PENDAHULUAN
Diperkirakan 0,41% populasi mengidap salah satu jenis epilepsi. Penyakit ini
masih tetap menjadi perhatian karena sifat serangannya yang spontan dan
epilepsi yang utama sampai saat ini ialah dengan penggunaan obat-obat anti
epilepsi. Kendati saat ini obat-obat anti epilepsi yang ada cukup efektif untuk
yang ada tidak bebas dari efek samping; dan yang ringan sampai yang cukup
Schindler dan J.R Geigy AG di Basel, Swiss pada tahun 1953, sebelum
obat pilihan pertama yang utama untuk jenis bangkitan parsial dan jenis
dipakai sebagai OAE pada tahun 1974. Karbamazepin tidak efektif untuk
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Stuktur ureid (-N- CO-NH2) dijumpai dalam cincin heterosiklik dari sebagian
2.2 Farmakodinamik
neuron baik yang pre maupun pasca sinaptik dengan cara blokade terhadap
berulang yang terus menerus dari aksi potensial yang merupakan aktivitas
2.3 Farmakokinetik
praktik klinik menjadi agak sulit. Sifat tadi adalah sebagai berikut3,5 :
Pada penderita yang berbeda, dengan dosis yang sama dapat terjadi
variasi intra dan inter individual dalam hal kadar obat dalam serum.3
10,11-epoxide yang berada dalam darah dan zat ini terbukti mempunyai
antara 17-31%.3
menginduksi enzim-enzim metabolism obat didalam hati dan oleh karena itu
waktu paruhnya berkurang pada pemakaian kronis. Aktivas system P-450 hati
(sederhana dan kompleks) dan sering merupakan obat pilihan pertama. Selain
itu, obat tersebut sangat efektif untuk serangan tonik-klonik dan digunakan
atau apabila dosisnya terlalu tinggi. Begitu dicapai kondisi stabil maka pada
umumnya tidak terjadi efek samping atau apabila muncul maka sifatnya
ringan. Efek samping yang paling sering terjadi pada saat awal terapi adalah
rasa mengantuk, nyeri kepala, diplopia, dizziness, dan ataksia. Hal demikian
pandangan kabur atau diplopia. Disamping hal-hal tersebut diatas maka efek
sinus atau A-V block, apabila terjadi, paling sering dijumpai pada penderita
karbamazepin.
Hiponatremia ringan (Na < 135 mEq/L) terjadi pada 20% penderita yang
diberi karbamazepin. Hiponatremia sedang (Na << 130 mEq/L) paling sering
terjadi berkaitan dengan usia lanjut, dosis karbamazepin yang tinggi, dan
T4; namun demikian jarang yang berlanjut kea rah hipotiroidisme secara
bawah normal. Sementara itu efek kraniofasial ringan, hipoplasia kuku, dan
keterlambatan pertumbuhan.
blok AV pada penyakit jantung, riwayat intermitten porfiria akut MAOI, SLE,
riwayat depresi sumsum tulang, hamil, menyusui, penyakit hati dan ginjal. 6,7
antidepresan trisiklik
derajat
enobarbital
dan lamotrigin
dan felbamat
- Karbamazepin-Antikoagulan
- Karbamazepin-Doksisiklin
ditingkatkan
- Karbamazepin – Metadon
- Karbamazepin – Propoksifen
adalah analgetika.
- Karbamazepin – Troleandomisin
4. Katzung G, Bertram. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi VI. Jakarta: EGC.
1994
5. Mary, J. Mycek, Richard A. Harvey, Pamela C. Champe. Farmakologi
Ulasan Bergambar Edisi 2. Jakarta: Widya Medika. 2005
6. Mims Edisi Bahasa Indonesia Volume 7. PT. InfoMaster Lisensi dari
CMPMedica. 2006
7. Carbamazepine, (online); 2008.
(http://www.merck.com/mmpe/print/lexicomp/carbamazepine.html, diakses
25 Maret 2009)
8. Richard, H. Interaksi Obat Anti Konvulsan, (online); 2008.
(http://medicafarma.blogspot
.com/2008/12/interaksi_obat_antikonvulsan.html, diakses 25 Maret 2009)
9. Gan,V; Utama,H. Antikonvulsi dalam Farmakologi dan Terapi Edisi 4..
Jakarta: FK UI. 1995