Gaya hidup yang tidak baik seperti pergaulan bebas dapat menjadi factor pemicu
penyakit HIV, karena gaya hidup yang tidak baik dapat menyebabkan kegiatan
seksual yang tidak aman, sehingga orang tersebut melakukan sex bebas dengan
orang yang mengidap virus didalam tubuhnya dan akan mengakibatkan penularan
virus HIV. Faktor lain yang berperan disini adalah penggunaan jarum suntik, karena
media jarum suntik dapat menyebarkan virus HIV ke tubuh orang yang sehat. Selain
itu factor lainnya adalah lingkungan yang tidak bersih, asupan nutrisi yang kurang
baik, dan tidak rutin berolahraga.
Aspek sosio klien yg sudah terkena HIV
Adanya stigma dan diskriminasi akan berdampak pada tatanan social
masyarakat. Penderita HIV dan AIDS dapat kehilangan kasih sayang dan
kehangatan pergaulan social. Sebagian kehilangan pekerjaan dan
sumber penghasilan yang pada akhirnya menimbulkan kerawanan
social, sebagian lagi dikucilkan oleh teman-temannya bahkan keluarga
sendiri. Ketakutan akan perlakuan yang dibedakan ini akan membuat
orang yang terkena HIV AIDS susah menjembatani diri dengan orang
lain, membagi pengalamannya, bahkan takut untuk meminta
pertolongan bahwa ia sakit. Ia senantiasa khawatir menerima reaksi
orang lain terhadap dirinya dan orang lain pun juga menjaga jarak
Menurunnya produktivitas
masyarakat Meningkatnya angka
Karena daya tahan tubuh yang pengangguran
melemah, dan angka harapan hidup Meningkatnya oengangguran ini
yang menurun, membuat daya meruoakan salah satu aspek social yang
produktivitas penderita HIV AIDS tidak diterima klien HIV AIDS. Daya tahan
lagi sama seperti orang pada umumnya. tubuh yang melemah dan antibody yang
Hal ini menyebabkan kebanyakan dari rentan serta ketergantungan kepada
mereka kehilangan kesempatan kerja. obat, maka klien akan susah dalam
Hal ini juga berpengaruh terhadap aspek mencari pekerjaan
ekonomi yang dihadapi
Meningkatnya kesenjangan
Mempengaruhi pola pendapatan/ kesenjangan social
hubungan social di Kesenjangan social dapat terjadi ketika
masyarakan sekitar memberikan stigma
masyarakat negative kepada orang HIV AIDS
Pola hubungan social di masyarakat akan
berubah ketika masyarakat memberikan
stigma negative kepada klien HIV AIDS
dan mulai mengucilkannya. Hal ini
bukan hanya berpengaruh pada diri
klien itu saja, tetapi keluarga juga Munculnya reaksi negative
terkadang akan dikucilkan di
Munculnya reaksi negative dalam bentuk
masyarakat.
diskriminasi, isolasi dan tindakan
kekerasan lainnya terhadapt pengidap
HIV/AIDS
Aspek Kultural pada
klien HIV/AIDS
Perubahan sosial dialami oleh setiap masyarakat yang
pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dengan
perubahan kebudayaan masyarakat yang
bersangkutan.
Perubahan sosial dalam suatu masyarakat diawali
oleh tahapan perubahan nilai, norma, dan tradisi
kehidupan sehari-hari masyarakat yang bersangkutan,
yang juga dapat disebut dengan perubahan nilai
sosial.
Berlangsungnya perubahan nilai budaya tersebut
disebabkan oleh tindakan diskriminasi dari masyarakat
umum terhadap penderita HIV/AIDS, serta pengabaian
nilai-nilai dari kebudayaan itu sendiri.
Perilaku seksual yang salah satunya dapat menjadi
faktor utama tingginya penyebaran HIV/AIDS dari
bidang budaya. Ditemukan beberapa budaya
tradisional yang ternyata meluruskan jalan bagi
perilaku seksual yang salah ini. Meskipun kini tidak lagi
nampak, budaya tersebut pernah berpengaruh kuat
dalam kehidupan masyarakat, seperti :
Budaya di salah satu daerah di provinsi Jawa Barat,
kebanyakan orangtua menganggap bila memiliki anak
perempuan, dia adalah aset keluarga. Menurut mereka, jika
anak perempuan menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) di
luar negeri akan meningkatkan penghasilan keluarga. Dan
bagi keluarga yang anak wanitanya menjadi PSK, sebagian
warga wilayah Pantura tersebut bisa menjadi orang kaya di
kampungnya. Dampak dari budaya tersebut dapat
menyebabkan penyebaran HIV/AIDS semakin luas dan dapat
menimbulkan kerugian bagi yang melakukannya.
Penyebaran HIV/AIDS di Papua tidak terlepas dari perilaku
masyarakatnya yang sering melakukan hubungan
homoseksual dan heteroseksual. Dimana, perilaku seksual
seperti itu merupakan salah satu penyebab terbesar
terjadinya penyebaran penyakit tersebut. Perilaku
menyimpang tersebut sebagian besar dilakukan dalam
praktek ritual, adat istiadat, perayaan festival-festival, dan
pesta seks antri yang sudah menjadi suatu kebudayaan bagi
masyarakat Papua. Hubungan homoseksual yang sering
dilakukan oleh masyarakat Papua tidak hanya dilakukan oleh
kaum lelakinya saja tetapi juga oleh kaum wanitanya.
Lanjutan...