PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh :
NOFRIYANI TALABUDDIN
15250125
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
Nofriyani Talabuddin
15250125
Tanggal: / /
Dewan Pembimbing
Mengetahui,
Rektor ITY
NIDN.0514125401
i
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah..
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan
karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan prpposal skripai yang
berjudul “KAJIAN KOMPOSISI DAN TIMBULAN SAMPAH SERTA
PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI
KAWASAN EKOWISATA GUNUNG API PURBA NGALNGGERAN”
dengan tepat waktu. Terselesainya laporan ini tak lepas dari berbagai pihak yang
telah membantu secara moril maupun finansial. Oleh karena itu dalam kesempatan
kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ir. Sri Yuniarti M,Par. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan proposal
skripsi ini.
2. Drs. Laak Paskalis, M.Si. selaku dosen pendamping atas bimbingan, masukan
dan sarannya.
3. Dra. Hj. Lily Handayani, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan
saran dan masukan.
4. Prof. H Chafid fandeli, selaku Rektor Institut Teknologi Yogyakarta.
5. Dra. Hj. Lily Handayani, M.Si, Selaku Wakil Rektor I Institut Teknologi
Yogyakarta.
6. Keluarga ibunda dan bapak yang selalu memberikan dukungan baik moril
maupun finansial teimakasih atas doa dan kasih sayang-Nya yang telah
diberikan kepadaku.
7. Sorwaru (MAPALA STTL) rumah kedua di Yogyakarta yang telah banyak
memberikan pelajaran, kenyamanan dan arti saling berbagi satu unuk semua.
ii
ii
Semoga amal ibadah baik yang telah di berikan mendapat balasan dari
ALLAH SWT. Penulis menyadari bahwa proposal Skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca. Semoga proposal Skripsi ini dapat menambah wawasan sebagai
khasanah bangsa.
Yogyakarta, 2 Mei 2021
Penulis
ii
4
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
DAFTAR TABEL..................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5
2.3 Strategi..........................................................................................................20
ii
5
2.9 Hipotesis.......................................................................................................33
ii
6
DAFTAR TABEL
ii
7
BAB I
PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berperan dalam penghasil devisa
negara di samping migas. Pariwisata sebagai sub sektor ekonomi merupakan
industri terbesar dan tercepat perkembangannya di Indonesia. Menurut WTTC
(World Travel and Tourism Council), terbukti bahwa pada tahun 1993 pariwisata
merupakan salah satu industri terbesar di dunia dengan pendapatan lebih dari US
3,5 triliun atau 6% dari pendapatan kotor dunia (Lascurain, 1993 dalam Fandeli,
2005). Melihat trend pariwisata tahun 2020, perjalanan wisata dunia akan
mencapai 1,6 milyar orang. Di beberapa negara, pariwisata khususnya
agritourism bertumbuh sangat pesat dan menjadi alternatif terbaik bagi wisatawan.
Pariwisata adalah salah satu dari industri gaya baru, yang mampu
menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja,
pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam
negara penerima wisatawan ( Wahab, 2003 : 5). Berkembangnya pariwisata di
suatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, yakni secara
ekonomis, sosial dan budaya.Namun, jika pengembangannya tidak dipersiapkan
dan dikelola dengan baik, justru akan menimbulkan berbagai permasalahan yang
menyulitkan atau bahkan merugikan masyarakat. Untuk menjamin supaya
pariwisata dapat berkembang secara baik dan berkelanjutan serta mendatangkan
manfaat bagi manusia dan meminimalisasi dampak negatif yang mungkin timbul
maka pengembangan pariwisata perlu didahului dengan kajian yang mendalam,
yakni dengan melakukan penelitian terhadap semua sumber daya pendukungnya
ii
8
ii
9
Table 1.1 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Rumah Doa Bukit Rhema
Tahun Banyaknya Pengunjung
2020 13.387
2021 10.687
Sumber Data sekunder 2021
Dapat di lihat dari table 1.1 bahwa pada tahun 2020 jumlah pengunjung 13.387
orang dan pada tahun 2016 ini merupakan posisi dengan jumlah pengunjung
paling tinggi pada kurung 3 tahun terakhir. Namun pada tahun 2021
pengunjung mengalami penurunan sebesar 10.687 orang.
semakin tinggi apabila dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang
mendukung di kawasan Rumah Doa Bukit Rhema. Kurangnya sarana dan
prasarana dikawasan ini merupakan salah satu kelemahan pengembangan
Obyek Wisata. Pengembangan Obyek Wisata Rumah Doa Bukit Rhema dapat
dilakukan dengan peningkatan kualitas SDM khususnya di bidang pariwisata
ii
10
Dalam hal ini peneliti membatasi masalah yang hanya berfokus pada strategi
pengembangan objek wisata Rumah Doa Bukit Rhema berupa atraksi (daya tarik),
akseblitas (akses jalan), dan anemitas (air bersih tempat sampah dan toilet )
ii
11
1.5.1 Sebagai Bahan masukan bagi Masyarakat dan pemerintah daerah untuk
pengembangan sektor parawisata khusunya Objek Wisata Rumah Doa
Bukit Rhema
ii
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kotler dan Gary (2008) dalam Kurniasih (2013) Produk adalah sesuatu
yang dapat ditawarkan kepada pasar agar orang tertarik perhatiannya, ingin
memperoleh, menggunakannya, dan mengkonsumsinya untuk memenuhi
keinginan atau kebutuhannya. Kodhyat (2007) dalam Kurniasih (2013)
ii
13
menyatakan bahwa produk wisata adalah segala sesuatu yang diminati dan dibeli
oleh wisatawan untuk dinikmati.
1. Atraksi
Elemen-elemen didalam suatu atraksi wisata yang secara luas menentukan
pilihan pilihan konsumen dan mempengaruhi motivasi calon-calon pembeli di
antaranya:
a. Atraksi wisata Alam, meliputi bentang alam, pantai, iklim dan bentukan
geografis lain dari suatu destinasi dan sumber daya alam lainnya.
b. Atraksi wisata buatan/Binaan Manusia, meliputi bangunan dan
infrastruktur termasuk arsitektur bersejarah dan modern, monumen, trotoar
jalan, taman dan kebun, pusat konvensi, marina, ski, tempat
kepurbakalaan, lapangan golf, toko-toko khusus dan daerah yang bertema.
c. Atraksi Wisata Budaya, meliputi sejarah dan cerita rakyat (legenda),
agama dan seni, teater musik, tari dan pertunjukan lain, dan museum.
Beberapa dari hal tersebut dikembangkan menjadi even khusus, festival,
dan karnaval.
d. Atraksi Wisata Sosial, meliputi pandangan hidup suatu daerah, penduduk
asli, bahasa, dan kegiatan-kegiatan pertemuan sosial.
2. Amenitas/Fasilitas
ii
14
c. Transportasi di suatu atraksi, meliputi taksi, bus, penyewaan sepeda dan alat
ski di atraksi yang bersalju.
d. Aktivitas, seperti sekolah ski, sekolah perahu dan klub golf.
e. Fasilitas-fasilitas lain, misalnya pusat-pusat bahasa dan kursus keterampilan
f. Pelayanan-pelayanan lain, misalnya salon kecantikan, pelayanan informasi,
penyewaan perlengkapan.
3. Aksesibilitas
Elemen-elemen ini adalah yang mempengaruhi biaya, dan kenyamanan
terhadap wisatawan yang akan menempuh suatu atraksi. Elemen-elemen
tersebut adalah :
a. Infrastruktur
b. Jalan, bandara, jalur kereta api, pelabuhan laut, marina.
c. Perlengkapan, meliputi ukuran, kecepatan, jangkauan dari sarana
transportasi umum.
d. Faktor-faktor operasional seperti jalur/rute operasi, layanan frekuensi, dan
harga yang dikenakan.
e. Peraturan pemerintah yang meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan transportasi.
ii
15
ii
16
Pengembangan potensi daya tarik atau atraksi wisata meliputi daya tarik
alami yang bersifat melekat (inherent) dengan keberadaan objek wisata alam
tersebut. Selain daya tarik alami, suatu objek wisata memiliki daya tarik buatan
manusia (manmade attraction). Menurut Santoso dalam Kurniawan (2015) unsur-
unsur pengembangan pariwisata meliputi:
1. Atraksi
Atraksi atau daya tarik dapat timbul dari keadaan alam (keindahan panorama,
flora dan fauna, sifat khas perairan laut, danau), obyek buatan manusia (museum,
katedral, masjid kuno, makam kuno dan sebagainya), ataupun unsur-unsur dan
peristiwa budaya (kesenian, adat istiadat, makanan dan sebagainya). Selain untuk
berdoa wisatawan bisa melakukan aktivis yang lain jika berkunjung ke tempat ini.
Di antara aktivitas yang bisa di lakukan di Rumah Doa Bukit Rhema dan
sekitarnya adalah
- Menikmati Pemandangan ALam berada di puncak bukit, Udara di Rumah Doa
Bukit Rhema sangat segar untuk menikmati, apalagi di pagi. Selain matahari
ii
17
terbit, pemandangan alam di puncak bangunan Rumah Doa Bukit Rhema, menjadi
daya tarik dari atas bangunan wisatawan dapat menyaksikan luas pemandangan
alam sekitarnya.
- Di Rumah Doa Bukit Rhema berfoto menjadi wajib dilakukan jiks wisatawan
berkunjung ke suatu tempat, di Rumah Doa Bukit Rhema, tempat foto yang paling
di incar adalah puncak kepala. Karena dari sinilah pemandangan dan matahari
terbit jelas terlihat.
Atrkasi di Rumah Doa bukit Rhemang memiliki daya tarik berupa
bangunan yang tidak perna selesai di bangun, memiliki banyak nama, bukan
gereja dan buka ayam memiliki arti dari setiap langkanya ( Maulana, 2018)
2. Transportasi
Perkembangan transportasi berpengaruh atas arus wisatawan dan juga
perkembangan akomodasi. Di samping itu perkembangan teknologi transportasi
juga berpengaruh atas fleksibilitas arah perjalanan, jika angkutan dengan kereta
api bersifat linier, tidak banyak cabang atau kelokannya, dengan kendaraan mobil
arah perjalanan dapat menjadi lebih bervariasi. Demikian pula dengan angkutan
pesawat terbang yang dapat melintasi berbagai rintangan alam (waktu yang lebih
singkat).
tujuan wisata Gereja Ayam sudah satu paket dengan wisata candi
borobudur. Para wisatawan yang memilih menggunakan jasa pemandu wisata
tidak peru khawatir dengan akses menuj lokasi. Namun bagi para wisatawan yang
menggunakan kendaraan umum, hanya perlu menuju candi borobudur. Akses ke
gereja bisa berjalan kaki atau naik ojek.
Wisatawan yang memulai dari Bandara Adi Sucipto bisa naik Trans Jogja menuju
Giwangan. Kemudian dilanjutkan dengan menaiki bus ¾ menuju Magelang. Atau
naik bus DAMRI menuju Magelang, turun di pertigaan ke Borobudur dan
lanjutkan naik bus ¾, turun di gerbang borobudur. Kemudian lanjutkan dengan
jalan kaki atau naik ojek.
ii
18
Wisatawan yang menaiki kereta eksekutif bisa turun di stasiun tugu dan ekonomi
di Lempuyangan. Lanjutkan perjalanan ke terminal Jombor dengan Trans Jogja
jalur 2 B. Dari jombor naik bus ¾ menuju borobudur. Minta turun di pertigaan
Borobudur dan lanjutkan dengan jalan kaki atau ojek. ( Maulana 2018 )
3. Fasilitas sanitasi
Penyediaan fasilitas dan pelayanan makin berkembang dan bervariasi sejalan
dengan perkembangan arus wisatawan. Fasilitas yang ada di Rumah Doa Bukit
Rhema seperti Toilet untuk buang air atau wudhu, anda bisa menggunakan toilet
yang ada di daera parkiran.
Atau anda juga dapat menggunakan fasilitas toilet yang ada di sekitar tempat
Kedai Rakyat W’Dank Rumah Doa Bukit Rhema. Di tempat ini juga ada ruang
sholat yang dapat anda gunakan untuk ibadah dan ada juga tempat sampah yang
masi kurang di Rumah Doa Bukit Rhema ( Maulana 2018 )
4. Infrastruktur
Infrastruktur yang memadai diperlukan untuk mendukung jasa pelayanan dan
fasilitas pendukung. Pembangunan infrastruktur secara tidak langsung juga
memberi manfaat (dapat digunakan) bagi penduduk setempat disamping
mendukung pengembangan pariwisata. Hal ini menyangkut tidak saja
pembangunan infrastruktur transportasi (jalan, pelabuhan, jalan kereta api, dll),
tetapi juga penyediaan saluran air minum, penerangan listrik, dan juga saluran
pembuangan limbah.
ii
19
2.4 Strategi
ii
20
Perumusan Bryson dalam Wahid, (2015) suatu strategi yang efektif itu harus
memenuhi beberapa kriteria, yaitu :
1) Promosi bertujuan untuk peluncuran produk baru dan salah satu cara mengajak
orang untuk mencoba atau membeli suatu produk.
2) Promosi dapat menginformasikan kepada konsumen yang tidak tahu mengenai
brand tersebut menjadi mengenalnya, lalu mencoba dan mengajak mereka
untuk membeli kembali.
3) Promosi dapat mendorong produk melalui saluran distribusi dan menciptakan
citra yang positif di kalangan para pembeli dan penjual.
4) Promosi dapat membangun brand dan memperkuat citra dan pesan iklan yang
dibutuhkan.
5) Promosi tidak dapat menciptakan brand suatu produk, mengubah sikap negatif
produk, mengatasi masalah produk atau mereposisi brand.
ii
21
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan
daya tarik wisata. Seorang wisatawan berkunjung ke suatu tempat/daerah/Negara
karena tertarik oleh sesuatu yang menarik dan menyebabkan wisatawan berkunjng
ke suatu tempat/daerah/Negara disebut daya tarik dan atraksi wisata (Mappi ,
2001 : 30). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009
tentang kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu
yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan
alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sarana atau tujuan
kunjungan wisatawanObjek wisata alam, misalnya : laut, pantai, gunung (berapi),
danau, sungi fauna (langka), kawasan lindung, cagar alam, pemandangan alam
dan lain-lain.
1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud
keadaan alam, serta flora dan fauna.
2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan sejarah, wisata agro, wisata tirta, wisata petualangan alam, taman
rekreasi dan tempat hiburan.
ii
22
ii
23
manusia itu sendiri. Hal ini berbeda dengan motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang terbentuk dan dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti norma, sosial
pengaruh atau tekanan keluarga, dan situasi kerja. Motivasi tersebut
terinternalisasi, kemudian tumbuh dan berkembang menjadi kebutuhan psikologis.
Faktor pendorong adalah hal atau kondisi yang dapat mendorong atau
menumbuhkan suatu kegiatan, usaha atau produksi (Kamus Besar Bahasa
Indonesia Online). Modal kepariwisataan (torism assets) sering disebut sumber
kepariwisataan (tourism resources). Suatu daerah atau tempat hanya dapat
menjadi tujuan wisata kalau kondisinya sedemikian rupa, sehingga ada yang
dikembangkan menjadi atraksi wisata. Apa yang dapat dikembangkan menjadi
atraksi wisata itulah yang disebut modal atau sumber kepariwisataaan
(Setianingsih, 2006 : 39). Modal kepariwisataan itu mengandung potensi untuk
ii
24
dikembangkan menjadi atraksi wisata, sedang atraksi wisata itu sudah tentu harus
komplementer dengan motif perjalanan wisata. Maka untuk menemukan potensi
kepariwisataan suatu daerah harus berpedoman kepada apa yang dicari oleh
wisatawan.
a. Modal dan potensi alam, alam merupakan salah satu faktor pendorong seorang
melakukan perjalanan wisata karena ada orang berwisata hanya sekedar
menikmati keindahan alam, ketenangan alam, serta ingin menikmati keaslian
fisik, flora dan faunanya.
c. Modal dan potensi manusia. Manusia dapat dijadikan atraksi wisata yang
berupa keunikan-keunikan adat istiadat maupun kehidupannya namun jangan
sampai martabat dari manusia tersebut direndahkan sehingga kehilangan
martabatnya sebagai manusia.
ii
25
berbagai macam potensi wisata maupun sarana dan prasarana objek wisata di Ru
mah Doa Bukit Rhema.
ii
26
Analisis SWOT harus mengacu pada visi dan misi organisasi sebagai
pengarah dan penentu. Elemen-elemen internal, sebagai contoh pada
pengembangan pariwisata lebih umum disebut sebagai komponon pariwisata yang
dimiliki dianalisis kekuatan (strength) dan kelemahannya (weaknesses)
berdasarkan pada tolak ukur yang di turunkan dari misi yang harus dilakukan oleh
Dinas Parawisata. Dengan demikian komponen yang dianalisis antara lain
komponen produk (objek daya tarik wisata, fasilitas dan infrastruktur),
manajemen, kelembagaan, sumberdaya manusia, promosi dan pemasaran serta
dampak lingkungan(Baiquni, 2014).
EKSTERNAL
OPPORTUNITIES
(Peluang)
INTERNAL INTERNAL
STRENGTHS WEAKNESSES
(Kekuatan) (Kelemahan)
THREATS
(Ancaman)
- Kekuatan (Strength)
Kekuatan adalah sumberdaya, ketrampilan atau keunggulan lain relatif
terhadap pesaing dan kekuatan dari pasar suatu perusahaan. kekuatan kawasan
pariwisata adalah sumberdaya alam, pengelolaan dan keunggulan relatif industri
pariwisata dari pasar dan pesaing sejenis.
- Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya alam,
kertampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu
ii
27
- Ancaman (Threats)
Ancaman adalah situasi atau kecendurungan utama yang tidak
mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman pariwisata adalah
situasi atau kecendurungan utama yang tidak menguntungkan industri pariwisata
dalam lingkungan suatu kawasan pariwisata.
Strategi adalah hal menciptakan suatu posisi yang unik dan bernilai, yang
melibatkan berbagai aktifitas perusahaan. Kalau seandainya hanya ada satu posisi
ideal maka tidak perlu ada strategi. Perusahaan-perusahaan pun hanya akan
berhadapan dengan suatu tuntutan sederahana, yaitu memenangkan perlombaan
untuk menemukan strategi tersebut dan menguasainya. Poter, (1996) dalam
baiquni, (2004)
ii
28
Lingkungan
Pendukung Kuat
+
Strabilisasi Pertumbuhan
Rasionalisasi Agresif
- +
Bertahan
Survival Orientasi Luar
Menurut rangkuti (2006) ada empat strategi dalam analisis SWOT di jelaskan
sebagai berikut: Strategi SO, yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi
ST, yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
Strategi WO, Diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WT, didasarkan pada kegiatan yang
bersifat defensif dan meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
ii
29
Rumusan setiap kuadran yang secara khusus untuk pariwisata dan beberapa
pengertian yang melalu proses adopsi, adaptasi dari penggunaan analisis SWOT
untuk perusahan sehingga diadaptasi suatu rumusan masala sebagai berikut :
ii
30
ii
31
ii
32
IDENTIFIKASI
Analisis SWOT
Strategi
ii
33
4.7 Hipotesis
a. atraksi yang ada di wisata rumah doa bukit rhema di magelang memenuhi
strategi pengembangan objek wisata
b. aksebilitas yang ada di wisata rumah doa bukit rhema di magelang
memenuhi strategi pengembangan objek wisata
c. anemitas yang ada di wisata rumah doa bukit rhema di magelang
memenuhi strategi pengembangan objek wisata
ii
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Gambar .3.1
ii
35
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2021, mulai dari
konsultasi proposal, seminar, revisi proposal, penelitian, analisa dan penyusunan
laporan akhir.
ii
36
Keterangan:
N :ukuran sampel
Z :tingkat keyakinan yang di butuhkan dalam penentuan sampel 95%
Moe: Margin of eror yaitu tingkat kesalahan maksimum sampel yang dapat di
toleransi, di tentukan sebesar 10%.
n=¿1,96 2
4 (0,1)2 ¿=
n= 96,04
sampel dalam penelitian ini adalah 96,04 responden atau dapat dibulatkan
menjadi 100 responden karena semakin banyak jumlah populasi yang
terwakili maka kekuatan statistika semakin baik.
ii
37
Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber data primer dan data
sekunder :
1. Data primer
Data primer adalah data yang di peroleh dari hasil survey, observasi,
kuisioner, pengamatan, dan pengukuran di lapangan secara langsung yang
meliputi aksesibilitas, fasilitas, sosial dan budaya.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh secara tidak langsung dari lokasi
penelitian. Data ini didapatkan dari studi literatur dan juga melalui instansi-
instansi terkait. Seperti Fasilitas, Sarana dan Pasarana, Sumber daya alam
pendukung ( biotik )
ii
38
Kuesioner merupakan alat bantu yang paling banyak digunakan, berupa suatu
daftar pertanyaan tertulis mengenai suatu permasalahan tertentu untuk dijawab
dengan tertulis (Wardiyanta, 2006 : 36). Metode angket ini digunakan untuk
mengambil data tentang kekuatan, kelemahan, tantangan, dan hambatan dari
faktor internal dan faktor eksternal. Data ini akan diambil dari Wisatawan yang
berkunjung, ada pun Motode dalam pengambilan sampel Wisatawan yaitu dengan
Metode purposive sampling. Dimana setiap wisatawan yang ditemui dilokasi
dapat dijadikan sampel berdasarkan tujuan peneliti.
ii
39
Dalam pemilihan jawaban penulis menggunakan skala sikap, yaitu skala Liker
t menurut Sugiyono (2010:134) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Penulis
menyediakan alternatif pilihan jawaban yang mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif.
Sangat Baik 5
Baik 4
Cukup Baik 3
Kurang Baik 2
Tidak Baik 1
ii
40
Kusioner dengan wisatawan yang ada di kawasan wisata Rumah Doa Bukit
Rhema sebanyak 60 orang/responden, diambil pada hari minggu dengan
karakteristik responden adalah 17 tahun sampai 45 tahun
Potensi Ruamh Doa Bukit Rhema yang bangunanya belum selesai di bangun
dan fasilitas yang kurang, agar daya Tarik wisatawan mau datang berkunjung ke
tempat tersebut. Pengelola harus membuat fasilitas yang cukup
ii
41
ii
42
Jumlah skor tertinggi untuk item “Sangat Suka” adalah 5 x 100 = 500, sedangkan
item “Sangat Tidak Suka” adalah 1 x 100 = 100. Jadi, jika total skor penilaian
responden diperoleh angka 247, maka penilaian interpretasi responden terhadap
cita rasa produk tersebut adalah hasil nilai yang dihasilkan dengan menggunakan
rumus Index %.
100
I =
jumlah skor
ii
43
100
I =
5
I = 20
total skor
Skor akhir = x 100
Y
Hasil dari skor akhir dapat dimasukkan dalam kriteria interpretasi yang sudah
diklasifikasikan sebelumnya dan dapat diambil kesimpulan hasil akhir skor masuk
ke dalam kategori buruk/kurang baik/baik/baik/sangat baik.
ii
44
pengaruh terhadap kondisi dan situasi yang ada dan memberikan keuntungan bila
dilakukan tindakan positif. Menganalisis lingkungan internal (IFAS) untuk
mengetahui berbagai kemungkinan kekuatan dan kelemahan. Menganalisis
lingkungan Eksternal (EFAS) untuk mengetahui berbagai kemungkinan peluang
dan ancaman. Pembobotan pada lingkungan internal dan eksternal di berikan
bobot dan nilai (rating) berdasarkan pertimbangan profesional. Pembobotan pada
lingkungan internal tingkat kepentingannya didasarkan pada besarnya pengaruh fa
ktor strategis terhadap posisis strategisnya. Jumlah bobot pada masing-masing
lingkungan harus berjumlah = 1 (satu), dengan skala 1,0 (sangat penting) sampai
dengan 0,0 (tidak penting). Untuk nilai rating berdasarkan besarnya pengaruh
factor strategis terhadap kondisi dirinya dengan ketentuan skala mulai dari 4
(sangat kuat) sampai dengan 1 (lemah). Variabel yang bersifat positif (variable
kekuatan) diberikan nilai dari 1 sampai dengan 4 membandingkan dengan rata-
rata pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negative kebalikannya, jika
kelemahan atau ancaman besar (dibandingkan dengan rata-rata pesaing sejenis)
nilainnya1, sedangkan jika nilai ancaman kecil/ dibawah rata-rata pesaing-
pesaingnya nilainya 4. Perumusan factor strategi internal (IFAS) antaralain :
ii
45
2. Beri bobot masing-masing factor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing factor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
berdasarkan pengaruh tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk factor peluang bersifat positif
(peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluangnya kecil
diberi rating 1).
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
factor pembobotan kolom 4 (Rangkuti, 2006).
ii
46
3.
Jumlah
Nilai Kekuatan – Kelemahan IFAS
Sumber: Data Primer 2018
3.
Jumlah
Ancaman (Threath)
1.
II
2.
3.
Jumlah
NilaiKekuatan – Kelemahan EFAS
Sumber: Data Primer 2018
Matriks SWOT adalah matriks yang menginteraksikan faktor strategis
internal dan eksternal. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman (eksternal) yang dihadapi dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan (internal) yang dimiliki. Matriks SWOT
menggambarkan berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan.
ii
47
ii
48
Kuesioner Penelitian
Tanggal: ..................... Waktu: .............................. Nomor Kode: ...............
3. Apa pendapat anda tentang Atraksi Wisata di Obyek Wisata Rumah Doa
Bukit Rhemang?
a. Tidak baik c. Cukup Baik e. Sangat Baik
b. Kurang baik d. Baik
ii
49
7. Media apa yang memberi anda informasi tentang Obyek Wisata Rumah
Doa Bukit Rhemang?
a. Teman c. Agen perjalanan
b. Internet d. Media (brosur / koran / majalah / Tv)
e. Lainnya………..
ii
50
ii
51
ii
52
ii
53
DAFTAR PUSTAKA
ii
54
ii