Pengertian Infus
Infus atau terapi intravena adalah pemasukan suatu cairan atau obat ke dalam tubuh melalui rute
intravena dengan laju konstan selama periode waktu tertentu. Infus dilakukan untuk seorang pasien
yang membutuhkan obat sangat cepat atau membutuhkan pemberian obat secara pelan, tetapi terus-
menerus.
Pemberian obat atau cairan ke dalam tubuh melalui mulut akan memasuki proses pencernaan terlebih
dahulu, sehingga tidak dengan cepat diserap oleh tubuh. Saat proses pencernaan, juga dimungkinkan
ada enzim pencernaan yang akan mengubah atau memecah obat yang diminum, sehingga akan kurang
efektif dan lebih baik jika langsung masuk ke dalam aliran darah melalui infus.
Infus dilakukan dengan cara memasukkan sebuah jarum kecil ke alirah pembuluh darah. Biasanya,
jarum ditanam di dekat siku-siku, pergelangan tangan, atau di bagian punggung tangan pasien. Selain
di bagian tangan, infus juga dapat dipasang di bagian kaki. Kecepatan pasien menyerap cairan infus
tergantung dari keadaan tubuh pasien dan penyakit yang diderita. Jumlah tetesan cairan infus setiap
menitnya akan dipantau oleh seorang perawat dengan menggunakan rumus tetesan infus yang akan
dijelaskan di bagian selanjutnya.
Tujuan Infus
Tujuan pemberian infus dibedakan berdasarkan cairan yang diberikan. Adapun dua jenis cairan
tersebut meliputi:
1. Cairan Kristaloid
Jenis cairan ini mengandung natrium klorida, natrium glukonat, natrium asetat, kalium klorida,
magnesium klorida dan glukosa. Umumnya diberikan untuk menjaga keseimbangan elektrolit,
menghidrasi tubuh, mengembalikan pH dan sebagai resusitasi cairan.
Tiga jenis yang termasuk ke dalam cairan kristaloid, yaitu:
Cairan saline, yaitu di dalamnya mengandung natrium dan clorida sebanyak 0,9%.
Ringer laktat, yaitu di dalamnya mengandung kalium, kalsium, laktat, natrium, air, dan clorida.
Dextrose, yaitu di dalamnya mengandung gula sederhana guna meningkatkan kadar gula darah
pasien hipoglikemia (gula darah rendah).
2. Cairan Koloid
Cairan ini memiliki kandungan molekul lebih berat ketimbang kristaloid. Cairan
koloid diberikan kepada pasien yang mengidap sakit kritis, operasi berat, dan
sebagai resusitasi cairan.
Tiga jenis yang termasuk ke dalam cairan koloid, yaitu:
Gelatin, yaitu di dalamnya mengandung protein hewani guna mencegah
berkurangnya volume darah di dalam tubuh.
Albumin, yaitu di dalamnya mengandung albumin guna menggantikan kadar yang
hilang akibat operasi, luka berat, atau sepsis.
Dekstran, yaitu di dalamnya mengandung polimer glukosa guna meningkatkan
proses pemulihan pasien yang kehilangan banyak darah.
Manfaat Infus
Metode ini diberikan pada pasien yang mengalami kekurangan elektrolit dan cairan
tubuh akibat dehidrasi. Infus juga diberikan pada pasien yang tidak bisa makan dan
minum serta asupan nutrisi yang tak terpenuhi.
Ada dua metode pemberian cairan infus, yang dikenal juga dengan sebutan faktor
tetes, yaitu set makro dan set mikro.
1. Set Makro
Untuk memberikan 1 mL cairan infus, dalam proses pemasangan infus, perawat
akan membuka lubang tetesan infus dengan diameter yang lebih besar, sehingga
tetesan yang keluar juga berjumlah lebih sedikit, yakni hanya 10-20 tetes.
2. Set Mikro
Untuk memberikan 1 ml cairan infus, lubang tetesan infus hanya dibuka sedikit,
sehingga jumlah tetesan yang keluar juga lebih banyak, yakni 45–60 tetes.
Penentuan set makro atau mikro akan tergantung preferensi dan kebutuhan sesuai
instruksi dokter. Namun demikian, standar yang biasanya digunakan tergantung
dari jenis cairan yang harus dimasukkan ke dalam tubuh kalian. Jika cairan
tersebut bening dan encer, perawat mungkin memasang infus dengan jumlah 20
tetes/1 mL. Sementara itu, jika cairan infus lebih kental seperti darah, kalian
mungkin akan mendapat 15 tetes/1 mL.
Faktor Tetes Infus
1. Macro Drip Factor (Faktor Tetes Makro)
Macro drip yang digunakan di Indonesia hanya ada dua. Tergantung dari merek
infus set dan faktor tetesnya. Untuk infus set merek Otsuka, faktor tetes yang
digunakan adalah 15 tetes/ml, sedangkan untuk infus set merek Terumo, faktor
tetes yang digunakan adalah 20 tetes/ml.
Untuk faktor tetes 10 tetes/ml, jarang digunakan di Indonesia. Namun, biasanya dapat
ditemui di rumah sakit umum pusat, rujukan nasional, dan rumah sakit pendidikan.
Faktor tetes makro biasanya digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan cairan
untuk dewasa. Untuk transfusi darah juga biasanya digunakan faktor tetes 15
tetes/ml.
Micro Drip Factor (Faktor Tetes Mikro)
Berbeda dengan dewasa, anak dengan berat badan kurang dari 7 kg membutuhkan
infus set dan faktor tetes yang berbeda. Biasanya, untuk anak digunakan faktor
tetes yang disebut dengan micro drip, yaitu 60 tetes/ml.
Rumus Tetesan Infus
Pada pemberian tetesan infus dengan mesin otomatis, perawat tinggal melakukan
input jumlah cairan yang harus masuk ke tubuh kalian dan waktu yang diperlukan
untuk memasukkannya ke dalam tubuh. Sementara itu, jika cairan infus
dimasukkan secara manual, cara menghitung tetesan infus dilakukan dengan
mengetahui jumlah tetesan per menit (TPM).
Rumus perhitungan TPM sendiri, yaitu:
(faktor tetes x volume cairan) / (60 x lama pemberian dalam jam)
Faktor tetes merupakan salah satu elemen yang penting dalam cara menghitung
tetesan infus yang perlu diketahui oleh tenaga medis. Seperti dijelaskan di atas,
perawat bisa memilih set makro atau mikro. Sebagai contoh, dokter
menginstruksikan agar pasien menerima 500 mL cairan infus dalam kurun 8 jam,
sementara faktor tetes yang ditetapkan adalah 20. Dengan data ini, cara
menghitung tetesan infus yang harus diberikan kepada pasien, yait:
(500 x 20) / (60 x 8) = 20,83.
Artinya, kalian akan mendapat sekitar 20–21 tetes cairan infus dalam 1 menit
sebelum cairan di kantong infus habis dan diganti dengan yang baru.
Contoh Soal Menghitung Tetesan Infus Makro
Soal 1
Pasien A bermaksud diberikan cairan NaCl 0,9% sebanyak 250 cc dalam 2 jam. Diketahui faktor tetes infusan adalah 15 tetes/menit. Jumlah tetesan per menit (TPM) adalah ….
Jawab:
TPM = (kebutuhan cairan x faktor tetes makro)/(lama pemberian x 60 menit)
TPM = (250 x 15)/(2×60)
TPM = 3750/120
TPM = 31,25
TPM = 32 tetes/menit (pembulatan)
Soal 2
Pasien B bermaksud diberikan cairan NaCl 0,9% sebanyak 250 cc dalam 10 jam. Diketahui faktor tetes infusan adalah 60 tetes/menit. Jumlah tetesan per menit (TPM) adalah ….
Jawab:
TPM = (kebutuhan cairan x faktor tetes makro)/(lama pemberian x 60 menit)
TPM = (250 x 60)/(10×60)
TPM = 15000/600
TPM = 25
TPM = 25 tetes/menit
Soal 3
Cairan yang tersedia 500 cc harus habis dalam 10 jam. Berapakah jumlah tetesan setiap menitnya?
Jawab :
TPM = (kebutuhan cairan x faktor tetes makro)/tetesan yang ditentukan (jam) x 60 menit
TPM = (500 x 20)/(10 x 60)
TPM = 16,6
TPM = 17 tetes/menit (pembulatan)
Soal 4
Cairan yang tersedia 500 cc harus habis dalam 12 jam. Berapakah jumlah tetesan setiap menitnya?
Jawab :
TPM = (kebutuhan cairan x faktor tetes mikro)/(waktu yang ditentukan (jam) x 60 menit
TPM = (500 x 60)/(12 x 60)
TPM = 41,6 tetes/menit
TPM = 60 detik/41,6 tetes
TPM = 1,4 (1 tetes tiap 1,4 detik)
Soal 5
Cairan yang tersedia 500 cc NaCl 0,9%. Diberikan dengan titrasi infus 40 tetes/menit. Berapa jam yang
dibutuhkan sampai cairan tersebut habis?
Jawab :
TPM = (kebutuhan cairan x faktor tetes mikro)/(tetesan yang ditentukan (jam) x 60 menit
TPM = (500 x 60)/(40 x 60)
TPM = 12, 5 jam