Suku Bunga KUR pada tahun 2019 100% dari dana Lembaga Keuangan
sebesar 7% efektif pertahun (atau sama penyalur KUR
dengan suku bunga flat yang setara)
Suku Sumber
Bunga Dana KUR • Meningkatkan dan memperluas
Kredit/pembiayaan modal kerja
dan/atau investasi kepada debitur akses pembiayaan kepada usaha
individu/perseorangan, badan produktif
usaha dan/atau kelompok usaha
yang produktif dan layak namun
Kredit Usaha • Meningkatkan kapasitas daya saing
usaha mikro, kecil dan menengah
Definisi Tujuan
belum memiliki agunan tambahan Rakyat KUR • Mendorong pertumbuhan ekonomi
dan penyerapan tenaga kerja.
atau agunan tambahan belum cukup
(KUR)
Individu/perseorangan baik sendiri- Penerima Sektor Semua sektor ekonomi yang sesuai
sendiri maupun kelompok usaha atau KUR Ekonomi dengan ketentuan KUR
badan usaha yang melakukan usaha
yang produktif
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia
Tahun 2007
Sebagai bentuk dukungan 24% KUR Mikro
terhadap sektor UMKM,
Pemerintah terus
mempermudah dan
menurunkan suku bunga
Tahun 2014
KUR
22% KUR Mikro Tahun 2015
- Menko Perekonomian-
13% KUR Ritel
12%
Persyaratan agunan
tambahan KUR
dipermudah: Tahun 2016 - 2017
• KUR Mikro dan KUR
TKI = agunan 9%
tambahan tidak
wajib dan tanpa
perikatan
• KUR Kecil dan KUR
Khusus = agunan Tahun 2018-2019
tambahan sesuai
penilaian Penyalur
KUR
7%
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia
PLAFON DAN SKEMA KUR TAHUN 2019
2 Usulan plafon KUR tahun 2020 sebesar Rp 190 Triliun atau sesuai Rp190 Triliun • Kemenko
kecukupan anggaran subsidi bunga KUR. Plafon KUR akan atau sesuai Perekonomian;
ditingkatkan secara bertahap mencapai Rp325 Triliun di tahun 2024 ketersediaan • Kemenkeu;
anggaran • Kemenkop UKM.
3 Plafon KUR Mikro dinaikkan dari Rp25 juta per debitur menjadi Rp50 disetujui Kemenko
juta per debitur. Total akumulasi plafon KUR Mikro untuk sektor Perekonomian;
perdagangan berubah dari Rp100 juta menjadi Rp200 juta
4 Target capaian KUR sektor produksi tahun 2020 sebesar minimum 60% disetujui • Kemenko
dari total penyaluran KUR Perekonomian;
• Kemenkeu.
5 Distribusi plafon penyaluran KUR tahun 2020 per Penyalur KUR Disetujui, bisa • Kemenko
ditambah Perekonomian
sesuai dengan
kecukupan
anggaran
8
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia PIHAK-PIHAK TERKAIT KUR TAHUN 2019
PENAMBAHAN MODAL
USAHA KUBE MELALUI KUR
Perkembangan Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Perkembangan Kelompok KUBE Rincian Alokasi KUBE untuk Tahun
349,000 (KK) 2019
2.000
KUBE/20.000 1.360 KUBE/ 13.600 KK
218,451 KK
34%
43%
109,700 117,700 Wilayah I
Rincian Perkembangan alokasi UEP-KUBE Tahun 2019 terbagi menjadi 24.700 KK (2.470 KUBE) di
Wilayah I, 13.600 KK (1.360 KUBE pada 51 Lokasi) di Wilayah II, dan 20.000 KK (2.000 KUBE di 39
lokasi) di Wilayah III.
12
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia KUBE Sebagai Penerima KUR
Berdasarkan Permenko No 11 Tahun 2017 jo. Permenko Nomor 8 Tahun 2018
dan Permenko Nomor 6 Tahun 2019
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia KUBE Sebagai Penerima KUR
Berdasarkan Permenko No 11 Tahun 2017 jo. Permenko Nomor 8 Tahun 2018
Pasal 3 ayat (3) Permenko 8 Tahun 2018 Pasal 16 ayat (5) Permenko 8 Tahun 2018
Add Skills 90% KUR BRI kepada KUBE RanuyosoAdd Skills – 60%
3.–Realisasi 4. Realisasi penyaluran KUR BRI Syariah kepada KUBE
Lumajang, dengan plafond penyaluran Rp 25 juta (30 Udaya Sahita, dengan plafond penyaluran Rp 10 juta
Agustus 2019) (September 2019)
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia
Realisasi Penyaluran KUR kepada KUBE pada Pilot Project I Akses KUBE
Terhadap KUR di Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur
Penyaluran KUR 2015 s.d 30 September 2019 Berdasarkan Skema Akumulasi KUR 2015 s.d. 30 Sept 2019 KUR 1 Jan 2019 s.d. 30 Sept2019
Plafon dalam Rp juta
Realisasi Penyaluran Debitur Realisasi Penyaluran Debitur
290.049.641
NPL
449,38 1,23 %
18.017.285 115,7triliun 4.127.920
triliun
157.560.061 Outstanding (82,68% dari Outstanding
target)
64,54% 0.39%
35,06% 158,07 98,06
1.771.419 triliun
triliun
KUR Mikro KUR Kecil KUR Penempatan TKI 22
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia Penyaluran KUR Menurut Provinsi
Menurut Provinsi (Rp Juta)
(Agustus 2015 s.d 30 September 2019)
Jawa Tengah 17.59%
79,047,339
Jawa Timur 16.64%
74,778,389
Jawa Barat 12.64%
56,791,966
Sulawesi Selatan 5.78%
25,990,771
Sumatera Utara 4.26%
19,128,879
Bali 3.77%
16,927,092
DKI Jakarta 3.34%
15,003,009 Jumlah Realisasi KUR (Rp)
Lampung 2.94%
13,211,206 Persentase Realisasi KUR
Jambi 2.87%
12,909,904 KALIMANTAN
2.42% Jumlah Debitur KUR
Sumatera Barat 10,867,996
Sumatera Selatan 2.29%
10,279,893
Banten 2.13%
9,557,248 Rp 27,02 triliun
D.I. Yogyakarta 2.05%
9,232,224 SUMATERA
2.05%
6,01%
NTB 9,207,715 SULAWESI MALUKU &
Kalimantan Selatan 1.94%
8,724,408 Rp 91,2 triliun 890.351
Riau 1.82%
8,179,306 Rp 45,87 triliun PAPUA
Nanggroe Aceh Darussalam 1.52%
6,822,192
20,30%
Kalimantan Timur 1.50%
6,725,735 3.104.226 10,21% Rp 9,03 triliun
Sulawesi Tenggara 1.33%
5,996,378
Kalimantan Barat 1.27%
5,725,059
1.806.644 2.01%
NTT 1.27%
5,702,123 292.187
Sulawesi Tengah 1.16%
5,194,551
Bengkulu 1.06%
4,751,031
Kalimantan Tengah 1.03%
4,630,381
Papua Barat 0.93%
4,177,740
Sulawesi Utara 0.86%
3,847,760
Bangka Belitung 0.63%
2,828,601 JAWA BALI & NUSA TENGGARA
Gorontalo 0.57%
2,565,439
Sulawesi Barat 0.51%
0.49%
2,279,528 Rp 244,4 triliun Rp 31,84 triliun
Kepulauan Riau 2,223,969
Maluku 0.46%
2,076,606
54,39% 7,08%
Papua 0.38%
1,722,258 10.851.656 1.072.221 23
Kalimantan Utara 0.27%
1,219,369
Maluku Utara 0.23%
1,055,056
PENYALURAN KUR MENURUT SEKTOR EKONOMI (Posisi 30 September 2019)
Porsi penyaluran KUR sektor produksi (pertanian, perikanan, industri, konstruksi, pariwisata dan jasa - jasa) sampai
dengan 30 September 2019 sebesar 50,39%, sehingga masih dibawah target sebesar 60%.
*) Jasa-jasa = Pertambangan dan Penggalian; Listrik, Gas, dan air; Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum; Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi; Perantara
Keuangan; Real Estate, Usaha Persewaan, Jasa Perusahaan; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan, dan Perorangan
Lainnya (TKI); Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya.
24
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia
Agunan Pokok
Usaha atau obyek yang dibiayai oleh KUR
Uraian KUR Mikro KUR Kecil KUR Penempatan TKI KUR Khusus
KUR
Uraian KUR Mikro KUR Kecil Penempatan TKI KUR Khusus
• Memiliki usaha produktif dan
• Memiliki usaha produktif dan
• Memiliki usaha produktif dan layak/pelaku usaha pemula;
layak/pelaku usaha pemula;
layak/pelaku usaha pemula; • Jika terdapat pelaku usaha
• Jika terdapat pelaku usaha
• Jika terdapat pelaku usaha pemula, pemula, maka harus memiliki
pemula, maka harus memiliki
maka harus memiliki surat surat rekomendasi pengajuan
surat rekomendasi pengajuan
rekomendasi pengajuan kredit/pembiayaan dari Ketua
kredit/pembiayaan dari Ketua
kredit/pembiayaan dari Ketua Kelompok,
Kelompok,
Kelompok, • Kegiatan usaha dapat dilakukan
• Kegiatan usaha dapat dilakukan
• Kegiatan usaha dapat dilakukan secara mandiri dan/atau
secara mandiri dan/atau
secara mandiri dan/atau bekerjasama dengan mitra
bekerjasama dengan mitra usaha
bekerjasama dengan mitra usaha usaha
• Jika membutuhkan agunan
• Jika membutuhkan agunan • Jika membutuhkan agunan
tambahan, Kelompok dapat
tambahan, Kelompok dapat tambahan, Kelompok dapat
Kelompok Usaha memberikan agunan tambahan
memberikan agunan tambahan Tidak diatur
memberikan agunan tambahan
kolektif yang bersumber dari aset
kolektif yang bersumber dari aset kolektif yang bersumber dari
Kelompok itu sendiri atau aset
Kelompok itu sendiri atau aset dari aset Kelompok itu sendiri atau
dari sebagian anggota kelompok
sebagian anggota kelompok yang aset dari sebagian anggota
yang dapat
dapat dipertanggungjawabkan kelompok yang dapat
dipertanggungjawabkan melalui
melalui mekanisme tanggung dipertanggungjawabkan melalui
mekanisme tanggung renteng.
renteng. mekanisme tanggung renteng.
• Dalam hal terdapat kegagalan
• Dalam hal terdapat kegagalan • Dalam hal terdapat kegagalan
pembayaran angsuran
pembayaran angsuran pembayaran angsuran
kredit/pembiayaan, maka ketua
kredit/pembiayaan, maka ketua kredit/pembiayaan, maka ketua
kelompok mengkoordinir
kelompok mengkoordinir kelompok mengkoordinir
pelaksanaan mekanisme
pelaksanaan mekanisme tanggung pelaksanaan mekanisme
tanggung renteng antar anggota 31