Anda di halaman 1dari 26

PRE-TEST

DEVIA / TUTOR KA-I


Suatu sediaan suspensi yang mengandung Ca Laktat akan ditentukan
kadarnya secara kompleksometri. Ditimbang 6,5100 g suspensi, dimasukan labu
takar 100ml. Tambahkan HCl 5 N sebanyak 5ml dan ditambah air sampai tanda,
kemudian dikocok homogen. Pipet 10ml larutan dari labu takar, masukan
erlenmeyer. Tambahkan 10ml NaOH 1N dan 100mg indikator calcon, kemudian
titrasi dengan larutan standart EDTA 0,0510 N dan titran yang diperlukan
sebanyak 5,70ml. Diketahui : 1ml EDTA 0,05 N setara dengan 10,91 mg Ca laktat.
( BM Ca laktat 218 / BJ suspensi 1,2 g/ml )
Ditanya :
1.  Dalam 6,5100 gram sampel setara dengan …. ml sampel
2.  6,5100 gram suspensi ditambah air ad 100ml à pipet 10ml dan
dilakukan titrasi dengan EDTA. Maka, dalam 10ml yang dipipet
mengandung berapa mg Ca laktat?
3.  Jika dalam 100ml suspensi, maka mengandung Ca laktat
sebanyak….gram
Diambil 10 tablet Ponstan dari hasil sampling di pasaran akan
ditentukan kadarnya secara asidi-alkalimetri. Digerus semua tablet dan
dilarutkan dalam alkohol panas yang telah dinetralkan dengan
indikator phenol red sampai volume 250 ml. Dipipet 10ml filtrat,
kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1012 N menggunakan
indikator phenol red, diperlukan titran sebanyak 7,50ml. Tiap ml 0,1N
NaOH setara dengan 24,13mg asam mefenamat.
Berapa mg kandungan As. Mefenamat tiap tablet?
TEORI TITRASI
KOMPLESOMETRI

DEVIA / TUTOR KA-I


MEKANISME PERUBAHAN WARNA :
L + Ind (bentuk bebas ) D L Ind
biru merah ungu
L Ind + EDTA D L-EDTA + Ind
biru
Pada TAT : warna larutan merah ungu berubah biru
Indikator :
•  Mureksida garam monium
•  Biru tua solokrom / kalkon / calcoon
•  Hitam solokrom / hitam eriokrom T
TIPE TITRASI KOMPLEKSOMETRI

1. Titrasi langsung.
Larutan standar EDTA ditambahkan ke dalam larutan sampel ad TAT.
Masalah :
•  Pengendapan ion logam (reaksi samping).
•  Pembentukan komplek lambat.
•  Ada ion pengganggu.

Syarat Titrasi Langsung:


indicator yang cocok,
L EDTA lebih stabil dari L Ind, Zn EDTA lebih stabil dari Zn Ind
TIPE TITRASI KOMPLEKSOMETRI
2.  Titrasi kembali.
Penambahan EDTA berlebih ke dalam larutan sampel,
kelebihan EDTA dititrasi kembali dengan larutan standar
logam.
3. Titrasi penggantian = Titrasi Pengusiran = Titrasi Substitusi
Logam dari senyawa komplek dipindahkan oleh logam
yang akan ditetapkan kadarnya. Logam yang digantikan
dititrasi dengan EDTA.
4.Titrasi tidak langsung.
Untuk anion dan zat yang tidak bereaksi dengan EDTA.
PEMBAHASAN PRE-TEST

DEVIA / TUTOR KA-I


Suatu sediaan suspensi yang mengandung Ca Laktat akan ditentukan
kadarnya secara kompleksometri. Ditimbang 6,5100 g suspensi, dimasukan labu
takar 100ml. Tambahkan HCl 5 N sebanyak 5ml dan ditambah air sampai tanda,
kemudian dikocok homogen. Pipet 10ml larutan dari labu takar, masukan
erlenmeyer. Tambahkan 10ml NaOH 1N dan 100mg indikator calcon, kemudian
titrasi dengan larutan standart EDTA 0,0510 N dan titran yang diperlukan
sebanyak 5,70ml. Diketahui : 1ml EDTA 0,05 N setara dengan 10,91 mg Ca laktat.
( BM Ca laktat 218 / BJ suspensi 1,2 g/ml )
Ditanya :
1.  Dalam 6,5100 gram sampel setara dengan …. ml sampel
2.  6,5100 gram suspensi ditambah air ad 100ml à pipet 10ml dan
dilakukan titrasi dengan EDTA. Maka, dalam 10ml yang dipipet
mengandung berapa mg Ca laktat?
3.  Jika dalam 100ml suspensi, maka mengandung Ca laktat
sebanyak….gram
1.

2.

3.
Diambil 10 tablet Ponstan dari hasil sampling di pasaran akan
ditentukan kadarnya secara asidi-alkalimetri. Digerus semua tablet dan
dilarutkan dalam alkohol panas yang telah dinetralkan dengan
indikator phenol red sampai volume 250 ml. Dipipet 10ml filtrat,
kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1012 N menggunakan
indikator phenol red, diperlukan titran sebanyak 7,50ml. Tiap ml 0,1N
NaOH setara dengan 24,13mg asam mefenamat.
Berapa mg kandungan As. Mefenamat tiap tablet?
TEORI TTRASI REDOKS

DEVIA / TUTOR KA-I


TITRASI REDUKSI OKSIDASI

Titrasi redoks à titrasi berdasarkan reaksi reduksi-oksidasi antara zat


yang dianalisa dan titran
Reaksi Oksidasi Reduksi à elektron tidak dibagi, tetapi dipindahkan dari
satu reaktan ke lainnya
Oksidasi à kehilangan elektron
Reduksi à mendapat elektron
Oksidator à molekul yang menerima elektron dari molekul
lain (oxidizing agent)
Reduktor à molekul yang memberi elektron ke molekul lain
(reducing agent)
Oksidasi à Reduktor
•  Pelepasan elektron
•  Peningkatan bilangan oksidasi

Fe2+ à Fe3+ + 1e

Reduksi à Oksidator
•  Pengikatan elektron
•  Penurunan bil. Oksidasi

Fe3+ + 1e à Fe2+
TITRASI REDUKSI OKSIDASI

Prinsip reaksi redoks (Reduksi – Oksidasi)

Ox1 + Red2 à Red1 + Ox2


½ reaksi reduksi

tereduksi ½ reaksi oksidasi

teroksidasi

Ox1 (oksidator) : mereduksi dari Red1


Red2 (reduktor) : mengoksidasi ke Ox2

Fe3+ + Sn2+ à Fe2+ + Sn4+


CONTOH RX DALAM SUASANA ASAM

MnO4- à Mn2+
MnO4- à Mn2+ + 4H2O
8H+ + MnO4- à Mn2+ + 4H2O
8H+ + MnO4- + 5e à Mn2+ + 4H2O
8 elektro – 1 elektron à 2elektron
= 7 elektron
2 elektron à 2 elektron

Suasana basa = OH-


Suasana asam = H+
POTENSIAL REDUKSI
POTENSIAL ELEKTRODA
Contoh :
Hitung Eosel untuk reaksi berikut :
Zn + Cu2+ à Zn2+ + Cu

Jawab :
Zn2+ + 2e‑ à Zn Eo = 0,76 V
Cu2+ + 2e‑ à Cu Eo = 0,34 V
Cu à mengalami reduksi
Zn à mengalami oksidasi
Eosel = Eoreduksi – Eooksidasi
= {0,34 – 0,76} V
Eosel = - 0,43 V
PERSAMAAN NERNST
Pengaruh Konsentrasi terhadap Potensial Sel
Cu2+ à Cu3+ + 1e ] x 2
Zn à Zn2+ + 2e ]x 1
Contoh : 2Cu2+ + Zn à 2Cu3+ + Zn2+
Hitung nilai Esel untuk reaksi pada 25oC
Zn + Cu2+ à Zn2+ + Cu
Bila diketahui konsentrasi Zn = 0,2 M dan konsentrasi Cu2+ = 0,2 M !
diketahui Eosel untuk reaksi di atas adalah 1,1 V.

Jawab :
Contoh :
Hitung nilai Esel untuk reaksi pada 25oC
Fe + Cu2+ à Fe 2+ + Cu
Bila diketahui konsentrasi Fe = 0,2 M dan konsentrasi Cu2+ = 0,1 M !
diketahui Eosel untuk reaksi di atas adalah 0,7 V.

Jawab :
Red à Cu
Ox à Fe
N=2
E0 = 0,7 Cu2+ à Cu (penurunan biloks à reduksi à
oksidator)
Esel = 0,7088 volt
Cu à Cu2+ (peningkatan biloks à oksidasi à
reduktor)
POST-TEST
1. Hitung nilai Esel untuk reaksi pada 30oC
Ca2+ + Cu2+ à Ca4+ + Cu
Bila diketahui konsentrasi Ca = 0,4 M dan
konsentrasi Cu2+ = 0,2 M !
diketahui Eosel untuk reaksi di atas adalah 1,3 V.
2. Suatu sediaan suspensi yang mengandung Ca-pantotenat
akan ditentukan kadarnya secara kompleksometri. Ditimbang
suspensi 5,5100 gram dan dimasukan erlenmeyer. Ditambahkan
150ml air yang mengandung 2ml HCl 3 N. Tambahkan NaOh 1N
sampai pH 12 dan tambahkan indikator biru hidroksi naftol.
Kemudian dititrasi dengan EDTA 0,0495 M sampai larutan
berwarna biru. Titran yang diperlukan sebanyak 15,73ml.
Diketahui 1ml EDTA setara dengan 23,87 mg Ca pantotenat.
Berat jenis suspensi = 1,15.
Berdasarkan dari soal tersebut tentukan :
A. Perubahan warna yang terjadi saat TAT adalah …
menjadi ….
B. Hitung kadar Ca pentotenat dalam suspensi !
3. Penetapan kadar Magnesium dalam sampel secara titrasi
redox. Seberat 215 mg sampel yang mengandung 6,8% MgO
dilarutkan, dan magnesium diendapkan dengan 8-
hidroksikuinolina, ednapan disaring dan kemudian dilarutkan
dalam asam. Kedalam larutan ditambahkan 20 ml KBrO3 0,04 M
dan 2 gram KBr. Setelah Br2 bereaksi dengan 8-hidroksikuinolina
2g KI ditambahkan. I2 yang dibebaskan dititrasi dengan Na-
Tiosulfat 0,1012 N.
Jika diketahui Na-Tiosulfat Valensi 2. Berapa Ml Na-Tio yang
dibutuhkan untuk titrasi tersebut?

Anda mungkin juga menyukai