PROPOSAL
SAMAAL MALLISA
G 701 18 160
UNIVERSITAS TADULAKO
JULI 2021
PENGARUH EDUKASI KEAMANAN PANGAN TERHADAP
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KOMUNITAS
SEKOLAH DAN KOMUNITAS RITEL DIKECAMATAN
AMPIBABO
A. Latar Belakang
Food borne disease (FBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh konsumsi
makanan atau minuman yang terkontaminasi (Mallika Sadhu V dkk, 2018).
Penyakit yang disebabkan oleh pangan masih merupakan salah satu penyebab
kematian dan kesakitan di Indonesia, pangan dapat menjadi jalur utama yang
dapat menyebarkan patogen dan toksin yang diproduksi oleh mikroba
patogen. Pangan juga akan menimbulkan masalah yang serius jika
mengandung racun akibat dari cemaran kimia yang akan mengakibatkan
muculnya penyakit leukimia, lymphoma, parkinson, kanker usus, dan
penyakit thypoid. Bahan berbahaya maupun racun alami yang terkandung
dalam pangan yang akan menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB)
keracunan pangan (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Di Sulawesi Tenagh
peningkatan kasus keracunan di tahun 2019 sebanyak 170 kasus tanpa
kematian. Penyebaran keracunan pangan tertinggi terjadi di Parigi Moutong
sebanyak 72 kasus, Kabupaten Tolitoli 16 kasus dan Kabupaten Poso 10
kasus (Sulteng, 2019). Berdasarkan usia kasus keracunan pangan di Provinsi
Sulawesi Tengah paling banyak pada usia 10-14 tahun 22 kasus dan yang
paling rendah pada usia 55-69 tahun sebanyak 3 kasus (Dinas Kesehatan Sulawesi
Tengah, 2016).
Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah pangan dari cemaran biologis, kimia dan benda asing yang dapat
menganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat sehingga
aman untuk dikonsumsi (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012).
Keamanan pangan telah menjadi masalah yang menyita perhatian dunia,
kepedulian terhadap pangan dipicu karena kebutuhan pangan yang utuh,
aman, sehat dan bergizi sehingga meningkatkan kewaspadaan masyarakat
tentang mutu pangan yang dikonsumsi. Disamping rasa dan penampilan,
pangan yang dikonsumsi juga harus memperhatikan segi kesehatan dan kritis
untuk menilai pangan yang aman dan higienis. Masalah lain yang menjadi
permasalahan pangan dari sesi keamanan kesehatan adalah kebersihan tingkat
sanitasi yang masih rendah menyulitkan penyediaan produk pangan secara
higienis (Pudjirahuyu A, 2017). Penelitian ini dilaksanakan karena melihat masih
lemahnya masyarakat sebagai konsumen, hal ini terjadi karena kurangnya
informasi dan pengetahuan tentang pangan yang aman dikonsumsi dan
dampak yang dapat terjadi jika mengonsumsi pangan yang tidak aman (Dian
Lestari Hura, Rinitami Njatrijani, 2016).
B. Rumusan Masalah
Untuk menyikapi Program Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) yang
diinisiasi oleh Badan POM terkait keamanan pangan, maka dapat rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku komunitas sekolah
dan komunitas ritel di Kecamatan Ampibabo tentang keamanan pangan
sebelum dilakukan intervensi.
2. Bagaimana perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku komunitas
sekolah dan komunitas ritel di Kecamatan Ampibabo tentang keamanan
pangan sesudah intervensi.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku komunitas
sekolah dan komunitas ritel di Kecamatan Ampibabo tentang keamanan
pangan sebelum dilakukan intervensi.
2. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku komunitas
sekolah dan komunitas ritel di Kecamatan Ampibabo tentang keamanan
pangan sesudah intervensi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data-data ilmiah untuk
bahan pembelajaran mengenai gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku
komunitas sekolah dan komunitas ritel di Kecamatan Ampibabo tentang
kemanan pangan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.
2. Pelayanan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi dokter,
farmasis dan tenaga kesehatan lain dalam upaya mengetahui gambaran
pengetahuan, sikap dan perilaku komunitas sekolah dan komunitas ritel di
Kecamatan Ampibabo tentang kemanan pangan sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi.
3. Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
penelitian lain yang terkait dengan gambaran pengetahuan, sikap dan
perilaku komunitas sekolah dan komunitas ritel di Kecamatan Ampibabo
tentang kemanan pangan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.
E. BATASAN PENELITIAN
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh edukasi keamanan
pangan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku sekolah dan ritel di
Kecamatan Ampibabo tentang keamanan pangan sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi.
F. Tinjauan Pustaka
F.1 Pengertian Keamanan pangan
Keamanan pangan merupakan suatu persyaratan yang menyatakan
bahwa pangan yang dikonsumsi masyarakat harus aman dan terbebas
dari cemaran kimia, mikrobiologi dan fisik (Lukman & Kusnandar, 2015).
3. Pewarna Tekstil
Salah satu pewarna tekstil yang sering digunakan dalam pangan
yaitu Rhodamin B. Rhodamin B biasanya ditemukan dalam cat
warna daj kertas. Namun sering ditemukan dimakanan jajanan
seperti es cendol, permen dan saos sambel. Bahaya yang
Rhodamin B memicu kanker serta merusak organ ginjal dan hati.
Apabila Rhodamin B dikonsumsi dalam jumlah yang besar dan
berulang menyebabkan penumpukkan dalam tubuh menimbulkan
iritasi pada mukosa saluran pencernaan, iritasi saluran pencernaan,
dan iritasi kulit (Rafie, 2014). Penggunaan Rhodamin B dalam
jangka panjang juga dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati
atau kanker dan jika terpapar Rhodamin B dalam jumlah besar dan
kurun waktu yang singkat akan terjadi gejala akut keracunan
Rhodamin B (Azmalina Adriani* dan Irma Zarwinda, 2019).
Methanil Yellow merupakan warna sintesis yang membentuk
serbuk, padat dan berwarna kuning kecoklatan dan termasuk zat
warna yang tidak diizinkan Badan Pom dan Depkes untuk
ditambahkan pada makanan (Azmalina Adriani* dan Irma
Zarwinda, 2019). Penggunaan Methanil Yellow dalam jangka
panjang dapat menjadi pemicu kanker dan tumor pada organ tubuh
manusia (Seprianto 1), Molani Paulina Hasibuan 1), Desy
Irafadillah Effendi, 2019)
b. Komunitas Sekolah
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) merupakan makanan atau
minuman dari hasil olahan atau cara tertentu yang langsung
disajikan, dijual dan dikonsumsi tanpa pengolahan lebih lanjut.
Usia sekolah merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
anak menuju masa remaja, sehingga asupan zat gizi yang cukup
dengan memperhatikan keamanan pangan yang dikonsumsi sangat
penting untuk diperhatikan, termasuk makanan jajanannya.
Keamanan pangan komunitas sekolah sangat penting untuk
diperhatikan karena lebih dari 99% anak sekolah jajan di sekolah
untuk memenuhi kebutuhan energinya saat berada di sekolah
(Naning Retnowati N dkk, 2018).
G. Metode Penelitian
G.1 Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian studi intervensi tentang
keamanan pangan dengan menggunakan rancangan pre-post tes one
group design. Dan terdiri dari 3 tahap:
a. Tahap pertama berupa assesmen awal sebelum intervensi (pre-
intervensi) yaitu mengetahui situasi dan kondisi awal keamanan
pangan khususnya pengetahuan, sikap dan perilakuk keamanan
pangan pada kelompok sasaran ritel dan sekolah.
b. Tahap kedua melakukan intervensi keamanan pangan terhadap
kelompok sasaran komunitas dan kader ritel dan sekolah dalam
bentuk pelatihan kader dan bimbingan teknis untuk pemberdayaan
komunitas atau monitoring keamanan pangan desa Kecamatan
Ampibabo.
c. Tahap ketiga mengevaluasi keberhasilan intervensi keamanan
pangan yaitu menilai meningkatan dari pengetahuan, sikap dan
perilaku keamanan pangan pada kelompok sasaran sekolah dan ritel.
a. Lokasi
b. Waktu Penelitian
d. Kriteria inklusi
e. Variabel
Variabel yang diteliti terdiri dari :
1. Karakterisitik sosio-demografis yang terdiri dari :
a. Desa stunting / desa non-stunting (ditetapkan oleh
Gubernur/Walikota/Bupati)
b. Suku bangsa
c. Gender
d. Umur
e. Pendidikan
f. Pekerjaan
g. Status pernikahan
h. Status sosio ekonomi
2. Karakteristik PSP (Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku) yang terdiri dari :
a. Aspek pengetahuan keaman pangan
b. Aspek sikap keamanan pangan
c. Aspek perilaku keamanan pangan
3. Saranan Kondisi
a. Komunitas Sekolah
b. Komunitas Ritel
g. Analisis Data
Kegiatan analisis data mencakup:
1. Analisis data univariat mencakup perhitungan dan penyajian
distribusi frekuensi (presentase) dan nilai tendensi sentral
(mean dan median), dispersi (minimum dan maksimum,
standar deviasi, 95% confidence interval) dari variabel-variabel
studi (variabel sosio-demogfafis, pengetahuan, sikap dan
perilaku dan hasil observasi sarana.
2. Analisis data bivariat dengan menggunakan t-tes dan X2 tes
antar variabel sebagai berikut:
a. Mengukur asosiasi antara karakteristik sosio-demografis
(umur, jenis kelamin, pendidikan) dan karakteristik PSP
(Pengetahuan, sikap dan perilaku).
b. Mengukur perbedaan proporsi nilai benar dari
karakteristik PSP (Pengetahuan, sikap dan perilaku) pada
saat pre-intervensi dan post-intervensi.
c. Analisis statistik dapat menggunakan paket statistik yang
umum dipergunakan SPSS.
DAFTAR PUSTAKA