Anda di halaman 1dari 19

Makalah Asuransi Kesehatan

Dibuat sebagai tugas matakuliah Ekonomi Kesehatan

DISUSUN OLEH :

Mutiara Nency Regita 175050043

UNIVERSITAS REPATI INDONESIA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

JAKARTA

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.

Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata yang kurang berkenan.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami
buat di masa mendatang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.Selamat membaca.

Jakarta, 28 Juni 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................2

Daftar Isi ....................................................................................................3

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................5

1.3 Tujuan ..............................................................................................5

BAB II Pembahasan

2.1 Sejarah asuransi di Indonesia..........................................................6


2.2 Definisi Asuransi ..............................................................................8
2.3 Asuransi kesehatan .........................................................................9
2.3.1 Asuransi Sosial ...........................................................11
2.3.2 Asuransi Komersil........................................................16

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan ...................................................................................18

3.2 Saran.............................................................................................18

Daftar Pustaka ....................................................................................... 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makna kesehatan telah berkembang seiring dengan waktu. Dalam
perspektif model biomedis, definisi awal kesehatan difokuskan pada
kemampuan tubuh untuk berfungsi. Kesehatan dipandang sebagai kondisi
tubuh yang berfungsi normal yang dapat terganggu oleh penyakit dari waktu ke
waktu
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan.
Berbagai upaya kesehatan sudah dilakukan untuk mencegah atau
meminimalisir resiko kesehatan yang akan terjadi.Meskipun sudah berhati-hati,
orang tidak bisa secara mutlak menghindari bahaya. Sakit, kecelakaan,
kematian, kebakaran, gempa bumi, pencurian dan tindakan kriminal adalah
keadaan bahaya yang mungkin dihadapi dalam hidup.
Akibat yang timbul dari berbagai macam bahaya tersebut bisa berupa
perasaan tidak menyenangkan sampai berupa malapetaka besar. Pada
dasarnya peristiwa seperti di atas merupakan peristiwa yang tak pasti, tak
terprediksi dan tak mungkin dihindarkan.
Dampak dari kejadian seperti tersebut tidak hanya berupa kerugian fisik,
akan tetapi juga bisa kerugian ekonomi. Sakit misalnya bisa memerlukan biaya
sampai puluhan, ratusan juta rupiah hingga milyaran rupiah. Kecelakaan bisa
menyebabkan seseorang tidak bisa mencari nafkah untuk beberapa waktu atau
bahkan seumur hidup. Oleh karena itu, resiko seperti tersebut dapat
diasuransikan, yaitu melalui asuransi kesehatan

4
Asuransi kesehatan adalah jenis pertanggungan asuransi yang membayar
biaya medis, bedah, ataupun terkait biaya perawatan kesehatan seperti yang
disebutkan dalam polis asuransi.
Perusahaan asuransi yang menerbitkan polis asuransi kesehatan dapat
mengganti biaya tertanggung untuk biaya yang timbul karena sakit atau cedera,
atau membayar biaya perawatan secara langsung. Ada beberapa jenis asuransi
kesehatan yang didasarkan pada parameter yang berbeda, Berdasarkan
kepemilikan badan penyelenggara yaitu pemerintah, yaitu asuransi kesehatan
yang dikelola oleh pemerintah, seperti BPJS Kesehatan atau Kartu Indonesia
Sehat dan swasta, yaitu asuransi kesehatan yang dikelola oleh suatu badan
swasta.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah asuransi di Indonesia?
2. Apa yang dimaksud dengan asuransi?
3. Apa pengertian asuransi kesehatan ?
4. Bagaimana konsep asuransi sosial dan komersial?

1.3 Tujuan
Mengetahui konsep asuransi dan asuransi kesehatan di Indonesia..

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Sejarah asuransi di Indonesia


Asuransi masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda dan
Negara kita pada waktu itu disebut Nederland Indie. Adanya asuransi di negeri
kita ini akibat dari berhasilnya Bangsa Belanda dalam sektor perkebunan dan
perdagangan di negeri jajahannya, sehingga untuk memenuhi kebutuhan akan
jaminan kehilangan usahanya, adanya asuransi mutlak diperlukan. Diperkirakan
masuknya asuransi ke Indonesia adalah sesaat setelah berdirinya sebuah
perusahaan asuransi di Negeri Belanda yang bernama DE NEDERLANDEN
VAN 1845.
Di Indonesia sendiri oleh orang Belanda didirikan sebuah perusahaan
asuransi jiwa dengan nama NEDERLANDSH INDISCH LEVEN VERZEKERING
EN LIEFRENTE MAATSCHAPPIJ (NILMIY), dimana perusahaan ini terakhir
diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan sekarang bernama PT.
Asuransi Jiwasraya. Pada tahun 1853 terdapat perusahaan asuransi kerugian
pertama yang beroperasi di Indonesia yakni, BATAVIASCHE ZEE END BRAND
ASURANTIE MAATSCHAPPIJ. Selanjutnya tahun 1912 didirikan perusahaan
asuransi jiwa bernama Boemi Poetra 1912, yang dimiliki dan dipimpin sendiri
oleh tenaga-tenaga bangsa Indonesia. Pada tahun 1942 - 1945, perkembangan
asuransi praktis terhenti karena sedang terjadi revolusi fisik. Setelah bangsa
Indonesia merdeka, maka mulai tahun 1950, asuransi mulai tumbuh lagi dimana
pada periode ini bangsa Indonesia mulai membangun perekonomian sendiri.
Perusahaan-perusahaan asuransi yang tadinya dibekukan mulai dibuka
kembali, namun demikian adanya kebijaksanaan Pemerintah Republik Indonesia
pada saat itu yang menguasai semua jalur perekonomian, dan masa perjuangan
mengembalikan wilayah Irian Barat dari tangan penjajah Bangsa Belanda, maka
pada saat itu semua perusahaan asing diambil alih oleh negara, hal mana ini
juga termasuk perusahaan-perusahaan asuransi.

6
Perusahaan-perusahaan asuransi kerugian asing yang dinasionalisasikan
ini dijadikan Perusahaan Negara Asuransi Kerugian (PNAK) yang pada saat itu
ada 6 PNAK, Selanjutnya keenam PNAK ini dilebur menjadi tiga perusahaan
negara yaitu : 1. PNAK Djasa Raharja, yang khusus bergerak dalam bidang
sosial. 2. PNAK Djasa Samoedera, yang khusus bergerak untuk bidang asuransi
marine. 3. PNAK Djasa Aneka, yang khusus dalam bidang asuransi kebakaran
dan aneka. Ketiga PNAK ini kemudian dilebur menjadi satu perusahaan yang
disebut Perusahaan Negara Asuransi Bendasraya yang bergerak dalam semua
jenis asuransi kerugian.
Pada tahun 1973 Perusahaan Negara Asuransi Bendasrayaini
digabungkan dengan PT Umum Internasional Underwriter menjadi PT (Persero)
Asuransi Jasa Indonesia. PT. Jasindo merupakan hasil peleburan dari seluruh
perusahaan-perusahaan asuransi asing (Retender) di Indonesia setelah
Indonesia merdeka. Untuk kesejahteraan rakyat, pemerintah juga mendirikan
perusahaan-perusahaan asuransi sosial yang melaksanakan kegiatannya
berdasarkan ketentuan perundang- undangan, seperti :
A. Perum Jasa Rahardja (sekarang Persero), yang melaksanakan
Undang-Undang Kecelakaan penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu
Lintas.
B. Perum Taspen yang menyelenggarakan Tabungan dan Asuransi untuk
Pegawai Negeri. Didirikan tahun 1964, pada saat itu menjadi satu-
satunya perusahaan milik negara yang mengkhususkan penetapan
asuransi dalam valuta asing.
C. Perum Asabri, untuk anggota Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia.
D. Perum Astek (Jamsostek), yang melaksanakan Peraturan Pemerintah
tahun 1977, yakni Asuransi Sosial tenaga Kerja (Astek) yaitu asuransi
kecelakaan tenaga kerja perusahaan swasta.
Dengan lahirnya Pemerintah Orde Baru 1966 maka sektor swasta
ditumbuhkan lagi dan jalur perekonomian yang dikuasai perusahaan-perusahaan
negara dibagi menjadi tiga golongan yaitu Perusahaan Jawatan, Perusahaan

7
Umum dan Persero (Undang-Undang No. 9 tahun 1969). Dan sejalan dengan
pesatnya pembangunan di Indonesia sebagai keberhasilan dari Pemerintah Orde
Baru melakukan pembangunan di segala bidang, maka perasuransian pun
berkembang dengan pesat.
Dalam upaya menerbitkan dan meningkatkan mutu dari Industri Asuransi
di Indonesia Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan berupa
ketentuan dan perundangan. Ketentuan perundangan yang penting dalam
menertibkan usaha bidang perasuransian ini adalah Surat Keputusan Menteri
Keuangan No. 214 dan 215/KMK.013/1988 yang dikenal dengan Paket
Desember. Tidak lama kemudian setelah itu lahirlah undang-undang khusus
mengenai usaha perasuransian sebagai yang pertama kalinya sejak Republik
Indonesia merdeka, yaitu Undang-Undang No. 2 tahun 1992 berikut dengan
peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1992 dan Surat Keputusan Menteri
Keuangan No. 223 sampai 226/KMK.017/1993 yang mengatur sangat rinci
mengenai langkah-langkah usaha perasuransian dalam dunia asuransi.
Penyempurnaan tampaknya masih akan dilakukan terus oleh pemerintah
terutama sehubungan dengan pembinaan perusahaan-perusahaan asuransi
nasional dalam menghadapi era globalisasi yang akan datang

2.2 Definisi Asuransi


Pada hakekatnya dalam Bahasa Indonesia mempunyai istilah sendiri yang
identik artinya dengan perkataan Asuransi yaitu Pertanggungan, namun dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat lebih mengenal kata-kata “Asuransi” daripada
kata “Pertanggungan” Pengertian Asuransi dapat ditinjau dari 3 segi, yaitu :
A. Pengertian Asuransi dari segi Hukum
Dalam segi Hukum, telah diatur didalam Kitab Undang-
undang Hukum Dagang pada Pasal 246 K.U.H D, menyebutkan :
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan
mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang
tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau

8
kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan di
deritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”
B. Pengertian Asuransi dari segi Ekonomi
Prinsip Ekonomi menyebutkan bahwa : Dengan
pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Jadi pengertian Asuransi ditinjau dari segi Ekonomi,
adalah : “Suatu sarana yang ada didalam masyarakat untuk
mengalihkan suatu risiko yang belum pasti terjadi dengan biaya
yang sekecil-kecilnya yaitu berupa Premi yang relatif murah /
rendah untuk mendapatkan hasil yang maksimal yaitu suatu
Kepastian apabila risiko tersebut terjadi.”
C. Pengertian Asuransi dari segi Industri
Asuransi itu sendiri:Perusahaan Asuransi merupakan suatu
cabang industri bidang Jasa. Pengertian Asuransi ditinjau dari segi
Industri Asuransi itu sendiri: “Suatu sarana yang ada di dalam
masyarakat dalam memberikan ganti-rugi, ganti rugi mana didapat
dari hasil premi yang terkumpul (Collecting Premium), apabila risiko
tersebut terjadi pada para anggota yang turut serta dalam rencana
termaksud.”
Dari definisi tersebut diatas, dapat dilihat bahwa Perusahaan Asuransi
adalah semacam pengumpul dana (Collecting of Premium) untuk mana setiap
peserta membayar kontribusi (Premi) dalam jumlah yang telah ditetapkan,
sebagai imbalannya semua peserta berhak menuntut sejumlah uang
santunan/ganti-rugi dari dana tersebut apabila ia mengalami musibah / risiko
pada objek yang dipertanggungkan.

2.3 Asuransi kesehatan


Asuransi kesehatan adalah suatu sistem pembiayaan yang memberikan
jaminan penggantian sosial dalam menghadapi risiko yang disebabkan oleh
gangguan kesehatan (penyakit) baik penyakit yang dapat disembuhkan dengan
pelayanan rawat jalan maupun perawatan yang lebih intensif atau rawat inap.

9
Keadaan tersebut sebagai akibat adanya gangguan kesehatan dan menimbulkan
kerugian yang disebabkan pengeluaran biaya untuk pengobatan dan perawatan
serta kerugian akibat hilangnya waktu kerja (Wahyuni, 1995)
Menurut (Bhisma Murti, 2000), Asuransi kesehatan merupakan cara untuk
mengatasi resiko dan ketidakpastian peristiwa sakit serat implikasi biaya-biaya
yang diakibatkannya. Melalui asuransi kesehatan peristiwa yangtidak pasti dan
sulit diramalkan dapat diubah menjadi peristiwa yang pasti dan terencana. Untuk
mencapai hal tersebut peserat asuransi akan membayar sejumlah uang yang
disebut premi secara teratur kepada perusahaan asuransi. Asuransi melakukan
perangkumanresiko (risk Pooling) untuk membantu mengurangi resiko
perorangan ke resiko kelompok.
Asuransi kesehatan ditinjau dari aspek hukum memberikan proteksi
terhadap nilai ekonomi hidup untuk perseorangan, keluarga ataupun kepada
siapa saja yang mempunyai kepentingan asuransi (insurable interest) atas hidup
seseorang (tertanggung). untuk memberikan kepastian hukum dan memberikan
proteksi bagi masyarakat. Jadi di dalam asuransi kesehatan, peraturan itulah
yang mewajibkan perserta asuransi harus menutup perjanjian asuransi
Asuransi kesehatan berperan untuk menanggulangi resiko yang
senantiasa mengancam kehidupan manusia, yaitu : (1) Meninggal pada usia
dini/awal (die too soon); (2) Hidup terlalu lama (life too long); (3)Kelangsungan
usaha (business) Continuation); (4) Program kesejahteraan perusahaan
membuat program jaminan hari tua untuk kesejahteraan karyawan dan
keluarganya. (5) Program pemeliharaan kesehatan individu (personal).
Peranan asuransi kesehatan bagi perusahaan dan atau keluarga antara
lain sebagai : (1) Proteksi nilai ekonomis tertanggung; (2) tabungan (saving)
yakni jaminan jumlah nominal seluruh tabungan yang diinginkan nasabah , yang
terdiri dari ; (a) Asuransi kesehatan, didasarkan atas perhitungan aktuaria. (b)
Tabungan yang besarnya bisa ditentukan nasabah sendiri; (c) Agunan (colatera)
dengan polis asuransi kesehatan yang mempunyai nilai tunai yang dapat
digunakan sebagai agunan. (d) Warisan, nilai yang dapat diwariskan kepada
penerima manfaat

10
Bentuk asuransi kesehatan bipartite menurut Azwar (1996), dalam
asuransi kesehata bentuk bipartit, ada dua pihak yang terlibat, yaitu peserta dan
badan pengelola asuransi yang juga bertindak sebagai penyedia pelayanan
kesehatan.Tertanggung (peserta) adalah mereka yang terdaftar sebagai
anggota, membayar sejumlah iuran (premi) dengan mekanisme tertentu, yang
karena itu ditanggung biaya kesehatannnya. Badan pengelola asuransi yang
juga bertindak sebagai penyediapelayanan kesehatan.
Bentuk bipartit dimana badan penyelenggara asuransi kesehatan
bekerjasama dengan Pusat Pelayanan Kesehatan (PPK) atau bahkan
menyeleggarakan sendiri. Konsep seperti ini dikenal dengan istilah Health
Maintenance Organization (HMO) dengan sisitem pengelolaan yang disebut
managed care. Dalam bentuk ini terdapat perubahan yaitu dari idemnity,
mengganti biaya kesehatan (reimbursement) menjadi pemberian jaminan
pemeliharaan kesehatan. Model pembayaran dalam bentuk ini adalah
pembayaran dimuka atau prepayment (Sulastomo,2003).
Menurut Murti (2000), terdapat dua macam asuransi kesehatan, yaitu
asuransi sosial dan asuransi swasta. Asuransi sosial adalah asuransi yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau badan yang ditunjuk pemerintah. Asuransi
sosial juga disebut asuransi wajib. Asuransi swasta adalah asuransi kesehatan
dimana polis asuransi disediakan oleh perusahaan asuransi swasta dan dapat
dibeli oleh konsumen dalam

2.3.1 Asuransi Sosial


Dalam Undang-Undang No 2/92 tentang asuransi disebutkan bahwa
program asuransi sosial adalah program asuransi yang diselenggarakan secara
wajib berdasarkan suatu undang-undang, dengan tujuan untuk memberikan
perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat. Dalam UU tersebut
disebutkan bahwa program asuransi sosial hanya dapat diselenggarakan oleh
Badan Usaha Milik Negara (pasal 14). Namun demikian, tidak ada penjelasan
lebih rinci tentang asuransi sosial dalam UU tersebut. Untuk lebih menjelaskan
tentang apa, mengapa dan bagaimana asuransi sosial dilaksanakan, berikut ini

11
akan dijelaskan berbagai rasional dan contoh-contoh program asuransi sosial di
dunia dan di Indonesia.
pelayanan kesehatan memiliki ciri ketidakpastian (uncertainty). Akses
terhadap pelayanan kesehatan merupakan hak asasi setiap penduduk. Deklarasi
PBB tahun 1948 telah jelas menyebutkan bahwa setiap penduduk berhak atas
jaminan kesehatan manakala ia sakit. ancaman sakit seperti itu dapat menimpa
siapa saja, tua maupun muda, kaya maupun miskin, karenanya diperlukan
jaminan agar orang tidak tambah menderita akibat tidak memiliki dana yang
memadai untuk mengatasi masalah kesehatannya.
Bentuk jaminan itu adalah asuransi yang bersifat wajib bagi semua
penduduk. Jika tidak diwajibkan, maka yang sakit-sakitan akan membeli asuransi
sebagai alat gotong royong atau solidaritas sosial, sementara yang sehat dan
muda tidak akan membeli asuransi karena tidak merasa memerlukannya,
sehingga tidak mungkin tercapai kegotong-royongan antara kelompok kaya-
miskin dan kelompok sehat dan sakit. Itulah yang mendasari diperlukannya
asuransi sosial Asuransi sosial bertujuan untuk menjamin akses semua orang
yang memerlukan pelayanan kesehatan tanpa mempedulikan status ekonomi
atau usianya. Prinsip itulah yang disebaut sebagai keadilan sosial (social
equity/social justice) yang menjadi falsafah hidup semua orang di dunia.
Asuransi sosial memiliki fungsi redistribusi hak dan kewajiban antara
berbagai kelompok masyarakat: kaya–miskin, sehat-sakit, muda-tua, risiko
rendah-risiko tinggi, sebagai wujud hakikat peradaban manusia. i Indonesia,
salah satu contoh asuransi sosial yang diatur UU adalah jaminan pemeliharaan
kesehatan dalam Undang-undang No. 3/1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek). Namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT
Jamsostek berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan sejak tanggal 1 Januari
2014. Dan Askes berubah menjadi BPJS Kesehatan bersama BPJS
Ketenagakerjaan merupakan program pemerintah dalam kesatuan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013.

12
a) Keunggulan
Penyelenggaraan asuransi sosial mempunyai banyak keunggulan mikro
dan makro yang antara lain dapat dijelaskan di bawah ini.
i. Tidak terjadi seleksi bias. Dalam asuransi sosial yang mewajibkan
semua orang, paling tidak dalam suatu kelompok tertentu seperti
pegawai negeri atau pegawai swasta untuk ikut, tidak akan terjadi
anti seleksi. Semua orang harus ikut, sehingga orang yang memiliki
risiko standar, sub standar, maupun diatas standar ikut serta pada
program tersebut, dengan demikian memungkinkan sebaran risiko
yang merata sehingga perkiraan klaim/biaya dapat dihitung lebih
akurat.
ii. Redistribusi/subsidi silang luas (equity egaliter). Karena semua
orang dalam suatu kelompok wajib ikut; baik yang kaya maupun
yang miskin, yang sehat maupun yang sakit, dan yang muda
maupun yang tua; maka pada asuransi sosial memungkinkan
terjadinya subsidi silang yang luas. Yang kaya memberi subsidi
kepada yang miskin, yang sehat memberi subsidi kepada yang
sakit, dan yang muda memberi subsidi kepada yang tua. Dalam
asuransi komersial hanya terjadi subsidi antara yang sehat dengan
yang sakit.
iii. Pool besar Suatu mekanisme asuransi pada prinsipnya merupakan
suatu risk pool, suatu upaya menggabungkan risiko perorangan
atau kumpulan kecil menjadi risiko bersama dalam sebuah
kumpulan yang jauh lebih besar.Semua anggota kelompok tanpa
kecuali harus ikut dalam asuransi sosial. Akibatnya pool atau
kumpulan anggota menjadi besar atau sangat besar. Sesuai
dengan hukum angka besar, semakin besar anggota semakin
akurat prediksi berbagai kejadian. Ini hukum alam. Asuransi sosial
memungkinkan terjadinya pool yang sangat besar, sehingga
prediksi biaya misalnya dapat lebih akurat. Oleh karenanya,

13
kemungkinan lembaga asuransi sosial bangkrut adalah jauh lebih
kecil dibandingkan dengan lembaga asuransi komersial.
iv. Menyumbang pertumbuhan ekonomi dengan penempatan dana
premi/iuran dan dana cadangan pada portofolio investasi seperti
obligasi, deposito, maupun saham. Pada umumnya portofolio
investasi dana jaminan sosial/asuransi sosial dibatasi agar tidak
menganggu likuiditas dan solvabilitas program.
v. Administrasi sederhana. Asuransi sosial biasanya mempunyai
produk tunggal yaitu sama untuk semua peserta, tidak seperti
asuransi komersial yang produknya sangat beragam. Akibatnya
administrasi asuransi sosial jauh lebih sederhana dan tidak
membutuhkan kemampuan sekompleks yang dibutuhkan asuransi
komersial.
vi. Biaya administrasi murah. Selain produk dan administrasi
sederhana, asuransi sosial tidak membutuhkan rancangan paket
terus-menerus, biaya pengumpulan, analisis data yang mahal, dan
biaya pemasaran yang bisa menyerap 50% premi di tahun
pertama. Oleh karenanya biaya administrasi asuransi sosial di
negara-negara maju pada umumnya kurang dari 5% dari total
premi yang diterima. Bandingkan dengan asuransi komersial yang
paling sedikit menghabiskan sekitar 12%, bahkan ada yang
menghabiskan sampai 50% dari premi yang diterima.
vii. Pengaturan tarif fasilitas kesehatan lebih seragam. Karena pool
yang besar, asuransi sosial besar kemungkinan dapat melakukan
pengaturan tarif fasilitas kesehatan secara seragam sehingga
semakin memudahkan administrasi dan menciptakan
keseimbangan antara dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tarif
yang seragam ini memungkinkan juga penerapan standar mutu
tertentu yang menguntungkan peserta.
viii. Memungkinkan pengendalian biaya dengan buying power.
Meskipun lembaga asuransi sosial membayar fasilitas kesehatan

14
per pelayanan (fee for services) yang disenangi dokter, asuransi
sosial masih mampu mengendalikan biaya lebih baik dari model
organisasi managed care. Ini dapat dilakukan melalui pendekatan
negosiasi, karena asuransi sosial mempunyai kekuatan membeli
(buying power) yang kuat, sehingga berbagai tarif dan harga dapat
dinegosiasikan dengan pemberi pelayanan.
ix. Memungkinkan peningkatan dan pemerataan pendapatan
dokter/fasilitas kesehatan. Dengan kemampuan menerapkan tarif
standar kepada fasilitas kesehatan, asuransi sosial akan mampu
memeratakan pendapatan para fasilitas kesehatan yang bersedia
memenuhi standar pelayanan dan tarif yang ditetapkan. Apabila
asuransi sosial telah mencakup lebih dari 60% penduduk, maka
sebaran fasilitas kesehatanpun dapat lebih merata.
x. Memungkinkan semua penduduk tercakup.Asuransi sosial yang
mewajibkan semua penduduk menjadi peserta, tentunya secara
bertahap. Asuransi sosial memungkinkan terselenggaranya
solidaritas sosial maksimum atau memungkinkan terselenggaranya
keadilan sosial (social justice). Pendekatan asuransi komersial
tidak mungkin mencakup seluruh penduduk dan memaksimalkan
solidaritas sosial.
b) Kelemahan
Selain berbagai keuntungan yang dapat dinikmati masyarakat baik secara
mikro maupun secara makro, asuransi sosial tidak lepas dari berbagai
kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:
i. Pilihan terbatas. Karena asuransi sosial mewajibkan penduduk dan
pengelolanya yang merupakan suatu badan pemerintah atau kuasi
pemerintah, maka masyarakat tidak memiliki pilihan asuradur..
Asuransi sosial memungkinkan peserta bebas memilih fasilitas
kesehatan yang diinginkan.
ii. Manajemen kurang keratif/responsif. Karena asuransi sosial
mempunyai produk yang seragam dan biasanya tidak banyak

15
berubah, maka tidak ada motivasi pengelolan untuk berusaha
merespons keinginan (demand) peserta. Apabila askes sosial
dikelola oleh pegawai yang kurang selektif dan tidak memberikan
insentif pada yang berprestasi, maka manajemen cenderung
kurang memuaskan peserta. Hal lain adalah karena
penyelenggaranya tunggal, tidak ada tantangan untuk bersaing,
sehingga respons terhadap tuntutan peserta kurang cepat.
iii. Pelayanan seragam. Pelayanan yang seragam bagi semua peserta
menyebabkan penduduk kelas menengah atas kurang memiliki
kebanggaan khusus. Kelompok ini pada umumnya ingin berbeda
dari kebanyakan penduduk, sehingga kelompok ini biasanya
kurang suka dengan sistem asuransi sosial. Pelayanan yang
seragam juga sering menyebabkan waktu tunggu yang lama
sehingga kurang menarik bagi penduduk kelas atas. Profesional
dokter seringkali merasa kurang bebas dengan sistem asuransi
sosial yang membayar mereka dengan tarif seragam atau model
pembayaran lain yang kurang memaksimalkan keuntungan dirinya.
Pada umumnya fasilitas kesehatan lebih senang melayani orang
yang membayar langsung dengan tarif yang ditentukannya sendiri

2.3.2 Asuransi Komersil


Asuransi komersial berbasis pada kepesertaan sukarela. Kata komersial
berasal dari bahasa Inggris commerce yang berarti berdagang. Dalam
berdagang tentu tidak boleh ada paksaan. Dasarnya adalah pedagang
menawarkan barang atau jasanya dan sebagian masyarakat yang merasa
memerlukan barang atau jasa tersebut akan membelinya. Tidak ada paksaan
bahwa seseorang harus membeli barang/jasa tersebut.
Inilah yang membedakan sistem asuransi komersial yang berbasis pasar
dengan asuransi sosial yang berbasis regulasi, bukan pasar. Asuransi komersial
merespons demand (permintaan) masyarakat sedangkan asuransi sosial
merespons terhadap needs(kebutuhan) masyarakat.

16
Tujuan utama penyelenggaaan asuransi kesehatan komersial ini adalah
pemenuhan keinginan (demand) perorangan yang beragam. Dengan demikian,
perusahaan akan merancang berbagai produk, bahkan dapat mencapai ribuan
jenis produk, yang sesuai dengan permintaan masyarakat Motif utama pengelola
atau asuradur adalah mencari laba.
Itulah sebabnya asuransi model ini dikenal sebagai asuransi komersial
karena biasanya memang bertujuan dagang atau mencari untung. Namun ada
pula lembaga swasta yang nirlaba, seperti yayasan atau perhimpunan
masyarakat seperti Nahdatul Ulama, Muhamadiah, perhimpunan katolik dll.,
menyelenggarakan model asuansi komerisal.
Namun organisasi itu tidak mencari laba yang akan dibagi dalam bentuk
deviden kepada pemegang sahamnya, melainkan untuk disumbangkan kepada
yang tidak mampu dalam berbagai bentuk seperti rabat harga premi atau bahkan
pengobatan gratis. Premi untuk asuransi ini disesuaikan dengan paket jaminan
atau manfaat asuransi yang ditanggung.
Jadi asuransi komersial dimulai dari penyusunan paket yang diperkirakan
diminati pembeli, lalu dilakukan perhitungan premi untuk dijual.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asuransi masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda dan
Negara kita pada waktu itu disebut Nederland Indie. Dalam upaya menerbitkan
dan meningkatkan mutu dari Industri Asuransi di Indonesia Pemerintah telah
mengeluarkan berbagai kebijakan berupa ketentuan dan perundangan.

“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana


seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan
menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang
mungkin akan di deritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.

Asuransi kesehatan adalah suatu sistem pembiayaan yang memberikan


jaminan penggantian sosial dalam menghadapi risiko yang disebabkan oleh
gangguan kesehatan (penyakit)

Asuransi sosial adalah program asuransi yang diselenggarakan secara


wajib berdasarkan suatu undang-undang, dengan tujuan untuk memberikan
perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat Asuransi komersial berbasis
pada kepesertaan sukarela. Kata komersial berasal dari bahasa Inggris
commerce yang berarti berdagang. Dalam berdagang tentu tidak boleh ada
paksaan.

5.2 Saran
Di Indonesia pemahaman mengenai asuransi kesehatan masih sangat
beragam, bahkan banyak masyarakat yang belum mengerti. Sebaiknya sebelum
menjalankan progaram asuransi kesehatan sosial, seperti yang dilakukan oleh
BPJS tahun 2014 sekarang, pemerintah lebih giat lagi dalam
mensosialisasikannya kepada masyarakat dan menjelaskan bagaimana sistem
kerja dari asuransi kesehatan sosial tersebut. Sehingga tidak akan menimbulkan

18
kebingungan di sebagian masyarakat Indonesia dan masyarakat mau ikut serta
dalam program asuransi sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Esa unggul.2015.latar belakang. Diakses pada 28 juni 2020 di


https://digilib.esaunggul.ac.id/public/ueu-undergraduate-2609-bab1.pdf

Rusman,ignatius y.s.2016.sejarah & perkembanganan asuransi.diakses pada 28 juni


2020 di https://www.aca.co.id/cmsprd/uploads/c_101%20sejarah%20dan
%20perkembangan%20asuransi%201504667223.pdf

Suryawati,chriswardani.2008.asuransi kesehatan.diakses pada 28 juni 2020 di


http://eprints.undip.ac.id/6018/1/asuransi_kesehatan_-_chriswardani.pdf

Setyawan,s.2013.pendahuluan. Diakses pada 28 juni 2020 di


http://eprints.ums.ac.id/23833/2/bab1.pdf

Thabary,h.1999. Introduksi asuransi kesehatan / thabrany.diakses pada 28 juni 2020 di


http://staff.ui.ac.id/system/files/users/hasbulah/material/babiiintroduksiasuransik
Sehatanedited.pdf

Purnama,fajria risda.2019.jenis-janis asuransi kesehatan. Diakses pada 28 juni 2020 di


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33084/chapter%20ii.pdf
Sequence=4&isallowed=y

19

Anda mungkin juga menyukai