Anda di halaman 1dari 31

ODHA dan

OHIDHA
Puri Fatma Sari 25010115120173
Yeni Dwi Nurhidayanti 25010115140197
Sheila Widi Agustin 25010115140209
Aliyana Arum P. 25010115130252
Erdelia Herdanindita 25010115130312
Intan Hardian Putri25010115140325

KELOMPOK 5
PENANGGULANGAN INFEKSI HIV/AIDS
2

ODHA
Individu yang
terinfeksi
HIV/AIDS dikenal
dengan sebutan
ODHA (Orang
Dengan HIV/AIDS)
3

Masalah yang dialami ODHA baik secara fisik


maupun psikologis, antara lain:

 Muncul stress
 Penurunan berat badan  Perasaan takut
 Kecemasan  Perasaan bersalah
 Gangguan kulit  Penolakan
 Frustasi  Depresi
 Bingung
 Kecenderungan untuk bunuh
 Kehilangan ingatan
diri
 Penurunan gairah kerja
4

OHIDHA
Orang atau anggota
keluarga yang hidup
bersama dengan ODHA dan
memberikan perhatian
kepada mereka.
5

Apabila respons keluarga (OHIDHA)


NEGATIF dapat menyebabkan gangguan
perilaku pada ODHA

Menghindari Mengurangi Mengurangi


Mempraktikan
kontak fisik keinginan keinginan
seks tidak
dan sosial untuk tes HIV akses yankes
aman
Berdasarkan UNAIDS 2011 penelitian yang pernah dilakukan di Asia
(India, Indonesia, Filipina, Thailand).

80%
MELAPORKAN
18%
MELAPORKAN
PENGALAMAN PENGALAMAN
STIGMA DAN DISKRIMINASI DI
DISKRIMINASI KELUARGA
7

Stigma Masyarakat Mengenai


ODHA dan OHIDHA
8

Dampak stigma yang masih kuat di masyarakat pada akhirnya


akan menyebabkan perubahan mengenai bagaimana seseorang
dipandang oleh orang lain, penolakan social atau penurunan
penerimaan dalam interaksi social, keterbatasan/ kehilangan
kesempatan seperti misalnya tempat tinggal, pekerjaan, akses
terhadap pelayanan kesehatan, perasaan malu dan benci
terhadap diri sendiri, menurunkan kualitas hidup seseorang,
meningkatkan deskriminasi, menambah beban ganda keluarga
serta dapat menghambat upaya pencegahan dan perawatan.
9

Alasan Stigma Masyarakat dengan Orang


Dengan HIV dan AIDS (ODHA)
× Penyakit yang × Menodai agama dan × Berhubungan dengan
diderita dianggap kepercayaannya kematian yang tidak
berhubungan dengan karena sudah menyenangkan dan tidak
perilaku menyimpang berperilaku tidak wajar
× Dipandang sebagai bermoral × Tidak diterima dengan
penyakit karena × Dianggap baik oleh masyarakat
perilakunya sendiri menularkan dan sekitarnya dan menerima
sehingga menjadi mengancam pandangan negatif dari
tanggung jawab masyarakat petugas kesehatan
individu sekitarnya
10
Untuk mengatasi masalah yang sangat
kompleks bagi ODHA, maka diperlukan
layanan komprehensif. Layanan
komprehensif salah satunya dapat dilakukan
dengan melibatkan OHIDHA.

OHIDHA adalah orang atau anggota


keluarga yang hidup bersama dengan ODHA
dan memberikan perhatian kepada mereka.
Peran OHIDHA sangat berpengaruh terhadap
kehidupan ODHA
11

• Pemberdayaan ODHA/OHIDHA diyakini merupakan


salah satu kunci bagi penanggulangan dan
pencegahan HIV/AIDS.
• Program pemberdayaan merupakan langkah yang
positif oleh karena dapat menjawab kebutuhan
sehingga para penderita HIV/AIDS akan mengalami
perubahan-perubahan yang positif dan pada akhirnya
turut pula meningkatkan mutu hidup ODHA
• Apabila respons keluarga (OHIDHA) negatif, dapat
menyebabkan gangguan perilaku pada ODHA,
termasuk menghindari kontak fisik dan sosial
12

Diskriminasi terhadap ODHA


dan OHIDHA
13

Munculnya stigma atau


Diskriminasi menurut
diskriminasi masyarakat
Kamus Besar Bahasa
terhadap penderita
Indonesia (KBBI)
HIV/AIDS terjadi karena
memiliki arti
mereka beranggapan
pembedaan perlakuan
bahwa anggotanya yang
terhadap sesama
terinfeksi virus tersebut
warga negara.
merupakan aib bagi
keluarga
14

Perlakuan masyarakat dengan memberikan stigma


maupun diskriminasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
(Dit. RTS 2004), yaitu:

Ketidaktahuan Berkembang
tentang
nya mitos-
informasi yang
benar dan baik mitos HIV di
tentang HIV/AID masyarkat

Adanya HIV sering


ketakutan dikaitkan
yang irasional dengan isu-isu
akan tertular moral
HIV/AIDS
15

Stigma seputar HIV/AIDS muncul


dalam berbagai konteks, termasuk
dalam ruang lingkup keluarga,
komunitas, pendidikan, pekerjaan,
rumah sakit, klinik, yang semuanya
membawa dampak terhadap berbagai
akses dan kesempatan untuk
memperoleh pelayanan.
16

Dukungan sosial terhadap ODHA:


Secara psikis, sesorang yang telah Secara sosial, dalam kehidupannya ODHA cenderung
terdiagnosis HIV/AIDS seringkali mendapatkan hukuman sosial atau stigma negatif
mendapat cap yamg kurang baik oleh masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya
lingkungan masyarakat sekitar selain
tindakan-tindakan pengasingan, penolakan,
itu ODHA dapat melakukan stigma
negatif terhadap dirinya sendiri diskriminasi, dan penghindaran atas orang yang
diduga terinfeksi HIV

Oleh karena itu, ODHA membutuhkan


peran pendamping untuk mengembalikan
kualitas hidupnya menjadi lebih baik.
17

Terdapat lima peran pendamping yang dapat dilakukan pekerja sosial


dalam melakukan pendampingan terhadap ODHA

Fasilitator

Broker

Mediator

Pembela

Pelindung
18

FASILITATOR
• fasilitator memberikan sarana agar tercapai tujuan.
berperan dalam memfasilitasi ODHA agar mampu
menangani tekanan psikis dan sosial yang dialami.
• fasilitator dapat membangkitkan semangat ODHA
karena meskipun tidak dapat disembuhkan namun dapat
diperpanjang masa hidupnya dengan obat-obatan
tertentu
• fasilitator berperan memotivasi ODHA agar
menguatkan niatnya untuk mendapatkan kesempatan
hidup yang lebih lama.
19

BROKER
• Broker dengan cara menghubungkan kebutuhan
ODHA dengan sumber-sumber yang ada
disekitarnya.Penting bagi ODHA untuk
mengetahui seperti apa HIV/AIDS itu, dimana
ODHA bisa mendapatkan pelayanan kesehatan,
dan informasi-informasi terkait ODHA lainnya.
• Peran broker menyampaikan informasi mengenai
ODHA tersebut perlu diberikan dengan baik agar
tidak terjadi salah persepsi. Misalnya informasi
yang benar terkait cara penularan virus ini
MEDIATO 20

R
• Mediator berperan menjadi penengah antara ODHA
dengan sistem lingkungan yang menghambatnya.
Misalnya menjadi penengah antara ODHA dengan
keluarganya, temannya, pasangannya, atau dengan institusi
pekerjaan atau pendidikan yang dinaunginya.
• Pendamping membantu ODHA meciptakan lingkungan
yang positif, keluarga dan temanteman yang ikut
mewujudkan kondisi yang menjadikan ODHA tidak makin
menderita serta membantu meminimalisir stigma
masyarakat sehingga ODHA tetap bisa hidup
berdampingan dan berbaur dengan masyarakat.
21

PEMBELA
• Pendamping berperan sebagai pembela dengan
cara membela hak ODHA dalam memenuhi
kebutuhannya seperti dari diskriminasi.
• Pendamping perlu membela ODHA dari
diskriminasi di lingkungan institusi baik di
institusi pendidikan, institusi, pekerjaan serta
institusi kesehatan.
• Di institusi pendidikan, banyak ODHA anak dan
anak dari ODHA yang tidak mau lagi melanjutkan
pendidikan karena mendapat perlakuan yang
berbeda dari guru maupun rekan sesama siswa
PELINDUN 22

G
• Pendamping berperan sebagai pelindung dengan
cara melindungi ODHA dari situasi yang rentan
dan tidak menguntungkan bagi ODHA seperti
stigma negatif.
• Pendamping perlu melindungi ODHA dari
diskriminasi di lingkungan komunitas seperti
halnya pada lingkungan keluarga, stigma dan
diskriminasi di lingkungan komunitas
23

Pemberdayaan ODHA
• Dalam mengatasi masalah dimasyarakat mengenai stigma terhadap
ODHA dapat dilakukan dengan upaya diberdayakan untuk
memandirikan mereka melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakat
salah satunya dengan social entrepreneurship (Kewirausahaan
Sosial).
• Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siti Asiyah, dkk yang
dilakukan di wilayah binaan KPA Kota Kediri dimana populasinya
adalah semua ODHA yang sudah dikalangan binaan tersebut dan
sudah menjalankan usaha sebagai bentuk program social
enterpreneurship.
• Kegiatan social entepreneurship yang dijalani oleh ODHA adalah
pada bidang Wiraswasta seperti dunia modeling, jasa laundry,
pedagang bakso dan lain-lain.
24

Kasus-kasus terkait dengan


ODHA dan OHIDHA
25

CIAMIS, (PRLM).- Tindakan diskriminasi RSUD Ciamis


terhadap pasien orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang hendak
melahirkan mengundang aktivis Forum Mahasiswa Ciamis
Bersatu menggelar aksi keprihatinan, Jumat (4/12/2015).
Dengan alasan tidak memiliki fasilitas lengkap dan tenaga,
rumah sakit pelat merah tersebut menolak dan merujuk pasien
ke rumah sakit lain.

PAREPARE, SULSEL– Mikel (26) warga kota Parepare yang


positif orang dengan HIV/AIDS (ODHA) merasa kecewa
terhadap pihak RSU Andi Makkasau ].
Kekecewaan pasien ODHA ini saat dirinya konsultasi dengan
dokter muhlis untuk operasi silicon (alat kelamin,red) tetapi
justru menolak dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal.
Bahkan saat pasien ODHA ini memintah untuk tes atensi
dengan perawat tetapi justru pihak perawat pun menolaknya.
26

Puger Mulyono menjelaskan bahwa beberapa anak


diserahkan langsung kepada LSM Lentera, tetapi banyak
pula yang ditemukan di tempat yang tidak seharusnya,
seperti di kandang ayam. Yang lebih miris adalah ketika
masyarakat atau sekolah dimana anak-anak itu bersekolah
tahu tentang kondisi medis mereka, anak-anak itu dijauhi
dan tak jarang dikeluarkan dari sekolah.

Jakarta - Sekolah Dasar (SD) Don Bosco Kelapa Gading,


Jakarta menolak seorang siswanya karena sang ayah
positif HIV. Menanggapi kasus diskriminasi ini, DPR pun
sangat menyesalkan dan meminta pihak sekolah meminta
maaf kepada sang anak dan orangtuanya.
27

Sosial Budaya Gender


28

Gender didefinisikan sebagai kumpulan dari


kepercayaan, norma, kebiasaan, sikap, dan
praktek-praktek yang menentukan atribut
maskulin dan feminin, telah menjadi
seperangkat tuntutan sosial tentang kepantasan
berperilaku, dan pada gilirannya membedakan
hak-hak, akses, kontrol, sumber daya,
informasi, dan interaksi seksual (World Bank,
2000).
29

Perbedaan gender memunculkan ketidaksetaraan seksualitas laki-laki


dan perempuan.

Perempuan dituntut pasif, penurut, setia, dan tidak memahami seks.

Sementara laki-laki adalah pihak dominan, agresif, faham, dan


berpengalaman.

Ketidaksetaraan gender yang berdampak buruk bagi epidemi HIV dan


AIDS

sebagian besar PSK akhirnya mengalah tidak menggunakan kondom


karena klien menolaknya
30
• Di Indonesia terdapat pendekatan untuk menuju kesetaraan gender
yang disebut pengarusutamaan gender (PUG) sejak tahun 2000
dengan keluarnya Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000.
• Namun pelaksanaan kebijakan masih menemui kendala, misalnya
masalah alokasi dana, masalah distribusi produk kebijakan yang tidak
sampai ke tingkat pelayanan, dan pedoman yang belum menjelaskan
PUG.
• Salah satu dampak ketidakadilan gender dalam penularan HIV adalah
perempuan yang terinfeksi HIV dari pasangannya.
• Perempuan-perempuan ini terinfeksi karena laki-laki pasangannya
tidak mengetahui status HIV, sudah mengetahui status HIV namun
tidak mengatakannya, dan sudah tahu tapi tidak disiplin dalam
penggunaan kondom.
• Penyebab tidak terbukanya suami antara lain adanya perasaan malu,
takut, dan khawatir membuat istri marah apabila tahu status HIV
suami.
31

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai