Anda di halaman 1dari 23

ANTIEMETIK

• Maidy Frista Rosanti (172010101025) • Dicky Dewantoro (172010101090)


• M. Nur Indra Caesar (172010101026) • Zhafirah Rana Labibah (172010101091)
• Avie Baldana (172010101027) • Firman Pratama Andraputra (172010101119)
• Mohammad Haekal Faraby (172010101057) • M. Nauval Akbar (172010101120)
• Epafroditus Sanjaya A. (172010101058) • Noval Hidayat (172010101121)
• Manda Ayu Novitasari (172010101059) • Toyibatul Hidayati (152010101135)
• Ahmad Rifqi Muavi (172010101089)
DEFINISI OBAT ANTIEMETIK

Antiemetik atau obat mual adalah obat yang digunakan


untuk mengatasi rasa mual dan muntah.
KLASIFIKASI
Ondansetron, granisetron,
Antagonis Serotonin 5-HT3 dolasetron, palonosetron.

Deksametason,
Kotikosteroid metilprednisolon

Antagonis Reseptor Neurokinin Aprepitan, fosaprepitan

Prometazin, tietilperazin
Obat Anti Emetik Fenotiazin & Butirofenon Droperidol

Anti histamin H1 Difenhidramin, dimenhidrinat

Anti kolinergik Hiosin (skopolamin)

Benzodiazepin Lorazepam, diazepam

Kanabinoid Dronabinol, nabilon


Antagonis Serotonin 5-HT3

Tersedia 4 jenis obat : ondansetron, granisetron, dolasetron, dan palonosetron


◉ Ondansetron, granisetron, dan dolasetron memiliki waktu paruh serum 4-9 jam
(dapat diberikan 1x sehari secara per oral atau IV)
◉ Palonosetron (obat IV) memiliki afinitas yang lebih besar terhadap reseptor 5-
HT3 dengan waktu paruh serum 40 jam

Keempat obat mengalami metabolisme ekstensif di hati, dieliminasi oleh hati dan
ginjal
◉ Pasien dengan geriatri dan insufisiensi ginjal tidak perlu pengurangan dosis
◉ Pasien dengan insufisiensi hati perlu dilakukan pengurangan dosis obat
◉ Sediaan obat: Ondansetron, granisetron, dolasetron, dan palanosetron
◉ Mekanisme obat:
1. Sifat antiemetic kuat yang diperantarai sebagian melalui blockade reseptor 5-HT3 sentral di pusat
muntah dan chemoreceptor trigger zone, tetapi terutama melalui blockade reseptor 5-HT3 perifer di
saraf aferen spinal dan vagus usus ekstrinsik.
2. Tidak menghambat reseptor dopamine atau muskarinik
◉ Pemakaian klinis:
Terbatas pada muntah karena stimulasi vagus (misal: pascaoperasi dan pascaradiasi) dan mutah imbas-
kemoterapi akut. Mabuk perjalanan kurang dapat diatasi

◉ Efek samping:
1. Tidak berefek pada motilitas esophagus atau lambung tetapi dapat memperlambat transit kolon
2. Nyeri kepala
3. Pusing bergoyang
4. Konstipasi
5. Pemanjangan interval QT yang kecil terutama pada dolasteron
Kortikosteroid

◉ Absorpsi dari glukokortikoid seperti hidrokortison dan analog


sintetisnya cukup efektif bila diberikan per oral
◉ Analog sintetik kortikosteroid seperti kortison dan prednisone
membutuhkan aktivasi dari hepar. Metabolisme terjadi di
beberapa jaringan dan dominan di jaringan hati
◉ Hasil metabolisme diekskresikan oleh ginjal melalui urin
setelah 72 jam, sebelumnya dikonversi menjadi 11-
hydroxisteroid
◉ Sebanyak 90% diikat oleh corticosteroid-binding globulin
(CBG) dan albumin
◉ Waktu paruh serum 60-90 menit
◉ Mekanisme kerja:
1. Meningkatkan efikasi antagonis reseptor 5-HT3 (bila dikombinasi dengan
antagonis reseptor 5-HT3)
2. Mekanisme efek antiemetic tidak diketahui mungkin melibatkan
penghambatan prostaglandin

◉ Pemakaian klinis:
Mencegah mual dan muntah akut dan tipe lambat pada pasien yang mendapat
kemoteraoi emetogenic sedang sampai kuat

◉ Efek samping:
1. Letargi
2. Kelemahan
3. Retensi cairan
4. Ruam pada daerah muka
Antagonis Reseptor Neurokinin

◉ Bioavailabilitasnya 65% dengan waktu paruh serum 12 jam.


◉ Metabolisme terjadi di jaringan hati terutama oleh jalur
CYP3A4
◉ Hasil metabolisme dieliminasasi oleh ginjal melalui urin
◉ Mekanisme kerja:
1. Blokade sentral di area postrema
2. Selektif menembus sawar darah otak dan menempati
reseptor NK-1 di otak
3. Tidak memiliki afinitas terhadap reseptor serotonin,
dopamin, atau kortikosteroid
Fenotiazin dan Butirofenon

◉ Mencapai kadar puncak serum pada 2-3 jam


◉ Mengalami first-pass metabolism yang signifikan dengan
bioavailabilitas 25-35%
◉ Metabolisme terjadi di hati dengan hasil metabolit dapat
terdeteksi dalam urin beberapa minggu setelah pemakaian
dihentikan.
◉ Metabolisasi di hati oleh proses oksidasi atau demetilisasi yang
dikatalis oleh enzim-enzim sitokrom P450 hati
◉ Mekanisme kerja fenotiazin:
1. Antiemetik poten
2. Melalui inhibisi reseptor dopamine dan muskarinik pada CTZ
3. Mengurangi muntah yang dirangsang iritan lambung
4. Menghambat stimulasi vagal perifer dan aferen simpatik
◉ Mekanisme kerja butiroferon:
Memblokade dopaminergik sentral

◉ Efek samping
1. Kantuk berat
2. Efek ekstrapiramidal: dystonia akut, diskinesia. Stop obat
3. Efek antikolinergik: konstipasi, mulut dan tenggorokan kering, dysuria, retensi urin,
impoten, gangguan pendengaran dan penglihatan
4. Hipotensi
5. Memperpanjang interval QT yang menyebabkan takikardia ventrikel
Antihistamin H1

Antagonis H1 cepat diserap setelah pemberian oral


◉ Mencapai konsentrasi puncak dalam darah pada 1-2 jam
◉ Terdistribusi secara luas di dalam tubuh
◉ Mengalami metabolisme ekstensif di hati terutama oleh CYP3A4
di hati
◉ Masa kerja obat 4-6 jam
◉ Obat: Difenhidramin, prometazin, dimenhidrinat,fenotiazin, meklizin, hidroksizin, ondansetron,
trimetobenzamid
◉ Mekanisme kerja:
Menghambat kerja histamin secara reversible dan kompetitif mengikat reseptor H1 pada stimulasi perifer
pusat muntah
◉ Pemakaian klinis:
1. Mencegah mabuk perjalanan (motion sickness), kurang efektif pada serangan mabuk yang sudah
terjadi
2. Mencegah muntah
3. Disfungsi telinga bagian dalam (syndrome menierre, labirintitis)
4. Efek prokinetic: memperbaiki pengosongan lambung dengan cara mengurangi stimulasi pusat muntah
yang berasal dari perifer-> dekompresi lambung
◉ Efek samping:
1. Stimulasi SSP paradoksal: gelisah, insomnia, eforia, tremor, kejang, mulut kering
2. Pusing, nyeri kepala, kelemahan (fatique), anoreksia
3. Epigastric distress
4. Mengantuk, kebingungan
5. Retensi urin
Antikolinergik

Antikolinergik golongan atropin mudah diabsorbsi secara per oral


◉ Mengalami metabolisme dalam hepar dan dieksresi ke dalam
urine
◉ Waktu paruh serum 4 jam
◉ Mekanisme kerja:
Menghambat reseptor muskarinik dan mungkin juga memblok reseptor
H1 di CTZ (mekanisme masih belum terlalu jelas)

◉ Pemakaian klinis:
Untuk mabuk perjalanan

◉ Efek samping:
1. Takikardia
2. Vertigo
3. Mulut kering
4. Mengantuk
5. Pandangan kabur
Benzodiazepin

◉ Absorpsi baik pada pemberian oral


◉ Metabolisme di hati oleh isozim sitokrom P450 terutama
CYP3A4
◉ Hasil metabolisme dieliminasi oleh ginjal melalui ekskresi urin
◉ Waktu paruh serum bergantung pada jenis obat, triazolam
memiliki waktu paruh 2-3 jam
◉ Mekanisme kerja:
Memerantarai kerja asam amino GABA (Gamma Amino Butyric
Acid), neurotrasnmiter inhibisi utama di otak. Karena saluran reseptor GABA
dengan selektif memasukkan anion klorida ke dalam neuron, aktivasi reseptor
GABA menghiperpolarisasi neuron sehingga terjadi inhibisi.

◉ Pemakaian klinis:
1. Digunakan sebelum inisiasi kemoterapi untuk mengurangi muntah
antisipatorik atau muntah karena kecemasan
2. Sedasi
3. Hipnosis
4. Efek antikejang
5. Anestesia
6. Pelemas otot
Kanabinoid

◉ Mengalami first-pass metabolism yang signifikan di hati


◉ Metabolit diekskresikan secara perlahan melalui urin dan feses
dalam beberapa hari atau minggu
◉ Waktu paruh sekitar 4 jam
◉ Efek terjadi dalam hitungan menit dan memuncak pada 1-2 jam
setelah pemberian
◉ Mekanisme belum diketahui

◉ Efek samping:
1. Euforia
2. Disforia
3. Mengantuk
4. Halusinasi
5. Mulut kering
6. Meningkatnya nafsu makan
7. Efek otonomik: takikardia, injeksi konjungtiva, hipotensi ortostatik
NAUSEA AND VestibuloCochlear Nerve
VOMITTING
Higher
Function

H1 (Histamin)
VN
M1 (Muscarinic)
Muscarinic
Vomitting
Center 5-HT (Serotonin)

CTZ Muscarinic

D2 (Dopamine)

NK1 (Neurokinin)

Vagus Nerve

5-HT (Serotonin)

Chemoterapy
Radiation
Pressure
PHARMACOLOGY Motion
ANTIEMETIC VestibuloCochlear Nerve Sickness
Higher Anti H1 &
Function Anticholinergic:
Difenhidramin,
dimenhidrinat,
Hiosin
H1 (Histamin)
VN
M1 (Muscarinic)
Muscarinic
FENOTIAZIN &
Vomitting BUTIROFENON:
Center D2 (Dopamine) Proklorperazin,
CTZ Muscarinic
prometazin,
tietilperazin, droperidol
Anticholinergic: 5-HT (Serotonin)
Hiosin/Skopolamin NK1 (Neurokinin)

In General 5-HT3 Antagonist:


NK1 Antagonist:
Aprepitan Corticosteroid Ondansetron
Granisetron
Vagus Nerve
Dolasetron
palonosetron
5-HT (Serotonin) Post:
Chemotherapy
Chemotherapy Surgery
Radiation Radiation
Pressure
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, gan sulistia. 2016. Farmakologi dan terapi edisi 6. Departemen


Farmakologi dan Terapeutik FKUI.
Katzung, B. G., S. B. Masters, A. J. Trevor. 2012. Basic and Clinical
Pharmacology. 12th Ed. The McGraw-Hill Companies, Inc.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai