Farmakokinetik
Lansoprazole secara cepat diabsorpsi, kadar serum maksimum dicapai 1,7 jam
setelah pemberian obat.
Obat ini digunakan untuk mengatasi gangguan pada sistem pencernaan akibat
produksi asam lambung yang berlebihan, seperti sakit maag dan tukak lambung.
Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi :
Lanzoprazole diberikan kepada pengobatan jangka pendek tukak usus, tukak
lambung dan refluks esofagus.
Indikasi penghambat pompa proton sama dengan AH-2 yaitu penyakit peptik,
terhadap sindrom Zollinger Ellison, obat ini dapat menekan produksi asam
lambung lebih baik dari AH-2 pada dosis yang efek sampingnya tidak terlalu
terganggu.
Kontraindikasi :
Pasien yang hipersensitif terhadap lanzoprazole
Dosis obat
Untuk mencapai efek penghambatan
● Ulkus duodenum : 30 mg
yang optimal, lansoprazole diberikan
sekali sehari selama 4 sekali sehari pada pagi hari sebelum
minggu. makan.
● Benign ulkus gastrik : 30 mg Bentuk sediaan : kapsul atau injeksi
15 mg dan 30 mg
sekali sehari selama 8
minggu.
● Refluk esofagitis : 30 mg
sekali sehari selama 4
minggu.
Efek Samping
Beberapa efek samping yang terjadi setelah menggunakan lansoprazole,
diantaranya adalah:
● Diare.
● Sakit perut, mual, kembung.
● Konstipasi
● Sakit kepala atau pusing.
● Penurunan kadar zat besi dalam darah.
Interaksi Obat
Sejumlah interaksi yang bisa terjadi jika menggunakan lansoprazole dengan
beberapa obat tertentu:
● Peningkatan risiko hipomagnesemia jika dikonsumsi bersamaan dengan obat
diuretik dan digoxin.
● Lansoprazole dapat menurunkan konsentrasi plasma dari erlotinib, dasatinib,
dan lapatinib.
● Menurunkan bioavailabilitas dari intraconazole dan ketoconazole.
● Dapat meningkatkan konsentrasi plasma dari cilostazol dan methotrexate.
● Antasida dan sukralfat dapat menurunkan bioavailabilitas dari lansoprazole.
● Lansoprazole dapat menurunkan kinerja rilpivirin dan atanazavir, serta
berpotensi fatal.
ASPILET
Farmakokinetik
Farmakodinamik
Aspilet berkerja dengan menghambat aktivitas COX-1 yang berperan untuk
metabolisme enzim utama dari asam arakidonat yang merupakan prekursor
prostaglandin yang memiliki peran dalam proses peradangan, nyeri dan demam.
Mual, muntah, anoreksia, diare, neri epigastrium, nyeri erosif dan useratif
a. Sistem Hemopoietk
a. Sistem Urinaria
a. Reaksi alergi