Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN

GERONTIK PADA NY. J DENGAN


ARTHRITIS REUMATOID DI
WILAYAH LINGKUNGAN
PUSKESMAS ULEE KARENG
NAMA : NURUL IZZAH
NIM : P1337420921221
PENGERTIAN LANSIA

Menurut World Health Organisation


(WHO), Lansia merupakan salah satu
fase kehidupan yang dialami oleh setiap
individu yang telah mencapai usia 60
tahun keatas.
WOC ARTHRITIS REUMATOID PADA LANSIA

Reumatoid Arthritis adalah penyakit Penyebab :


sistemik yang kronis dan terutama 1. Infeksi streptokkus hemolitikus dan streptococcus
menyerang persendian, otot-otot, non-hemolitikus
tendon, ligament, dan pembuluh darah
2. Endokrin
yang ada disekitarnya.
3. Autoimun
Tanda dan Gejala : 4. Metabolik
1. Sakit persendian disertai 5. Faktor genetic serta pemicu lingkungan.
kaku terutama dipagi hari.
2. Bengkak Pencegahan :
3. Poliartritis simetrisnsendi 1. Jaga asupan cairan tubuh yang tinggi
perifer (semua sendi bisa
diserang) 2. Batasi atau hindari alcohol

4. Deformitas (sendi 3. Makan diet seimbang


mungkin mengalami 4. Dapatkan protein dari lemak susu produk rendah
ankliosis disertai hilang
kemampuan gerak) 5. Batai konsumsi daging, ikan, dan unggas.

5. Bersifat kronik/lama 6. Menjaga berat badan.


D Nama Lengkap : Ny. J
I I Tempat /Tanggal Lahir : Ie Masen/ 20 Maret 1958
D R
E I
Jenis Kelamin : Perempuan

N Status Perkawinan : Kawin/Belum Kawin/Janda/Duda/(Cerai/Hidup

T
Pendidikan terakhir : SD
I Agama : Islam
T P Suku Bangsa : Aceh
A A Golongan Darah : O+
S S Diagnosa Medis (bila ada) : Arthritis Reumatoid

I
TB/BB ; 145 cm/ 63 kg
E Alamat : Ie Masen, Ulee Kareng
N No Telpon : 081264151375
POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. NUTRISI 2. ELIMINASI

Frekuensi makan : 3x sehari Frekuensi dan : Tidak tentu , biasanya 10


waktu BAK kali sehari
Nafsu makan : Baik Keluhan BAK pada : Sering merasakan
Jenis makanan : Nasi, ikan, sayur-sayuran malam hari keinginan berkemih saat
malam hari
Kebiasaan sebelum : Minum Keluhan yang : Tidak ada
makan berhubungan
Makanan yang tidak : Tidak ada dengan BAK
disukai
Alergi terhadap makanan : Tidak ada
Frekuensi dan : 3 x seminggu
Pantangan makanan : Makanan yang banyak
waktu BAB
mengandung garam dan lemak
Konsistensi : Lunak
Keluhan yang : Tidak ada Keluhan yang : Tidak ada
berhubungan dengan berhubungan
makan
dengan BAB
3. Personal hygine Status Kesehatan Saat Ini Status Kesehatan Masa Lalu
• Mandi sehari 2x, Penyakit yang : Hipertensi
pakai sabun, dan cuci Keluhan utama : Pasien mengatakan
pernah diderita
rambut. Pasien ada dalam 1 th nyeri pada pinggang
gosok gigi terakhir dan kedua lutut Riwayat alergi : Tidak ada
menggunakan pasta
terutama saat (obat, makanan,
gigi, Frekuensi potong
kuku 1x dua minggu. menekuk lutut dan debu dll)

4. Pola tidur melakukan perubahan


• Pasien mengeluh posisi Riwayat : Pernah terjatuh dari
biasa terbangun Kecelakaan motor sekitar 20 tahun
dimalam hari karena Gejala yang : Nyeri seperti
yang lalu
keinginan berkemih. dirasakan berdenyut dan
Malam tidur 5-6 jam,
kesemutan
siamg hari 40-60 Riwayat dirawat di : Pernah
menit. Faktor pencetus : Kadar asam urat rumah sakit
5. Kebiasaan yang meningkat
mempengaruhi
kesehatan Timbulnya : ( ) Mendadak (√)
Riwayat : Amlodipin, simvastatin,
keluhan bertahap Pemakaian obat natrium diklofenak
• Pasien ada
ketergantuangan obat Waktu mulai : Saat melakukan
amlodipine umtuk timbulnya perpindahan posisi
darah tinggi keluhan misal dari duduk ke
berdiri
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Baik


TD: 183/114, RR : 20 x/i, HR: 97x/i, Sistem imune : baik
KGDS : 89 mg/dl, asam urat : 8,0 mg/dl Sistem reproduksi : Klien mengatakan adalah seorang
BB/TB : 63 kg/145 cm istri dan memiliki
Rambut : Rambut hitam beruban 3 orang anak
Mata : konjungtiva tidak anemis, penglihatan jelas dan Sistem Persyarafan : terdapat penyempitan saraf pada
tidak memakai kacamata area punggung
Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan serumen, fungsi Sistem Pengecapan : normal, dapat merasakan asam asin
pendengaran baik manis pahit
Mulut, gigi, dan bibir : Gigi bersih dan ada yang tanggal, karies (-), Sistem penciuman : Klien dapat mencium berbagai
mukosa aroma dengan baik
bibir tidak kering Tactil Respon : < 2 detik
Dada : Pergerakan dada simetris
Abdomen : Inspeksi : tampak tidak ada benjolan atau luka
Auskultasi : Bising usus 15x/menit
Perkusi : Thympani
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Kulit : Bersih , kulit tampak kering
Ekstremitas atas : mampu bergerak dengan bebas
Ekstremitas bawah : kedua lutut tidak dapat ditekuk karena nyeri
HASIL PENGKAJIAN KHUSUS

1. Masalah kesehatan : hipertensi, arthritis


kronis rematoid
2. Fungsi kognitif : Dimensia ringan
DATA PENUNJANG
3. Status Fungsional : Ketergantungan ringan a. Kadar gula darah : 89 mg/dl
dengan score 95 b. Kadar asam urat : 8,0 mg/dl
4. Status Psikologis : Depresi ringan Score 4 c. Kadar kolesterol : 329 mg/dl
(skala depresi)

5. Dukungan keluarga : Keluarga selalu


mendukung pasien
ANALISA
DATA
NO DATA (Sign/Symptom) INTERPRESTASI (Etiologi) MASALAH (Problem)
1. Ds : Inflamasi kronis pada tendon Nyeri kronis berhubungan dengan
proses inflamasi dan destruksi
 Ny. J mengatakan merasa
sendi
sedikit pusing
Kartilago rusak
 Ny. J juga mengatakan nyeri
pada pinggang dan kedua lutut
terutama saat menekuk lutut
Nekrosis sel
dan melakukan perubahan
posisi
Do : Erosi sendi dan tulang
 TD: 183/114
 RR : 20 x/i
 HR: 97x/i nyeri
 Nyeri seperti berdenyut
 Skala nyeri 4 NRS
 Kadar asam urat : 8,0 mg/dl
 Pasien tampak berjalan
menggunakan tongkat
PRIORITAS MASALAH
No No.Dx Tujuan dan Kriteris Hasil Intervensi Keperawatan Rasional
1 1 Tujuan. Observasi  Keadaan umum menunjukkan keadaan
Setelah dilakukan kunjungan rumah  Kaji keadan umum klien, Monitor klien secara utuh dan dengan
selama 3 hari diharapkan nyeri vital sign mengetahui tanda-tanda vital
berkurang atau nyeri hilang.  Kaji skala nyeri  Mengkaji nyeri dengan menggunakan
Kriteria hasil:  Indentifikasi factor yang pengkajian PQRST
memperberat dan memperingan  Mengetahui factor yang memperberat
 Pasien mengatakan nyeri nyeri  dan memperingan nyeri
berkurang    
 Memperlihatkan teknik    
farmakologis dan nonfarmakologis Terapeutik  
yang efektif untuk mencapai
kenyamanan  Ciptakan lingkungan yang kondusif  Membuat lingkungan yang kondusif
untuk istirahat dan pemulihan dapat memberikan kenyamanan
 Berikan Teknik nonfarmakologis  Memberikan Teknik nonfarmakologis
dalam mengurangi nyeri seperti latihan senam rematik dapat
 Lakukan perubahan posisi secara mengurangi nyeri
perlahan  Melakukan perubahan posisi dapat
  mencegah kekakuan sendi
 Anjurkan pasien untuk mengompres  Mengompres dengan air hangat
hangat pada sendi yang nyeri setiap meningkatkan relaksasi otot dan
hari menurunkan nyeri
 Kolaborasi pemberian terapi  Natrium diklofenak bekerja sebagai anti
analgetik inflamasi dan efek analgesic pereda nyeri.
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN:
No Hari, Dx Implementasi Respon hasil
Tanggal,
Pukul
1 Kamis 1 1. Mengkaji keadaan umum klien dan Ds : Ny. J mengatakan merasa sedikit pusing
10.00- 12.00 TTV Do :
21/4/2022    Keadaan umum baik
   TD: 183/114
   RR : 20 x/i
   HR: 97x/i
   
  Ds : Ny. J mengatakan nyeri pada pinggang dan kedua lutut terutama
2. Melakukan pengkajian nyeri saat menekuk lutut dan melakukan perubahan posisi
  P : Nyeri dirasakan pada pinggang dan kedua lutut
  Q : Nyeri dirasakan berdenyut-denyut
  R: Nyeri sendi
  S : Skala nyeri sedang 4 NRS
  T: Nyeri dirasakan sewaktu-waktu
   
  Ds : Ny. J mengatakan nyeri kedua lutut dan sering mengonsumsi
3. Menganjurkan untuk mengurangi makanan yang tinggi lemak dan garam
konsumsi makanan yang tinggi lemak, Do :
dan garam  Kadar asam urat: 8,0 mg/dl
   BB : 63 kg
 Kolesterol : 329 mg/dl
JURNAL EBNP

Latihan Senam Rematik Pada Lansia Dengan Diagnosa Medis Rheumatoid Artritis.
Ganjar Safari, Yayu. (2018). Pengaruh Senam Reumatik Terhadap Intensitas Nyeri Sendi Pada Lansia Dengan Artritis
Reumatoid Di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha. Vol. Vi No. 1 , Prodi Ilmu Keperawatan, Fikes-Unibba : Bandung

• PEMBAHASAN
Gangguan persendian yaitu rematik mempunyai tanda nyeri sendi ataupun tulang belakang.Penyakit ini menyerang
sendi dan struktur jaringan penunjang disekitar sendi sehingga menimbulkan rasa nyeri.Biasanya lansia mengalami sakit
ketika berjalan, naik tangga, bangun dari tempat tidur ataupun saat berpakaian. Nyeri sendi akibat rematik ini masih
dianggap remeh oleh lansia, padahal rasa sakit yang timbul bisa mengganggu lansia dan dapat membatasi lansia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
Pada jurnal ini penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian quasi ekspreimen dengan desain sebelum dan
sesudah perlakukan (One Group Pre-test-Post-test). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien lansia yang dirawat di
BPSTW yang bersedia menjadi responden. Besar sampel yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 41 responden. Alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah standar prosedur senam lansia dan instrumen pengukuran intensitas nyeri
sendi pada lansia menggunakan alat ukur Numerical rating scales 0- 10 dengan cara diwawancara.
Hasil perhitungan statistik didapatkan nilai P. Value sebesar 0,000 <α yaitu 0,05 hal ini menunjukkan bahwa adanya
perubahan senam reumatik, setelah dilakukan senam reumatik menjadi ada penurunan terhadap intensitas nyeri sendi pada
lansia dengan arthritis rheumatoid di Balai Perlindungan Sosial Tresna Wredha.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian Vivi Meliana dkk (2016:148) mendapatkan hasil penelitian perubahan skala
nyeri sendi lanjut usia terdapat perbedaan p value dan mean yang bermakna antara kelompok perlakuan yang diberikan
intervensi senam reumatik dan kelompok kontrol yang tidak diberikan senam reumatik, dimana skala nyeri sendi dengan
senam reumatik lebih rendah daripada skala nyeri yang tidak diberikan senam reumatik. Hasil penelitian lain oleh
Suhendrio (2014:5) hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dalam pemberian senam reumatik
terhadap pengurangan rasa nyeri pada penderita artritis reumatoid.

Dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan intensitas nyeri sendi pada lansia >60 tahun dengan artritis rheumatoid
setelah dilakukan senam reumatik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai