Anda di halaman 1dari 6

Terapi Pijat pada Anak dengan Diare

Ilustrasi Kasus

Anak S usia 5 tahun menderita Diare sejak 4 hari yang lalu. Ibu An. S mengatakan An. S
mencret 5-6 kali perhari. Tidak disertai muntah, sering merasa haus dan dapat minum sendiri.
Anak S sesekali mengeluh mules selama anamnesa. Pada pemeriksaan fisik Anak S tampak
normal Keadaan umum terlihat gelisah, Bising Usus 8 kali permenit, pernapasan normal RR 22
kali permenit, bibir dan mulut tampak basah karena sering minum, tidak terdapat sariawan atau
bibir pecah-pecah. Nadi 75 kali permenit. Turgor kulit +2detik

Pendahuluan

Diare merupakan penyakit yang tidak jarang terjadi pada anak-anak khususnya bayi dan
balita. Diare adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair
yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Kondisi ini dapat merupakan gejala
dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi buah-
buahan tertentu. Biasanya disertai sakit perut dan seringkali mual dan muntah. Tingkat
keparahan diare beragam, tergantung dari frekuensi buang air besar dan tingkat dehidrasi
penderitanya. Di Indonesia sendiri diare merupakan penyebab kematian sebanyak 31,4 % yang
terjadi pada bayi di bawah umur 1 tahun menurut Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Kesehatan pada tahun 2007. Masih dari sumber yang sama juga menyebutkan diare
menjadi penyebab kematian sebesar 25,2 % yang terjadi pada balita umur 1 – 4 tahun. Tentu
presentase tersebut harus menjadi perhatian kita semua. Tapi sebelum itu semua, keluarga
khususnya orangtua menjadi pondasi awal dalam kesehatan buah hatinya. Dari banyaknya cara-
cara terapi komplementer yang biasanya didapat dari warisan nenek moyang, pijat merupakan
salah satu teknik yang rupanya memiliki keunggulan dari banyak sisi. Selain murah karena tanpa
biaya, dengan memahami teknik memijat yang benar, akan membantu mengurangi rasa nyeri,
nafsu makan, dan bahkan diare menurut studi yang dilakukan oleh Novianti.

Terapi Pijat pada Anak dengan Diare


Pijat telah menjadi salah satu teknik terapi komplementer yang paling populer. Sekarang
ini tidak hanyak menjadi teknik kuno semata malainkan telah banyak dipraktekan ke dalam
keilmuan - keilmuan kesehatan seperti profesi perawat. Dalam praktik keperawatan tentu tidak
asing dengan pijat itu sendiri. Pijat oksitosin, untuk menstimulasi produksi ASI. Pijat abdomen,
untuk merangsang aktivitas otot pencernaan guna mengatasi sembelit. Pijat uterus yang
dilakukan tepat setelah persalinan untuk membantu mengurangi resiko perdarahan. Dan banyak
lainnya.

Selain praktik-praktik di atas, banyak studi yang mengaitkan pijat dengan berbagai
manfaat kesehatan lainnya dan telah terbukti keefektifannya. Seperti jurnal yang disusun oleh
Hughes dan kedua rekannya pada tahun 2008. Disebutkan bahwa pijat terbukti membantu dalam
mengatasi kondisi anak seperti berat badan rendah, nyeri, attention deficit hyperactive disorder
(ADHD), dan depresi. Hal itu terjadi karena saat bagian tubuh dipijat akan merangsang aliran
darah yang akan membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan tersebut. Beberapa studi lain
menunjukkan bahwa pijat dapat mengurangi kecemasan dan stress sebaik teknik relaksasi
lainnya. Penurunan stress mengaktifkan sistem saraf parasimpatik dalam tubuh, sehingga dapat
menurunkan denyut nadi dan melemaskan otot, menurunkan tingkat hormon stress seperti
adrenalin dan kortisol yang terkait dengan penyakit lain, meningkatkan level beberapa kadar
kimia otak seperti dopamine dan serotonin yang dapat membantu mengendalikan nyeri. Pijat
juga dapat menguatkan sistem imunitas tubuh dengan meningkatkan jumlah dan keagresifan sel-
sel tubuh yang dapat melawan virus dan kanker, serta menstimulasi produksi limfosit.

Pada kondisi kesehatan lain, pijat telah banyak dibuktikan mampu mengurangi nyeri.
Misalnya pada kasus nyeri tulang belakang dan sekitarnya akibat operasi torakal. Nyeri pada
kasus seperti ini biasanya kompleks karena tidak hanyak terjadi nyeri pada tulang belakang tapi
juga sistem pernapasan seperti paru. Terbukti dengan pijat dapat meredakan nyeri sampai nilai 0,
menurut penelitian yang dilakukan oleh Liza Dion pada tahun 2010. Banyak pasien-pasien yang
menyatakan kepuasannya seperti, “Sebelum dipijat rasa nyeri menyebar, setelahnya nyeri itu
telah hilang sepenuhnya.” atau “Saya tidak percaya pijat itu sangat membuat nyaman.” Dan
banyak lainnya yang juga merupakan respon positif. Studi ini dilakukan pada orang dewasa.

Sedangkan jika dikaitkan dengan diare, pada studi lain yang dilakukan di Equador.
Dilakukan penelitian tentang terapi pijat untuk mencegah angka kejadian diare telah
menunjukkan angka yang signifikan yaitu sebesar 11 % untuk responden yang dilakukan pijat
dan 50 % untuk anak-anak yang tidak dilakukan intervensi apa pun.

Dari temuan-temuan studi ini Novianti melakukan penelitian pengaruh pijat dalam
mengatasi diare dan dehidrasi. Meskipun hasilnya menunjukkan tidak adanya pengaruh yang
signifikan antara kelompok yang diberi pijat dan kelompok yang tidak diberi pijat namun pada
anak yang diberi pijat menunjukkan peningkatan nafsu makan dan kenyaman sehingga dapat
menunjang proses penyembuhan. Beliau melakuakan penelitian ini dengan dibarengi terapi
medis dan dengan menggunakan teknik pijat sesuai panduan pemijatan untuk bayi cukup
bulan/anak di bawah usia 3 tahun yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDAI). Dalam
panduan tersebut, pemijatan dilakukan di seluruh tubuh, mulai dari wajah, dada, lengan, perut,
kaki, dan punggung.

Lain hasil dengan penelitian yang dilakukan di Vietnam tentang terapi pijat yang
dilakukan untuk mengatasi diare. Pada penelitian itu menyatakan bahwa anak yang dilakukan
pijat mengalami penurunan frekuensi diare dan dehidrasi sekitar 40% daripada anak-anak yang
tidak dilakukan pijat. Studi ini menggunakan teknik pijat “Four-Step Tuina” atau Tuina 4
Langkah.

Teknik Tuina merupakan teknik pijat dari China. Teknik ini berbeda dengan teknik
Swedish dimana lebih banyak teknik meremas, teknik Tuina ini lebih kepada gerakan menekan
dan memijat titik titik tertentu pada bagian tubuh. Tahap-tahapannya antara lain :

- Menekan Lurus (zhi tui fa) : tekan ibu jari, atau telunjuk dan jari tengah, pada garis lurus.
Gerakan ini sering dilakukan pada telapak tangan, jari-jari, dan punggung tangan
- Mendorong Berjauhan (fen tui fa) : mulai dari kedua ibu jari pada satu titik, tekan lalu
arahkan berjuhan. Ini biasa dilakukan pada dahi dan dada.
- Memijat (rou fa) : Tekan satu atau dua jari pada satu titik tubuh, putar dengan gerakan
melingkar tanpa menyeret-nyeret kulit. Teknik memijat ini juga bisa dilakukan dengan
tiga jari, telapak tangan, atau ibu jari
- Gesekan Memutar (mo fa) : Gesek bagian perut dengan gerakan memutas menggunakan
empat jari atau telapak tangan. Biasanya digunakan untuk nyeri perut, konstipasi, atau
diare
- Mencubit dan Menarik (nie fa) : teknik ini biasanya digunakan untuk otot paraspinal.
Mulai dari bagian bawah spinal atau tulang belakang lalu perlahan naik ke atas mengikuti
garis lurus sampai ke leher. Ambil sedikit jaringan kulit sampai ke otot kemudian cubit
sedikit dengan tekanan ringan menggunakan telunjuk dan ibu jari. Kemudian teruskan ibu
jari memutar saat melepaskannya lalu tarik lagi.
- Menekan (an fa) : tekan satu titik atau bagian tubuh kemudian tahan selama beberapa
detik sebanyak 3-5 kali berturut-turut untuk membantu meredakan nyeri dan
ketidaknyamanan. Bisa menggunakan ibu jari atau telapak tangan.
- Menjepit (qia fa) : stimulasikan titik-titik tertentu dengan tekanan ringan dari ujung-ujung
jari.
- Tekanan Busur/Lingkaran (yun fa) : menggunakan ibu jari untuk membentuk tekanan
memutar dengan lembut.

Sedangkan pada studi tersebut empat langkah yang dimaksud adalah 1) menutrisi yaitu
dengan membaluri larutan jahe; 2) menggesek; 3) menekan dan memijat; 4) memijat kembali.

Pada studi lain yang diterbitkan tahun 2013, teknik pijat Tuina ini juga terbukti efektif
mengurangi nyeri tulang belakang kronik atau chronic low back pain.

Lalu bagaimana jika dikaitkan dengan Keislaman? Apakah ada dalilnya dalam Al-Quran
atau Hadits terkait pijat ini?

Kami tidak menemukan anjuran untuk terapi pijat untuk pengobatan dalam dalil-dalil
Islam. Dan tidak ada juga yang mengharamkannya selagi tidak ada unsur kesyirikan di dalamnya.
Namun yang perlu diperhatikan sebaliknya, pijat terutama pada anak yang telah akhil baligh atau
remaja memiliki kaidah sendiri terkait hubungannya dengan mahram, terutama apabila pijat
dilakukan oleh tenaga profesional yang bukan keluarga pasien. Untuk itu lebih dianjurkan terapi
pijat ini dilakukan oleh keluarga pasien sendiri yang akan diarahan dari tenaga ahli sampai dapat
mandiri.

Kesimpulan
Pijat telah menjadi salah satu terapi komplementer yang populer. Jenis pijat beragam
diantaranya adalah teknik Swedish dan teknik Tuina. Banyak studi yang telah membukikan
manfaat studi dalam mengatasi masalah kesehatan. Salah satunya adalah diare. Meskipun pada
penelitian yang dilakukan Novianti kurang dapat menunjukkan perbedaan yang signifikan terkait
frekuensi dan tingkat dehidrasi, namun terbukti juga dapat meningkatkan nafsu makan dan
kenyamanan yang sangat bergunau untuk menunjang proses penyembuhan. Penelitian lain
menguatkan manfaatnya pijat terhadap kondisi diare telah terbukti dapat mengurangi frekuensi
dan tingkat dehidrasi yaitu penelitian yang dilakukan di Vietnam. Selain manfaat pijat untuk
menangani diare anak, pijat juga terbukti dapat mengaasi masalah-masalah kesehatan lain,
beberapa di antaranya yaitu:

- dapat membantu dalam mengatasi kondisi anak seperti berat badan rendah, nyeri,
attention deficit hyperactive disorder (ADHD), dan depresi,
- dapat mengurangi nyeri pada pasien post operasi yang mengganggu dan kompleks
- dapat merelaksasikan tubuh dan pikiran

Meskipun terapi pijat ini punya banyak manfaat namun tetap dianjurkan untuk juga
menjalani terapi medis sebagai integerasi yang harmonis dan menciptakan proses dan
kesembuhan itu sendiri dengan maksimal.

Dalam melaksanakan terapi komplementer sebagai muslim tentu harus memerhatikan


koridor-koridor Islam. Perlu diperhatikan untuk tidak dilakukan pijat pada anak yang telah akhil
baligh oleh orang yang lain jenis kelamin atau bukan mahram.

Daftar Pustaka

Novianti, Sri Wulandari. Pengaruh Terapi Pijat Dalam Penurunan Frekuensi Bab Dan Tingkat
Dehidrasi Pada Anak Usia 0-2 Tahun Dengan Diare Di Rsud Cibabat Cimahi. STIKES A. Yani
Cimahi

Ruan Wei, dll. 2006. "Four-Step Massage" in Treating Childhood Spleen-Deficiency Diarrhea”
https://link.springer.com/article/10.1007/s11726-005-0271-3
Dion, Liza, dkk. 2011. Effeck on Pain Management for Thoracic Surgery Patient.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3126977/

http://www.acupuncturepediatrics.com/pediatric-tuina-basics/ Akses 9 September 2017 pukul


10.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai