Anda di halaman 1dari 46

Skenario 2

Kehamilan

Seorang pasien 27 tahun, G1P0A0H0 datang ke RSUD pada 12 september 2014 dengan
keluhan keluar air yang banyak dari kemaluan sejak 8 jam yang lalu tanpa disertai mules.
Pasien mengaku HPHT nya 15 desember 2013. Pasien belum pernah memeriksakan
kehamilannya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal, hanya
konjungtiva yang ditemukan anemis. Pada palpasi abdomen didapatkan tinggi fundus uteri 32
cm, his masih hilang timbul. Dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan porsio lunak, medial,
pembukaan 1-2 cm, selaput ketuban (-), sisa jernih, kepala H 1-2. Pada pemeriksaan
laboratorium darah rutin didapatkan Hb 9,2 gr%. Direncanakan dilakukan induksi persalinan.

Kata-kata sulit

HIS : kontraksi rahim yang teratur yang secara bertahap mendorong janin melalui rahim
bagian bawah dan vagina

Selaput ketuban : selaput yang melindungi janin selama kandungan

Induksi persalinan : cara untuk mencoba dan merangsang agar memudahkan persalinan

HPHT : hari pertama haid terakhir

Status generalis : penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi, tanda vital ( TD, nadi,
suhu, berat badan)

Pertanyaan
2

1. Berapa interval cukup bulan untuk dilahirkan ?


2. Apa yang terjadi apabila his hilang timbul ?
3. Apa penyebab dari his hilang timbul ?
4. Dalam skenario ini, berapa usia kehamilan ibu ?
5. Berapa kadar normal Hb pada ibu hamil ?
6. Apa pengaruh Hb yang rendah terhadap janin ?
7. Apa saja indikasi dan kontra indikasi dari induksi persalinan ?
8. Apa kandungan dari amnion ?
9. Mengapa bisa terjadi pecah ketuban ?
10. Mengapa pada ibu hamil kadar Hb lebih rendah ?
11. Apa yang menyebabkan pembukaan menjadi lambat dan tanpa disertai mules ?
12. Apa yang diberikan pada induksi persalinan ?

Jawaban
3

1.
2.
3.
4.
5.
6.

38 40 minggu
Portio terbuka dan janin keluar
Karena ada periode relaksasi untuk memulai kontraksi selanjutnya
35 minggu 4 hari
Hb normal ibu hamil : 10-11 gr% , Hb normal ibu tidak hamil : 12 gr%
a. Janin kekurangan oksigen DJJ meningkat
b. berat badan janin kecil dibandingkan dengan normal
c. kematian
7. indikasi
: pre eklamsi, eklamsi
kontraindikasi : kelainan panggul, distress janin, sungsang, herpes, tumor, obstruksi
8. protein, air, elektrolit
9. kontraksi uterus, trauma
10. karena ada hemodilusi pengenceran darah sehingga menurunkan resiko penurunan
Hb karna perdarahan
11. anemia kala 1 lama dan his hilang timbul
12. a. Diberikan oksitosin
b. diberikan prostaglandin
c. diberikan cairan hipertonik
d. melepas selaput ketuban dari bagian bawah janin = amniotomi

Hipotesis
Ibu hamil 35 minggu 4 hari

Anemia fisiologi hemodilusi

Anemia patologi defisiensi as. Folat, B12, besi, thalasemia, kanker

HIS adekuat
cepat mengeluarkan janin
HIS non adekuat lambat mengeluarkan janin

Pecah ketuban sebelum waktu

Induksi persalinan

X
Distress janin, infeksi

SASARAN BELAJAR
LI 1. Memahami dan Menjelaskan fisiologi kehamilan
LO 1.1. ovulasi nidasi implantasi - plasenta
LO 1.2. fisiologi ibu hamil
LO 1.3. fisiologi janin
LI 2. Memahami dan Menjelaskan persalinan
LO 2.1. mekanisme persalinan normal
LO 2.2. pimpinan persalinan
5

LI 3. Memahami dan Menjelaskan anemia pada kehamilan


LO 3.1. pengaruh terhadap ibu dan janin
LO 3.2. klasifikasi anemia
LI 4. Memahami dan menjelaskan gizi pada kehamilan
LO 4.1. gizi pada ibu hamil di tiap fase kehamilan
LO 4.2. masalah nutrisi pada ibu hamil
LI 5. Memahami dan menjelaskan pandangan islam tentang puasa pada ibu hamil

LI 1. Memahami dan Menjelaskan fisiologi kehamilan


LO 1.1. ovulasi nidasi implantasi - plasenta
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh
wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan
kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan. Untuk terjadinya
kehamilan butuh adanya spermatozoa,ovum, pembuahan dan nidasi hasil
pembuahan.
Setiap spermatozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kaput atau kepala
berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus,ekor dan
bagian silindris leher menghubungkan kepala dengan ekornya
spermatozoa dapat bergerak cepat. Kepala sperma tebal mengandung inti
haploid yang ditutupi badan khusus yang disebut akrosom. Akrosom
mengandung enzim Hyaloronidase / Protease yang membantu sperma
6

menembus sel telur. Bagian tengah sperma mengandung mitokondria spiral yang berfungsi
menyediakan energi untuk gerak ekor sperma.
Setiap melakukan ejakulasi, seorang laki-laki mengeluarkan kurang lebih 400 juta sel sperma.
Dalam pertumbuhan embrional spermatozogonium
berasal dari sel-sel primitif tubulus-tubulus testis.
Setelah janin dilahirkan, jumlah spermatogonium yang
ada tidak mengalami perubahan sampai masa pubertas
tiba. Pada masa pubertas sel-sel spermatogonium
tersebut dalam pengaruh sel-sel intertisial leydig mulai
aktif mengadakan mitosis, dan terjadilah proses
spermatogenesis yang masih sangat kompleks. Setiap
spermatogonium membelah dua dan menghasilkan
spermatosit primer.

Spermatosit primer ini membelah dua menjadi spermatosit sekunder ; kemudian spermatosit
sekunder membelah dua lagi dengan hasil dua spermatid yang masing-masing memiliki
jumlaah kromosom setengah dari jumlah yang khas unutuk jenis itu. Dari spermatid ini
kemudian tumbuh spermatozoa.
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge janin,
dan didalam janin jumlah oogonium bertambah terus sampai pada usia kehailan enam bulan.
Pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. Jumlah ini
berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Pada anak berumur 6-15 tahun
ditemukan 439.000 oogonium dan pada umur 1-24 tahun hanya 34.000 oogonium pada masa
menopouse oogonium menghilang.

Sebelum janin dilahirkan , sebagian besar oogonium mengalami perubahan-perubanhan pada


nukleusnya. Terjadi pula migrasi dari oogonium kearah korteks ovariumsehingga pada waktu
dilahirkan korteks ovarium terisi dengan folikel ovarium premordial. Padanya dapat dilihat
bahwa kromosom telah berpasangan, DNAnya berduplikasi yang berrti bahwa sel menjadi
tetraploid. Pertumbuhan selanjutnya terhenti oleh sebab yang belum diketahui sampai
folikel terangsang dan berkembang lagi kerarah kematangan. Sel yang terhenti selama
profase mieosis dinamakan oosit primer . olah rangsangan FSH mieosis brlangsung terus.
7

Benda kutub (polar body) pertama disishkan dan


hanya sedikit sitoplasma yang cukup bnyak.
Poses pembelahan ini terjado sebelum ovulai.
Proses ini disebut pematangan ovum; pematangan
kedua terjadi spermatozoa membuahi ovum.
FERTILISASI (PEMBUAHAN)
Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal
dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma.
Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu olah mikrofilamen-mikrofilamen fimbira
infundibulum tuba kearah osteum tuba abdominalis. Dan dislaurkan kearah medial. Ovum
yang mempunyai diameter 100 mikron (0.1 mm) ditengah-tengahnya dijumpai nukleus yang
berada dalam metafase pembelahan pertama dan kedua, terapung-apung dalam sitoplasma
yang kekuning-kuninganyaitu vitelus. Vitelus ini mengandung banyak zat karbohidrat dan
asam amino.
Ovum dilingkari oleh zona pelusida. Diluar zona pelusida ini ditemukan sel-sel korona
radiata, dan didalamnya terdapat ruang perivitelina, tempat benda-benda kutub. Bahan-bahan
dari sel-sela korona radiata dapay disalurkan ke ovum melalui saluran-saluran halus di zona
pelusida. Jumlah sel korona radiata dalam perjalanan ovum diampula tuba makin berkurang,
sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada waktu dekat perbatasan antara
isthmus dan ampula tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi.

Keterangan :
A, B, C dan D
E
F dan G

: Ovum dengan korona radiata


: Ovum dimasuki spermatozoa
: Pembentukan benda kutub kedua dan akan bersatunya kedua
pronukleus yang haploid untuk menjadi zigot

Hasil utama pembuahan :


1 Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari ayah
dan dari ibu menjadi suatu bakal baru dengan jumlah kromosom diploid.
2 Penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y yang
dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.
3 Permulaan pembelahan dan stadium stadium pembentukan dan perkembangan embrio
(embriogenesis)
Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vaginae dan disekitar portio pada waktu koitus.
Hanya beberapa ratus ribu yang spermatozoa ayng dapat terus ke cavum uteri dan tuba dan
hanya beberapa ratus yang sampai ke bagian ampula tuba dimana spermatozoa dapat
memasuki ovum yang siap dibuahi. Hanya satu psermatozoa yang mempunyai kemampuan
(kapasitas) untu membuahi. Pada spermatozoa ditemuakn penigkatan konsentrasi DN
8

dinukleusnya, dan kaputnya lebih mudah memebus dinding ovum oleh karena diduga dapat
melepaskan hialurodinase.
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya
berlangusung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi penitrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi
spermatozo dan ovum , dan diakhiri dengan fusi materi genetik. Hanya satu spermatozia yang
telah mengalami proses kapasitas mampu melakukan penitras membran sel ovum. Untuk
mencapai ovum spermatoza harus melewati korona radiata (lapisan sel diluar ovum) dan zona
pelusida (suatu bentuk glikorotein ekstrseluler), yaitu dua lapisan yang menutupi dan
mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Suatu molekul komponen
khusus di permukaan kepala spermatozoa kemudian mengikat ZP3 glikoprotein di zona
pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom melpaskan enzimyang membantu spermatozoa
menembus zona pelusiza.
Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi kortex ovum. Granula korteks
di dalam ovum (oosit sekunder) berfusi dengan membaran palsma sel, sehingga enzim di
dalam granula-granula dikeluarkan secara ekositosis ke zona pelusida berkaitan berkaitan
satu sama lain membentuk suatu materi yang keras dan tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa. Proses ini mencegah ovum dibuahi oaleh labih dari satu spermatozoa.
Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran nukleusnya; yang tinggal
hnay pronukleusnya, sedangkan ekor dan mitokontria dari spermatozoa berdegenarasi. Itulah
sebabnya sleuruh mitokondria pada manusia barasal dari ibu (maternal). Masuknya
spermatozoa ke dala vitelus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam metafase
untuk prosen pembelahan selanjutnya (mieosis kedua) . sesuah anafase kemudia telofase dan
benda kutub (polar body) kedua menuju ruang perivitelina. Ovum sekarang hanya
mempunyai pronukleus haploid. Pronukleus spermatozoa juga telah mengandung jumlah
kromososm yang haploid.

Kedua pronukleus dekat mendekat dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan
genetik dari perempuan dan laki-laki. Pada manusia terapat 46 kormosom, ialah 44
kromosom autosom dan 2 kormosom kelamin; pada laki-laki terdapat satu kromosom X dan
satu kromosom Y. Sesudah pembelahan kematangan maka ovum matang mempunyai 22
kromosom otosom serta 1 kromorom X, dan suatu spermatozoa mempunyai 22 kromosom
aotosomal dan 1 kromosom X dan 22 kromosom otosomal dan 1 kromosom Y . zigot sebagi
9

hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom otosom seta 2 kromosom x anak menjadi janin
perempuan, sedangkan yang memiliki 44 kromosom otosom serta kromosom X dan 1
kromosom Y akan tumbuh sebagai janin laki-laki.
Dalam beberapa jam setalah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat
berlangsung oleh akrena sitoplasma ovum mengandung banyak asama amino dan enzim.
Segera setelah pembelaha ini terjadi, pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan lancar,
dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam
satium morula. Energi untuk pembelahan ini
diperolah dari vitelus, sehingga volume vitelus
semakin berkurang dan terisi spenuhnya oleh
morula. Dengan demikina zona pelusida tetap
utuh, atu dengan perkataan lain, besarnya hasil
konsepsi tetap sama. Dalam ukuran yang sama ini
hasil konsepsi diteruskan ke uterus ke pars ismika
dan pars intertisialis tuba (bagian bagian tuba
yang sempit) dan terus disalurkan kearah cavum
uteri oleh arcus serta serta getaran silia pada
permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.
PEMBELAHAN
Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis
sampai beberapa kali. Selsel yang dihasilkan dari
setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari
ukuran induknya yang disebut blastomer. Sesudah
3 4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16
sel, disebut stadium morula (kira kira pada hari
ke 3 sampai ke 4 pasca fertilisasi). Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel sel di
sebelah dalam, yang akan tumbuh menjadi jaringan jaringan embrio sampai janin) dan outer
cell mass (lapisan sel di sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta).
Kira kira pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela sela inner cell mass merembes cairan
menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu
dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner cell mass
tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan sel luar. Pada stadium ini
disebut embrioblas dan outer cell mass disebut trofoblas.
IMPLANTASI
Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Pada akhir minggu pertama (hari ke 5 sampai ke 7) zygot mencapai cavum
uteri. Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir di bawah pengaruh
progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding
rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang
terbuka dan aktif.
Kontak antara zygot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut
mencetus berbagai reaksi seluler, sehingga sel-sel trofoblas zygot tersebut akan menempel
dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus (terjadi implantasi).
10

Setelah implantasi, sel-sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang
membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk menjadi
plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan
embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.
LO 1.2. fisiologi ibu hamil
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, kebanyakan perubahan ini akan
menghilang setelah persalinan. Jantung dan pembuluh darah. Selama kehamilan, jumlah
darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat
sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai
puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu. Karena curah jantung meningkat, maka denyut
jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80
90 kali/menit).
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena rahim yang
membesar menekan vena yang membawa darh dari tungkai ke jantung. Selama persalinan,
curah jantung meningkat sebesar 30%, Setelah persalinan curah jantung menurun sampai 1525% diatas batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.
Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan
dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih banyak dikirim ke
rahim ibu. Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu.
Ketika melakukan aktivitas/olah raga, maka curah jantung, denyut jantung dan laju
pernafasan pada wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak sedang
hamil. Rontgen dada dan EKG menunjukkan sejumlah perubahan dalam jantung, dan kadang
terdengar murmur jantung tertentu serta ketidakteraturan irama jantung. Semua perubahan
tersebut adalah normal terjadi pada masa hamil, tetapi beberapa kelainan irama jantung
mungkin akan memerlukan pengobatan khusus.Selama trimester kedua biasanya tekanan
darah menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga.
Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat sampai 50%, tetapi jumlah sel
darah merah yang mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-30%. Untuk alasan yang
belum jelas, jumlah sel darah putih (yang berfungsi melindungi tubuh terhadap infeksi)
selama kehamilan, pada saat persalinan dan beberapa hari setelah persalinan, agak meningkat.

PERUBAHAN PADA ORGAN-ORGAN SISTEM REPRODUKSI


Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterine.
Estrogen menyebabkan hiperpliasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas atau
kelenturan uterus.
11

Ukuran
Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi
otot polos rahim, serabut serabut kolagennya menjadi higroskopik endometrium menjadi
desidua ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapitasi lebih dari
4000 cc. Taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan fundus:
Tidak hamil: sebesar telur ayam (+ 30 g)
Kehamilan 8 minggu: sebesar telur bebek
Kehamilan 12 minggu: sebesar telur angsa
Kehamilan 16 minggu: pertengahan simfisis pubis
Kehamilan 20 minggu: pinggir bawah pusat
Kehamilan 24 minggu: pinggir atas pusat
Kehamilan 28 minggu: sepertiga pusat-xyphoid
Kehamilan 32 minggu: pertengahan pusat-xyphoid
Kehamilan 36-42 minggu: 3-1 jari di bawah xyphoid
b Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan
(40 pekan).
c Bentuk dan Konsistensi
Pada bulan bulan pertama kehamilan bentuk rahim seperti buah alpokat. Pada
kehamilan empat bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan bujur telur. Rahim yang kira
kira sebesar telur ayam, pada kehamilan dua bulan sebesar telur bebek dan kehamilan
tiga bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim mengadakan
hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih panjang sehingga bila
diraba terasa lebih lunak (soft) disebut tanda hegar. Pada kehamilan lima bulan, rahim
teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim terasa tipis, karena itu bagian bagian
janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim
d Posisi Rahim
1) Pada permulaan kehamilan, dalam letak anteflexi atau retroflexi.
2) Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis
3) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai
batas hati.
4) Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau
kiri. Rustam Mochtar, 1998 : 36)

12

Vaskularisasi
Aa.uterin dan aa. Ovarika bertambah dalam diameter panjang dan anak anak cabangnya.
Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah
fGambaran besarnya rahim dan tuanya kehamilan
1) Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion dimana desidua
kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu. Tinggi fundus uteri terletak
antara pertengahan simphisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
2) Pada kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2 3 jari di bawah pusat.
3) Pada kehamilan 24 minggu, tinggi fundus uteri terlatak setinggi pusat.
4) Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2 3 jari di atas pusat. Menurut
Spiegelberg dengan mengukur tinggi fundus uteri dari smpisis adalah 26,7 cm diatas
smpisis.
5) Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri terletak 3 jari di bawah processus
xiphoideus.
6) Pada kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri terletak sama dengan 8 bulan tapi
melebar ke samping yaitu terletak diantara pertengahan pusat dan processus
xiphoideus. ( Rustam Mochtar, 1998 : 52)

Serviks uteri (leher rahim) mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan
perlunakan akibat progesteron, warna menjadi livide / kebiruan.
13

Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.


Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan
(tanda Chadwick).
Ovarium (Kantong Telur)
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi
produksi progesteron dan estrogen.Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat.Tidak
terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
hormonal menstruasi.
Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial
payudara.Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan
hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat
kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, dan kolostrum.Mammae membesar dan
tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah
areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.
Sistem respirasi/Pernapasan
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma (otot pernapasan) juga
terdorong ke atas menyebabkan napas cepat dan dangkal (20-24x/menit).Inilah yang
menyebabkan wanita hamil merasa napasnya sesak.
Sistem gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu
terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi (susah BAB),
lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga terjadi peningkatan asam
lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih
dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).
Sistem sirkulasi / kardiovaskular
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan hemodinamik
calon ibu, meliputi :
1 retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
2 anemia relatif
3 tekanan darah arterial menurun
4 curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir
kehamilan
5 volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
6 volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah
secara perlahan sampai akhir kehamilan.
14

Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antibodi fisiologik yang


terjadi pada kehamilan.Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3.Trombosit
meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik
pada kehamilan dan persalinan.Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350
mg/dl).Laju endap darah meningkat.Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin
menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan
globulin alfa-1, alfa-2 dan beta.Faktor-faktor pembekuan meningkat.
Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid.Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui).Kebutuhan
protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin.Kadar kolesterol plasma
meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat.
Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan.
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma
ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
1 ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
2 produksi glukosa dari hati menurun
3 produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
4 aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5 efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta
lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Traktus urinarius/saluran kemih
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan
progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah
mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.

Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa
hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, striae lividae pada perut,
dsb.Terdapat linea nigra dibagian perut.
Peningkatan Berat Badan Selama Hamil
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan
volume berbagai organ / cairan intrauterin.
Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0
kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg,
penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.
LO 1.3. fisiologi janin
Pertumbuhan dan perkembangan janin dapat dibagi berdasarkan trimester :
15

1. Trimester pertama
Pada trimester pertama atau tiga bulan pertama masa kehamilan merupakan masa dimana
system organ prenatal dibentuk dan mulai berfungsi. Pada minggu ke 3 sel-sel mulai
membentuk organ-organ spesifik dan bagian-bagian tubuh. Minggu ke 13, jantung telah
lengkap dibentuk dan mulai berdenyut, sebagian besar organ telah dibentuk,dan janin mulai
dapat bergerak (Gambar 2.2) Bagi wanita hamil tentu saja masa trimester pertama ini
merupakan masa penyesuaiannya baik secara fisik maupun emosi dengan segala perubahan
yang terjadi dalam rahimnya. Pada trimester pertama ini ibu sering mengalami mual atau,
ingin muntah, tidak selera makan yang sering dikenal dengan morning sickness, yang dapat
menyebabkan berkurangnya intik makanan ibu (Michio and Kushi, A, 1985).
Defisiensi gizi dan pengaruh-pengaruh lain yang membahayakan janin seperti penggunaan
obat, vitamin A dosisi tinggi, radiasi atautrauma dapat merusak atau menghambat
perkembangan janin selanjutnya. Sebagain besar keguguran terjadi pada masa ini, bahkan
sekitar sepertiga darikejadian keguguran terjadi karena wanita tidak menyadari bahwa dia
sedang benar-benar hamil. Masa trimester pertama merupakan masa yang kritis, sehingga
harus dihindari hal-hal yang memungkinkan kegagalan pertumbuhan dan perkembanganjanin
(Wardlaw, G.M., et al, 1992).
2. Trimester kedua
Pada awal trimester kedua, berat janin sudah sekitar 100 g. Gerakan-gerakan janin sudah
mulai dapat dirasakan ibu. Tangan, jari, kaki dan jari kaki sudah terbentuk, janin sudah dapat
mendengar dan mulai terbentuk gusi, dan tulang rahang. Organ-organ tersebut terus tumbuh
menjadi bentuk yang sempurna, dan pada saat ini denyut jantung janin sudah dapat dideteksi
dengan stetoskop. Bentuk tubuh janin saat ini sudah menyerupai bayi
3. Trimester ketiga
Memasuki trimester ketiga, berat janin sekitar 1-1,5 kg. Pada periode ini uterus semakin
membesar sampai beradadi bawah tulang susu. Uterus menekan keatas kearah diafragma dan
tulang panggul. Hal ini sering membuat ibu hamil merasa jantung sesak dan kesulitan
pencernaan. Seringkali ibu juga mengalami varises pada pembuluh darah sekitar kaki, wasir,
dan lutut keram karena meningkatnya tekanan kepada perut,rendahnya laju darah balik dari
limbs, dan efek dari progesterone, yang menyebabkan kendurnya saluran darah. Setelah usia
kehamilan mencapai sekitar 28 30 minggu, bayi yang lahir disebut prematur (sebelum
minggu ke37 kehamilan), mempunyai kesempatan untuk hidup baik bila dirawat dalam suatu
perawatan bayi baru lahir risiko tinggi. Namun, mineral dan cadangan lemak pada bayi
tidak normal, yang seharusnya dibentu pada bulan terakhir kehamilan. Masalah medis lain
pada bayi prematur adalah masih belum mampu mengisap dan menelan dengan baik,
sehingga perawatan bayi ini sangatsulit (Wardlaw, G.M., et al, 1992).
A Periode Pre-embrionik (selama 2 minggu pertama setelah fertilisasi) Zigot mengalami
pembelahan mitosis (dari 2 sel
4 sel
8 sel) bergerak kearah uterus,hingga zigot
menjadi 16 sel (morula),didalam rongga uterus membentuk blastosit. Blastosit akan
berimplantasi ke dinding uterus pada hari ke-6 setelah ovulasi
16

B Tahap Embrionik (selama minggu ke-2 hingga minggu ke-8) Setelah selesai implantasi,
terbentuk lapisan germ,membran embrionik, dan plasenta, diikuti dengan perkembangan
organ-organ internal major serta pembentukan tampilan struktur eksternal
1 Pembentukan germ
Ektoderm : membentuk keseluruhan sistem saraf,indera khusus,kulit dan beberapa
kelenjar endokrin
Mesoderm : membentuk sistem rangka, sistem urinaria, sistem sirkulasi, dan
sistem reproduksi
Endoderm : membentuk saluran cerna dan pernafasan serta bagian2 sistem
reproduksi
2 Pembentukan membran janin (ekstra-embrionik) :
lapisan2 sel yang tidak bergabung dalam tubuh embrio.Fungsinya melindungi &
memberi nutrisi embrio dan janin yg sedang berkembang
3 Plasenta
Berasal dari penggabungan vili chorionik dan endometrium uterus. Plasenta berperan
dalam fungsi pencernaan, pernafasan, ekskretori, dan fungsi metabolik, serta
merupakan organ endokrin
C Tahap Perkembangan Janin (akhir minggu ke-8 trimester 1/minggu pertama-12 dan
berlanjut hingga partus) semua sistem tubuh terbentuk setelah minggu ke-8
LI 2. Memahami dan Menjelaskan persalinan
LO 2.1. mekanisme persalinan normal
Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Partus
Menurut Cara Persalinan
- Partus normal disebut juga partus spontan yaitu proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu
sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak melukai bayi dan ibu, yang umumnya
berlansung kurang dari 24 jam.
- Partus abnormal yaitu persalinan parvaginan dengan bantuan alat-alat atau melalui
dinding perut dengan operas caesarea.
Menurut Usia Kehamilan
- Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (viable)
berat janin di bawah 1000 gram, usia kehamilan di bawah 28 minggu.
- Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu,
janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000-2500 gram.
- Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu,
janin matur, berat badan diatas 2500 gram.
- Partus post maturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari
waktu partus yang ditaksir, janin disebut post matur.
- Partus presipatatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di
atas beca dan sebagainya.
17

Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti
tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik.

Tanda-tanda Permulaan Persalinan


Sebelum terjadi kehamilan/persalinan beberapa minggu sebelumnya, wanita hamil memasuki
bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan. (Prepatory
Stage of Labor). Tandanya adalah sebagai berikut :
- Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida.
- Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
- Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) karena kandun kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin.
- Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah uterus,
kadang disebut false labor pains.
- Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah (bloody show).
Tanda-tanda Inpartu
- Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
- Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan-robekan kecil pada
serviks.
- Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
- Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
Tahap Tahap Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
a

Kala I (kala pembukaan)


Waktu untuk pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm ditandai dengan
keluarnya lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah
berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis. Kala pembukaan
dibagi atas 2 fase yaitu :
1 Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm
berlangsung 7-8 jam.
2 Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase.
a Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan 4 cm.
b Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi
9 cm.
c Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi
10 cm atau lengkap.

Kala II (kala pengeluaran janin)


Pada kala II, his terkoordinir, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala
janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar
18

panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada
rektum, ibu merasa seperti mau BAB, dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka perineum merenggang,
dengan his mengedan terpimpin akan lahirkan kepala, diikuti oleh seluruh badan janin,
kala II pada primi 1 -2 jam, pada multi -1 jam.
c

Kala III (kala pengeluaran uri)


Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebenar, uterus terata keras dengan fundus
uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 x sebelumnya. Beberapa saat
kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri, dalam waktu 1-5 menit seluruh
plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri, seluruh proses biasanya berlangsung 5-30
menit setelah bayi lahir, pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira
100-200 cc.
Ada 3 tanda lepasnya plasenta :
- Perubahan ukuran dan bentuk uterus.
- Tali pusat memanjang.
- Semburan darah.
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri :
- Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas symphisis tali pusat ditegangkan,
jika tali pusat masuk berarti belum lepas, jika diam/maju berarti sduah lepas.
- Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti belum
lepas, bila diam/turun berarti sudah lepas.
- Klein
Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit, bila bergetar kembali berarti belum lepas,
bila diam/turun berarti sudah lepas.

Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.

Tiga Faktor penting yang memegang peranan pada persalinan


1 Kekuatan- kekuatan yang ada pada ibu, seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan
a His atau tenaga yang mendorong anak keluar adalah kontraksi otot rahim pada
persalinan, pada bulan terakhir dari kehamilan sebelumnya persalinan dimulai sudah
ada kontraksi rahim.
- His pendahuluan: tidak teratur menyebabkan nyeri perut bagian bawah dan lipatan
paha tapi tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian
bawah, mis: persalinan.
19

His persalinan: kontraksi dari otot rahim yang psikologis lainnya yang bersifat
nyeri, dan nyeri ini mungkin disebabkan oleh sel-sel otot saat kontraksi rahim
bersifat otonom tidak dipengaruhi oleh tekanan misalnya: Rangsangan oleh jarijari yang dapat menimbulkan kontraksi hi
s

Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam:


- His pembukaan = his yang menimbulkan pembukaan dari cervix
- His pengeluaran = his yang mendorong anak keluar. His pengeluaran biasanya
disertai dengan keinginan mengejan.
- His pelepasan uri yang melepaskan uri.
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari
daerah fundus uteri pada daerah di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal
gelombang tersebut didapat dari pacemaker yang terdapat di dinding uterus daerah
tersebut. Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke
daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka,
untuk mendorong isi uterus ke luar. His dapat terjadi sebagai akibat dari :
- Kerja hormon oksitosin
- Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
- Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
His dikatakan baik dan ideal apabila :
- Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
- Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
- Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi
- Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
- Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut
otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara
pasif dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum
pun akan terbuka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his berlangsung adalah :
- Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus
hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri
- Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum,
menjadi rangsang nyeri.
- Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau
eksitasi).
- Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
Hal yang penting dinilai mengenai His adalah :
- Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak
cepat, bagian kedua penurunan agak lambat.
- Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit)
20

2
3

Satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).

Tenaga mengedan. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air
besar tapi jauh lebih kuat lagi. Waktu kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu
reflex yang mengakibatkan psien menutup glottisnya, mengkontraksikan otot-otot
perutnya dan menekan diafragmanya kebawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat
berhasil, kalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim.
Tenaga ini juga melahirkan placenta setelah placenta lepas dari dinding rahim.

Keadaan jalan lahir


Keadaan janinnya sendiri

Mekanisme Persalinan
Turunnya kepala
Bila his cukup kuat kepala akan turun, dan mulai masuk kedalam rongga panggul. Masuknya
kepala melintasi pintu atas panggul dapat terbagi atas dua keadaan
1 Sinklitismus, yaitu bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas
panggul.
2 Asinklitismus ialah, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas
panggul.
Asinklitismus terbagi atas dua bagian :
- Asinklitismus anterior: menurut Naegele ialah apabila arah sumbu kepala membuat
sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul.
- Asinklitismus posterior: menurut Litzman; yaitu keadaan sebaliknya dari
asinklitismus anterior.
Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan dari pada mekanisme turunnya kepala
dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di daerah posterior adalah lebih luas
dibandingkan ruangan pelvis di daerah anterior. Hal asinklitismus lebih penting, apabila daya
akomodasi panggul agak terbatas.
Fleksi
Flexi disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari
pinggir pintu atas panggul, cervix, dinding panggul dan dasar panggul.
Rotasi (putaran paksi dalam)
Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin disebabkan oleh his
yang berulang-ulang. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar
kearah depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis.
Defleksi / ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil dibawah simfisis,
maka dengan suboksipot sebagai hipomoklion, kepala akan mengadakan gerakan defleksi
21

untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his, vulva lebih membuka dan kepala janin makin
tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum. Dengan
kekuatan his bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi,
muka dan akhirnya dagu. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesaknya ke
bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya keatas.
Putaran paksi luar
Adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan
kedudukan kepala dengan punggung anak. Bahu melintasi pintu atas panggul dalam
keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk
panggul yang dilaluinya, sehingga didasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu
akan berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih
dahulu baru kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih
dahulu, baru trokanter belakang. Kemudian bayi lahir sepenuhnya.

22

23

LO 2.2. pimpinan persalinan


Pembagian fase/kala persalinan menurut Wiknyosastro, dkk (1999 : 181) sebagai berikut:
1 Kala 1 Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)
2 Kala 2 Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
3 Kala 3 Pengeluaran plasenta (kala uri)
4 Kala 4 Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi
Periode tahap-tahap persalinan normal menurut Kampono dan M. Moegni (1999) sebagai
berikut :
Tabel 2.1. Periode Tahap-tahap Persalinan Normal
Tahap Persalinan
Nullipara
Kala 1 fase laten
Kurang dari 20 jam
Fase aktif
5 8 jam
Pembukaan serviks
Rata-rata 1,2 cm/jam
Kala 2
Kurang dari 2 jam
Kala 3
Kurang dari 30 menit

Multipara
Kurang dari 14 jam
2 5 jam
Rata-rata 1,5 cm/jam
Kurang dari 1 jam
Kurang dari 30 menit

Proses Berlangsungnya Persalinan Normal


24

Persalinan Kala 1 : Fase Pematangan/Pembukaan Serviks


Persalinan kala 1 dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus
yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai
pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid. Persalinan kala 1
berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio
serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir
kala I.
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam.
Fase aktif terbagi atas :
1 Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
2 Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
3 Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan kala 1 :
1 Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug)
yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular
kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam
uterus.
2 Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3 Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah
dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida menurut
Wiknyosastro, dkk (1999 : 183) berbeda dengan pada multipara :
1 Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung
terjadi proses penipisan dan pembukaan.
2 Pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum
(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) - pada
multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium
tampak berbentuk seperti garis lebar).
3 Periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14
jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida
memerlukan waktu lebih lama.

25

His ssesungguhnya dan his palsu


His Sesunggunya
His Palsu
1. Rasa sakit :
1. Rasa sakit :
- teratursemakin sering, berlangsung selama - tidak teratur dan tidak sering (kontraksi
30-70 detik
Braxton Hicks)
- Interval makin pendek
- interval panjang
- semakin lama semakin kuat
- kekuatan tetap
- dirasakan paling sakit di
- dirasakan kuat di daerah
daerah punggung
perut
- intensitas makin kuat kalau
- tak ada perubahan walaupun
penderita berjalan.
penderita berjalan
2. Keluar show
2. Tidak keluar show
3. Serviks membuka dan menipis.
3.Serviks
tertutup
dan
tak
ada
pembukaan.
2

Persalinan Kala 2 : Fase Pengeluaran Bayi


Persalinan kala 2 dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada
saat bayi telah lahir lengkap. His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat
kuat. Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2 adalah :
1 Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2 Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3 Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4 Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis
sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
5 Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan
lahir (episiotomi).
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala :
1 Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu
atas panggul (sinklitismus) atau miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior/posterior).
2 Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari
daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot
dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan
menegang.
3 Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari
diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipitobregmatikus (belakang kepala).
4 Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubunubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati
distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.

26

1
2
3

4
5

Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati
bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi,
hidung, mulut, dagu.
Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu
rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di
bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.

Rekomendasi Pimpinan Persalinan Kala I dan II Normal pada Wanita tanpa Faktor Risiko
Anestetik, Medis atau Obstetris
Tanda vital ibu diperiksa sekurang-kurangnya setiap 4 jam.
Pemeriksaan vagina periodik menggunakan pelumas larut-air dan steril; hindari antiseptik
povidon-iodin dan heksaklorofen.
Diizinkan untuk minim cairan jernih, kadang-kadang potongan es batu, sedikit demi sedikit
dan memakai pelembab bibir. Hidrasi intravena diindikasikan bila persalinan
memanjang.
Si ibu harus mempunyai pilihan untuk dapat berjalan-jalan selama persalinan kala I.
Pereda nyeri harus bergantung pada kebutuhan dan keinginan si ibu.

Dari American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and


Gynecologists, 1997
27

Persalinan Kala 3 : Fase Pengeluaran Plasenta


Persalinan kala 3 dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap dan berakhir dengan lahirnya
plasenta. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta
pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan
perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai
perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta terjadi
karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat
kontraksi
mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas
pusat.
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir (jika lepasnya plasenta terjadi
sebelum bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentae - keadaan gawat darurat obstetrik).

Persalinan Kala 4 : Observasi Pasca Persalinan


Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi. Menurut Kampono dan M.
Moegni (1999) ada 7 (tujuh) pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :
28

1
2
3
4
5
6
7

kontraksi uterus harus baik,


tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
kandung kencing harus kosong,
luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
resume keadaan umum bayi,
resume keadaan umum ibu.
Dua jam pertama setalah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa si ibu melahirkan bayi
dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia
luar.Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya
dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.
Penanganan
1 Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20- 30 menit selama jam
kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus
berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan
perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan
pasca persalinan.
2 Periksa tekanan darah, nadi kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
3 Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan
minuman yang disukainya.
4 Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
5 Biarkan ibu beristirahat ia telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu ibu pada
posisi yang nyaman.
6 Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai
permulaan dengan menyusui bayinya.
7 Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai
memberikan ASI. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.
8 Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena masih
dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil
dalam 3 jam
9 pascapersalinan.
10 Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
a bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi.
b Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.

Nilai Apgar
Nilai Apgar adalah suatu cara praktis untuk menilai keadaan bayi baru lahir. Nilai Apgar

29

merupakan alat penyaring untuk menentukan pertolongan yang perlu segera diberikan kepada
bayi baru lahir.
Nilai Apgar ditentukan dengan menilai denyut jantung, pernafasan, ketegangan otot, warna
kulit dan respon terhadap rangsangan (refleks); masing-masing diberi nilai 0, 1 atau 2:
1 Denyut jantung : dinilai dengan menggunakan stetoskop dan merupakan penilaian
yang paling penting.
- Jika tidak terdengar denyut jantung : 0
- Jika jantung berdenyut kurang dari 100 kali/menit :1
- Jika jantung berdenyut lebih dari 100 kali/menit : 2
2 Usaha untuk bernafas
- Jika tidak bernafas : 0
- Jika pernafasan lambat atau tidak teratur : 1
- Jika bayi menangis : 2
3 Ketegangan otot
- Jika otot lembek : 0
- Jika lengan atau tungkainya terlipat : 1
- Jika bayi bergerak aktif : 2
4 Refleks : dinilai dengan cara mencubit secara lembut dan perlahan
- Jika tidak timbul refleks : 0
- Jika wajahnya menyeringai : 1
- Jika bayi menyeringai dan terbatuk, bersin atau menangis keras : 2
5 Warna kulit
- Jika kulit bayi berwarna biru pucat : 0
- Jika kulit bayi berawarna pink dan lengan/tungkainya berwarna biru : 1
- Jika seluruh kulit bayi berwarna pink: 2.
Nilai Apgar 8-10 adalah normal, menunjukkan bahwa bayi berada dalam keadaan yang baik.
Nilai 10 sangat jarang ditemui, hampir semua bayi baru lahir kehilangan 1 nilai karena kaki
dan tangannya yang berwarna kebiruan. Nilai Apgar yang kurang dari 8 menunjukkan bahwa
bayi memerlukan bantuan untuk menstabilkan dirinya di lingkungan yang baru. Nilai Apgar
0-3 menunjukkan bahwa perlu segera dilakukan resusitasi.
Penilaian Apgar secara rutin dilakukan dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir dan kemudian
biasanya diulang 5 menit kemudian. Nilai Apgar 1 menit menunjukkan toleransi bayi
terhadap proses kelahirannya. Nilai Apgar 5 menit menujukkan adaptasi bayi terhadap
lingkungan barunya. Pada keadaan tertentu, penilaian Apgar bisa kembali dilakukan pada
menit ke 10, 15 dan 20. Jika pada menit ke 20 nilai Apgar masih tetap rendah, hal ini
merupakan resiko tinggi terjadinya kematian atau penyakit.

LI 3. Memahami dan Menjelaskan anemia pada kehamilan


LO 3.1. pengaruh terhadap ibu dan janin
30

Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin,


sedangkan pengaruh komplikasi pada kehamilan dapat diuraikan, sebagai berikut :
1. Bahaya Pada Trimester I
Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan
congenital, abortus / keguguran.
2. Bahaya Pada Trimester II
Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan ante
partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian,
gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu
3. Bahaya Saat Persalinan
Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer, sekunder, janin
lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah
dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif.

Prognosis anemia defisiensi besi baik apabila penyebab anemia hanya karena kekurangan
besi saja dan diketahui penyebabnya serta kemudian dilakukan penanganan yang adekuat.
Jika terjadi kegagalan dalam pengobatan, perlu dipertimbangkan beberapa kemungkinan
sebagai berikut :
o Diagnosis salah
o Dosis obat tidak adekuat
o Preparat Fe tidak tepat atau kadaluarsa
o Perdarahan yang tidak teratasi atau perdarahan yang tidak tampak berlangsung
menetap
o Disertai penyakit yang mempengaruhi absorpsi dan pemakaian besi (infeksi,
keganasan,penyakit hati, penyakit ginjal,penyakit tiroid,penyakit defisiensi vitamin
B12, asam folat ).
o Gangguan absorpsi saluran cerna

LO 3.2. klasifikasi anemia


a. Anemia Defisiensi Besi
Merupakan anemia yang paling sering ditemukan. Dapat disebabkan karena kurang
asupan besi dalam makanan, gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena
pengeluaran besi terlalu banyak dari tubuh misalnya pada perdarahan. Jika terjadi
31

defisiensi besi, maka suplai ke sumsum tulang juga berkurang sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan basal produksi Hb. Hal ini menyebabkan setiap sel darah merah
yang terbentuk mengandung sedikit Hb sehingga menjadi mikrositosis dan hipokrom.
Proliferasi prekursor eritroid juga terhambat pada saat defisiensi besi.
Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama dalam trimester terakhir. Apabila
masuknya besi tidak ditambah dalam kehamilan maka mudah terjadi defisiensi besi,
lebih-lebih pada kehamilan kembar. Lagi pula di daerah khatulistiwa besi lebih banyak ke
luar melalui air peluh dan kulit. Di Indonesia asupan besi per hari untuk wanita tidak
hamil (12 mg), wanita hamil (17 mg), wanita menyusui (17 mg).
Prognosis anemia defisiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak.
Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi.
Anemia berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan abortus, dan
dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan postpartum, dan
infeksi. Walaupun bayi yang dilahirkan tidak menunjukkan Hb yang rendah, namun
cadangan besinya kurang sehingga beberapa bulan kemudian tampak sebagai anemia
infantum.
b. Anemia Megablostik
Disebabkan karena defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12.
Diagnosis dibuat bila ditemukan megaloblas atau promegaloblas dalam darah atau
sumsum tulang. Sifat khas sebagai anemia makrositer dan hiperkrom tidak selalu
dijumpai kecuali anemia berat. Seringkali anemia bersifat normositer dan normokrom
karena defisiensi asam folat sering berdampingan dengan defisiensi besi dalam
kehamilan. Perubahan-perubahan dalam leukopoesis seperti metamielosit datia dan sel
batang datia yang kadang-kadang disertai vakuolisasi dan hipersegmentasi granulosit,
terjadi lebih dini pada defisiensi asam folat dan vitamin B12 bahkan sebelum terdapat
megaloblastosis. Diagnosis pasti baru dapat dibuat dengan percobaan penyerapan dan
pengeluaran asam folik. Pada pengobatan percobaan asam folat menunjukkan naiknya
jumlah retikulosit dan kadar Hb.
Pada anemia ini, terjadi hambatan sintesis DNA menyebabkan pertumbuhan sel yang
tidak seimbang. Namun ketika pembelahan sel terhambat, sintesis RNA tidak
terpengaruh. Hasilnya adalah komponen sitoplasma terutama hemoglobin disintesis
dalam jumlah berlebihan selama penundaan pembelahan sel. Akhirnya terjadi
peningkatan dalam ukuran sel.
Anemia megaloblastik dalam kehamilan umumnya mempunyai prognosis yang cukup
baik. Pengobatan dengan asam folat hampir selalu berhasil. Apabila penderita mencapai
masa nifas dengan selamat dengan atau tanpa pengobatan maka anemianya akan sembuh
dan tidak akan timbul lagi. Hal ini disebabkan karena dengan lahirnya anak keperluan
akan asam folik jauh berkurang. Sebaliknya anemia pernisiosa memerlukan pengobatan
terus-menerus juga di luar kehamilan. Anemia megaloblastik dalam kehamilan yang berat
tidak diobati mempunyai prognosis kurang baik. Angka kematian bagi ibu mendekati
50% dan anak 90%.
c. Anemia Hipoplastik
Disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Sumsum
tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata. Dapat disebabkan
32

karena kerusakan sumsum tulang, defisiensi besi, atau stimulus eritropoetin yang
inadekuat. Hal terakhir dapat disebabkan karena supresi EPO oleh sitokin misalnya IL-1,
gangguan fungsi ginjal, atau penurunan kebutuhan O2 jaringan akibat penyakit metabolik
seperti hipotiroid. Perbandingan mielosit : eritrosit yang diluar kehamilan 5 : 1 dan
kehamilan 3 : 1 atau 2 : 1 berubah menjadi 10 : 1 atau 20 : 1. Ciri lain ialah bahwa
pengobatan dengan segala macam obat penambah darah tidak memberi hasil. Satusatunya cara memperbaiki keadaan penderita adalah transfusi darah yang sering perlu
diulang sampai beberapa kali.
Biasanya anemia hipoplastik karena kehamilan apabila selamat mencapai masa nifas akan
sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita menderita
anemia hipoplastik lagi. Pada kondisi yang berat jika tidak diobati mempunyai prognosis
yang buruk bagi ibu maupun anak.
d. Anemia Hemolitik
Pada anemia ini terjadi penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari
pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil
maka anemia menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin bahwa kehamilan menyebabkan
krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
Gejala-gejala yang lazim dijumpai ialah gejala proses hemolitik seperti anemia,
hemoglobinemia, hemoglobinuria, hiperbilirubinemia, hiperurobilinuria, dan sterkobilin
lebih banyak dalam feses. Disamping itu terdapat tanda regenerasi darah seperti
retikulositosis dan normoblastemia serta hiperplasia eritropoesis sumsum tulang. Pada
hemolisis yang berlangsung lama dijumpai pembesaran limpa dan pada kasus herediter
kadang disertai kelainan radiologis pada tengkorak dan tulang lain. Perbandingan
mielosit:eritrosit biasanya 3 : 1 atau 2 : 1 dalam kehamilan berubah menjadi 1 : 1 atau 1 :
2. Frekuensi pada kehamilan tidak tinggi, biasanya terjadi pada sel sabit dan thalassemia.
TATALAKSANA
Saat hamil zat besi dibutuhkan lebih banyak daripada saat tidak hamil. Pada kehamilan
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk
sel darah merah janin dan plasenta, kebutuhan zat besi pada setiap trimester berbeda.
Terutama pada trimester kedua dan ketiga wanita hamil memerlukan zat besi dalam jumlah
banyak, oleh karena itu pada trimester kedua dan ketiga harus mendapatkan tambahan zat
besi. Oleh karena itu pencegahan anemia terutama di daerah-daerah dengan frekuensi
kehamilan yang tinggi sebaiknya wanita hamil diberi sulfas ferrossus atau glukonas ferrosus,
cukup 1 tablet sehari, selain itu wanita dinasihatkan pula untuk makan lebih banyak protein
dan sayur-sayuran yang banyak mengandung mineral serta vitamin. Terapinya adalah oral
(pemberian ferro sulfat 60 mg / hari menaikkan kadar Hb 1,00 gr% dan kombinasi 60 mg besi
+ 500 mcg asam folat) dan parenteral (pemberian ferrum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml)
intravena atau 2 x 50 ml gr diberikan secara intramuskular pada gluteus maksimus dapat
meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2,00 gr% (dalam waktu 24 jam). Pemberian
parentral zat besi mempunyai indikasi kepada ibu hamil yang terkena anemia berat). Sebelum
pemberian rencana parenteral harus dilakukan test alergi sebanyak 0,50 cc / IC.
Kebutuhan tablet besi pada kehamilan menurut Jordan (2003), dijelaskan bahwa : Pada
kehamilan dengan janin tunggal kebutuhan zat besi terdiri dari : 200-600 mg untuk
33

memenuhi peningkatan massa sel darah merah, 200-370 mg untuk janin yang bergantung
pada berat lahirnya, 150-200 mg untuk kehilangan eksternal, 30-170 mg untuk tali pusat dan
plasenta, 90-310 mg untuk menggantikan darah yang hilang saat melahirkan.
Dengan demikian kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar antara 440-1050 mg dan
580-1340 mg dimana kebutuhan tersebut akan hilang 200 mg (Walsh V, 2007) melalui
ekskresi kulit, usus, urinarius. Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil memerlukan ratarata 30,00-40,00 mg zat besi per hari. Kebutuhan ini akan meningkat secara signifikan pada
trimester terakhir, yaitu rata-rata 50,00 mg / hari pada akhir kehamilan menjadi 60,00 mg /
hari. Zat besi yang tersedia dalam makanan berkisar 6,00 sampai 9,00 mg / hari, ketersediaan
ini bergantung pada cakupan diet. Karena itu, pemenuhan kebutuhan pada kehamilan
memerlukan mobilisasi simpanan zat besi dan peningkatan absorbsi.

PENCEGAHAN
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat
besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara
mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan
pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta
kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang
diperkuat dengan zat besi.
Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi. Makin
sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan
zat besi dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap
kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada
kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak
terlalu pendek, minimal lebih dari 2 tahun.
LI 4. Memahami dan menjelaskan gizi pada kehamilan
LO 4.1. gizi pada ibu hamil di tiap fase kehamilan
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan
zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ
kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi
tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali
menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti Zat Besi dan
Kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000
kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak
kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil (Nasution, 1988).
34

Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal.
Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang
digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa
dimetabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan
adalah 74.537 Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran energi per
hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250 (perkiraaan lamanya
kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang trimester
II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan
selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume
darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III
energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO menganjurkan
jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II
dan III. Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar 100 Kkal dan 300 Kkal untuk
trimester II dan III. Sementara di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan
Gizi VI tahun 1998 ditentukan angka 285 Kkal perhari selama kehamilan. Angka ini
tentunya tidak termasuk penambahan akibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan fisik,
dan pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan fisik selama
hamil.
Sama halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein juga meningkat, bahkan
mencapai 68 % dari sebelum hamil. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir
kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta
janin. Di Indonesia melalui Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998
menganjurkan penambahan protein 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam
satu hari asupan protein dapat mencapai 75-100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori); atau
sekitar 1,3 g/kgBB/hari (gravida mature), 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7 g/kg
BB/hari (di bawah 15 tahun).
Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang bernilai
biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein
yang berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian.
Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe atau Zat Besi.
Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk
mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan
seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000 mg termasuk untuk keperluan
janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri. Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan
Gizi Tahun 1998, seorang ibu hamil perlu tambahan zat gizi rata-rata 20 mg perhari.
Sedangkan kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per hari
(umur 20 45 tahun).
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain
memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA),
dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 12 kg, dimana
pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III
sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan
35

janin. Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita


Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi
ibu apakah menderita anemai gizi.

Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil


Kategori Berat (BMI)

Total Kenaikan BB (Kg)

Normal ( BMI 19,8-26)


Kurus ( BMI < 19,8 )
Lebih
Obesitas ( BMI > 29 )

12,5 13
11,5 16
7 11, 6
6

Penambahan BB
TM I (Kg)
TM II (Kg)
2,3
0,49
1,6
0,44
0,9
0,3

Tanda Kecukupan Gizi pada Ibu Hamil Menurut Nadesul (2004)


Status
Keadaan umum
Berat badan
Postur
Otot
Saraf
Pencernaan
Jantung
Vitalitas umum
Rambut
Kulit
Muka dan leher
Bibir
Mulut
Gusi
Lidah
Gigi geligi

Tanda
Responsive, gesit
Normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh
Tegak, tungkai dan lengan lurus
Kuat, kenyal sedikit lemak di bawah kulit
Perhatian baik, tidak mudah tersinggung,
refleks normal, mental stabil
Nafsu makan baik
Detak dan irama normal, tekanan darah
normal sesuai usia
Ketahanan baik, energik, cukup tidur, penuh
semangat
Mengkilat, keras tak mudah rontok, kulit
kepala normal
Licin, cukup lembab, warna segar
Warna sama, licin, tampak sehat, segar
Licin, warna tidak pucat, lembab, tidak
bengkak
Tidak ada luka dan selaput merah
Merah normal, tidak ada perdarahan
Merah normal, licin, tidak ada luka
Tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat,
lurus dagu normal, bersih dan tidak ada
36

Mata
Kelenjar
Kuku
Tungkai
Penilaian nutrisi
IMT Prahamil
Underweight (IMT < 19,8)
Normal (IMT 19,8 26 )
Overweight (IMT 26 - 29)
Obesitas (IMT > 29)

perdarahan
Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak
ada perdarahan
Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak
ada perdarahan
Keras dan kemerahan
Kaki tidak bengkak, normal

Anjuran peningkatan BB total


12,5 18 kg
11,5 16 kg
7 -11,5 kg
6 kg

Kebutuhan nutrisi pada perempuan tidak hamil, hamil dan menyusui

Peningkatan Berat Badan


American College Of Obstetricians and Gynecologist menyarankan peningkatan berat badan
sebesar 11,5-16 kg pada kehamilan tunggal. Wanita hamil obese atau yang kenaikan berat
badannya selama kehamilan sangat besar, memiliki resiko melahirkan janin makrosomik ;
wanita hamil yang berat badannya kurang atau kenaikan berat badannya selama kehamilan
sangat kurang, memiliki resiko untuk melahirkan janin SGA (Small for Gestational Age).
Komponen berat badan ibu :
37

Janin = 3500 gram


Plasenta-cairan amnion dan uterus = 650 900 gram
Cairan interstisiil dan darah = masing-masing sebesar 1200 1800 gram
Payudara = 400 gram
Lemak ibu = 1640 gram

Kebutuhan Nutrisi

Protein
Kebutuhan protein pada paruh kedua kehamilan 1 gram/Kg + 20 gram perhari (total
kebutuhan perhati 80 gram)
Protein terutama diperlukan untuk pertumbuhan janin
Kalsium
Asupan kalsium pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan masa laktasi ditambah
sebesar 1,5 gram perhari.
Kekurangan kalsium akan menyebabkan demineralisasi tulang ibu.
Zat besi
Pada wanita hamil dan laktasi disarankan penambahan asupan zat besi sebesar 30-60
mg perhari.
Selama kehamilan, diperkirakan 300-500 mg zat besi yang diberikan pada janin.
Vitamin dan Mineral
Preparat Vitamin dan Mineral diberikan bukan sebagai pengganti asupan makanan yang
normal.
38

Asam folat berguna untuk mengurangi kejadian NTDs dan diberikan dengan dosis 4
mg perhari pada ibu dengan riwayat melahirkan anak dengan NTDs 3 bulan sebelum
kehamilan dan dilanjutkan sampai sekurang-kurangnya kehamilan 12 minggu.
Pada kehamilan normal, asam folat diberikan dengan dosis 0,4 mg perhari
Pada pasien vegetarian dan penderita anemia megaloblastik diperlukan suplemen
Vitamin B12.

Diet Rendah Garam


Makanan yang mengandung sedikit natrium tidak membahayakan kehamilan.
Diet rendah garam merupakan hal yang harus dihindari oleh karena dapat
membahayakan ibu hamil.
Tidak ada bukti bahwa kenaikan berat badan yang terlalu cepat pada preeklampsia
dapat dikendalikan dengan diet rendah garam.
A. Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil Trimester
1.

Minggu 1 sampai minggu ke-4

Selama trimester 1 (hingga minggu ke-12), ibu harus mengonsumsi berbagai jenis makanan
berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhan kalori yang bertambah 170 kalori (setara 1 porsi
nasi putih). Tujuannya, agar tubuh menghasilkan cukup energi, yang diperlukan janin yang
tengah terbentuk pesat. Konsumsi minimal 2000 kilo kalori per hari.
Penuhi melalui aneka sumber karbohidrat (nasi, mie, roti, sereal, dan pasta), dilengkapi
sayuran, buah, daging-dagingan atau ikan-ikanan, susu dan produk olahannya.
2

Minggu ke-5
Agar asupan kalori terpenuhi, meski dilanda mual dan muntah, makan dalam porsi kecil tapi
sering. Konsumsi makanan selagi segar atau panas. Contoh porsi yang dapat dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi per hari pada trimester 1, antara lain roti, sereal, nasi 6
porsi, buah 3 - 4 porsi, sayuran 4 porsi, daging, sumber protein lainnya 2 - 3 porsi, susu atau
produk olahannya 3 - 4 porsi, camilan 2 - 3 porsi
3

Minggu ke-7

Konsumsi aneka jenis makanan sumber kalsium untuk menunjang pembentukan tulang
kerangka tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium Anda 1000
miligram/hari. Didapat dari keju 3/4 cangkir, keju Parmesan atau Romano 1 ons, keju
cheddar 1,5 ons, custard atau puding susu 1 cangkir, susu (full cream, skim) 8 ons, yoghurt 1
cangkir.
4.

Minggu ke-9

Jangan lupa penuhi kebutuhan asam folat 0,6 miligram per hari, diperoleh dari hati, kacang
kering, telur, brokoli, aneka produk whole grain, jeruk, dan jus jeruk. Konsumsi juga vitamin
39

C untuk pembentukan jaringan tubuh janin, penyerapan zat besi, dan mencegah preeklampsia. Sumbernya: 1 cangkir stroberi (94 miligram), 1 cangkir jus jeruk (82 miligram), 1
kiwi sedang (74 miligram), 1/2 cangkir brokoli (58 miligram).
5.

Minggu ke-10

Saatnya makan banyak protein untuk memperoleh asam amino bagi pembentukan otak janin,
diitambah kolin dan DHA untuk membentuk sel otak baru. Sumber kolin; susu, telur, kacangkacangan, daging sapi dan roti gandum. Sumber DHA: ikan, kuning telur, produk unggas,
daging, dan minyak kanola.
6.

Minggu ke-12

Sejumlah vitamin yang harus Anda penuhi kebutuhannya adalah vitamin A, B1, B2, B3, dan
B6, semuanya untuk membantu proses tumbuh-kembang, vitamin B12 untuk membentuk sel
darah baru, vitamin C untuk penyerapan zat besi, vitamin D untuk pembentukan tulang dan
gigi, vitamin E untuk metabolisme. Jangan lupa konsumsi zat besi, karena volume darah
Anda akan meningkat 50%. Zat besi berguna untuk memroduksi sel darah merah. Apalagi
jantung janin siap berdenyut.
B. Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil Trimester II
Di trimester dua, ibu dan janin mengalami lebih banyak lagi kemajuan dan perkembangan.
Kebutuhan gizi juga semakin meningkat seiring dengan semakin besarnya kehamilan.
1.
Minggu ke-13
Kurangi atau hindari minum kopi. Sebab kafeinnya (juga terdapat di teh, kola dan cokelat)
berisiko mengganggu perkembangan sistem saraf pusat janin yang mulai berkembang.
2.
Minggu ke-14
Ibu perlu menambah asupan 300 kalori per hari untuk tambahan energi yang dibutuhkan
untuk tumbuh-kembang janin. Penuhi antara lain dari 2 cangkir nasi atau penggantinya. Juga
perlu lebih banyak ngemil, 3-4 kali sehari porsi sedang.
3.
Minggu ke-17
Makan sayur dan buah serta cairan untuk mencegah sembelit. Penuhi kebutuhan cairan tubuh
yang meningkat. Pastikan minum 6-8 gelas air setiap hari. Selain itu, konsumsi sumber zat
besi (ayam, daging, kuning telur, buah kering, bayam) dan vitamin C untuk mengoptimal
pembentukan sel darah merah baru, karena jantung dan sistem peredaran darah janin sedang
berkembang.
4.
Minggu ke-24
Batasi garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan mencetus kaki bengkak akibat
menahan cairan tubuh. Bila ingin jajan atau makan di luar, pilih yang bersih, tidak hanya
40

kaya karbohidrat tapi bergizi lengkap, tidak berkadar garam dan lemak tinggi (misal,
gorengan dan junk food). Bila mungkin pilih yang kaya serat.
5.
Minggu ke-28
Konsumsi aneka jenis seafood untuk memenuhi kebutuhan asam lemak omega-3 bagi
pembentukan otak dan kecerdasan janin. Vitamin E sebagai antioksidan harus dipenuhi pula.
Pilihannya, bayam dan buah kering.

C. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Pada Trimester III


Di trimester ke III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai. Selain untuk mengatasi
beban yang kian berat, juga sebagai cadangan energi untuk persalinan kelak.
Itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang tidak boleh dikesampingkan baik secara kualitas
maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir
menjelang persalinan. Karena itu, jangan sampai kekurangan gizi.
Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan trimester ke III
ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:
1.
Kalori
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori (kkal), dengan
pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20
minggu terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar 285300 kkal.
Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan menambah
volume darah serta cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan
ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui.
Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi makanan dari sumber
karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia (padi-padian) dan produk
olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara untuk lemak,
Anda bisa mengonsumsi mentega, susu, telur, daging berlemak, alpukat dan minyak nabati.
2.
Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh yang
melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan
pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa
kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin berkembang otak jianin, semakin
meningkat pula kemampuan untuk mengantarkan pesan.
Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram sehari. Makanan
hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.
3.

Yodium
41

Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan mengontrol setiap
metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses
perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil.
Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara berlebihan sehingga janin
tumbuh melampaui ukuran normal. Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam tubuh saat
hamil. Angka yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari.

4.
Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3)
Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma sistem pernafasan
dan enerji. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2 miligram per hari,
Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin B ini
bisa Anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan telur.
5.
Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari cairan. Ari
sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan danmengatur
proses metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang meningkat selama
masa kehamilan.
Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga terhindar dari sembelit
serta risiko terkena infeksi saluran kemih. Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari. Selain
air putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi jangan
lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi minuman bergula seperti sirop dan
softdrink.
LO 4.2. masalah nutrisi pada ibu hamil
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu
maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain:
anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit
infeksi.
2. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan
lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia
pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir
rendah.
42

Kekurangan Energi Protein (KEP) akan mengakibatkan ukuran plasenta kecil dan kurangnya
suplai zat-zat makanan ke janin. Bayi BBLR memiliki resiko kematian lebih tinggi daripada
bayi cukup bulan. Kekurangan gizi pada ibu yang lama dan berkelanjutan selama masa
kehamilan akan berakibat lebih buruk pada janin daripada malnutrisi akut.

LI 5. Memahami dan menjelaskan pandangan islam tentang puasa pada ibu hamil
Kondisi fisik seorang wanita dalam menghadapi kehamilan dan saat-saat menyusui memang
berbeda-beda. Namun, pada dasarnya, kalori yang dibutuhkan untuk memberi asupan bagi
sang buah hati adalah sama, yaitu sekitar 2200-2300 kalori perhari untuk ibu hamil dan 22002600 kalori perhari untuk ibu menyusui. Kondisi inilah yang menimbulkan konsekuensi yang
berbeda bagi para ibu dalam menghadapi saat-saat puasa di bulan Ramadhan. Ada yang
merasa tidak bermasalah dengan keadaan fisik dirinya dan sang bayi sehingga dapat
menjalani puasa dengan tenang. Ada pula para ibu yang memiliki kondisi fisik yang lemah
yang mengkhawatirkan keadaan dirinya jika harus terus berpuasa di bulan Ramadhan begitu
pula para ibu yang memiliki buah hati yang lemah kondisi fisiknya dan masih sangat
tergantung asupan makanannya dari sang ibu melalui air susu sang ibu.
Kedua kondisi terakhir, memiliki konsekuuensi hukum yang berbeda bentuk pembayarannya.
1. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya Saja Bila
Berpuasa
Bagi ibu, untuk keadaan ini maka wajib untuk mengqadha (tanpa fidyah) di hari yang lain
ketika telah sanggup berpuasa.
Keadaan ini disamakan dengan orang yang sedang sakit dan mengkhawatirkan keadaan
dirinya. Sebagaimana dalam ayat,
Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.(Qs.
Al Baqarah[2]:184)
Berkaitan dengan masalah ini, Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, Kami tidak
mengetahui ada perselisihan di antara ahli ilmu dalam masalah ini, karena keduanya seperti
orang sakit yang takut akan kesehatan dirinya. (al-Mughni: 4/394)
2. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya dan Buah
Hati Bila Berpuasa
Sebagaimana keadaan pertama, sang ibu dalam keadaan ini wajib mengqadha (saja) sebanyak
hari-hari puasa yang ditinggalkan ketika sang ibu telah sanggup melaksanakannya.
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, Para sahabat kami (ulama Syafiiyah)
mengatakan, Orang yang hamil dan menyusui, apabila keduanya khawatir dengan puasanya
dapat membahayakan dirinya, maka dia berbuka dan mengqadha. Tidak ada fidyah karena dia
43

seperti orang yang sakit dan semua ini tidak ada perselisihan (di antara Syafiiyyah). Apabila
orang yang hamil dan menyusui khawatir dengan puasanya akan membahayakan dirinya dan
anaknya, maka sedemikian pula (hendaklah) dia berbuka dan mengqadha, tanpa ada
perselisihan (di antara Syafiiyyah). (al-Majmu: 6/177, dinukil dari majalah Al Furqon)
3 .Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan si Buah Hati saja
Dalam keadaan ini, sebenarnya sang ibu mampu untuk berpuasa. Oleh karena itulah,
kekhawatiran bahwa jika sang ibu berpuasa akan membahayakan si buah hati bukan
berdasarkan perkiraan yang lemah, namun telah ada dugaan kuat akan membahayakan atau
telah terbukti berdasarkan percobaan bahwa puasa sang ibu akan membahayakan. Patokan
lainnya bisa berdasarkan diagnosa dokter terpercaya bahwa puasa bisa membahayakan
anaknya seperti kurang akal atau sakit -. (Al Furqon, edisi 1 tahun 8)
Untuk kondisi ketiga ini, ulama berbeda pendapat tentang proses pembayaran puasa sang ibu.
Berikut sedikit paparan tentang perbedaan pendapat tersebut.
Dalil ulama yang mewajibkan sang ibu untuk membayar qadha saja.
Dalil yang digunakan adalah sama sebagaimana kondisi pertama dan kedua, yakni sang
wanita hamil atau menyusui ini disamakan statusnya sebagaimana orang sakit. Pendapat ini
dipilih oleh Syaikh Bin Baz dan Syaikh As-Sadi rahimahumallah
Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk membayar fidyah saja.
Dalill yang digunakan adalah sama sebagaimana dalil para ulama yang mewajibkan qadha
dan fidyah, yaitu perkataan Ibnu Abbas radhiallahuanhu, Wanita hamil dan menyusui, jika
takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan seorang miskin.
( HR. Abu Dawud)
dan perkataan Ibnu Umar radhiallahuanhu ketika ditanya tentang seorang wanita hamil
yang mengkhawatirkan anaknya, maka beliau berkata, Berbuka dan gantinya memberi
makan satu mud gandum setiap harinya kepada seorang miskin. (al-Baihaqi
dalam Sunan dari jalan Imam Syafii, sanadnya shahih)
Dan ayat Al-Quran yang dijadikan dalil bahwa wanita hamil dan menyusui hanyaf
membayar fidyah adalah, Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika mereka
tidak berpuasa) membayar diyah (yaitu) membayar makan satu orang miskin. (Qs. AlBaqarah [2]: 184)
Hal ini disebabkan wanita hamil dan menyusui yang mengkhawatirkan anaknya dianggap
sebagai orang yang tercakup dalam ayat ini.
Pendapat ini adalah termasuk pendapat yang dipilih Syaikh Salim dan Syaikh Ali
Hasan hafidzahullah.
Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk mengqadha dengan disertai membayar
fidyah

44

Dalil sang ibu wajib mengqadha adalah sebagaimana dalil pada kondisi pertama dan kedua,
yaitu wajibnya bagi orang yang tidak berpuasa untuk mengqadha di hari lain ketika telah
memiliki kemampuan. Para ulama berpendapat tetap wajibnya mengqadha puasa ini karena
tidak ada dalam syariat yang menggugurkan qadha bagi orang yang mampu
mengerjakannya.
Sedangkan dalil pembayaran fidyah adalah para ibu pada kondisi ketiga ini termasuk dalam
keumuman ayat berikut,
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin (Qs. Al-Baqarah [2]:184)
Hal ini juga dikuatkan oleh perkataan Ibnu Abbas radhiallahuanhu, Wanita hamil dan
menyusui, jika takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan
seorang miskin. (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Irwaul Ghalil).
Begitu pula jawaban Ibnu Umar radhiallahuanhu ketika ditanya tentang wanita hamil yang
khawatir terhadap anaknya, beliau menjawab, Hendaklah berbuka dan memberi makan
seorang miskin setiap hari yang ditinggalkan.
Adapun perkataan Ibnu Abbas dan Ibnu Umar radhiallahuanhuma yang hanya menyatakan
untuk berbuka tanpa menyebutkan wajib mengqadha karena hal tersebut (mengqadha) sudah
lazim dilakukan ketika seseorang berbuka saat Ramadhan.

45

Daftar pustaka
Depkes. RI 1995. Sekitar kelahiran bayi yang perlu anda ketahui
Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Ganong, WF. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku
kedokteran EGC.
Guyton dan Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta: EGC.
Hanifa Wikjosastro. 1992. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka
Langman (2002). Embriologi Perkembangan. Penerbit EGC
Muslimah.or.id/fikih/antara-qadha-dan-fidyah-bagi-ibu-hamil-dan-menyusui.html
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku kedokteran EG
Manuaba, I.B.G.1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta: EGC
Notobroto. 2003. Insiden Anemia. http://adln.lib.unair.ac.id. diperoleh 24 Februari, 2006.
Prawirohardjo S.Ilmu kebidanan edisi 4.PT Bina Pustaka Prawiro Rahardjo.

46

Anda mungkin juga menyukai