Menghentikan
Subsidi BBM
Foto: Ibnu Gozali / Portonews
Salah Kaprah
Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin pepatah ini cukup tepat menggambarkan kondisi
Pemerintah dalam urusan bahan bakar minyak (BBM) dan gas alam cair (LPG). Alih-alih
mengalihkan subsidi BBM dan LPG untuk keperluan yang lebih penting, tepat dan berguna
sebagaimana yang didengungkan, pemerintah terjebak dalam lingkaran salah kaprah.
Oleh :
S
UBSIDI yang dikeluarkan Pemerintah
pada 2018 mencapai Rp97 triliun dan
pada 2019 diperkirakan naik menjadi
Rp100,6 trilliun. Kemungkinan besar
apabila tidak ada perubahan kebijakan,
subsidi tersebut akan meningkat lagi di
tahun 2020.
Namun, subsidi yang ditargetkan
untuk menolong masyarakat miskin dan
kaum duafa tidak mengenai sasaran.
Tambahan lagi subsidi tidak mendorong
Pada 2015 volume solar subsidi menjual premium di Jawa Madura dan internet. Dengan sistem pendataan
mencapai 14,2 juta kiloliter, turun menjadi Bali atas instruksi pemerintah diaktifkan penduduk digital duplikasi penerima
13,6 juta kiloliter tahun 2016 tetapi naik kembali dan disebut sebagai program subsidi bisa dihindari. Pembatasan
terus mulai tahun 2017, mencapai 14,5 Reborn SPBU Premium. Masyarakat yang subsidi dapat dilakukan dan subsidi
juta kiloliter tahun 2017, dan 15,6 juta sebenarnya sudah terbiasa dengan BBM menjadi tepat sasaran dan efektif.
kiloliter tahun 2018. Diperkirakan volume yang tidak disubsidi akhirnya kembali ke Distorsi pasar dihindarkan dengan
konsumsi solar subsidi akan menembus Premium. menerapkan harga pasar atas LPG yang
angka 15,6 juta kiloliter di tahun 2019. Dari uraian di atas, nampak bahwa dijual. Dengan media sosial dilakukan
Volume LPG 3 kg yang disubsidi naik inkonsistensi kebijakan pemerintahlah nudging, penerapan psikologi berupa
terus. Pada tahun 2015 tercatat konsumsi yang menyebabkannya terbelenggu subsidi dorongan dorongan kecil dari Pemerintah
LPG 3 kg mencapai 5,6 juta ton, naik BBM. Kebijakan yang salah kaprah ini untuk mengubah perilaku masyarakat
menjadi 6,0 juta ton tahun 2016, 6,3 juta membatasi fleksibilitas pemerintah dalam untuk menjadi lebih baik. Dengan
ton tahun 2017, 6,5 juta ton tahun 2018, mendanai proyek pembangunan yang menerapkan teori dari Richard Thaler
dan diperkirakan mencapai 7,0 juta ton lebih dibutuhkan masyarakat. Kebijakan pemenang Hadiah Nobel Ekonomi
tahun 2019. ini juga mendorong perilaku boros dalam 2017, India berhasil menggugah alam
Total subsidi yang dikeluarkan konsumsi BBM dan LPG. bawah sadar masyarakat untuk tidak
pemerintah untuk BBM dan LPG pada menggunakan subsidi LPG bagi mereka
tahun 2015 mencapai Rp60,76 triliun. Menghentikan Salah Kaprah yang tidak berhak. Dilaporkan hampir
Karena penurunan harga minyak besaran Memperhatikan beban yang ditimbulkan 11 juta kepala keluarga secara sukarela
subsidi turun menjadi Rp43,69 triliun jika subsidi salah kaprah dipertahankan melepas subsidi LPG yang telah diterima.
tahun 2016. Akan tetapi meningkatnya sudah seyogyanya pemerintah Kemajuan teknologi digital,
kembali harga minyak sejak 2017 mempertimbangkan dengan seksama pendataan penduduk yang baik melalu
menyebabkan subsidi pemerintah menghentikan subsidi BBM dan LPG e-KTP, program Kartu Indonesia dari
untuk BBM dan LPG naik menjadi yang salah kaprah. Presiden Joko Widodo memberikan
Rp47,05 triliun tahun 2017 dan Rp97,01 Adalah India yang berhasil dengan peluang untuk menghentikan subisidi
triliun tahun 2018. Untuk tahun baik dalam menyalurkan subsidi tepat salah kaprah baik untuk BBM maupun
2019, diperkirakan Pemerintah akan sasaran. Melalui program PaHaL yang LPG. Dengan terpilihnya Jokowi
menggelontorkan Rp100,65 triliun untuk merupakan singkatan dari Pratyaksh sebagai presiden untuk periode kedua,
subsidi BBM dan LPG. (langsung) Hastantarit (transfer) Labh nampaknya peluang sejarah untuk
Meskipun Pemerintah tidak (manfaat), Pemerintah memberikan menghentikan subsidi salah kaprah di
mensubsidi harga Premium kenaikan subsidi langsung yang ditransfer kepada Tanah Air ada di pundak beliau. Agaknya
harga minyak mentah pada tahun 2017 rekening penerima yang berhak untuk Jokowi yang dapat diharapkan akan
menyebabkan harga pokok penjualan mendapatkan subsidi LPG untuk membetulkan tangga agar tidak jatuh dan
Premium di tahun 2017 naik melebihi keperluan memasak. tidak menimpa Pemerintah atas beban
harga jual di SPBU. Badan usaha akhirnya Program yang dimulai tahun 2013 subsidi yang salah kaprah. ℗
menanggung subsidi atas selisih harga tersebut menjangkau seluruh India tahun
tersebut dan Pemerintah memberikan 2015 dengan total penerima 177 juta
konpensasi triliunan rupiah yang tidak lain rumah tangga. Keberhasilan program Dr. I Gusti Suarnaya Sidemen
Pemerhati Kebijakan
subsidi juga. didukung oleh pemanfaatan teknologi
Energi dan Lingkungan
Akan halnya SPBU yang sudah tidak biometrik, teknologi informasi dan