)

Merkurium (II) sulfida merupakan salah satu endapan yang paling sedikit larut (K s = 4 x
10-54)

Endapan ini tak larut dalam air, asam nitrat encer panas, hidroksida, alkali atau
amonium sulfida (tak berwarna).

Natrium sulfida (2M) melarutkan endapan, pada mana ion kompleks


disulfomerkurat(II) terbentuk :

HgS + S [HgS2]2-

Dengan menambahkan amonium klorida pada larutan, merkurium(II) sulfida


mengendap lagi.
3HgS + 6HCl + 2HNO3 3HgCl2 + 3S + 2NO + 4H2O

Merkurium(II) klorida praktis tak berdisosiasi pada kondisi-kondisi ini. Belerang


tetap tertinggal sebagai endapan putih, tetapi dengan mudah melarut jika larutan
dipanaskan, dengan membentuk asam sulfat :

2HNO3 + S SO2-4 + 2H+ + 2NO

2. Larutan amonia : endapan putih dengan komposisi tercampur pada dasarnya terdiri dari
merkurium (II) oksida dan merkurium (II) amidonitrat :

2Hg2+ + NO3- + 4NH3 + H2O HgO.Hg(NH2)NO3 + 3NH4+

Garam ini, seprti kebanyakan senyawa-senyawa merkurium, bersublimasi pada tekanan


atmosfer.

3. Natrium hidroksida bila ditambajkan dalam jumlah sedikit : endapan merah-kecoklatan


dengan komposisi yang berbeda-beda jika ditambahkan dalam jumlah yang
stoikiometris, endapan berubah menjadi kuning ketika terbentuk merkurium (II) oksida :

Hg+ 2OH- HgO + H2O

Endapan tak larut dalam natrium hidroksida berlebihan. Asam dengan mudah
melarutkan endapan.

Reaksi ini adalah khas untuk ion-ion merkurium (II) dan dapat dipakai untuk
membedakan merkurium (II) dari merkurium (I).

4. Kalium iodida bila ditambahkan perlahan-lahan kepada larutan : endapan merah


merkurium (II) iodida

Hg+ + 2I- HgI2

Endapan melarut dalam reagensia berlebihan, pada mana ion tetraiodo-merkurat


(II) terbentuk :

Hgl2 + 2I- [HgI4]2-

Larutan kalium tetraiodiomerkurat (II) yang basa, dipakai sebagai reagensia yang
selektif dan peka untuk ion amonium (reagensia-Nessler, lihat bagian III.38, reaksi 2)

5. Kalium sianida (RACUN) : tak menimbulkan perubahan apa-apa dalam larutan


encer (perbedaan dari ion-ion lain dari sub-golongan tembaga).
6. Timah (II) klorida : bila ditambahkan dalam jumlah sedang : endapan putih dan
seperti sutera, merkurium (I) klorida (kalomel).

2Hg+ + Sn2+ + 2Cl- Hg2Cl2 + Sn4


Reaksi ini dipakai secara luas untuk menghilangkan kelebihan ion timah (II), yang
dipakai untuk reduksi pendahuluan, dalam titrasi oksidasi-reduksi.

Jika lebih banyak lagi reagensia ditambahkan, merkurium (I) klorida di reduksi
lebih lanjut, dan terbentuklah endapan hitam, merkurium.

Hg2Cl2 + Sn2+ 2Hg + Sn4+ + 2Cl-

Uji bercak dengan adanya anilina : oleh setetes larutan uji yang terdapat diatas
kertas saring atau lempeng bercak, dengan setetes larutan timah (II) klorida, dan setetes
anilina. Terjadi noda cokelat atau hitam dari logam merkurium.

Anilina menyesuaikan PH larutan itu sampai suatu nilai yang cocok, pada mana
stibium tak mengganggu. Bismut dan tembaga juga tak mempunyai pengaruh perak,
emas dan molibdenum memang mengganggu.

7. Lembaran atau mata uang tembaga mereduksi ion merkurium (II) menjadi logamnya :

Cu + Hg2+ Cu2+ + Hg

Untuk petunjuk-petunjuk praktis bagi uji ini, lihat bagian III.5, reaksi 12.

8. Reagensia dienkuprato (II) sulfat* dengan adanya kalium iodida : endapan lembayung-
biru tua dalam larutan netral atau amoniakal. Mula-mula dihasilkan ion tetraiodomerkurat
(II) :

Hg2+ + 4I- [HgI4]2-

Ini bereaksi dengan ion kompleks dienkuprat, membentuk endapan dienkuprato(II) :

[Cu(en)2]2+ + [HgI4]2- [Cu(en)2] [HgI4]

Reaksi ini peka, tetapi ion kadmium yang membentuk garam kompleks yang
serupa, mengganggu.

9. Difenilkarbazida bereaksi dengan ion merkurium(II) dengan cara yang serupa dengan
merkurium(I). Untuk perincian, lihat bagian III.5, reaksi 14.
10. Uji kobalt(II) tiosianat kepada larutan uji, tambahkan reagensia sejumlah volume yang
sama (kadar kira-kira 10%, baru saja dibuat), dan gosok-gosok dinding bejana dengan
batang kaca. Terbentuk endapan kristalin yang biru tua, yaitu kobalt
tetratiosianatomerkurat(II) :

Hg2+ + Co2+ + 4SCN- Co[Hg(SCN)4]

Uji tetes : Taruh setetes larutan uji diatas lempeng bercak, tambahkan sebutir kristal
kecil amonium tiosianat, diikuti dengan sedikit kobalt(II) asetat padat. Terjadi warna biru
jika ada ion merkurium(II).
Kepekaan : 0,5g Hg2+ . Batas konsentrasi : 1 dalam 105.

11. Uji kering semua senyawa-senyawa merkurium, tak peduli keadaan valensinya,
membentuk logam merkurium bila dipanaskan dengan natrium karbonat anhidrat yang
berlebihan. Untuk petunjuk-petunjuk praktis, lihat bagian III.5, reaksi 15.

2. TEMBAGA, Cu (A: 63,54)

Tembaga adalah logam merah-muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Ia
melebur pada 1038C. Karena potensial electrode standarnya positif, (+0,34 V untuk
pasangan Cu/Cu), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun
dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Asam nitrat yang sedang pekatnya (8M)
dengan mudah melarutkan tembaga:

3Cu + 8HNO 3Cu + 6NO + 2NO + 4HO

Asam sulfat pekat panas juga melarutkan tembaga:

Cu + 2HSO Cu + SO + SO + 2HO

Tembaga mudah pula larut dalam air raja:

3Cu + 6HCl + 2HNO 3Cu + 6Cl + 2NO + 4HO

Ada dua deret senyawa tembaga. Senyawa-senyawa tembaga(I) diturunkan dari


tembaga(I)oksida CuO yang merah, dan mengandung ion tembaga(I), Cu. Senyawa-
senyawa ini tak berwarna, kebanyakan garam tembaga(I) tak larut dalam air,
perilakunya mirip perilaku senyawa perak(I). Mereka mudah dioksidasikan menjadi
senyawa tembaga(II), yang dapat diturunkan dari tembaga(II) oksida, CuO, hitam.
Garam-garam tembaga(II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat,
maupun dalam larutan-air;warna ini benar-benar khas hanya untuk ion
tetraakuokuprat(II) [Cu(HO)] saja. Batas terlihatnya warna ion kompleks
tetraakuokuprat(II) (yaitu, warna ion tembaga(II) dalam larutan-air), adalah 500 g dalam
batas konsentrasi 1 dalam 10. Garam-garam tembaga(II) anhidrat, seperti tembaga(II)
sulfat anhidrat CuSO, berwarna putih (atau sedikit kuning). Dalam larutan air selalu
terdapat ion kompleks tetraakuo; demi kesederhanaan, dalam buku ini kita akan
menyebutnya sebagai ion tembaga(II) Cu saja.Dalam praktek, hanya ion tembaga(II)
yang penting, maka hanya reaksi ion tembaga(II) akan diuraikan disini.

Reaksi-reaksi ion tembaga(II) Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari dengan memakai


larutan tembaga(II) sulfat.

1. Hidrogen sulfide (gas atau larutan-air jenuh):endapan hitam, tembaga(II) sulfida:


Cu + HS CuS + 2H

K(CuS; 25C) = 10. Kepekaan:1 g Cu.Batas konsentrasi: 1 dalam 5 x 10.

Larutan harus asam (1Mdalam asam klorida) untuk memperoleh endapan


kristalin yang mudah disaraing. Tanpa adanya asam, atau dalam larutan yang hanya
sedikit sekali asam, diperoleh endapan koloid yang hitam kecoklatan. Dengan
menambahkan sedikit asam dan mendidihkan, dapat tercapai koagulasi
(penggumpalan).

Endapan tak larut dalam asam sulfat encer (1M) mendidih (perbedaan dari
cadmium), dalam natrium hidroksida, natrium sulfide, ammonium sulfida, dan hanya
sedikit sekali larut dalam polisulfida.

Asam nitrat pekat, panas, melarutkan tembaga(II) sulfide, dengan meninggalkan


belerang sebagai endpan putih:

3CuS+ 8HNO 3Cu + 6NO + 3S + 2NO + 2HO

Bila dididihkan lebih lama, belerang akan dioksidasikan menjadi asam sulfat dan
kita memperoleh larutan yang jernih dan berwarna biru:

S + 2HNO 2H + SO + 2NO

Kalium sianida (RACUN) malarutkan endapan, pada mana terbentuk ion


tetraasinokuprat(I) yang tak berwarna dan terbentuk ion disulfida:

2CuS + 8CN 2[Cu(CN)] + S

Perhatikan, bahwa ini merupakan proses oksidasi-reduksi (tembaga direduksi,


belerang dioksidasi) yang dibarengi dengan pembentukan kompleks. Bila dalam
keadaan basah dibiarkan terkena udara, tembaga(II) sulfida cenderung teroksidasi
menjadi tembaga(II) sulfat:

CuS + 2O CuSO

Dan karenanya menjadi dapat larut dalam air. Banyak sekali panas yang dilepaskan
pada proses ini. Kertas saring dengan endapan tembaga(II) sulfida diatasnya, tak boleh
sekali-kali dibuang dalam tempat sampah yang berisi kertas atau lain-lain zat yang
mudah menyala, tetapi endapan itu harus dihilangkan dulu dengan menghanyutkannya
dengan air yang mengalir.

2. Larutan ammonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit: endapan biru
suatu garam basa (tembaga sulfat basa):
2Cu + SO + 2NH + 2HO Cu(OH).CuSO + 2NH

Yang larut dalam reagensia berlebihan, pada mana terjadi warna biru tua, yang
disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks tetraaminokuprat(II):

Cu(OH).CuSO + 8NH 2[Cu(NH)] + SO + 2OH

Jika larutan mengandung garam ammonium (atau larutan itu sangat asam dan
ammonia yang dipakai untuk menetralkannya sangat banyak), pengendapan tak terjadi-
sama sekali, Tetapi warna biru langsung terbentuk.

Reaksi ini adalah khas untuk ion tembaga(II), dengan tak adanya

3. Natrium hidroksida dalam larutan dingin: endapan biru tembaga(II) hidroksida:

Cu + 2OH Cu(OH)

Endapan tak larut dalam reagensia berlebihan.

Bila dipanaskan, endapan diubah menjadi tembaga(II) oksida hitam oleh dehidratasi:

Cu(OH) CuO + HO

Dengan adanya asam tartarat atau asam sitrat dalam larutan, tembaga(II) hidroksida
tak diendapkan oleh larutan basa alkal, tetapi larutan jadi berwarna biru. Jika larutan
yang basa ini diolah dengan zat-zat pereduksi tertentu, seperti hidroksilamina, hidrazina,
glukosa, dan asetaldehida, maka tembaga(I) hidroksida yang kuning mengendap dari
larutan yang hangat, yang kemudian diubah menjadi tembaga(I) oksida merah, CuO
dengan pendidihan.Larutan garam tembaga(II) yang bersifat basa, yang mengandung
asam tartarat, biasa dikenal orang sebagai larutan Fehling; ia mengandung ion
kompleks [Cu(COO.CHO)]

4. Kalium iodida: mengendapkan tembaga(I) iodida yang putih, tetapi larutannya berwarna
coklat tua karena terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod):

2Cu + 5I 2CuI + I

Dengan menambahkan natrium tiosulfat berlebihan kepada larutan, ion tri-iodida


direduksi menjadi ion iodida yang tak berwarna, dan warna putih dari endapan menjadi
terlihat. Reduksi dengan tiosulfat menghasilkan ion tetrationat:

I + 2SO 3I + SO

Reaksi ini dipakai dalam analisis kuantitatif untuk penentuan tembaga secara iodometri.
5. Kalium sianida (RACUN): bila ditambahkan dengan sedikit sekali, mula-mula terbentuk
endapan kuning tembaga(II) sianida:

Cu + 2CN Cu(CN)

Endapan dengan cepat terurai menjadi tembaga(I) sianida putih dan sianogen (GAS
YANG SANGAT BERACUN)

2Cu(CN) 2Cu(CN) +(CN)

Dalam reagensia berlebihan, endapan terlarut, dan kompleks tetrasianokuprat(I) yang


tak berwarna terbentuk:

CuCN + 3CN [Cu(CN)]

Kompleks ini begitu stabil (yaitu, konsentrasi ion tembaga(I) begitu rendah) sehingga
hydrogen sulfide tidak dapat mengendapkan tembaga(I)sulfide dari larutan ini
(perbedaan dari cadmium, lihat bagian IIL11 reaksi 1 dan 5).

6. Kalium heksasianoferat(II): endapan coklat-kemerahan, yaitu tembaga


heksasianoferat(II) dalam suasana netral atau asam:

2Cu + [Fe(CN)] Cu [Fe(CN)]

Endapan larut dalam endapan ammonia, pada mana terbentuk ion tembaga tetraamina
yang biru tua:

Cu[Fe(CN)] + 8NH 2[Cu(NH)] + [Fe(CN)]

7. Kalium tiosianat: endapan hitam tembaga(II) tiosianat:

Cu + 2SCN Cu(SCN)

Endapan terurai perlahan-lahan, membentuk tembaga(I)tiosianat putih, dan terbentuk


tiosianogen:

2Cu(SCN) 2CuSCN + (SCN)

Tiosianogen ini terurai cepat dalam larutan air.

Tembaga(II) tiosianat dapat segera diubah menjadi tembaga(I) tiosianat dengan


menambahkan zat pereduksi yang sesuai. Larutan jenuh belerang dioksida merupakan
reagensia yang paling sesuai:

2Cu(SCN) + SO +2HO 2Cu(SCN) + 2SCN + SO + 4H


8. Besi jika sepotong paku besi yang bersih atau mata pisau lipat dicelup dalam larutan
suatu garam tembaga, kita peroleh endapan yang merah dari tembaga padanya: (lihat
bagan 1.42)

Cu + Fe Fe + Cu

Dan sejumlah besi yang ekuivalen melarut.

Potensial electrode tembaga (lebih tepatnya, system tembaga-tembaga(II)) lebih positif


dibandingkan potensial electrode besi (atau system besi-besi(II)).

9. -Benzoinoksima(atau kupron) (5% dalam alcohol)

(CH.CHOH.C (=NOH). CH):

Membentuk endapan hijau, tembaga(II) benzoinoksima Cu(CHO), yang tak larut


dalam ammonia encer. Jika ada garam-garam logam yang bisa diendapkan oleh
ammonia, pengendapannya dapat dicegah dengan menambahkan natrium kalium tartrat
(10%).reagensia ini spesifik untuk tembaga dalam larutan tartrat amoniakal. Garam-
garam ammonium yang berjumlah banyak, mengganggu dan harus dihilangkan dengan
menguapkan dan memanaskan sampai merah-pijar: residu ini lalu dilarutkan dalam
sedikit sam klorida encer.

Olah sedikit kertas reaksi-tetes dengan setetes larutan uji yang sedikit asam dan setetes
reagensia, lalu pegang kertas diatas uap ammonia. Timbul pewarnnan hijau.

Kepekaan: 0,1ug Cu. Batas konsentrasi: 1 dalam 5 x 10

Jika ion-ion lain yang dapat diendapkan oleh larutan ammonia, juga ada, setetes larutan
garam Rochelle (10%) harus diteteskan dahulu diatas kertas sebelum reagensia
ditambahkan.

10. Salisilaldoksima (1%)

CH=NOH

OH

Membentuk endapan kuning-kehijauan tembaga salisilaldoksima Cu(C 7H6O2N)


2dalam larutan asam asetat, yang larut dalam asam asetat, yang larut dalam asam
mineral. Hanya palladium dan emas yang mengganggu, masing-masing menghasilkan
Pd(CHON) dan logam emas dalam larutan asam asetat; zat-zat ini karenanya tidak
boleh ada.
Taruh setetes larutan uji yang telah dinetralkan, kemudian asamkan dengan asam asetat
dalam tabung uji-mikro dan tambahkan satu tetes reagensia. Kita memperoleh endapan
atau kekeruhan (opalesensi) (tergantung dari banyaknya tembaga yang terdapat) yang
berwarna hijau-kuning.

Kepekaan: 0,5ug Cu. Batas konsentrasi: 1 dalam 10

11. Asam rubeanat (atau ditio-oksamida) (0,5)

HN-C-C-NH

S S

Endapan hitam,tembaga rubeanat Cu[C(=NH)S] dari larutan amoniakal atau yang


sedikit asam. Endapan terbentuk meskipun ada alkali tartrat, tetapi tidak dalam larutan
alkali sianida. Hanya ion-ion nikel dan kobalt bereaksi pada kondisi-kondisi yang serupa,
dengan menghasilkan masing-masing endapan-endapan biru dan coklat. Namun
tembaga bisa dideteksi, meskipun ada unsur-unsur ini, dengan memakai metode
pemisahan secara kapiler diatas kertas saring. Merkurium (I) tak boleh ada, karena
memberinoda hitam dengan ammonia.

Diatas lubang-lubang yang bersebelahan dari lempeng bercak, taruh setetes larutan uji
dan setetes air suling. Tambahkan kepada masing-masing 1 tetes besi(III) tiosianat
(0,05M), dan 3 tetes nantrium tiosulfat (0,5M).

Hilangnya warna dari larutan yang bebas-tembaga itu baru sempurna dalam 1,5-2
menit: jika larutan uji mengandung 1ug tembaga, hilangnya warnanya terjadi seketika.
Untuk tembaga-tembaga dalam jumlah yang sedikit, perbedaan dalam waktu antara
kedua uji tersebut, masih cukup berarti.

Kepekaan: 0,2ug Cu. Batas konsentrasi: 1 dalam 2 x 10.

14. uji kering

a. uji pipa-tiup, bila senyawa tembaga dipanaskan dengan karbonat alkali diatas arang,
logam tembaga yang merah diperoleh, tetapi tak terlihat oksida.

b. manik boraks, hujau selagi panas, dan biru ketika dingin sehabis dipanaskan dalam
nyala oksidasi; merah dalam nyala reduksi, yang diperoleh paling baik dengan
menambahkan runutan timah.

c. uji nyala, hijau terutama pada kehadiran halide, misalnya dengan membasahkan
asam klorida pekat sebelum dipanaskan.
3. KADMIUM, Cd (Ar: 112,40).

Kadmium adalah logam putih keperakan,yang dapat ditempa dan liat. Ia melebur
pada suhu 321o C. Ia melarut dengan lambat dalam asam encer dengan melepaskan
hidrogen (disebabkan potensial elektrodenya yang negatif):

Cd + 2H Cd2+ + H2

Kadmium membentuk ion bivalen yang tak berwarna . Kadmium klorida, nitrat dan sulfat
larut dalam air; sulfidanya tak larut dan berwarna kuning khas .

Reaksi ion kadmium(II) Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari paling mudah dengan
larutan kadmium sulfat 0,25M.

1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh ): endapan kuning kadmium sulfida:

Cd2+ + H2S Cds + 2H+

Reaksi ini dapat-balik; jika konsentrasi asam kuat dalam larutan diatas 0,5M,
pengendapan akan tak sempurna. Asam pekat melarutkan endapan oleh sebab yang
sama. Endapan tak larut dalam kalium sianida (RACUN), ini membedakan ion kadmium
dari tembaga.

2. Larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes: endapan putih kadmium (II)
hidroksida:

Cd2+ + 2NH3 + 2H2O Cd(OH)2 + 2NH+4

Endapan melarut dalam asam, pada mana kesetimbangan bergeser ke kiri.


Reagensia yang berlebihan melarutkan endapan, pada mana ion-ion
tetraaminakadmium(II) terbentuk Cd(OH) 2 4NH3 [Cd(NH3)4]2+ + 2OH- kompleks
ini tidak berwarna.

3. Natrium hidroksida: endapan putih kadmium (II) hidroksida : Cd2+ +


2OH- Cd(OH)2

Endapan tak larut dalam reagensia berlebihan ; warna dan komposisinya tetap tak
berubah bila di didihkan. Asam encer melarutkan endapan dengan menggeser
kesetimbangan ke kiri .

4. Kalium sianida (RACUN) : endapan putih kadmium sianida, bila ditambahkan perlahan-
lahan kepada larutan :

Cd2+ + 2CN- Cd(CN)2


Reagensia yang berlebihan melarutkan endapan, pada mana ion tetrasianokadmiat
(II) terbentuk : Cd(CN)2 + 2CN- [Cd(CN)4]2-

Kompleks yang tak berwarna ini tak terlalu stabil ; bila gas hidrogen sulfida dialirkan
kadmium sulfida akan mengendap : [Cd(CN)4]2-
+ H2S CdS + 2H+ + 4CN-

Perbedaan yang menyolok dalam kestabilan kompleks-kompleks tembaga dan


kadmium tetrasianato, dipakai sebagai dasar untuk pemisahan ion-ion tembaga dari
kadmium (lihat bagian I.32).

5. Kalium tiosianat : tak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga).


6. Kalium iodida: tak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga).
7. Dinitro-p-difenil karbazida (0,1%)
Membentuk produk yang berwarna coklat dengan kadmium hidroksida , yang yang
berubah menjadi biru kehijauan dengan formaldehida . Taruh
setetes larutan uji yang asam, netral, atau amoniakal, diatas lempeng bercak dan
campur dengan 1 tetes larutan natrium hidroksida (2M) dan 1 tetes larutan kalium
sianida (10%). Bubuhkan 1 tetes pereaksi dan 2 tetes larutan formaldehida (40%).
Terbntuk endapan coklat, yang dengan cepat sekali menjadi biru kehijauan. Reagensia
kalau sendirian, berwarna merah dlam larutan basa , dan berwarna lembayung dengan
formaldehida, maka sebaiknya bandingkan warna yang dihasilkan dalam uji blanko
dengan air murni, bila kita menyelidiki kadmium yang jumlahnya sangat sedikit sekali.

Kepekaan : 0,8 Cd . Batas konsentrasi : 1 dalam 60.000

Dengan adanya tembaga dalam jumlah yang banyak sekali, harus dipakai 3 tetes dari
masing-masing larutan kalium sianida dan formaldehida ; kepekaan adalah 4 Cd,
dengan adanya tembaga sebanyak 400 kali lipat dari itu.

8. 4-Nitronaftalena-diazoamino-azo-benzena (Cadion 2B) (0,02%):

Kadmium hidoksida membentuk zat warna merah dengan reagensia, yang


kontras dengan rona biru reagensia.
Taruh setetes reagensia diatas kertas reaksi-tetes, tambahkan satu tetes larutan
uji (yang harus diasamkan sedikit dengan asam asetat (2M), dan mengandung sedikit
natrium kalium tartrat) , dan lalu satu tetes kalium hidroksida (2M) . Dihasilkan suatu
bercak berwarna merah-jambu terang , yang dikitari oleh lingkaran berwarna
biru .kepekaan: 0,025 Cd.Gangguan dari tembaga, nikel, kobalt, besi, kromium, dan
magnesium dicegah dengan menambahkan natrium kalium nartrat pada larutan uji :
maka hanya perak (dapat dihilangkan sebagai perak iodida dengan menambahkan
sedikit larutan KI ) dan merkurium yang mengganggu . Merkurium paling baik
dihilangkan dengan menambahkan sedikit natrium kalium tartrat , beberapa butir kristal
hidroksilamina hidroklorida, diikuti dengan larutan natrium hidroksida sampai larutan
bersifat basa; merkurium akan mengendap sebagai logam. Timah (II) klorida tak cocok
untuk reduksi ini, karena bagian terbesar dari kadmium akan teradsorbsi pada endapan
merkurium itu.Reagensia dibuat dengan melarutkan 0,02 g. kadion 2B dalam 100 ml
etanol kepada mana ditambahkan 1 ml kalium hidroksida 2M. Larutan ini tak boleh
dipanaskan. Asam mineral akan merusaknya.

9. Uji kering : a. Uji pipa tiup. Semua senyawa kadmium bila dipanaskan dengan alkali
karbonat diatas arang, menghasilkan kerak berwarna coklat kadmium oksida CdO.

b. Uji pipa . Garam kadmium direduksi oleh natrium oksalat menjadi unsur kadmium,
yang biasanya diperoleh sebagai cermin logam, dikelilingi oleh sedikit kadmium oksida
coklat . Pada pemanasan dengan belerang ,logam itu berubah menjadi kadmium sulfida
kuning .Taruh sedikit garam kadmium yang dicampur dengan natrium oksalat yang sma
berat, dalam sebuah tabung pemijar kecil, dan panaskan . Terjadilah cermin logam
kadmium dengan pinggiran yang coklat . Biarkan menjadi dingin,tambahkan sedikit
bunga belerang dan panaskan lagi . Cermin logam berangsur-angsur berubah menjadi
sulfida yang berwarna jingga ,yang menjadi kuning setelah di dinginkan . Jangan
kacaukan ini dengan sublimat belerang yang kuning .
PROSEDUR
1. Identifikasi kation golongan II : Cu2+, Cd2+, Hg2+

Sampel : CuSO4, CdSO4, Hg2(NO3)2

Prosedur :

a. Prosedur 1
- Sediakan 3 buah tabung reaksi
- Masukan 10 tetes larutan CuSO4 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan CdSO4 ke
dalam tabung reaksi 2, dan 10 tetes larutan Hg 2(NO3)2 ke dalam tabung reaksi 3
- Ke dalam masing-masing tabung tambahkan 5 tetes larutan NH 4OH dan amati
perubahan yang terjadi
- Tambahkan larutan NH4OH berlebih dan amati perubahan yang terjadi
b. Prosedur 2
- Sediakan 2 buah tabung reaksi
- Masukan 10 tetes larutan CuSO4 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan CdSO4 ke
dalam tabung reaksi 2, dan 10 tetes larutan Hg 2(NO3)2 ke dalam tabung reaksi 3
- Ke dalam masing-masing tabung tambahkan 5 tetes larutan NaOH dan amati
perubahan yang terjadi
- Panaskan ketiga tabung reaksi dan amati perubahan yang terjadi
- Didihkan larutan dan amati perubahan yang terjadi
c. Prosedur 3
- Sediakan 2 buah tabung reaksi
- Masukan 10 tetes larutan CuSO4 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan CdSO 4 ke
dalam tabung reaksi 2, dan 10 tetes larutan Hg 2(NO3)2 ke dalam tabung reaksi 3
- Ke dalam masing-masing tabung tambahkan 5 tetes larutan KI dan amati perubahan
yang terjadi
d. Prosedur 4
- Sediakan 2 buah tabung reaksi
- Masukan 10 tetes larutan CuSO4 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan CdSO 4 ke
dalam tabung reaksi 2, dan 10 tetes larutan Hg 2(NO3)2 ke dalam tabung reaksi 3
- Ke dalam masing-masing tabung tambahkan 5 tetes larutan KSCN dan amati
perubahan yang terjadi

PENGAMATAN

PROSEDUR 1

NO KATION PEREAKSI PENGAMATAN


1. CuSO4 NH4OH Menghasilkan endapan berwarna biru muda

+ NH4OH berlebih endapan menjadi larut


CdSO4 NH4OH Menghasilkan endapan berwarna putih

+NH4OH berlebih endapan tetap


Hg2(NO3)2 NH4OH Menghasilkan endapan berwarna putih

+NH4OH berlebih endapan tetap

PROSEDUR 2

NO KATION PEREAKSI PENGAMATAN

2. CuSO4 NaOH Menghasilkan endapan berwarna biru muda

Setelah didihkan endapan berkurang dan menghasilkan


warna lebih biru muda
CdSO4 NaOH Menghasilkan endapan berwarna putih

Setelah didihkan endapan tidak mengalami perubahan


(tetap)
Hg2(NO3)2 NaOH Menghasilkan endapan berwarna kuning

Setelah didihkan endapan berubah menjadi berwarna


kuning tua kecoklatan

PROSEDUR 3

NO KATION PEREAKSI PENGAMATAN

3. CuSO4 KI Menghasilkan endapan berwarna kuning

CdSO4 KI Larutan tidak berubah (larutan bening)

Hg2(NO3)2 KI Menghasilkan endapan berwarna oren

PROSEDUR 4

NO KATION PEREAKSI PENGAMATAN

4. CuSO4 KSCN Menghasilkan endapan berwarna hijau

CdSO4 KSCN Larutan tidak berubah (larutan bening)

Hg2(NO3)2 KSCN Menghasilkan endapan berwarna putih


PEMBAHASAN

CuSO4 setelah di tambahkan larutan NH4OH menghasilkan endapan berwarna biru


muda dan setelah di tambahkan NH4OH berlebih endapan menjadi larut

CuSO4 = Cu+ + SO42- NH4OH = NH4+ + OH-

Cu+ + OH- CuOH NH4+ + SO42- NH4SO4

CdSO4 setelah di tambahkan larutan NH4OH menghasilkan endapan berwarna putih dan
setelah di tambahkan NH4OH berlebih endapan tidak berubah (tetap).

CdSO4 = Cd+ + SO42- NH4OH = NH4+ + OH-

Cd+ + OH- CdOH NH4+ + SO42- NH4SO4

Hg(NO3)2 setelah di tambahkan larutan NH4OH menghasilkan endapan berwarna putih


dan setelah di tambahkan larutan NH4OH endapan tidak berubah (tetap).

Hg(NO3)2 = Hg2+ + NO3- NH4OH = NH4+ + OH-

Hg2+ + OH- HgOH

CuSO4 setelah di tambahkan larutan NaOH menghasilakn endapan berwarna biru muda
dan setelah di didihkan endapan berkurang

CuSO4 = Cu+ + SO42- NaOH = Na+ + OH-

Cu+ + OH- CuOH


CdSO4 setelah di tambahkan larutan NaOH menghasilakn endapan berwarna putih dan
setelah di didihkan endapan tidak berkurang

CdSO4 = Cd+ + SO42- NaOH = Na+ + OH-

Cd+ + OH- CdOH

Hg(NO3)2 setelah di tambahkan larutan NaOH menghasilakn endapan berwarna kuning


dan setelah di didihkan endapan menghasilkan endapan berwarna kecoklatan

Hg(NO3)2 = Hg2+ + NO3- NaOH = Na+ + OH-

Hg2+ + OH- HgOH

CuSO4 setelah di tambahkan larutan KI menghasilkan endapan berwarna kuning

CuSO4 = Cu+ + SO42- KI = K+ + I-

Cu+ + I- CuI

CdSO4 setalah di tambahkan larutan KI tidak mngalami perubahan (larutan bening)

CdSO4 = Cd+ + SO42- KI = K+ + I-

Cd+ + I- CdI

Hg(NO3)2 setelah di tambahkan larutan KI menghasilkan endapan berwarna oren

Hg(NO3)2 = Hg2+ + NO3- KI = K+ + I-

Hg2+ + I- HgI

CuSO4 setelah di tambahkan larutan KSCN menghasilkan endapan berwarna hijau


pekat

CuSO4 = Cu+ + SO42-

CdSO4 setelah di tambahkan larutan KSCN larutan tetap (larutan bening)

CdSO4 = Cd+ + SO42-

Hg(NO3)2 setelah di tambahkan larutan KSCN menghasilkan endapan berwarna putih

Hg(NO3)2 = Hg2+ + NO3-

Anda mungkin juga menyukai