Anda di halaman 1dari 45

COMPOUNDING

CALCULATIONS

Anita Sukmawati
Bagian Farmasetika, Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Anita.Sukmawati@ums.ac.id
CALCULATION IN COMPOUNDING:

 Salah satu faktor penting dalam proses


componding adalah kalkulasi dan
pengukuran yang akurat dari tiap
komponen pada resep.
 Berpotensi menimbulkan kesalahan atau
error yang paling besar.
 Kalkulasi dalam compounding diperlukan
dalam proses penimbangan, pengukuran
dan atau pengenceran, baik bahan aktif
ataupun non-aktif.
dr. Arjuno
Jl. Madukoro No 33, Surakarta
Telp. (0271) 123456
Surakarta, 25/10/2020

R/ Acetosal 5g
Codein HCl mg 200
Phenobarbital mg 300
Sach Lact qs
m.f. pulv No X
da in cap
S.t.d.d cap I

R/ Amoxil tab mg 500 No. XV


Stdd 1 tab

Pro : Tn. Alex


Alamat: Kleco
Obat jangan diganti tanpa ijin dokter
Kebutuhan bahan dr. Arjuno
Jl. Madukoro No 33, Surakarta
Telp. (0271) 123456
Surakarta, 25/10/2020
 Asetosal : 5 gram
R/ Acetosal 5g
 Codein HCl: 200 Codein HCl mg 200
Phenobarbital mg 300
mg Sach Lact qs
m.f. pulv No X
 Phenobarbital : da in cap
300 mg S.t.d.d cap I

 Saccharum lactis: R/ Amoxil tab mg 500 No. XV


secukupnya Stdd 1 tab

 Amoxil Tablet 15
tablet Pro : Tn. Alex
Alamat: Kleco
Obat jangan diganti tanpa ijin dokter
PENGGUNAAN SIMBOL
ANGKA
PENGGUNAAN ISTILAH PERSEN
 Persen bobot/volume (% b/v):
menyatakan jumlah gram padatan dalam
100 ml pelarut.
 Persen bobot/ bobot (% b/b): jumlah
gram padatan dalam 100 gram padatan
atau larutan.
 Persen volume/ volume (% v/v): jumlah
mililiter konstituen dalam 100 ml pelarut.
 Milligram persen (mg%):jumlah miligram
padatan dalam 100 ml pelarut.
Contoh:
  
Suatu injeksi mengandung 40 mg sodium pentobarbital
dalam tiap mililiter larutan. Berapa konsentrasi
pentobarbital dalam %b/v?
 =
 X = (100 x 40) mg = 4000 mg = 4 gram
 Konsentrasi pentobarbital = 4 gram / 100 ml larutan
atau 4% b/v.
 Berapa jumlah/ bobot zinc oxide yang digunakan untuk
membuat 5 liter larutan pencuci mulut yang
mengandung 0.1% zinc oxide?

?
TAKARAN SENDOK:
UNIT MEASUREMENT:
PERHITUNGAN DOSIS
PRINSIP PERHITUNGAN DOSIS UNTUK TABLET:

 Cek kekuatan obat dalam tablet atau kapsul.


 Pastikan paham terhadap unit dosis yang digunakan 
biasanya dinyatakan dalam miligram atau microgram.
 Cek apakah dosis pada resep dinyatakan dalam satuan
yang sama dengan label yang tertera pada sediaan.
Contoh:
 Pada resep tertulis amoksisilin 500 mg, tiga kali sehari.
Tersedia kapsul amoksisilin 250 mg. Berapa amoksisilin
kapsul yang diperlukan pada tiap kali pemberian?
 Jumlah kapsul yang diperlukan tiap kali pemberian
adalah: 500 mg/ 250 mg = 2 kapsul.
 Aturan pemakaian adalah 3 kali sehari 2 kapsul.
PRINSIP PERHITUNGAN DOSIS UNTUK PAEDIATRICS ATAU
NEONATUS:

 Selalu gunakan oral syringe dengan volume terkecil.


 Jika dosis lebih kecil dari bentuk sediaan yang tersedia,
pastikan tidak ada masalah jika obat dipecah/
dihancurkan.
 Jika diperlukan, serbuk atau tablet yang dihancurkan
dapat dilarutkan atau didispersikan dalam pelarut yang
diukur seksama  obat yang diperlukan dihitung
berdasarkan volume.
Contoh:
  
Pada resep dituliskan amlodipin 2 mg. Sediaan yang
tersedia adalah 5 mg.
 Buat sediaan dalam bentuk terlarut dalam 5 ml air.
 Dosis yang diperlukan adalah:
 = 2 ml.
 Volume pemberian pada pasien adalah 2 ml  setara
dengan 2 mg amlodipin.
PRINSIP PERHITUNGAN DOSIS UNTUK PAEDIATRICS ATAU
NEONATUS:

 Jika hasil perhitungan tidak dapat diukur secara akurat,


misal 0.33 ml, maka pembulatan perhitungan (keatas
atau kebawah) diperbolehkan.
 Syarat pembulatan: dalam range -10% atau +10%.
Contoh:
  
Pasien mendapatkan resep 14 mg ranitidin yang
diberikan per oral. Sediaan yang tersedia adalah 15
mg/ml ranitidin oral suspension
 Dosis yang diperlukan:
= 0.933 ml  tidak dapat diukur secara akurat.
Diberikan 0.9 ml atau 1 ml.
 1 ml  mengandung 15 mg ranitidin
 Persentase peningkatan dosis ranitindin adalah:
 ada peningkatan dosis 7%  masih diperbolehkan.
PRINSIP PERHITUNGAN DOSIS UNTUK PEMBERIAN INTRA
VENA:

 Untuk obat-obat dalam bentuk larutan, cek jumlah obat


tiap ml dan total jumlah obat dalam satu container
(wadah).
 Pahami unit dosis yang tertera pada resep, miligram
(mg) atau microgram.
 Untuk obat-obat seperti insulin atau heparin, dosis
biasanya dinyatakan dalam internasional units (I.U).
Contoh:
  Pada resep diminta untuk menyiapkan 125 microgram
digoxin dalam 100 ml sodium chloride 0.9%. Sediaan
yang tersedia adalah 500 microgram digoxin dalam 2
ml ampul.
 Volume yang diperlukan untuk membuat sediaan
digoksin dalam 100 ml NaCl 0.9% adalah:

Sediaan digoxin yang ditambahkan adalah 0.5 ml dalam


99.5 ml NaCl 0.9%
Contoh:
 Dokter meresepkan 300 mg injeksi aminophilin untuk
diberikan pada pasien penderita asma. Sediaan yang
tersedia adalah 250 mg aminophyllin dalam 5 ml
ampul. Berapa volume injeksi yang harus diberikan
pada pasien?
PERHITUNGAN KONSENTRASI OBAT
(CALCULATING DRUG CONCENTRATIONS)
PRINSIP PERHITUNGAN KONSENTRASI:

 Dosis obat dapat dinyatakan dalam berbagai cara


antara lain:
 Massa per volume: mg/10 ml

 Unit activitas per volume larutan: units per ml

 Persentase: menyatakan bobot obat dalam gram tiap

100 ml pelarut. Contoh: 0.9% NaCl, 5% glukosa.


PRINSIP PERHITUNGAN KONSENTRASI:
Contoh:
  
Dokter meresepkan thiopentane 100 mg untuk
diberikan pada pasien melalui infus intravena. Tersedia
sediaan infus thiopentane 2.5%. Berapa volume yang
harus diberikan pada pasien?
 2.5% = 2.5 gram dalam 100 ml = 2500 mg dalam 100
ml
 Volume sediaan setara 100 milligram adalah:
PENGENCERAN
(DILUTION)
PENGENCERAN PADA SEDIAAN LARUTAN:

  
Perhatikan satuan pada larutan stok yang tersedia.
 Set-up rasio dan persamaan untukmenghitung
pengenceran yang diperlukan.
 Persamaan:
Contoh:
  Seorang dokter menginginkan larutan dekstrosa 35%
dengan volume 1000 ml. Sediaan yang ada adalah 50%
dekstrosa dengan volume 1000 ml.
 Persamaannya adalah:
=  x = 700 ml
 Volume sediaan yang diinginkan adalah 1000 ml.
 Untuk membuat larutan dekstrosa 35%, perlu dilakukan
penambahan aquadest steril sebanyak (1000-700) ml
= 300 ml.
PENGENCERAN PADA SEDIAAN SALEP ATAU KRIM ATAU
LOTION:

  
Dokter meresepkan krim hidrokortison 2 % sebanyak 30
gram. Sediaan yang tersedia adalah hidrokortison krim
2.5% sebanyak 30 gram. Bagaimana cara menyiapkannya?
 X = 24 gram.
 Bobot akhir krim yang dimintaadalah 30 gram.
 Untuk membuat krimhidrokortison 2% sebanyak 30 gram,
diambil 24 gram krimhidrokortison 2.5% krim dan
ditambah basis krim sebanyak (30-24) gram = 6 gram
krim.
PERHITUNGAN BENTUK GARAM, ESTER DAN HIDRAT/
ANHIDRAT
PERHITUNGAN OBAT DALAM BENTUK GARAM:


 Pada
  resep tertulis fluoxetin 25 mg per kapsul. Bahan obat
yang tersedia adalah fluoxetine hidroklorida.
 Gunakan perbandingan bobot molekul dari fluoxetine dan
fluoxetine hidroklorida
(MW fluoxetine 309.3, MW fluoxetine HCl = 345.8).
 Kesetaraan = = 1.12
 Untuk tiap 1 mg fluoxetin, dapat digantikan dengan 1.12 mg
fluoxetine HCl.
 Fluoxetine HCl per kapsul = 1.12 x 25 = 28 mg fluoxetine
HCl.
PERHITUNGAN BENTUK HIDRAT:
  
Berapa MgSO4. 7H2O yang harus ditimbang untuk
mendapatkan 5 gram MgSO4?
MW MgSO4. 7H2O = 246, MW MgSO4 = 120.
 Jumlah MgSO4. 7H2O yang setara dengan 5 mg
MgSO4adalah:
= X = 10.25 gram MgSO4.7H2O
REKONSTITUSI LARUTAN
REKONSTITUSI:
 Obat dalam bentuk larutan sering tidak stabil  dibuat
dalam bentuk serbuk yang harus dicairkan sebelum
diberikan pada pasien.
 Informasi untuk cara rekonstitusi biasanya tersedia
pada label obat.
 Teknik aseptik digunakan dalam proses rekonstitusi.
 Jika sudah direkonstitusi, obat yang tersisa harus diberi
label yang jelas (kekuatan obat, tanggal rekonstitusi,
paraf) dan disimpan sesuai petunjuk penyimpanan.
    Dokter menginginkan larutan kefzol 165
mg diberikan melalui intravena.
 Volume yang harus diberikan:
 x 1 ml = 0.5 ml  volume yang harus
diberikan pada pasien.
 Dokter menginginkan Penicillin G
300,000 unit diberikan melalui
intravena.
 Berapa ml yang harus diberikan pada
pasien?
INFUS INTRAVENA
INFUS INTRAVENA:
 Infus intravena harus diberikan pada kecepatan yang
spesifik.
 Kecepatan dapat dinyatakan dalam ml/jam, L/jam atau
drops/menit.
 Pada infus terdapat keterangan yang menyatakan
jumlah drop per ml. Yang biasa digunakan adalah:
Blood set : 10 drops/ml

Regular set : 15 drops/ml

Microdrop : 60 drops/ ml
  
Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung
kecepatan aliran infus (tetes per menit) adalah:

= flow rate (tetes/ menit)


Contoh:
  
1500 ml larutan saline harus diberikan dalam waktu 12
jam. Infus set yang digunakan adalah regular set (15
tetes/ ml). Berapa kecepatan infus yang harus diatur
untuk diberikan pada pasien?
= 31 tetes per menit.
Contoh:
 Dokter menginginkan pasien diberi Nitropruside 0.5
microgram/kg/menit dalam waktu 1 jam. Bobot pasien
adalah 75 kg. Sediaan nitropruside yang tersedia
adalah 50 mg dalam 250 ml. Hitung kecepatan infus
yang harus diberikan pada pasien!

  
Konsentrasi obat: x 1000 = 200 microgram/ml.
 Kecepatan infus =
= 11.25 ml/jam
 Jika diberikan melalui microdrop (60 tetes/ml), jumlah
tetes yang diberikan dalam tiap jam adalah:
LATIHAN MANDIRI 1:
R/ Phenobarbital 2 gram
  Sirupus Simpleks 10 gram
  Aquadest ad 150
gram
m.f. potio  
S. t. d.d C I  
Pro: Anna Maria (10 tahun)  

 Seorang apoteker menerima resep diatas.


 Berapakah jumlah phenobarbital yang diminum
oleh pasien untuk tiap 1 (satu) kali pemakaian?
LATIHAN MANDIRI 2:
 Injeksi merek X, suatu antivirus, mengandung acyclovir
sodium 500 mg dalam 10 ml water for injection (WFI).
Berapakah kandungan acyclovir sodium dalam sediaan
injeksi tersebut jika dinyatakan dalam persen bobot per
volume (% b/v)?
LATIHAN MANDIRI 3:
 Seorang pasien anak mendapatkan resep injeksi
atenolol dengan dosis 1 mg untuk diberikan dalam
durasi 10 menit melalui infus intravena dengan pelarut
10 mL NaCl 0.9%. Sediaan yang tersedia adalah injeksi
atenolol 0.5 mg/mL dalam ampul dengan volume 10
ml. Berapakah volume injeksi atenolol yang diperlukan
untuk membuat infus intravena tersebut?
TERIMAKASIH

Jika ada pertanyaan bisa diajukan melalui kolom Diskusi


Compounding dan Dispensing

Anda mungkin juga menyukai