KADMIUM (Cd)
Sifat-sifat fisika dan kimia yang terpenting dari logam ini telah diuraikan dalam bagian
III.5.Reaksi-reaksi ion merkurium (II). Reaksi-reaksi ion merkurium (II) dapat dipelajari
dengan larutan merkurium (II) nitrat encer (0,05M).
1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh): Dengan adanya asam klorida encer,
mula-mula akan terbentuk endapan putih merkurium(II) klorosulfida (a), yang terurai bila
ditambahkan hidrogen sulfida lebih lanjut, dan akhirnya terbentuk endapan hitam
merkurium(II) sulfida (b).
Merkurium (II) sulfida merupakan salah satu endapan yang paling sedikit larut (K s = 4 x
10-54)
Endapan ini tak larut dalam air, asam nitrat encer panas, hidroksida, alkali atau
amonium sulfida (tak berwarna).
HgS + S [HgS2]2-
2. Larutan amonia : endapan putih dengan komposisi tercampur pada dasarnya terdiri dari
merkurium (II) oksida dan merkurium (II) amidonitrat :
Endapan tak larut dalam natrium hidroksida berlebihan. Asam dengan mudah
melarutkan endapan.
Reaksi ini adalah khas untuk ion-ion merkurium (II) dan dapat dipakai untuk
membedakan merkurium (II) dari merkurium (I).
Larutan kalium tetraiodiomerkurat (II) yang basa, dipakai sebagai reagensia yang
selektif dan peka untuk ion amonium (reagensia-Nessler, lihat bagian III.38, reaksi 2)
Jika lebih banyak lagi reagensia ditambahkan, merkurium (I) klorida di reduksi
lebih lanjut, dan terbentuklah endapan hitam, merkurium.
Uji bercak dengan adanya anilina : oleh setetes larutan uji yang terdapat diatas
kertas saring atau lempeng bercak, dengan setetes larutan timah (II) klorida, dan setetes
anilina. Terjadi noda cokelat atau hitam dari logam merkurium.
Anilina menyesuaikan PH larutan itu sampai suatu nilai yang cocok, pada mana
stibium tak mengganggu. Bismut dan tembaga juga tak mempunyai pengaruh perak,
emas dan molibdenum memang mengganggu.
7. Lembaran atau mata uang tembaga mereduksi ion merkurium (II) menjadi logamnya :
Cu + Hg2+ Cu2+ + Hg
Untuk petunjuk-petunjuk praktis bagi uji ini, lihat bagian III.5, reaksi 12.
8. Reagensia dienkuprato (II) sulfat* dengan adanya kalium iodida : endapan lembayung-
biru tua dalam larutan netral atau amoniakal. Mula-mula dihasilkan ion tetraiodomerkurat
(II) :
Reaksi ini peka, tetapi ion kadmium yang membentuk garam kompleks yang
serupa, mengganggu.
9. Difenilkarbazida bereaksi dengan ion merkurium(II) dengan cara yang serupa dengan
merkurium(I). Untuk perincian, lihat bagian III.5, reaksi 14.
10. Uji kobalt(II) tiosianat kepada larutan uji, tambahkan reagensia sejumlah volume yang
sama (kadar kira-kira 10%, baru saja dibuat), dan gosok-gosok dinding bejana dengan
batang kaca. Terbentuk endapan kristalin yang biru tua, yaitu kobalt
tetratiosianatomerkurat(II) :
Uji tetes : Taruh setetes larutan uji diatas lempeng bercak, tambahkan sebutir kristal
kecil amonium tiosianat, diikuti dengan sedikit kobalt(II) asetat padat. Terjadi warna biru
jika ada ion merkurium(II).
Kepekaan : 0,5g Hg2+ . Batas konsentrasi : 1 dalam 105.
11. Uji kering semua senyawa-senyawa merkurium, tak peduli keadaan valensinya,
membentuk logam merkurium bila dipanaskan dengan natrium karbonat anhidrat yang
berlebihan. Untuk petunjuk-petunjuk praktis, lihat bagian III.5, reaksi 15.
Tembaga adalah logam merah-muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Ia
melebur pada 1038C. Karena potensial electrode standarnya positif, (+0,34 V untuk
pasangan Cu/Cu), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun
dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Asam nitrat yang sedang pekatnya (8M)
dengan mudah melarutkan tembaga:
Cu + 2HSO Cu + SO + SO + 2HO
Endapan tak larut dalam asam sulfat encer (1M) mendidih (perbedaan dari
cadmium), dalam natrium hidroksida, natrium sulfide, ammonium sulfida, dan hanya
sedikit sekali larut dalam polisulfida.
Bila dididihkan lebih lama, belerang akan dioksidasikan menjadi asam sulfat dan
kita memperoleh larutan yang jernih dan berwarna biru:
S + 2HNO 2H + SO + 2NO
CuS + 2O CuSO
Dan karenanya menjadi dapat larut dalam air. Banyak sekali panas yang dilepaskan
pada proses ini. Kertas saring dengan endapan tembaga(II) sulfida diatasnya, tak boleh
sekali-kali dibuang dalam tempat sampah yang berisi kertas atau lain-lain zat yang
mudah menyala, tetapi endapan itu harus dihilangkan dulu dengan menghanyutkannya
dengan air yang mengalir.
2. Larutan ammonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit: endapan biru
suatu garam basa (tembaga sulfat basa):
2Cu + SO + 2NH + 2HO Cu(OH).CuSO + 2NH
Yang larut dalam reagensia berlebihan, pada mana terjadi warna biru tua, yang
disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks tetraaminokuprat(II):
Jika larutan mengandung garam ammonium (atau larutan itu sangat asam dan
ammonia yang dipakai untuk menetralkannya sangat banyak), pengendapan tak terjadi-
sama sekali, Tetapi warna biru langsung terbentuk.
Reaksi ini adalah khas untuk ion tembaga(II), dengan tak adanya
Cu + 2OH Cu(OH)
Bila dipanaskan, endapan diubah menjadi tembaga(II) oksida hitam oleh dehidratasi:
Cu(OH) CuO + HO
Dengan adanya asam tartarat atau asam sitrat dalam larutan, tembaga(II) hidroksida
tak diendapkan oleh larutan basa alkal, tetapi larutan jadi berwarna biru. Jika larutan
yang basa ini diolah dengan zat-zat pereduksi tertentu, seperti hidroksilamina, hidrazina,
glukosa, dan asetaldehida, maka tembaga(I) hidroksida yang kuning mengendap dari
larutan yang hangat, yang kemudian diubah menjadi tembaga(I) oksida merah, CuO
dengan pendidihan.Larutan garam tembaga(II) yang bersifat basa, yang mengandung
asam tartarat, biasa dikenal orang sebagai larutan Fehling; ia mengandung ion
kompleks [Cu(COO.CHO)]
4. Kalium iodida: mengendapkan tembaga(I) iodida yang putih, tetapi larutannya berwarna
coklat tua karena terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod):
2Cu + 5I 2CuI + I
I + 2SO 3I + SO
Reaksi ini dipakai dalam analisis kuantitatif untuk penentuan tembaga secara iodometri.
5. Kalium sianida (RACUN): bila ditambahkan dengan sedikit sekali, mula-mula terbentuk
endapan kuning tembaga(II) sianida:
Cu + 2CN Cu(CN)
Endapan dengan cepat terurai menjadi tembaga(I) sianida putih dan sianogen (GAS
YANG SANGAT BERACUN)
Kompleks ini begitu stabil (yaitu, konsentrasi ion tembaga(I) begitu rendah) sehingga
hydrogen sulfide tidak dapat mengendapkan tembaga(I)sulfide dari larutan ini
(perbedaan dari cadmium, lihat bagian IIL11 reaksi 1 dan 5).
Endapan larut dalam endapan ammonia, pada mana terbentuk ion tembaga tetraamina
yang biru tua:
Cu + 2SCN Cu(SCN)
Cu + Fe Fe + Cu
Olah sedikit kertas reaksi-tetes dengan setetes larutan uji yang sedikit asam dan setetes
reagensia, lalu pegang kertas diatas uap ammonia. Timbul pewarnnan hijau.
Jika ion-ion lain yang dapat diendapkan oleh larutan ammonia, juga ada, setetes larutan
garam Rochelle (10%) harus diteteskan dahulu diatas kertas sebelum reagensia
ditambahkan.
CH=NOH
OH
HN-C-C-NH
S S
Diatas lubang-lubang yang bersebelahan dari lempeng bercak, taruh setetes larutan uji
dan setetes air suling. Tambahkan kepada masing-masing 1 tetes besi(III) tiosianat
(0,05M), dan 3 tetes nantrium tiosulfat (0,5M).
Hilangnya warna dari larutan yang bebas-tembaga itu baru sempurna dalam 1,5-2
menit: jika larutan uji mengandung 1ug tembaga, hilangnya warnanya terjadi seketika.
Untuk tembaga-tembaga dalam jumlah yang sedikit, perbedaan dalam waktu antara
kedua uji tersebut, masih cukup berarti.
a. uji pipa-tiup, bila senyawa tembaga dipanaskan dengan karbonat alkali diatas arang,
logam tembaga yang merah diperoleh, tetapi tak terlihat oksida.
b. manik boraks, hujau selagi panas, dan biru ketika dingin sehabis dipanaskan dalam
nyala oksidasi; merah dalam nyala reduksi, yang diperoleh paling baik dengan
menambahkan runutan timah.
c. uji nyala, hijau terutama pada kehadiran halide, misalnya dengan membasahkan
asam klorida pekat sebelum dipanaskan.
3. KADMIUM, Cd (Ar: 112,40).
Kadmium adalah logam putih keperakan,yang dapat ditempa dan liat. Ia melebur
pada suhu 321o C. Ia melarut dengan lambat dalam asam encer dengan melepaskan
hidrogen (disebabkan potensial elektrodenya yang negatif):
Cd + 2H Cd2+ + H2
Kadmium membentuk ion bivalen yang tak berwarna . Kadmium klorida, nitrat dan sulfat
larut dalam air; sulfidanya tak larut dan berwarna kuning khas .
Reaksi ion kadmium(II) Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari paling mudah dengan
larutan kadmium sulfat 0,25M.
1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh ): endapan kuning kadmium sulfida:
Reaksi ini dapat-balik; jika konsentrasi asam kuat dalam larutan diatas 0,5M,
pengendapan akan tak sempurna. Asam pekat melarutkan endapan oleh sebab yang
sama. Endapan tak larut dalam kalium sianida (RACUN), ini membedakan ion kadmium
dari tembaga.
2. Larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes: endapan putih kadmium (II)
hidroksida:
Endapan tak larut dalam reagensia berlebihan ; warna dan komposisinya tetap tak
berubah bila di didihkan. Asam encer melarutkan endapan dengan menggeser
kesetimbangan ke kiri .
4. Kalium sianida (RACUN) : endapan putih kadmium sianida, bila ditambahkan perlahan-
lahan kepada larutan :
Kompleks yang tak berwarna ini tak terlalu stabil ; bila gas hidrogen sulfida dialirkan
kadmium sulfida akan mengendap : [Cd(CN)4]2-
+ H2S CdS + 2H+ + 4CN-
Dengan adanya tembaga dalam jumlah yang banyak sekali, harus dipakai 3 tetes dari
masing-masing larutan kalium sianida dan formaldehida ; kepekaan adalah 4 Cd,
dengan adanya tembaga sebanyak 400 kali lipat dari itu.
9. Uji kering : a. Uji pipa tiup. Semua senyawa kadmium bila dipanaskan dengan alkali
karbonat diatas arang, menghasilkan kerak berwarna coklat kadmium oksida CdO.
b. Uji pipa . Garam kadmium direduksi oleh natrium oksalat menjadi unsur kadmium,
yang biasanya diperoleh sebagai cermin logam, dikelilingi oleh sedikit kadmium oksida
coklat . Pada pemanasan dengan belerang ,logam itu berubah menjadi kadmium sulfida
kuning .Taruh sedikit garam kadmium yang dicampur dengan natrium oksalat yang sma
berat, dalam sebuah tabung pemijar kecil, dan panaskan . Terjadilah cermin logam
kadmium dengan pinggiran yang coklat . Biarkan menjadi dingin,tambahkan sedikit
bunga belerang dan panaskan lagi . Cermin logam berangsur-angsur berubah menjadi
sulfida yang berwarna jingga ,yang menjadi kuning setelah di dinginkan . Jangan
kacaukan ini dengan sublimat belerang yang kuning .
PROSEDUR
1. Identifikasi kation golongan II : Cu2+, Cd2+, Hg2+
Prosedur :
a. Prosedur 1
- Sediakan 3 buah tabung reaksi
- Masukan 10 tetes larutan CuSO4 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan CdSO4 ke
dalam tabung reaksi 2, dan 10 tetes larutan Hg 2(NO3)2 ke dalam tabung reaksi 3
- Ke dalam masing-masing tabung tambahkan 5 tetes larutan NH 4OH dan amati
perubahan yang terjadi
- Tambahkan larutan NH4OH berlebih dan amati perubahan yang terjadi
b. Prosedur 2
- Sediakan 2 buah tabung reaksi
- Masukan 10 tetes larutan CuSO4 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan CdSO4 ke
dalam tabung reaksi 2, dan 10 tetes larutan Hg 2(NO3)2 ke dalam tabung reaksi 3
- Ke dalam masing-masing tabung tambahkan 5 tetes larutan NaOH dan amati
perubahan yang terjadi
- Panaskan ketiga tabung reaksi dan amati perubahan yang terjadi
- Didihkan larutan dan amati perubahan yang terjadi
c. Prosedur 3
- Sediakan 2 buah tabung reaksi
- Masukan 10 tetes larutan CuSO4 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan CdSO 4 ke
dalam tabung reaksi 2, dan 10 tetes larutan Hg 2(NO3)2 ke dalam tabung reaksi 3
- Ke dalam masing-masing tabung tambahkan 5 tetes larutan KI dan amati perubahan
yang terjadi
d. Prosedur 4
- Sediakan 2 buah tabung reaksi
- Masukan 10 tetes larutan CuSO4 ke dalam tabung reaksi 1, 10 tetes larutan CdSO 4 ke
dalam tabung reaksi 2, dan 10 tetes larutan Hg 2(NO3)2 ke dalam tabung reaksi 3
- Ke dalam masing-masing tabung tambahkan 5 tetes larutan KSCN dan amati
perubahan yang terjadi
PENGAMATAN
PROSEDUR 1
PROSEDUR 2
PROSEDUR 3
PROSEDUR 4
CdSO4 setelah di tambahkan larutan NH4OH menghasilkan endapan berwarna putih dan
setelah di tambahkan NH4OH berlebih endapan tidak berubah (tetap).
CuSO4 setelah di tambahkan larutan NaOH menghasilakn endapan berwarna biru muda
dan setelah di didihkan endapan berkurang
Cu+ + I- CuI
Cd+ + I- CdI
Hg2+ + I- HgI