Anda di halaman 1dari 29

Upaya Penanggulangan

Penyalahgunaan Narkoba
By. Dedi Nofiandi
Ada 5 bentuk penanggulangan masalah
narkoba yaitu :
1. Promotif
2. Preventif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif
5. Represif
1. Promotif
Disebut jg program preemtif atau program pembinaan
Program ini ditujukan kepada masyarakat yang belum
memakai narkoba atau bahkan belum mengenal narkoba
Prinsipnya meningkatkan peranan atau kegiatan agar
kelompok ini secara nyata lebih sejahtera sehingga tidak
pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan semu
dengan memakai narkoba
Bentuk program : pelatihan, dialog interaktif dll pada
kelompok belajar, kelompok olah raga, seni budaya, atau
kelompok usaha (tani, dagang, bengkel, koperasi,
kerajinan dll)
2. Preventif
Disebut jg program pencegahan
Program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang
belum mengenal narkoba agar mengetahui seluk beluk
narkoba sehingga tidak tertarik untuk
menyalahgunakannya.
Selain dilakukan oleh pemerintah (instansi terkait),
program ini juga sangat efektif jika dibantu oleh
instansi dan institusi lain, termasuk lembaga
profesional terkait, lembaga swadaya masyarakat,
perkumpulan, ormas dll
Lanjutan…
Bentuk kegiatan :
a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba
b. Penyuluhan seluk beluk narkoba
c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya (peer
group)
d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan
distribusi narkoba di masyarakat
a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba
Program pemberian informasi satu arah (monolog) dari
pembicara kepada pendengar tentang bahaya pemakaian
narkoba
Kampanye bersifat memberi informasi satu arah tanpa tanya
jawab
Biasanya hanya memberikan garis besar, dangkal dan umum
Informasi disampaikan oleh tokoh masyarakat, bukan tenaga
profesional
Tokoh tersebut bisa ulama, pejabat, seniman dll
Kampanye dapat juga dilakukan melalui spanduk, poster,
brosur dan baliho.
b. Penyuluhan seluk beluk narkoba
Berbeda dengan kampanye (monolog)
Penyuluhan bersifat dialog dengan tanya jawab
Bentuk penyuluhan dapat berupa seminar, ceramah dll
Tujuannya adalah untuk mendalami pelbagai masalah
tentang narkoba sehingga masyarakat benar-benar tahu dan
karenanya tidak tertarik untuk menyalahgunakan narkoba
Pada penyuluhan ada dialog atau tanya jawab tentang
narkoba lebih mendalam
Materi disampaikan oleh tenaga profesional misalnya
dokter, psikolog, polisi, ahli hukum, sosiolog sesuai
dengan tema penyuluhan.
c. Pendidikan dan pelatihan kelompok
sebaya (peer group)
Untuk dapat menanggulangi masalah narkoba secara efektif
dalam kelompok masyarakat terbatas tertentu, dilakukan
pendidikan dan pelatihan dengan mengambil peserta dari
kelompok itu sendiri.
Pada program ini pengenalan materi narkoba lebih
mendalam lagi, disertai simulasi penanggulangan, termasuk
latihan pidato, latihan diskusi, latihan menolong penderita dll
Program ini dilakukan di sekolah, kampus, atau kantor dalam
waktu beberapa hari
Program ini melibatkan beberapa orang narasumber dan
pelatih yaitu tenaga yang profesional sesuai programnya.
d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi
dan distribusi narkoba di masyarakat
Pengawasan dan pengendalian adalah program preventif
yang menjadi tugas aparat terkait, seperti polisi, depkes,
BPOM, imigrasi, bea cukai, kejaksaan, pengadilan dsb.
Tujuannya adalah agar narkoba dan bahan baku
pembuatannya (precursor) tidak beredar sembarangan
Karena keterbatasan jumlah dan kemampuan petugas
program ini belum berjalan optimal
Masyarakat harus ikut serta membantu secara proaktif,
sayangnya peranan masyarakat belum optimal karena
petunjuk dan pedoman peran serta masyarakat sangat kurang.
Seharusnya instansi terkait membuat petunjuk praktis yang
dapat digunakan oleh masyarakat untuk berpartisipasi dalam
mengawasi peredaran narkoba
3. Kuratif
Disebut jg program pengobatan
Program ini ditujukan kepada pemakai narkoba
Tujuannya adalah untuk mengobati ketegantungan dan
menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari
pemakaian narkoba sekaligus menghentikan
pemakaian narkoba.
Tidak sembarangan orang boleh mengobati pemakai
narkoba karena pemakai narkoba sering diikuti adanya
penyakit-penyakit berbahaya serta gangguan mental
dan normal
Pengobatan harus dilakukan oleh dokter yang
mempelajari narkoba secara khusus.
Lanjutan…
Pengobatan terhadap pemakai narkoba sangat rumit dan
membutuhkan kesabaran luar biasa dari dokter, keluarga dan
penderita serta membutuhkan biaya yang besar.
Kunci sukses pengobatan adalah kerja sama yang baik antara
dokter, keluarga dan penderita.
Bentuk kegiatan pengobatan pemakai meliputi :
Penghentian pemakaian narkoba
Pengobatan gangguan kesehatan akibat penghentian dan
pemakaian narkoba (detoksifikasi)
Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat narkoba
Pengobatan terhadap penyakit lain yang masuk bersama
narkoba seperti HIV/AIDS, hepatitis B/C, sifilis, pneumonia
dll
Lanjutan…
Keberhasilan penghentian penyalahgunaan narkoba
tergantung pada :
Jenis narkoba yang disalahgunakan
Kurun waktu penyalahgunaan
Besar dosis narkoba yang disalahgunakan
Sikap atau kesadaran penderita
Sikap keluarga penderita
Hubungan penderita dengan sindikat pengedar.
Pengobatan alternatif penderita narkoba
Pengobatan alternatif penyembuhan ketergantungan
narkoba dapat dibedakan :
Pengobatan berbasis spiritualitas (agama)
Pengobatan berbasis obat-obatan tradisional (cina, arab,
india, indonesia dll)
Pengobatan alternatif korban narkoba oleh masyarakat
biasanya hanya tertuju kepada upaya penghentian
pemakaian, tidak kepada penyakit ikutan
Pengobatan alternatif juga kurang memperhatikan
pembangunan karakter sehingga sering kali gagal karena
penderita kambuh dan memakai kembali.
Pengobatan medis untuk melawan sakaw
A Pengobatan substitusi
B. Detoksifikasi cara cepat (rapid detox)
C. Detoksifikasi alami
A. Pengobatan substitusi
Pengobatan yang dilakukan oleh dokter dengan cara
menghentikan total narkoba yang asli dengan
memberikan narkoba pengganti yang kemudian
dihentikan pemakaiannya secara bertahap
Narkoba pengganti adalah narkoba sintetis yang daya
adiktifnya rendah sehingga penderita tidak terlalu
tersiksa, namun biayanya mahal sebab harga narkoba
pengganti itu mahal dan cara ini jarang berhasil.
B. Detoksifikasi cara cepat (rapid detox)
Pengobatan yang dilakukan oleh dokter dengan
menggunakan alat cuci darah.
Penderita dimasukkan ke dalam ICU dengan
pembiusan total
Dengan cara ini penderita sama sekali tidak merasa
sakit dan tersiksa, waktunya cepat (4-6 jam),
sayangnya biayanya sangat mahal
Cara inipun jarang berhasil karena sel otak terlanjur
rusak permanen sehingga terjadi relapse (kambuh)
C. Detoksifikasi alami
Pengobatan penderita sakaw oleh dokter dengan cara
membiarkan terjadinya sakaw. Penderita dibiarkan
mengalami penderitaan hanya saja dijaga agar tidak bunuh
diri atau celaka.
Lama-kelamaan sakaw itu akan berkurang, kemudian
lenyap, cara ini menyakitkan tetapi sangat murah dan sering
berdampak positif terhadap pemulihan.
Rasa sakit dan penderitaan seringkali dialihkan atau
dikurangi dengan berdoa atau beraktivitas sesuai
kegemaran pemakai (misalya bertani, olah raga, berdagang,
perbengkelan, menyanyi dll), cara ini pun jarang sukses.
4. Rehabilitatif
Rehabilitatif adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan
raga yang ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah
menjalani program kuratif
Tujuannya : agar ia tidak memakai lagi dan bebas dari
penyakit ikutan yang disebabkan oleh bekas pemakaian
narkoba
Banyak masyarakat yang membuka usaha rehabilitatif
korban narkoba dengan membuka pemondokan bagi
penderita dan memberikan bimbingan hidup berupa praktek
keagamaan dan atau kegiatan-kegiatan produktif, usaha ini
sangat membantu pemerintah, karena pusat rehabilitatif
pemerintah sangat terbatas.
Lanjutan…
Keberhasilan rehabilitatif tergantung kepada :
Profesionalisme lembaga rehabilitasi (SDM, sarana, dan
prasarana)
Kesadaran dan kesungguhan penderita
Dukungan atau kerja sama antara penderita, lembaga dan
keluarga penderita.
Masalah yang paling mendasar dan sulit penanganan
narkoba adalah mencegah datangnya kambuh setelah
menjalani pengobatan, satu-satunya cara yang dianggap
efektif untuk mencegah datangnya kambuh saat ini
adalah dengan rehabilitasi fisik dan mental.
5. Represif
Represif adalah program penindakan terhadap produsen,
bandar, pengedar dan pemakai berdasarkan hukum
Program ini merupakan program instansi pemerintah yang
berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi maupun
distribusi semua zat yang tergolong narkoba
Instansi yang bertanggung jawab adalah :
BPOM
Depkes
Dirjen bea dan cukai
Dirjen imigrasi
Kepolisian RI
Kejaksaan agung/kejaksaan tinggi/kejaksaan negeri
Mahkamah agung/ pengadilan tinggi/pengadilan negeri
Lanjutan…
Peranan masyarakat adalah melaporkan adanya
kegiatan yang dicurigai dan tidak boleh melakukan
tindakan hukum (main hakim sendiri)
Untuk memudahkan partisipasi masyarakat seharusnya
polisi memasang pengumuman berisi ajakan kepada
masyarakat untuk melaporkan adanya pelanggaran
hukum, cantumkan juga nomor telepon kantor polisi
setempat yang dapat menampung laporan masyarakat.
Pemerintah harus memberi petunjuk yang jelas
melalui TV, radio, maupun brosur-brosur tentang cara
berpartisipasi yang tepat.
Lanjutan…
Peringatan dan pengumuman hendaknya dipasang ditempat-
tempat strategis yang rawan penyalahgunaan narkoba
Melaporkan kegiatan pelanggaran masalah narkoba dapat
membahayakan keselamatan pelapor karena sindikat
narkoba yang dirugikan dan tidak akan tinggal diam
(membunuh siapa yang membuka rahasia) oleh karena itu
polisi wajib melindungi pelapor, merahasiakan identitas
pelapor dan menindak pelanggar dengan tegas.
Masyarakat tidak boleh melakukan tindakan hukum, karena
kewenangan menindak pelanggar hukum adalah milik
aparat, masyarakat hanya boleh membantu aparat.
Lanjutan…
Bila masyarakat diberi wewenang menindak sendiri,
maka penyimpangan hukum dapat terjadi misalnya :
Terjadi fitnah terhadap orang yang dibenci, padahal
orang tersebut tidak menyalahgunakan narkoba
Dalam kasus narkoba, karena kurangnya profesional
masyarakat, dapat hilangnya barang bukti sehingga
tersangka tidak dapat dituntut didepan hukum
Konflik langsung antara masyarakat dengan sindikat
narkoba dapat terjadi sehingga sindikat narkoba sangat
kejam dan nekat sehingga membahayakan masyarakat.
Sikap terhadap pengguna narkoba
Rasional dan jangan emosional
“Apakah sebaiknya pengguna narkoba dibasmi atau dibunuh
saja seperti hama????”
Sebagai manusia yang beriman dan sesuai dengan pancasila kita
perlu memerhatikan beberapa hal dalam menentukan sikap :
Banyak orang menjadi pengguna narkoba karena tertipu atau
terpaksa, oleh karena itu tidak adil apabila seluruh pemakai
narkoba dianggap penjahat yang dapat dihukum mati
Banyak pemakai narkoba yang benar-benar bertobat, ingin
berhenti tetapi tidak berdaya, ia tidak kuat menahan deraan
sakau, ia ingin bunuh diri namun takut dosa. Pemakai
narkoba seringkali adalah penderita bukan penjahat, oleh
karena itu tidak adil kalau mereka harus dimusuhi, mereka
lebih tepat dikasihani.
Lanjutan…
Banyak pengguna narkoba yang masih sangat muda
dan diharapkan masih dapat sembuh dan mengubah
dirinya menjadi orang yang berguna, sikap kita adalah
dorong dan bantulah ia untuk berobat sampai sembuh
Banyak pengguna narkoba adalah orang-orang pandai
dan baik hati yang tertipu, mereka diharapkan masih
dapat kembali berguna untuk sesama.
Lanjutan…
Bijaksana, simpati bukan memusuhi
Sikap menjauhi dan memusuhi akan membuat ia
menjadi tertekan dan lebih dekat kepada sesama
pemakai, pengedar dan bandar.
Sikap simpati kepada pemakai justru dapat
mengurangi penderitaan dan tidak jarang dapat
menyelamatkan pemakai narkoba misalnya :
1. Tunjukan empati dan simpati, tanggapi dengan tulus
dan penuh pengertian dan jadilah penampung
curhatan hati secara ikhlas.
Lanjutan…
2. Berikan nasihat dengan cara yang sesuai agar :
Pemakai benar-benar sadar bahwa ia harus terus berusaha
untuk berhenti memakai, bila gagal coba lagi demikian
seterusnya sambil berdoa kepada Tuhan YME
Berikan informasi yang benar tentang seluk beluk
narkoba, dan sadarkan ia bahwa perjuangan melawan
dampak narkoba memang sangat berat sehingga
memerlukan ketekunan dan kesungguhan
Berikan pengertian tentang sakaw yang akan dialaminya
kalau dia berobat, berikan ia kekuatan untuk melawan
kondisi2 tersebut, yakinkan bahwa sakaw tidak akan
mematikan walaupun sangat sakit, sakaw harus dihadapi
dengan gagah berani dan terus menerus agar lama2 hilang
Lanjutan…
Yakinkan bahwa ia sedang terkena musibah bukan aib,
oleh karena itu ia tidak perlu malu, rendah diri, frustasi
dan depresi (berobat dengan tekun dan sungguh-
sungguh, laprkan diri ke polisi dengan pengantar dari
dokter bahwa ia adalah pemakai yang sedang berobat,
pemakai narkoba yang telah sadar dan sedang berobat
ke dokter tidak akan dihukum)
3. Ajaklah seluruh keluarganya untuk mendukung upaya
untuk sembuh dengan sabar dan penuh kasih sayang
4. Ajaklah pemakai narkoba untuk bertobat dengan tekun
dan pantang menyerah meskipun pengobatan
berlangsung lama
Lanjutan…
5. Ajaklah pemakai narkoba itu ikut aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan seperti olah raga, seni budaya,
kegiatan produktif dll yang menyenangkan dan
membuat ia bangga serta “lupa” akan dunia narkoba
6. Ajaklah masyarakat mendukung kesembuhan
penderita dengan mengajak aktif bersama dan tidak
memusuhi, menyudutkan, atau menghukumnya.

Anda mungkin juga menyukai