Anda di halaman 1dari 30

PEMBERIAN

OBAT INTRAMUSCULAR
&
OBAT INTRAVENA

Oleh :
Apt. Sukmawati A. Damiti, S.Farm., M.Farm.Klin
Teknik Pemberian Obat
• Sebelum memberikan obat kepada pasien,
perawat perlu memahami rute pemberian obat
secara parenteral.
• Tiap rute memiliki kharakteristik tersendiri.
Injeksi Intra Muskuler (IM ) memposisikan
jarum tegak lurus dengan sudut 90 derajat,
• injeksi Intra Cutan, kemiringan jarum sekitar 5-
15 derajat. Dibawah ini merupakan variasi posisi
jarum suntik padaberbagai macam injeksi.
Intra Muscular
• Rute intramuskuler memberikan absorbsi obat
lebih cepat karena daerah ini memilki pembuluh
darah yang banyak. Namun, penyuntikan IM
dikaitkan dengan berbagai resiko.
• Gunakan jarum yang panjang dan gauge yang
besar untuk melewati jaringan subkutan dan
penetrasi jaringan otot yang dalam.
Intra Muscular
TUJUAN
• Pemberian obat dengan intramuscular bertujuan
agar absorpsi obat lebih cepat dibanding dengan
pemberian secara subcutan karena lebih
banyaknya suplaidarah di otot tubuh .
• Untuk memasukkan dalam jumlah yang lebih
besar dibanding obat yang diberikan melalui
subcutan.
• Pemberian dengan cara ini dapat pula mencegah
atau mengurangi iritasi obat
Intra Vena
• Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan
cara memasukkan obat ke dalam pembuluh
darah vena dengan menggunakan spuit. Adapun
tempat injeksi adalah
1. Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika).
2. Pada tungkai (vena saphenous).
3. Pada leher (vena jugularis).
4. Pada kepala (vena frontalis atau vena
temporalis).
Tujuan
1. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat
diabsorbsi daripada dengan injeksi parenteral
lain.
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan
jaringan
3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang
lebih besar
Kajian Intra Vena
• Pemberian obat dengan cara memasukan obat kedalam pembuluh
darah vena secara langsung dengan menggunakan spuit, sehingga
obat langsung masuk ke dalam sistem sirkulasi darah.
• Injeksi dalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam
waktu 18 detik, yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar
ke seluruh jaringan. Tetapi, lama kerja obat biasanya hanya singkat.
• Cara ini digunakan untuk mencapai penakaran yang tepat dan dapat
dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan kuat, dan jalur ini dipilih
karena untuk menghindari ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh
pengguna jalur parental lainnya.
• Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan endapan
dengan protein atau butiran darah.
Perhitungan Dosis dari Ampul atau Vial

• Obat yang diberikan secara parenteral banyak


yang dikemas dalam ampul atau vial dalam
bentuk cairan atau bubuk.
• Dosis obat biasanya ditulis dalam label, namun
sering dalam pemberian diberikan dalam dosis
yang lebih rendah daripada yang tertera dalam
label.
PERHITUNGAN DOSIS
• METODE 1 = Dua Langkah

Langkah 1
Jumlah cairan dibagi dengan jam untuk mengelola =
ml / jam

Langkah 2
ml / jam x gtts / ml (IV diatur)
60 menit
= Gtts / menit
PERHITUNGAN DOSIS
METODE 2 = Satu Langkah

jumlah tetes x cairan / mililiter (IV


diatur)
jam untuk mengelola menit x / jam (60)
Contoh
• Berapa cc harus dihisap untuk emndapatkan
penisilin 150.000 unit dari vial yang berlabel
600.000 unit/cc?
Perhitungan Tetesan Infus
• Dalam tatanan klinik, banyak obat yang diberikan secara
intravena menggunakan infus.
• Cara ini biasanya digunakan untuk obat dalam jumlah
yang banyak dan harus diberikan secara terus menerus.
• Jenis cairan dan kecepatan tetesan yang diperlukan
ditentukan oleh doter, namun perawat harus mengetahui
volume cairan dan lamanya absorpsi obat sehingga
perawat dapat memonitor selama cairan digunakan.
• Peralatan infus terdiri dari botol/flabot infus, penampang
(drip), selang, dan jarum infus.
• Drip infus mempunyai ukuran dan jumlah
tetesan untuk menyatakan 1 cc yang bervariasi
misalnya 10 tetesan = 1 cc atau 15 tetesan = 1 cc
dan lain-lain.
• Dengan mengetahui jumlah tetesan/menit
setara dengan berapa cc, maka perawat dapat
memperkirakan berapa lama obat dalam suatu
kemasan flabot infus akan habis terabsorpsi.
CONTOH
1000 ml lebih dari 8 jam
IV diatur = 15 gtts / ml

Metode 1 = Dua Langkah

Langkah 1 - = 1000 / 8 = 125  ml / jam


Langkah 2 – = 125 x 15
60
= 31,25 (31 gtts / menit)
Metode 2 = Satu Langkah

=jumlah tetes x cairan / mililiter (IV diatur)


jam untuk mengelola menit x / jam (60)
= 1000 x 15
8 jam x 60
=15,000
480
= 31,25 (31 gtts/min)
Perhitungan dosis

• Satuan berat : 1 kg= 1000 g (gram)


1 g = 1000 mg (miligram)
1 mg = 1000 mcg (mikrogram)

• Satuan volume :1 L (liter) = 1000 ml (mililiter)

• Konversi gram ke mg (sebaliknya) :


1g = 1000 mg
2g = (2 x 1000) mg = 2000 mg
1,23 g = (1,23 x 1000) mg = 1230 mg
1050 mg = 1050 : 1000 g = 1,05 g

• Menyatakan persentase dg istilah kuantitatif


- sediaan padat : gram (mg) - sediaan cair : ml
- ex : krim 1%
1% = 1 g : 100 g = 0,01 g/g = 0,01 g/g x 1000 mg = 10 mg/g
= 10‾² g/g = 10‾² g/g x 10³ mg = 10 mg/g
larutan 1% = 10 mg/ml
Perhitungan Dosis Tablet/kapsul/Obat Cair/injeksi

I. Tablet / kapsul
• Rumus 1.
Jumlah yg diminta = dosis yg diminta x 1 tablet
dosis yg tersedia

• ex : berapa tablet digoxin diperlukan untuk mendapatkan dosis


0,125 mg ? 1 tablet = 62,5 mcg digoksin
jwb : 0,125 mg = (0,125 x 1000) mcg = 125 mcg
= {125 mcg : 62,5 mcg} x 1 = 2 tablet

II. Obat cair/injeksi


• Rumus 2.
X = dosis yg diminta x volume yg tersedia
dosis yg tersedia

• ex : seorang perawat diinstruksikan untuk menyuntik 150 mg penisilin V.


tersedia flakon dg label 125 mg/5 ml. berapa ml harus diberikan?
jwb : X = {150 mg : 125 mg} x 5 ml = 6 ml
• Rumus 3. X = konsentrasi yg diminta x jumlah yg diminta
konsentasi yg tersedia

• ex : diperlukan larutan betadin 1 : 2000, tersedia larutan 20%.


berapa banyak larutan betadin 20% untuk membuat 2 liter
betadin 1 : 2000 ?

jwb : 20% = 20/100 = 1/5 2 L = 2000 ml


X = {1/2000} : {1/5} x 2000 ml
= {1/2000} x {5/1} x 2000 ml
= {5 x 2000} : 2000 ml
= 5 ml
LATIHAN
SOAL
Perhitungan Tetesan Infus
a. Apabila suatu cairan 1800 cc dipesan untuk
diabsorbsi dalam jangka waktu 10 jam, dan
drip infus mempunyai ukuran 1 cc = 15 tetesan,
maka berapakah kecepatan tetesan yg
diperlukan?
b. Berapa waktu absorpsi yg diperlukan untuk
500 cc cairan intravena bila tetesan diatur 20
tetes/ menit (drip mempunyai ukuran 1 cc = 10
tetesan)?
Perhitungan Tetesan Infus
c. Berapa kecepatan aliran yg diperlukan untuk
memasukkan 500 ml dekstrose 5% dalam air
selama 8 jam? Larutan itu memberi 15
tetes/ml.
d. Berapa cepat harus kita berikan larutan yg
mengandung 1000 mg lignokain dalam 500 ml
larutan agar pasien mendapat 3 mg/menit jika
1 ml larutan itu mengandung 60 tetes?
Perhitungan Tetesan Infus
e. Berapa tetes per menit harus dipertahankan
untuk memberi infus NaCL fisiologis sebanyak
1 L selama 12 jam jika 1 ml mengandung 15
tetes?
f. Berapa tetes per menit dibutuhkan untuk
memberi aminofilin sebanyak 1 mg/menit jika
1 ml mengandung 15 tetes? Larutan infus yang
tersedia mengandung 250 mg aminofilin
dalam 500 ml.
Perhitungan Tetesan Infus
g. Berapa tetes per menit harus dipertahankan
untuk memberi infus 1000 cc sebanyak 1 L
selama 8 jam jika 1 ml mengandung 10 tetes?
h. Berapa waktu yg diperlukan u menghabiskan
1500 cc cairan an infus diatur 30 tetes per
menit bila selang infus mempunyai kalibrasi 1
cc = 15 tetesan?
Soal
• Pasien diprogramkan u mendapat 75 mg petidin.
Tersedia ampul 100 mg dalam 2 ml. Berapa ml
disuntikkan?
• Perawat diprogramkan KCl dgn dosis 350 mg.
tersedian alrutan yg emngadung 1 g dalam 4 ml.
Berapa banyak yg harus diberikan pd pasien tsb?
• Berapa banyak saflon 1:2 dibutuhkan u membuat 1,5 l
larutan 10%?
• Diperlukan betadin 1 : 2000 dan tersedia larutan 20%.
Berapa banyak larutan betadin 20% tsb diperlukan u
membuat 2 l 1:2000?

Anda mungkin juga menyukai