BAB I
PENDAHULUAN
walaupun beberapa industri yang relatif modern telah banyak menggunakan mesin
sebagai alat bantu dalam pemindahan material, namun aktivitas pemindahan bahan
secara manual (Material Manual Handling) masih sangat diperlukan karena memilki
secara manual bisa dilakukan dalam ruang terbatas dan dimana dalam melakukan
tetapi pemindahan bahan secara manual (MMH) apabila tidak dilakukan secara
”Over Exertion–
Lifting and Carying”, yaitu kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh beban
menyebabkan penyakit ataupun cidera pada tulang belakang terlebih jika pekerjaan
tersebut tidak dilakukan dengan benar. Manuaba (2000) dalam Tarwaka (1985)
mengatakan bahwa jikalau resiko tuntutan kerja lebih besar dari kemampuan
seseorang maka akan terjadi penampilan kerja yang bisa dimulai oleh adanya
produktif.
utama keluhan karyawan di industri, sehingga jika tidak dilakukan pada beban yang
sesuai, postur tubuh yang benar dan cara pengangkatan yang benar, dapat
Meskipun telah banyak mesin yang digunakan pada berbagai industri untuk
mesin otomasi atau situasi praktis yang hanya memerlukan peralatan sederhana.
kerja. Bentuk kegiatan manual yang dominan dalam industri adalah manual
handling.
Dari latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok masalah untuk
dirumuskan dalam makalah ini adalah bagaimana teknik-teknik yang digunakan, apa
saja faktok risiko, penyebab cedera, dampak, apa saja jenisnya, dan momen gaya
pada pekerja pengangkat beras untuk mengurangi atau menghindari resiko cidera
1.3. Tujuan
Handling (MH)
2.1.1 Pengertian
atau memindahkan beban dengan satu tangan atau kedua tangan dan atau
handling, 2000)
sebaiknya
aktivitas manual material handling tidak membahayakan pekerja dan tidak
lebih tinggi yang masih dapat dijangkau oleh tangan. Kegiatan lainnya
menurunkan adalah:
a) Batas Angkatan
dewasa
Hanya mengangkat 40 Kg 10 Kg
sekalikali
Terus-menerus 15-18 Kg 10 Kg
b) Teknik Angkatan
Bengkokkan lutut
Punggung dalam posisi lurus dan tidak membungkuk saat
c) Mendorong/Menarik (push/pull)
d) Memutar (twisting)
yang diam.
sedang bejalan.
Bagian yang bergerak memutar adalah kaki.
e) Membawa (Carring)
Pijakan kaki yang kuat.
Pegang objek sedekat mungkin dengan tubuh.
kondisi fisik (seperti pengerahan tenaga, sikap tubuh yang dipaksakan dan
yang
terbuang secara percuma dan waktu kerja tidak efisien. Penyebab cedera
a) Kerusakan perlahan karena kegiatan manual handling dalam jangka waktu
b) Kerusakan tiba-tiba karena kegiatan manual handling yang berat atau kuat
datar.
a) Sikap tubuh yang tidak alamiah dan dipaksakan seperti, badan
terlaluu berat.
c) Sikap kerja statis, harus mempertahankan sikap diam untuk waktu yang
Menurut code of practice for manual handling (2000) dampak dari manual
b) Luka pada otot, tali sendi, cakram intervebrata dan struktur yang lain
d) Luka pada jaringan lunak seperti saraf, tali sendi, dan pada pergelangan
Pada pekerjaan memindahkan barang atau beban, bentuk, volume, berat dan
mengangkat dan mengangkut ini banyak melibatkan kerja otot dan tumpuan pada
kerja tulang belakang oleh karena itulah dibutuhkan teknik yang benar :
g) Menghilangkan minyak, air atau objek yang kotor sebelum mencoba untuk
menanganinya.
2.5. Faktor Resiko Manual Handling
a Task Faktors
Layout, layout yang dapat menjadi fator resiko yaitu layout yang
mengangkat
dari lantai, mengangkat setinggi bahu, layout tempat kerja yang buruk
Apabila pekerjaan manual handling dilakukan sering atau dalam
janga waktu yang membuthkan usaha fisik, berulang-ulang pada
saat duduk
b Faktor Beban
Aspek beban yang dapat menjadi fator resiko antara lain, berat,
ukuran, bentuk, permukaan licin atau rusak, pegangan tidak ada atau
d Faktor Personal
berat badan, daya tahan nafas dan cacat), usia, jenis kelamin, hamil atau
pekerjaan tersebut, dapat dihitung besarnya gaya dan momen yang terjadi setiap
link dan sendi melalui analisa mekanik. Baik pada saat tubuh dalam posisi diam
momen- momen dari semua gaya yang bekerja pada suatu benda dalam keadaan
kesetimbangan status adalah sama dengan nol. Modul sederhana garis punggung
bawah ( low-back)
yang diteliti oleh Chaffin (1973) untuk analisis terhadap angkat koplanar statis
ditunjukkan oleh gambar model sederhana dari punggung bawah (low-back) yang
momen suatu link akan dipengaruhi link sebelumnya dan akan mempengaruhi link
selanjutnya. Oleh sebab itu link terakhir (link kaki) akan menahan beban yang
sehari- hari. Adanya massa otot yang beratnya hampir lebih dari separuh
mencapai kehidupan yang produktif sebagai tujuan hidup. Dipihak lain bekerja
berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain
bahwa
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai atau seimbang baik dala kemampuan fisik, kognitif,
kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang lainnya dan sangat
tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani, usia dan ukuran tubuh
Pengukuran terhadap tekanan fisik dengan resiko keluhan otot skeletal sangat
harapan
dan toleransi kelelahan. Waters Anderson (1996) dalam Tarwaka 1985 melakukan
pengukuran dengan metode analitik dan metode lain adalah menggunakan nordic
body map.
a. Metode Analitik
Lifting Index
dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. RWL ini
besarnya
b. Nordic Body Map
menganalisa peta tubuh yang ditujukan pada tiap bagian tubuh seperti pada
gambar 2.3. Melalui nordic body map dapat diketahui bagianbagian otot yang
mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak nyaman (agak
Dengan melihat dan menganalisa peta tubuh (nordic body map) akan
dapat diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh
pekerja.
bidang ergonomi yang digunakan secara cepat untuk menilai postur leher,
umum, dalam penjumlahan salah satu sistem baru dalam analisis yang
timbul. Hal ini memberikan sebuah kecepatan pada penilaian sistematis dari
resiko sikap tubuh dari seluruh tubuh yang bisa pekerja dapatkan dari
tugas
veces/minute, kecuali
3.1.1 Identifikasi Resiko dalam Manual Handling dapat dilakukan dengan cara
wawancara dengan pekerja, survei terhadap tempat kerja, maupun
pengecekan
3.1.2 Resiko yang tinggi maupun yang rendah sama-sama harus dikendalikan agar
3.1.3 Resiko seseorang pekerja yang mengangkat akan lebih mudah terkena MSDs,
mengangkat- angkat.
3.1.4 Penilaian resiko dilihat dari kapasitas kerja pekerja, beban kerja dari obyek,
3.1.5 Pengendalian resiko dapat secara teknik seperti penggunaan alat mekanik
3.2 SARAN
3. Perlu adanya cek kesehatan dan pembekalan pengetahuan tentang kesehatan tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Chaffin, D.B. and Park, K.S., A lonitudinal Study of low back pain as associated with
v 34, p.513.
Corlett, E.N., Eklund, J.A.E., Reilly T. and Troup, J.D.G. (1987). Assesment of workload from
Health and Safety Commision (1982) (U.K), Proposal for Health and Safety (Manual Handling
M. Apple, James; 1986. Tata Letak pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi ketiga, Departemen
Surabaya.
Sulistyani; 2003. Analisa Manual Material Handling Dengan Konsep NIOSH, Fakultas Teknik,
UMS: Surakarta
Tarwaka; Hadi; Solichul dan Sudiajeng, Lilik; 1985. Ergonomi Untuk Kesehatan dan
Tarwaka. Bakri, S. Sudiajeng, L. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Waters, T.S. and Putz-Anderson, V. 1996. Manual Material Handling, Edited by Battacharya,
A. & McGlothlin, J.D., 1996. Occupational Ergonomics Theory and Application. Marcel
Wignjo Soebroto, Sritomo; 1995. Studi Gerak dan Waktu, Edisi pertama, PT. Guna Widya,
Jakarta.