r.
Diputar film, dipertunjukan sandiwara atau diselenggarakan rekreasi lainnya yang memakai
peralatan, instalasi listrik mekanik.
3) Dengan peraturan perundang undangan dapat ditujukan sebagai tempat kerja, ruang ruangan
atau lapang lapangan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan atau kesehatan yang
bekerja dan atau yang berada di ruang atau lapangan itu dan dapat dirubah perincian tersebut dalam
ayat (2).
Mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik atau di bengkel, kita harus tunduk kepada
undang undang ini, yakni pada Bab II pasal 2 ayat 3 sebagaimana disebutkan di atas. Sedangkan
syarat syarat keselamatan dan kesehatan kerja diatur dalam Bab III pasal 5 ayat 1, yang berbunyi
sebagai berikut :
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d) Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian
kejadian lain yang berbahaya.
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f) Memberi alat alat perlindungan diri pada pekerja.
g) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu : kemlebaban, debu, kotoran
kotoran, asap, uap, gas, getaran.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psykhis,
keracunan, inpeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l) Memelihara kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerja.
m) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerja.
n) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.
o) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, penyimpanan barang.
q) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r) Menyesuaikan dan memperlancar pengamanan pada pekerjaan yang berbahaya, kecelakaannya
bertambah tinggi.
Mengenai praktek dan teknik pelaksanaannya, akan dibahas selanjutnya.
Prosedur pada tempat kerja untuk mengidentifikasi bahaya dan penghindarannya
Penataan ruang bengkel. (Tempat Kerja) yang bergerak dalam bidang jasa. Hasil kerja dari suatu bengkel
otomotif adalah merupakan kerjasama dari sejumlah orang orang, bahan dan peralatan yang tersedia.
Pengaturan ruang bengkel dan penyusunan ruang kerja adalah untuk menjamin kelangsungan kerja
dibidang jasa yang dikelola secara efektif dan efisien. Disamping itu, akan menjamin keamanan dan
kepuasaan kerja bagi pekerja.
Ini berarti, penataan ruang bengkel meliputi pekerjaan pengaturan tempat, alat alat, bahan/spare part,
penyimpanan, tenaga kerja dan semua aktivitas perlengkapan dan pelayanan terhadap
costumer/pelanggan.
Tujuan penataan ruang bengkel (tempat kerja), yaitu :
1. Berhubungan dengan fasilitas
a. Penyediaan serta pengaturan yang baik dari fasilitas/perlengkapan perbaikan yang diperlukan
untuk proses pengerjaan.
b. Mengurangi sekecil mungkin waktu menganggur dan waktu menunggu dalam penggunaan
peralatan.
c. Penghematan pemakaian ruangan/tempat kerja untuk digunakan secara efektif.
d. Mengurangi sebanyak mungkin kerugian investasi (perencanaan modal) dalam peralatan atau
fasilitas lainnya.
e. Memungkinkan perawatan/pemeliharaan yang baik terhadap semua fasilitas peralatan perbaikan.
f. Fleksibel terhadap perubahan perubahan yang diperlukan apabila benyak kendaraan yang
akan diperbaiki.
g. Memungkinkan waktu perawatan/perbaikan kendaraan dalam proses pengerjaan yang
minimum/cepat.
2. Berhubungan dengan tenaga kerja
a. Perencanaan penggunaan tenaga kerja yang seefisien mungkin.
b. Mengurangi resiko kecelakaan kerja yang sesuai dengan bidang kemampuannya.
c. Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan bidang kemampuannya.
d. Membuat suasana kerja yang menyenangkan dan harmonis.
e. Memperhatikan kondisi kesehatan pekerja saat bekerja.
f. Memungkinkan pemanasan yang baik bagi kepala bengkel.
3. Berhubungan dengan bahan bahan spare part
a. Pengaturan cara cara penyimpanan bahan/spare part sebaik mungkin agar pemakaian lantai
sehemat mungkin.
Ruang Kabeng
MODUL OPKR 10-016.1C
Atas
= Ruang Kabeng
dan Pelatih/Guru
Bawah =
Ruang Pertemuan
Atas
= Ruang Mekanik/
Peserta Diklat
Bawah = Ruang Alat Perkakas
Atas
= Ruang Ganti Pakaian
Bawah = WC dan Tempat Cuci
= Dongkrak
= Alat Angkat
= Engine Stand (Motor Diesel)
= Blok Motor Diesel
26 = Power Train
28 = Unit Kopling
29 = Unit Transisi
30 = Unit Poros Propeller dan Poros Roda
31
32
33
34
35
36
=
=
=
=
=
=
Unit Differensial
Unit Kemudi
Wheel Balancing
Instalasi Las Listrik
Instalasi Las Asetilin
Mesin Gergaji
11
12
=
=
13
14
15
16
17
18
19
=
=
=
=
=
=
=
20
21
22
23
24
25
=
=
=
=
=
=
Bangku Kerja
Ruang Test Injector/Kalibrasi
Pompa Injeksi
Blok Motor Bensin
Engine Stand (Motor Bensin)
Test Busi
Mesin Bor
Ruang Sepeda Motor
Gedung Alat dan Bahan
Ruang Bahan Bakar
dan Pelumas
Ruang Kompresor
Jembatan Lantai
Car Lift
Wheel Alignment
Press Hydrolic
Bangku Kerja
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Mesin Gerinda
Battery Charger
Bangku Solder
Dash Board
Test Bench Dinamo
Bangku Kerja Kelistrikan
Wiring Panel
Bangku Kerja
Floor Jack
Tempat Rongsokan
Setiap tangga, lantai berlubang dan terowongan, dimana pekerja akan melaluinya harus diberi
tanda (dengan simbol) untuk mencegah bahaya terjatuh, patah kaki dan lain lain.
Ruangan atau gedung yang menyimpan bahan yang mudah terbakar misalnya bensin, kapas, zat
kimia, acositelon dan lain lain, di depan pintu masuk harus diberi tanda.
Tanda atau simbol bahaya harus kelihatan jelas bila pekerja melakukan pekerjaan dan harus di
tutupi apabila resiko kecelakaan sudah tidak ada (sudah dipindahkan atau diperbaiki).
Tanda bahaya harus digunakan dimana terdapat resiko yang segera dapat terjadi. Tanda bahaya
harus menggunakan warna merah sebagai warna yang utama, papan di bagian atas diberi warna
hitam, sebelah bawah diberi cat warna putih.
Perhatikanlah contoh berikut :
BAHAYA
BENSIN
HATI-HATI
JANGAN BEROPERASI
TANPA ALAT PELINDUNG
JALAN KELUAR
JALAN KELUAR
PINTU DARURAT
PINTU DARURAT
BAHAYA
RUSAK
JANGAN
DIPAKAI
HARUS
BERHA
TI-HATI
AWAS !!!
DILARANG
DILARANGBEKERJA
BEKERJATANPA
TANPAALAT
ALAT
PELINDUNG
MUKA
DAN
TANGAN
PELINDUNG MUKA DAN TANGAN
PERINGATAN !!!
TIDAK
TIDAKDIBENARKAN
DIBENARKANBEKERJA
BEKERJADI
DI
LABORATORIUM
DI
LUAR
JAM
KERJA
LABORATORIUM DI LUAR JAM KERJA
PERINGATAN !!!
TIDAK
TIDAKDIBENARKAN
DIBENARKANMENJALANKAN
MENJALANKAN
MESIN
TANPA
INSTRUKSI
MESIN TANPA INSTRUKSI
(8)
(2)
Gambar 4. Alat pelindung tangan
(2)
Gambar 6. Pelindung telinga
( 10 )
(2)
10
Dengan menggunakan pakaian pelindung yang dibuat dari kulit, maka pakaian biasa akan terhindar dari
percikan api terutama pada waktu mengelas. Lengan baju jangan di gulung, sebab lengan baju yang
panjang akan melindungi tangan dari sinar api.
11
12
Untuk mengangkat benda berat ikatlah beban sepanjang atau seimbang dengan gaya beratnya. Kabel
penyandang dengan sambungan telah diuji kekuatannya mengarah kepada keselamatan.
Tali
penyandang
Beba
n
Batang
Penopang
Tali penyandang
Beban
(8)
a. Test Formatif 1
1. Jelaskan sasaran dari Keselamatan dan Kesehatan kerja?
2. Ruang lingkup UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berlaku di Indonesia
tercantum pada bab , Pasal
3. Sebutkan beberapa kemungkinan bahaya dan timbulnya bahaya pada area kerja?
4. Jelaskan cara menghindari bahaya tersebut!
5. Jelaskan kebijakan yang diambil pada saat terjadi kecelakaan?
6. Sebutkan beberapa penempatan tanda bahaya atau peringatan pada area kerja!
7. Sebutkan fungsi pakaian pengaman!
8. Jelaskan cara yang baik untuk mengangkat/memindahkan beban dengan tangan!
Setelah peserta melengkapi jawaban, tanyakan pada pelatih untuk memeriksa jawaban
anda.
b. Lembar Kerja 1
Untuk memperoleh pengetahuan dan pelaksanaan praktek dalam hal prosedur pada
tempat kerja untuk mengidentifikasi bahaya dan penghindarannya.
1. Buatlah gambar/skema area kerja yang ada dan berikan komentar mengenai
kondisinya!
2. Carilah fakta fakta mengenai sebab sebab utama yang menyebabkan kecelakaan
sekecil apapun kejadiannya!
3. Carilah fakta fakta mengenai sebab sebab lain yang membantu penyebab
kecelakaan!
4. Carilah fakta fakta mengenai tindakan yang dapat diambil oleh korban untuk
menghindari kecelakaan!
5. Carilah fakta fakta mengenai tindakan apa yang harus diambil oleh korban untuk
mencegah kecelakaan serupa di kemudian hari!
6. Lakukan tindakan pengontrolan yang tepat
7. Tuliskan kebijakan yang syah pada area kerja dan Pengontrolan resiko yang ada!
8. Buatlah tanda bahaya dan peringatan sesuai dengan kondisi area kerja!
9. Gunakan pakaian pengaman sesuai dengan pakaian yang dilakukan!
10. Gunakan teknik dan pengangkatan/pemindahan benda kerja secara manual sesuai
dengan ketentuan yang tepat!
11. Tunjukan catatan keselamatan dan kesehatan kerja pada pelatih, dan lakukan
diskusi mengenai tanggapan anda!
13