Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Maternitas

Disusun Oleh :
Yosa Fauziah KHGC20058
Kelas :
2B

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES KARSA HUSADA GARUT
Jl. Nusa Indah No.24 Garut Telp. (0262) 562374

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena berkat rahmat dan karunia-
Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah maternitas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Terima kasih saya sampaikan kepada dosen bidang studi yang telah memberikan
kesempatan bagi saya untuk mengerjakan tugas makalah ini, sehingga saya menjadi lebih
mengerti dan memahami tentang materi “IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)”. Tak lupa saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada seluruh pihak yang baik secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini baik
mendukung secara moril dan materil.
Saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan, kekurangan dan kehilafan dalam
makalah ini. Untuk itu saran dan kritik tetap saya harapkan demi perbaikan makalah ini kedepan.
Akhir kata saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami semua.

ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………..…………………………………………….……………………...….. ii
Daftar isi…………..……………………………………….……………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………………………………1
B. Rumusan masalah………………………………………………………………………...1
C. Tujuan…………………………………………………………………………………….2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemeriksaan Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)......................................................3
B. Jadwal Tes IVA……………………………………………………………………………3
C. Cara Kerja Tes IVA………………………………………………………………………..4
D. Kategori Hasil Pemeriksaan Tes IVA……………………………………………………..4
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA

iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data Globocan 2018, profil kanker umum banyaknya terjadi pada
wanita adalah kanker payudara dan kanker serviks. Kanker serviks berada di urutan
kedua untuk insiden yang menyababkan kematian pada wanita (Irianto, 2014).
Menurut Sukaca (2009), kanker serviks merupakan suatu jenis kanker yang terjadi
pada daerah leher rahim, yaitu bagian rahim yang terletak di bawah yang membuka ke
arah lubang vagina. Kanker ini disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV).
Menurut WHO (2008) dalam Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2010) sekitar
490.000 wanita di seluruh dunia didagnosa menderita kanker serviks dan 240.000 kasus
kematian wanita akibat kanker serviks dan 80% kasus terjadi di negara berkembang.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kejadian kanker leher rahim tersebut antara
lain paritas tinggi dengan jarak persalinan pendek, melakukan hubungan seksual pada
usia muda atau menikah di usia muda, berganti-ganti pasangan seksual, perokok pasif dan
aktif, penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu yang lama lebih dari 5 tahun,
penyakit menular seksual, dan status ekonomi yang rendah (Irianto, 2014).
Deteksi dini pada kanker serviks ini merupakan sebuah terobosan yang inovatif
dalam kesehatan. Sebagian besar wanita yang didiagnosis kanker leher rahim tidak
melakukan skrinning test atau menindak lanjuti setelah ditemukan hasil yang abnormal,
keterlambatan pemeriksaanpun terjadi akibat kurangnya pengetahuan pada masyarakat
tentang kanker serviks, sehingga kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker serviks
tidak dilaksanakan (Hananta, 2010). Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan menurut
Rasjidi (2009) salah satunya IVA Test (Inspeksi Visual Asam Asetat).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu tes IVA dan untuk apa tes IVA dilakukan?
2. Jadwal tes IVA
3. Bagaimanakah cara kerja tes IVA?
4. Apa saja kategori hasil pemeriksaan tes IVA?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi tes IVA dan tujuan dilakukannya tes IVA
2. Untuk mengetahui jadwal test IVA
3. Untuk mengetahui cara kerja tes IVA
4. Untuk mengetahui kategori hasil pemeriksaan tes IVA

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemeriksaan Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
1. Pengertian
IVA merupakan tes visual menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 2%) dan
larutan iodium lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan
olesan pada leher rahim. Pemberian asam asetat akan mempengaruhi epitel abnormal dimana
akan terjadi peningkatan osmolaritas cairan ekstra seluler yang bersifat hipertonik ini akan
menarik cairan dari intra seluler, sehingga membrane sel akan kolaps dan jarak antar sel akan
semakin dekat. Akibatnya bayangan kemerahan dari pembuluh darah di dalam storma akan
tertutup dan serviks akan tampak berwarna lebih putih. (Dewi, 2013)
Pemeriksaan IVA dianggap lebih mudah dan murah untuk dilakukan sebagai deteksi
dini kanker serviks. Metode ini sudah dilakukan sejak 1925 oleh Hans Hinselman dari jerman,
tetapi baru diterapkan di Indonesia sekitar tahun 2005. Test ini ditandai dengan hasil
pemeriksaan berupa munculnya plak putih pada serviks. Plak putih ini bisa diwaspadai sebagai
luka prakanker (Daniel Danny Khusen, 2013).
2. Tujuan Pemeriksaan IVA
Menurut Rasjidi (2010), pemeriksaan IVA bertujuan untuk :
a). Melihat adanya sel yang mengalami displasi sebagai salah satu penapisan kanker
serviks.
b). Dapat segera diterapi apabila adanya tanda kanker.
c). Mengurangi morbiditas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus
kasus yang ditemukan untuk mengetahui kelainan pada leher rahim.
B. Jadwal Tes IVA
Program skinning yang direkkomendasikan WHO adalah :
1. Skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun, jika fasilitas
memungkinkan lakukan setiap sepuluh tahun pada usia 35-55 tahun, namun jika
fasilitas tersedia lebih lakukan lima tahun pada usia 35-55 tahun.
2. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap tiga tahun pada wanita usia 25-60
tahun.

3
3. Skrining yang dilakukan sekali dalam sepuluh tahun atau sekali seumur hidup
memiliki dampak yang signifikan. Di Indonesia anjuran untuk melakukan
pemeriksaan IVA bila hasil positif (+) adakah satu tahun dan apabila hasil negative
(-) adalah lima tahun. (Sukaca, 2009)
C. Cara Kerja Tes IVA
1. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat penjelasan mengenai
prosedur yang akan dijalankan. Privasi dan kenyamanan sangat penting dalam
pemeriksaan ini.
2. Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi (berbaring dengan dengkul ditekuk dan
kaki melebar).
3. Vagina akan dilihat secara visual apakah ada kelainan dengan bantuan pencahayaan
yang cukup.
4. Spekulum (alat pelebar) akan dibasuh dengan air hangat dan dimasukkan ke vagina
pasien secara tertutup, lalu dibuka untuk melihat leher rahim.
5. Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, dipakai kapas steril basah untuk
menyerapkan.
6. Dengan menggunakan pipet atau kapas, larutan asam asetat 3 – 5% diteteskan ke
leher rahim. Dalam waktu kurang lebih satu menit, reaksinya pada leher rahim
berubah menjadi keputih – putihan, kemungkinan positif terdapat kanker. Asam asetat
berfungsi menimbulkan dehidrasi sel yang membuat penggumpalan protein, sehingga
sel kanker yang berkepadatan protein tinggi berubah warna menjadi putih.
D. Kategori Hasil Pemeriksaan Tes IVA
1. IVA negative
Tidak ada tanda atau gejala kanker serviks atau serviks normal berbentuk licin,
merah muda, bentuk porsio normal.
2. IVA radang
Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya seperti polip serviks.
3. IVA positif
Ditemukan bercak putih (aceto white epithelium).

4
4. IVA kanker serviks
Pertumbuhan seperti bunga kol, dan pertumbuhan mudah berdarah. Ini masih
memberikan harapan hidup bagi penderitanya jika masih pada stadium invasive dini
(Stadium IB-IIA). (Sukaca, 2009).

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) merupakan tes yang dilakukan untuk mendeteksi
kanker serviks secara dini, dengan menggunakan asam asetat / asam cuka dan larutan iodium
lugol yang dioleskan pada leher rahim. Tes IVA baiknya dilakukan secara terjadwal dari mulai
usia 25-60thn.
Pemeriksaan IVA dianggap lebih mudah dan murah untuk dilakukan sebagai deteksi
dini kanker serviks. Metode ini sudah dilakukan sejak 1925 oleh Hans Hinselman dari jerman,
tetapi baru diterapkan di Indonesia sekitar tahun 2005. Test ini ditandai dengan hasil
pemeriksaan berupa munculnya plak putih pada serviks. Plak putih ini bisa diwaspadai sebagai
luka prakanker (Daniel Danny Khusen, 2013).

6
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Dwi W, 2011, Analisis Faktor Risiko Kejadian Kanker Leher Rahim Pada Penderita
Kanker Leher Rahim
(Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2011), Skripsi, Universitas
Negeri Semarang.
Achmad Nurrachman Daiman, Memahami dan Mencegah Serangan Kanker Serviks, Rabu 27
Januari 2010, diakses 20 Desember 2014, (http://st288349.sitekno.com/page/12467/kanker-
serviks.html)
Bertiani, E.S, 2009, Cara Cerdas Menghadapi Kanker Serviks (Leher Rahim), Genius Printika,
Yogyakarta.
Bram Pradipta dan Saleha Sungkar, 2007, Penggunaan Vaksin Human Papilloma Virus dalam
Pencegahan Kanker Serviks, Majalah Kedokteran Indonesia, Volume 57, No 11, November
2007, hlm. 391-396.

Anda mungkin juga menyukai