Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RESUME

PENDIDIKAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas MK Etika Keperawatan dan Hukum Kesehatan


Dosen Pengampu:
Ns. Agnes Dewi Astuti, M.Kep., Sp.Kep.Kom
NIP. 19800616 200112 2 001

Disusun Oleh Kelompok I:

Carolin Eka Setianata PO.62.20.1.20.116


Denny Kurniawan PO.62.20.1.20.117
Esther Magdalena Siagian PO.62.20.1.20.119
Gloria Natalina Kornedi PO.62.20.1.20.123
Hilda Juliyanti Umanailo PO.62.20.1.20.124
Juliana Dwi Putri PO.62.20.1.20.125
Khairunnisa PO.62.20.1.20.126
Lala Kristina Yantie PO.62.20.1.20.127
PO.62.20.1.20.
Natalie Nanda Fradilla PO.62.20.1.20.132
Nayu Pariyati PO.62.20.1.20.133
PO.62.20.1.20.
Sulis Agustina PO.62.20.1.20.139
Vanessa Angie Aurora PO.62.20.1.20.144
Vivin Kezia PO.62.20.1.20.145
PO.62.20.1.20.
PO.62.20.1.20.
PO.62.20.1.20.
PO.62.20.1.20.

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER ANGKATAN VI SEMESTER III
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
PENDIDIKAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

A. Definisi Pendidikan Keperawatan


Pendidikan keperawatan merupakan Pendidikan kesehatan sebagaimana
halnya Pendidikan kedokteran, kesehatan masyarakat, farmasi, kedokteran
gigi dan lain-lain. Pendidikan keperawatan merupakan Pendidikan profesi
yang harus dikembangkan sesuai dengan kaidah ilmu dan profesi yang
dilandaskan oleh akademik dan keprofesian.
Pendidikan keperawatan di Indonesia mengacu pada UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sesuai dengan Amanah UU
Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Organisasi Profesi yaitu Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia
(AIPNI), bersama dukungan Kementerian Pendidikan Nasional
(Kemendiknas), telah Menyusun dan memperbaharui kelengkapan sebagai
suatu profesi.

B. Kharakteristik Profesi Keperawatan


Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper
(1993) serta Berger dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu
profesi memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk
menyelesaikan masalah dalam tatanan praktik keperawatan
Pada awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh ketrampilan yang
bersifat intuitif. Sebagai suatu disiplin, sekarang keperawatan disebut
sebagai suatu ilmu dimana keperawatan banyak sekali menerapkan
ilmu-ilmu dasar seperti ilmu perilaku, social, fisika, biomedik dan lain-
lain. Selain itu keperawatan juga mempelajari pengetahuan inti yang
menunjang praktik keperawatan yaitu fungsi tubuh manusia yang
berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok bahasan pemberian
asuhan keperawatan secara langsung kepada klien.
2. Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada
masyarakat
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang
dalam melakukan kegiatan untuk menunjang kesehatan dan
penyembuhan serta membantu kemandirian klien.

3. Pendidikan yang memenuhi standart dan diselenggarakan di


perguruan tinggi atau universitas
Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi
memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan
pengetahuan dan ketrampilan intelektual, interpersonal dan tehnikal
yang memungkinkan mereka menjalankan peran dengan lebih terpadu
dalam pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan.
Disampingg itu perawat dituntut untuk mengembangkan Iptek
keperawatan.

4. Pengendalian terhadap standart praktik


Standart adalah pernyatan atau criteria tentang kualitas praktik.
Standart praktik keperawatan menekankan kepada tangung jawab dan
tangung gugat perawat untuk memenuhi standart yang telah ditetapkan
yang bertujuan menlindungi masyarakat maupun perawat. Perawat
bekerja tidak dibawah pengawasan dan pengendalian profesi lain.

5. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan


yang dilakukan
Tangung gugat accountable berarti perawat bertanggung jawab
pelayanan yang diberikan kepada klien. Tanggung gugat mengandung
aspek legal terhadap kelompok sejawat, atasan dan konsumen. Konsep
tangung gugat mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab
terhadap konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan juga menerima
tanggung jawab dengan tidak melakukan tindakan pada situasi
tertentu.
6. Karir seumur hidup
Dibedakan dengan tugas/job yang merupakan bagian dari pekerjaan
rutin. Perawat bekerja sebagai tenaga penuh yang dibekali dengan
pendidikan dan ketrampilan yang menjadi pilihannya sendiri sepanjang
hayat.

7. Fungsi mandiri
Perawat memiliki kewenangan penuh melakukan asuhan keperawatan
walaupun kegiatan kolaborasi dengan profesi lain kadang kala
dilakukan dimana itu semua didasarkan kepada kebutuhan klien bukan
sebagai ekstensi intervensi profesi lain.

C. Perkembangan Profesionalisme Keperawatan


Melihat catatan sejarah tentang awal mula keberadaan perawat di
Indonesia, yang diperkirakan baru bermula pada awal abad ke 19, dimana
disebutkan adanya perawat saat itu adalah di karenakan adanya upaya
tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik
sehingga diperlukan tenaga yang dapat membantu atau tenaga pembantu.
Tenaga tersebut dididik menjadi seorang perawat melalui Pendidikan
magang yang berorientasi pada penyakit dan cara pengobatannya. Sampai
dengan perkembangan keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI
melakukan Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya
tersebut perawat bertekad dan bersepakat menyatakan diri bahwake
perawatan adalah suatu bidang keprofesian. Perkembangan
profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan
perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan
perawat profesionalan pemula adalah bagi mereka yang berlatar belakang
pendidikan Diploma III keperawatan. Perkembangan pendidikan
keperawatan dalam rangka menuju tingkatkeprofesionalitasan tidak cukup
sampai di tingkat diploma saja, untuk terusmengembangkan pendidikan
maka berdirilah PSIK FK-UI (1985) dankemudian disusul dengan
pendirian program paska sarjana FIK UI (1999).Peningkatan kualitas
organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai cara dan
pendekatan antara lain:
1. Mengembangkan system seleksi kepengurusan melalui
penetapancriteria dari berbagai aspek kemampuan, pendidikan,
wawasan,pandangan tentang visi dan misi organisasi, dedikasi
sertakeseterdiaan waktu yang dimiliki untuk organisasi.
2. Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan
diterjemahkanmelalui kegiatan organisasi dari tingkat pusat sampai ke
tingkatdaerah. Prioritas utama adalah rogram pendidikan
berkelanjutan bagi para anggotanya.
3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap
anggotamemperoleh penghargaan yang sesuai dengan pendidikan
dankompensasi masing-masing.
4. Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga
tenagakeperawatan dapat berbicara banyak dan memiliki potensi
untukmenduduki berbagai posisi dipemerintahan atau sector swasta.
5. Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi
profesikeperawatan di luar negeri, bukan hanya untuk pengurus pusat
saja tetapi juga mengikut sertakan pengurus daerah yang berpotensi
untuk dikembangkan.

D. Jenis Pendidikan Keperawatan di Indonesia


Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem  Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan
di Indonesia mencakup (Undang-Undang RI, 2003):
Jenis Pendidikan Keperawatan Indonesia:
1. Pendidikan Vokasi
Pendidikan Vokasi yaitu jenis pendidikan diploma yang diarahkan
terutama pada kesiapan penerapan dan penguasaan keahlian
keperawatan tertentu sebagai perawat.
2. Pendidikan Akademik
Pendidikan Akademik yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan
pasca sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan dan
pengembangan disiplin ilmu keperawatan yang mengcakup program
sarjana, magister, doctor.
3. Pendidikan Profesi
Pendidikan Profesi yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai
kompetensi profesi perawat.

E. Tujuan Pendidikan Profesi Keperawatan


Tujuan pendidikan tinggi keperawatan pada institusi pendidikan
tinggikeperawatan diharapkan mampu melakukan hal-hal antara lain :
1. Menumbuhkan/membina sikap dan tingkah laku professional
yangsesuai dengan tuntunan profesi keperawatan.
2. Membangun landasan ilmu pengetahuan yang kokoh.
3. Menumbuhkan/membina keterampilan professional.
4. Menumbuhkan/membina landasan etik keperawatan yang kokohdan
mantap sebagai tuntutan utama dalam melaksanakanpelayanan/asuhan
keperawatan dan dalam kehidupankeprofesian.

F. Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia


Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem  Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan
di Indonesia mencakup:
1. Pendidikan Vokasional, yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan
jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang
diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.
2. Pendidikan Akademik, yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan
pasca sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu
pengetahuan tertentu.
3. Pendidikan Profesi, yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana
yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan
persyaratan keahlian khusus.
Sedangkan jenjang pendidikan keperawatan mencakup program
pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor. Sesuai dengan
amanah UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut Organisasi Profesi yaitu
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Pendidikan
Ners Indonesia (AIPNI), bersama dukungan dari Kementerian Pendidikan
Nasional (Kemendiknas), telah menyusun dan memperbaharui
kelengkapan sebagai suatu profesi.
Sesuai dengan amanah UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut
Organisasi Profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan
Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), bersama dukungan dari
Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), telah menyusun dan
memperbaharui kelengkapan sebagai suatu profesi.
Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan
Kemendiknas melalui project Health Profession Educational Quality
(HPEQ), menperbaharui dan menyusun kembali Standar Kompetensi
Perawat Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia,
Standar Pendidikan Ners, standar borang akreditasi pendidikan ners
Indonesia. dan semua standar tersebut mengacu pada Peraturan Presiden
Nomor.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) dan sat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang
berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan
Indonesia.
Standar-standar yang dimaksud diatas juga mengacu pada perkembangan
keilmuan keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu berubah,
dibawah ini sekilas saya sampaikan beberapa hal yang tertulis dalam
dokumen Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan, yang berkaitan
dengan Jenis, jenjang, Gelar akademik dan Level KKNI.
Adapun sebutan gelar untuk jenjang pendidikan tinggi keperawatan
adalah:
1. Pendidikan jenjang Diploma Tiga keperawatan lulusannya mendapat
sebutan Ahli Madya Keperawatan (AMD.Kep)
2. Pendidikan jenjang Ners (Nurse) yaitu (Sarjana+Profesi), lulusannya
mendapat sebutan Ners(Nurse),sebutan gelarnya (Ns)
3. Pendidikan jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat
gelar (M.Kep)
4. Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:
a. Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya (Sp.KMB)
b. Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya (Sp.Kep.Mat)
c. Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya (Sp.Kep.Kom)
d. Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya (Sp.Kep.Anak)
e. Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya (Sp.Kep.Jiwa)
5. Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya (Dr.Kep)
Adapun lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI,
adalah sebagai berikut:
1. Diploma tiga Keperawatan – Level KKNI 5
2. Ners (Sarjana+Ners) – Level KKNI 7
3. Magister keperawatan – Level KKNI 8
4. Ners Spesialis Keperawatan – Level KKNI 8
5. Doktor keperawatan – Level KKNI 9

G. Kurikulum Pendidikan Keperawatan Berdasarkan Kerangka


Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
Secara umum kurikulum pendidikan keperawatan disusun berdasarkan :
peraturan perundangan yang berlaku, kebutuhan masyarakat akan
kesehatan dan keperawatan, landasan profesi keperawatan yang mantap,
jenis dan jenjang pendidikan keperawatan, kemajuan IPTEK serta
orientasi masyarakat dengan tetap memperhatikan kaidah profesi
keperawatan, pendidikan keperawatan harus tumbuh dan berkembang
berdasarkan kepada paradigma keperawatan, yang menjunjung tinggi
fungsi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kemanusiaan yang
terdiri dari manusia, sehat, lingkungan, dan keperawatan. Kurikulum dan
kriteria standar pendidikan keperawatan dibuat berdasarkan jenis dan
jenjang pendidikan keperawatan yang sesuai. Kerangka konsep pendidikan
keperawatan di Indonesia mencakup hal-hal berikut:
1. Penguasaan Iptek
Kurikulum pendidikan profesi keperawatan harus disusun dengan
tujuan agar peserta didik mampu menguasai ilmu keperawatan dan
keterampilan professional (intelektual, teknikal, dan interpersonal).
2. Menyelesaikan masalah keperawatan secara ilmiah
Kurikulum pendidikan keperawatan professional harus disusun
dengan tujuan agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah
berdasarkan pada metode ilmiah dengan proses keperawatan.
3. Sikap, tingkah laku, dan kemampuan profesional
Kurikulum pendidikan keperawatan professional harus disusun
agar mampu membentuk sikap, perilaku, dan kemampuan
professional pada peserta didik yang dijiwai prinsip humaniora,
dengan tetap memperhatikan kode etik keperawatan. Diharapkan
akan terjadi komunitas professional dan budaya professional
(professional culture) yang sarat dengan model peran (role model).
4. Belajar aktif dan mandiri
Kurikulum pendidikan keperawatan professional yang disusun
harus mampu memfasilitasi peserta didik agar terstimulasi untuk
belajar secara aktif dan mandiri serta menumbuhkan minat belajar
yang berkelanjutan (long life education).
5. Pendidikan di masyarakat
Kurikulum pendidikan keperawatan professional harus disusun
sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan dan
keperawatan sehingga peserta didik mampu memahami kebutuhan
tersebut dan tidak mengalami kesulitan pada saat memberikan
pelayanan.
Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan
Kemendiknas melalui project Health Profession Educational Quality
(HPEQ), menperbaharui dan menyusun kembali Standar Kompetensi
Perawat Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia,
Standar Pendidikan D III Keperawatan, standar borang akreditasi
pendidikan dan semua standar tersebut mengacu pada Peraturan Presiden
Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) dan saat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang
berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan
Indonesia. Standar-standar yang dibuat mengacu pada perkembangan
keilmuan keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu berubah.

H. Standar Pendidikan Keperawatan


Standar pendidikan keperawatan di Indonesia diselenggarkan mengacu
pada : Standar Pendidikan Keperawatan Indonesia tanggal 19 Oktober
2012 terdiri atas Standar Pendidikan Diploma Tiga, Pendidikan Ners,
Pendidikan Magister, Pendidikan Spesialis Keperawatan dan Program
Pendidikan Doktor. Standar Pendidikan Keperawatan Indonesia
merupakan penyetara mutu pendidikan yang harus dipenuhi oleh Institusi
Pendidikan Keperawatan di Indonesia, mencakup tujuh standar yaitu:
Standar 1 Isi, Standar 2 Proses, Standar 3 Kompetensi Lulusan , Standar 4
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar 5 Sarana dan Prasarana ,
Standar 6, Pengeloaan , Standar 7 Pembiayaan, Standar 8 Penilaian
Pendidikan dan Standar 9 Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat.

I. Hakikat Pendidikan Tinggi Keperawatan


Dalam keperawatan secara umum memiliki hakikat tersendiri yaitu
mencakup:
1. ilmu dan seni. Merupakan suatu yang dalam aplikasinya lebih
kearah ilmu terapan dengan menggunakan pengetahuan, konsep
dan perinsip serta mempertimbangkan seni dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia dan berbagai kelompok ilmu diantaranya
ilmu alam dasar, ilmu prilaku, ilmu social, ilmu keperawatan klinik
dan komunitas serta dalam prakteknya menggunakan pendekatan
ilmiah yang berorientasi pada proses penyelesaian masalah dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia.
2. Sebagai profesi yang berorientasi kepada pelayanan, maka dalam
kesehariannya keperawatan berusaha dengan segala tindakan atau
kegiatan bersifat membantu klien atau manusia dalam mengatasi
efek dari masalah sehat atau sakit dalam kehidupannya untuk
mencapai kesejahteraan.
3. Mempunyai tiga sarana dalam pelayanan keperawatan,di antaranya
individu, keluarga dan masvyarakat sebagai klien.
4. Pelayanan keperawatan mencakup seluruh rentang pelayanan
kesehatan. Dalam pelayanan keperawatan bersama-sama dengan
tenaga kesehatan lain memberikan pelayanan kesehatan melalui
peningkautan kesehatan dan pembinaan kesehatan, pencegahan
penyakit, penentuan diagnosa dini, penyembuhan serta rehabilitasi
dan pemmbatasan kecacatan.
Pendidikan tinggi sebagai subsistem pendidikan nasional dibentuk untuk
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, dan/atau menciptakan IPTEK. System pendidikan tinggi
keperawatan sebagai landasan integral dari system pendidikan tinggi
merupakan kesatuan dari staf akademik dan peserta didik yang mempunyai
kemampuan serta potensi dalam profesi, ilmiah, belajar dan kreasi yang
tinggi. Dilengkapi sarana belajar dan penelitian serta prasarana pendidikan
yang secara keseluruhan mempunyai potensi besar untuk berperan dalam
pembangunan kesehatan masyarakat secara umum dan masyarakat
keperawatan kesehatan pasa khususnya.

Anda mungkin juga menyukai