Merupakan amin biologik yang terdapat dalam berbagai macam jaringan yang
penting dalam fungsi fisiologik.
Efek histamin timbul melalui aktivasi reseptor histaminergik H1, H2 dan H3.
Reseptor-H1 : sel otot polos, endotel dan otak.
Reseptor-H2 : mukosa lambung (pada sel parietal),otot
jantung, sel mast, dan otak.
Reseptor-H3 : presinaptik (di otak, pleksus mienterikus
dan saraf lainnya).
Antihistamin
Antihistamin bekerja secara kompetitif, yaitu dengan menghambat interaksi histamine dengan reseptor
histamine H1,H2,H3.
Terbagi menjadi 2 golongan yaitu : Antagonis reseptor H1 dan H2.
AH1 generasi pertama melewati sawar otak, sedangkan generasi kedua tidak melewati sawar otak.
Antagonis Reseptor H1
Diabsorbsi baik pada pemberian oral atau parenteral.
Efeknya timbul setelah 15-30 menit.
Lama kerja AH1 ialah 4-6 jam, sedangkan untuk beberapa derivate
piperizine seperti meklizin, dan hidroksizin memiliki masa kerja lebih
panjang.
Tempat utama biotransformasinya ialah hati, tetapi ada juga yang di
paru paru dan ginjal
AH1 diekskresi melalui urin setelah 24 jam, terutama dalam bentuk
metabolitnya.
AH1 gen1
Etanolamin
Etilenediamin
Piperazin
Alkilamin
karbinoksamin
Pirilamin
hidroksizin
Klormenilamin
maleat
Difenhidramin
Tripenelamin
Seklizin
Bromfeniramin
Dimenhidrinat
meklizIn
Derivat
fenotiazin
Prometazin
Siproheptadine
Medhidrolin
napadisilat
feksofenadin
Loratadine
Astemizol
AH2
gen 2
Cetitizine
Antagonis Reseptor H2
Menghambat sekresi asam lambung
Simetidin
Bioavailabilitas oral simetidin sekitar 70%.
Ikatan protein plasma hanya 20%
Masa paruh sekitar 2 jam.
Es : simetidin mengikat reseptor androgen dengan akibat disfungsi
seksual dan ginekomastia, trombositopenia, granulositopenia,
toksisitas ginjal dan hati (jarang)
Dosis : 200 mg
Ranitidin
Bioavaibilitas ranitidine yang diberikan secara oral sekitar 50% dan
meningkat pada pasien dengan gangguan fungsi hati.
Masa paruh kira kira 1.7-3 jam
Kadar puncak plasma dicapai dalam 1-3 jam.
Ranitidine mengalami metabolism lintas pertama di hati
Ekresi melalui ginjal dan tinja.
Dosis : 150mg
Famotidin
Famotidin tiga kali lebih poten daripada ranitidine dan 20 kali lebih
poten daripada simetidine.
Famotidine mencapai kadar puncak di plasma kira kira 2 jam setelah
penggunaan oral.
Masa paruh waktu 3-8 jam
Bioavaibilitas 40-50%
Efektivitas obat ini untuk tukak duodenum dan tukang lambung
setelah 8 minggu pengobatan ranitidine dan simetidin
ES : sakit kepala, pusing, konstipasi, dan diare.
Dosis : 40mg
Nizatidin
Bioavaibilitas oral nizatidin 90%
Kadar puncak dalam serum dicapai dalam 1 jam
Masa paruh sekitar setengah jam
Lama kerja sampai dengan 10 jam
Ekskresi melalui ginjal
Indikasi : G angguan asam lambung , tukak duodenum dan mencegah
kekambuhan
ES : gangguan saluran cerna
Dosis : 150 mg
Natrium kromolin
Waktu paruh sekitar 80 menit.
Kromolin tidak merelaksasi bronkus atau otot polos lain.
Mengurangi bronkospasme, hambatan penglepasan leukotriene yang
merupakan penyebab utama asma bronkial
Diabsorbsi buruk melalui oral sehingga harus diberikan dalam bentuk
inhaler
ES : batuk, kongesti hidung, bronkospasme.
Dosis : kromolin 4% mengandung 5.2 mg/ semprot
Nedokromil
Menghambat penglepasan mediator sel mast bronkus dan
diindikasikan untuk pencegahan serangan asma.