Anda di halaman 1dari 36

1

ALAT-ALAT BERAT
1.1. Pengertian dan Pengenalan Alat Berat
Peralatan merupakan salah satu faktor yang paling menentukan pada
pelaksanaan suatu konstruksi. Menentukan suatu komposisi, karakteristik
peralatan yang paling tepatpada pelaksanaan agar dapat beroperasi secara efektif
bukanlah pekerjaan yang sederhana karena pemilihannya haruslah sesuai dengan
kondisi medan pelaksanaan dimana medan pelaksanaan itu pula dipengaruhi
oleh banyak faktor. Disamping itu pula diperlukan suatu keahlian khusus atau
yang memadai agar dapat diperoleh keserasian operasi setiap peralatan yang ada
dengan pengaturan medan yang mantap sehingga akan dicapai kapasitas
pelaksanaan konstruksi yang optimum.
Hal tersebut hanya dapat diperoleh dengan cara memilih setiap peralatan
dengan seksama yang kemampuan operasinya disesuaikan dengan kondisi
setempat dengan hubungan kerjasama antara masing-masing peralatan tersebut.
Pengertian alat berat sangat luas sekali, tetapi yang akan diuraikan dalam bab ini
adalah alat-alat berat yang ada dilokasi proyek.
Seperti kita ketahui bahwa alat-alat berat sebenarnya merupakan peralatan
pengganti dari pada peralatan yang lebih sederhana (misalnya : cangkul,
belincong, skop dan lain-lain), dimana alat berat tadi mempunyai daya kerja yang
lebih besar, lebih cepat, lebih teliti, mengurangi sebanyak mungkin penggunaan
tenaga buruh dan menyederhanakan/memudahkan pengaturan organisasi
pelaksanaan (makin sedikit buruh digunakan maka makin mudah
pengaturannya) serta dapat menekan biaya pelaksanaan pekerjaan terutama pada
daerah-daerah dimana tenaga kerja sukar didapat ataupun mahal.
Telah disebutkan di atas bahwa pada dasarnya alat berat merupakan
peralatan pengganti dari pada peralatan yang lebih sederhana atau pekerjaan
yang dikerjakan secara manual.
Fungsi pokok dari alat berat bisa disebutkan disini antara lain :
membersihkan, menggali, memindahkan, menimbun, meratakan, mencampur dan
2

memadatkan. Timbulnya bermacam-macam alat berat disebabkan oleh adanya


beberapa faktor yaitu antara lain : adanya macam-macam pekerjaan, adanya
macam-macam jenis/sifat material, adanya macam-macam volume pekerjaan dan
lain sebagainya.
Adapun jenis/type roda pada alat berat umumnya adalah sebagai berikut :

- Roda karet (Wheel Ruber Tires)


- Roda besi ( Wheel Steel Tires)
- Roda rantai / kelabang (Crawler)

Alat berat adalah salah satu unsur penunjang pelaksanaan pekerjaan dalam
rangka mencapai rencana atau target yang meliputi kualitas, kuantitas, waktu dan
biaya.

Excavator
Excavator merupakan alat yang serbaguna yang dapat dipergunakan untuk
menggali, memuat dan memindahkan material. Teristimewa digunakan untuk
menggali parit saluran air dan saluran pipa. Konstruksi bagian atas dari alat ini
dapat berputar 360°, sehingga alat ini memungkinkan untuk beroperasi pada
tempat yang kurang luas sekalipun. Bagian-bagian pokok dari excavator ini terdiri
dari :

- Bagian Bawah ( Travelling Unit)


Bagian ini berfungsi untuk melakukan perpindahan dari tempat kerja yang
satu ke tempat kerja yang lainnya. Traveling unit ini ada yang menggunakan
ban atau rantai kelabang yang digunakan untuk maju mundur.
- Bagian Atas (Rotary Unit)
Bagian ini dipasang pada traveling unit dengan sumbu vertikal yang juga
dapat berputar 360° sehingga untuk menggali dan membuang dapat
dilakukan dengan mudah. Didalam rotary unit, ditempatkan alat untuk
3

mengatur pengoperasian excavator ini berupa hidrolic controle unit atau cable
controle unit.
- Attachment
Attachment merupakan alat tambahan yang dapat diganti-ganti sesuai
dengan jenis pekerjaan dan jenis material yang akan dikerjakan.
Jenis-jenis excavator dapat dibedakan berdasarkan alat-alat tambahan yang
dapat diganti-ganti tersebut seperti :
a. Backhoe
Backhoe merupakan bagian dari excavator yang digunakan untuk menggali
atau mengambil material dari tempat yang lebih rendah dari landasan mesin
penggeraknya. Keuntungan dari backhoe jika dibandingkan terhadap
dragline dan clamshell yang fungsinya juga hampir sama, adalah dapat
menggali dengan kedalaman yang jauh lebih teliti, juga backhoe bisa
digunakan sebagai alat pemuat bagi kendaraan pengangkut seperti dump
truck.
b. Power Shovel
Alat ini adalah sebuah excavator yang diberi alat tambahan attachment
shovel, alat ini baik sekali dipergunakan sebagai alat penggali. Power shovel
ini dilapangan digunakan untuk penggalian tebing yang letaknya tinggi dari
tempat kedudukan alat. Umumnya power shovel ini menggunakan roda
kelabang mengingat bahwa untuk alat ini diperlukan daya apung (Floating)
dan stabilitas yang besar. Pola/bentuk dari cara penggalian power shovel
dapat dilihat dari arah gerakan bucketnya dengan arah gerakan dari bawah ke
atas.

c. Dragline
Alat ini juga merupakan bagian dari pada excavator yang memakai
perlengkapan berupa boom crane dan drug bucket, sehingga dapat digunakan
4

untuk menggali bahan material dari tempat yang lebih rendah serta dalam
jangkauan yang jauh dari tempat kedudukan mesin penggeraknya (prime
mover).
d. Clamshell
Alat ini sama dengan dragline, hanya saja dengan menggantikan drug bucket
menjadi clamshell bucket dan digunakan untuk menggali material yang lepas
dan lunak dari tempat yang lebih rendah.
Dalam perhitungan produksi excavator terdiri atas dua type alat yaitu
excavator ukuran kecil mempunyai waktu siklus yang lebih cepat. Sedangkan
excavator ukuran besar mempunyai waktu siklus agak lambat. Hal ini tergantung
juga pada kondisi kerja alat.

Gambar 1.1 : Excavator


Bulldozer
Dozer merupakan sebuah alat (Blade) yang menggunakan traktor sebagai
tempat kedudukan dan penggerak utama. Penggunaan dozer adalah sebagai alat
5

untuk memindahkan, membuang lapisan atas dan meratakan tanah. Mengenai


nama-nama dozer biasanya diambil dari nama jenis pisau yang digunakan,
sehingga apabila menggnakan bull-blade disebut bulldozer. Bila menggunakan
angle-blade disebut angledozer.
Macam-macam pisau dozer yang umum digunakan yaitu antara lain :

- Angle blade (A-Blade)


Posisi pisau dan menyudut ± 25° terhadap arah gerak. Paling efektif untuk
menggali dan membuang material ke samping.
- Universal blade (U-Blade)
Mempunyai sayap ujung kiri kanan pisau. Paling efektif untuk memindahkan
volume material yang besar pada jarak jauh.
- Straight blade (S-Blade)
Paling cocok untuk segala jenis lapangan dan dapat pula menghandel material
dengan mudah.
- Cushion blade (C-Blade)
Dilengkapi dengan bantalan karet untuk meredam tumbukan yang digunakan
untuk mendorong muatan.
Adapun macam-macam gerakan pisau dozer :
- Tilting : yaitu gerakan memiringkan pisau pada bidangnya
- Fitching : yaitu gerakan pisau ke depan dan ke belakang
- Angling : yaitu gerakan pisau dengan sudut terhadap arah gerakannya.
Pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditangani oleh bulldozer seperti :
- Pembersihan dan pengupasan top soil
- Pembuatan daerah kerja
- Menggusur dan memindahkan tanah yang jauhnya hingga ± 90 m.
- Meratakan tanah timbunan dan bahan-bahan lainnya
- Mengisi daerah-daerah galian
- Membongkar struktur yang keras sehingga mudah dipindahkan.
6

Kapasitas bulldozer dapat ditentukan dengan ukuran blade dari beban yang
didorong oleh blade. Apabila bulldozer digunakan untuk mendorong atau
mengusur beban (misalnya tanah, pasir, dsb) dalam saluran atau parit dengan
tinggi yang sama dengan bladenya, maka dulldozer itu akan terisi penuh menurut
panjang dan tingginya.

Gambar 1.2 : Bulldozer

Motor Grader
Motor grader adalah salah satu alat yang paling cocok untuk keperluan
perataan tanah, dalam rangka membentuk permukaan tanah secara mekanis.
Nama Grader sesuai dengan maksud alat itu, yaitu untuk memberikan suatu
7

bentuk tertentu (grade), seperti yang direncanakan kepada sesuatu permukaan


tanah yang telah selesai diratakan sebagai pekerjaan akhir (finishing), meskipun
dapat digunakan untuk keperluan lain, misalnya untuk penggusuran tanah,
pencampuran material, perataan tanggul-tanggul dan sebagainya, walau hasilnya
tidak sesempurna dari alat khusus yang dibuat untuk itu. Hanya operator yang
berpengalaman yang dapat mencapai hasil yang memuaskan, pada penggunaan
grader secara darurat ini.
Klarifikasi motor grader di tunjukan pada tabel lampiran 5.
Adapun jenis-jenis grader yang dikenal adalah sebagai berikut :

- Grader bermesin sendiri (Self Power Grader)


- Grader yang ditarik (Towed Grader)
1. Grader bermesin sendiri (Self Power Grader)
Jenis grader ini, digunakan pada kosntruksi pada pembuatan jalan, untuk
pekerja penggalian tepi-tepian, membentuk permukaan tepian, memotong dan
sebagainya. Grader yang bertenaga besar dan bermesin sendiri, dapat pula
dipakai untuk membentuk badan jalan dari permukaan ketingian sampai
kepada pekerjaan perataan, membentuk menjadi bagian yang rata dan
membentuk pula profil-profil dari pada badan jalan tersebut.
Grader bermesin sendiri ini, merupakan peralatan yang sangat berguna,
dimana pisaunya dapat diatur dengan banyak sudut variasi, baik pada arah
tegak, ataupun mendatar bahkan ke arah samping.
Grader ringan dengan semua roda kemudi kontrol secara hydroulis.
Grader bermesin sendiri dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Ditinjau dari beratnya
- Grader ukuran ringan (1 s/d 9 ton), dipergunakan untuk memelihara
dan bekerja pada jalan-jalan yang kecil dan untuk membuat jalan tanah
dan pekerjaan-pekerjaan ringan lainnya.
8

- Grader ukuran sedang (10 s/d 12 ton), dipergunakan untuk membentuk


badan jalan pada pembuatan jalan yang tidak terlalu besar, untuk
memotong tanah yang lembek dan pekerjaan perbaikan.
- Grader ukuran berat (13 s/d 15 ton), dan sangat berat (17 s/d 23 ton),
dipakai untuk menanggulangi pekerjaan-pekerjaan yang besar, misalnya
untuk mengatur volume tanah atau memindahkan tanah yang sukar.
b. Ditinjau dari desain dari pada gigi penggeraknya
- Empat roda (dengan satu atau dua as penggerak)
- Enam roda (dengan dua atau tiga as penggerak)

2. Grader yang ditarik (Towed Grader)


Grader yang ditarik memerlukan alat penarik tracktor, yagn dilengkapi dengan
pengontrollan tangan untuk pisau dan pengaturan bulatan.
Grader yang ditarik memerlukan tambahan operator sebagai tambahan dari
operator tracktor, seperti halnya grader bermesin sendiri, dimana dia hanya
satu-satunya orang yang menggerakkan seluruh unit.
9

Gambar 1.3 : Motor Grader

Whell Loader
Wheel loader adalah alat yang diperlukan untuk pemuatan material kedalam
dump truck,s ebagai prime movers loader mengunakan tracktor.
Ditinjau dari prime movers, maka loader dibagi atas dua macam yaitu :

- Loader dengan penggerak crawler tractor (traxcavator)


- Loader dengan penggerak wheel tractor
Bucket container dipasang pada bagian dengan kosntruksi loader. Bucket
digunakan untuk menggali dan memuat material yagn granular ke atas dump
truck untuk kemudian dibuang pada suatu ketinggian atau pada dump truck dan
sebagainya.
Loader adalah kaku dan untuk menggerakkan bucket depan dengan cable
atau secara hidrolik. Tenaga gali pada keadaan horizontal didapat dari gerakan
10

prime movers sehingga disini baik kendali cable atau hidroliknya hanya
mempunyai fungsi menggerakkan bucket ke atas atau ke bawah. Untuk menggali,
bucket harus didorng pada material, jika bucket telah penuh tractor mundur dan
bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya material dibongkar di tempat yang
dikehendaki.
Fungsi wheel loader umumnya digunakan untuk pekerjaan memuat material
ke atas dump truck atau pekerjaan yang berkaitan dengan pemuatan. Oleh karena
itu dalam menghitung kapasitas produksi diadakan pada pekrejaan pemuatan
(Loading). Tetapi khusus untuk wheel loader disamping untuk memuat juga
digunakan untuk pekerjaan mengangkut atau memindahkan material sejauh
kurang lebih 100 m.

Gambar 1.4 : Wheel Loader


Dump Truck
Truck adalah alat angkut, yang karena kepesatannya yang tinggi apabila
bekerja di jalan yang cocok, berkapasitas besar dan menghasilkan biaya angkut
11

relatif rendah. Truck dapat juga memberikan keluwesan yang tinggi, karena
jumlahnya yang sedang bekerja dapat ditambag atau dikurangi dengan mudah
untuk memungkinkan memodifikasi kapasitas angkut keseluruhan suatu armada.
Kebanyakan truck dapat dioperasikan pada sembarang jalan angkut yang
permukaannya cukup kokoh dan rata serta apabila tanjakannya tidak terlalu
curam.
Truck dapat digolongkan menurut faktor-faktor termasuk :

- Ukuran dan jenis motor : bensin atau diesel


- Jumlah persneling
- Jenis penggerak : dua roda, empat roda dan seterusnya
- Jumlah roda dan sumbu penggerak dan susunan roda-roda penggeraknya
- Metode pencurahan muatan : curah belakang, curah samping
- Golongan bahan yang diangkut : tanah, batuan, dan sebagainya
- Kapasitas muat
Adapun ditinjau dari segi penumpahan bahan dari bak truck, maka dump
truck dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Penumpahan (curah) ke belakang dan ke samping
b. Penumpahan (curah) ke belakang
c. Penumpahan (curah) ke samping
Disamping pengaturan untuk menjalankan unit peralatannya, maka
pengaturan daripada pengangkatan dan penurunan bahan diatur dari dalam
kabin kemudi. Dalam menentukan daya muat dapat ditentukan dengan cara :
- Berdasarkan berat muatan
- Berdasarkan isi rata pada bak
- Berdasarkan isi penuh
Untuk isi penuh akan berubah-ubah tergantung dari jenis bahan yang
diangkut dan jalan angkutannya sendiri (halus, bergelombang, naik turun dan
sebagainya). Ada suatu praktek yang tidak dianjurkan yaitu untuk menaikkan isi
12

bak, dengan jalan bak dindingnya ditinggikan dengan papan dan sebagainya.
Meskipun daya muat akan besar, tetapi kerusakan-kerusakan pada peralatan akan
timbul leih cepat. Pemilihan penggunaan dump truck apakah yang besar atau
yang kecil harus benar-benar dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya, hal ini
karena kesuanya mempunyai segi-segi keuntungan dan kerugian masing-masing.
Menempatkan dump truck pada posisi yang tepat sangat penting, artinya
didalam rangka mempertinggi hasil produksi didalam pemuatan bahan.
Pengaturan posisi ini sangat tergantung pula dari peralatan apa yang digunakan
untuk memuat/mengisi dump truck tersebut, hal ini harus dikoordinir antara
sopir truck dan operator peralatan pemuat. Sedangkan dalam membuang
muatanpun posisi truck harus tepat pula. Misalnya untuk menumpahkan ke
belakang, maka dump truck harus mundur sedekat mungkin antara tempat
pembuangan dengan ban belakang. Sebelum membuang muatan, sopir harus
yakin bahwa roda kendaraan harus berada pada daerah yang cukup kuat
tertumpu. Untuk mengangkat bak digunakan alat hidrolis yang dapat diatur dari
kabin kemudi, sedangkan untuk turunnya bak adalah dikarenakan berat bak
sendiri. Kadang-kadang dump truck diperlengkapi dengan perlengkapan-
perlengkapan yang lain dalam jangka untuk pembuagan bahan ayng lebih
sempurna. Untuk pengankutan bahan-bahan yang lebih banyak maka digunakan
dump wagon dengan trailer dan off highway truck dan sebagainya, dengan
muatan puluhan ton tergantung dari kebutuhan.
Dump truck adalah alat pengankut jarak jauh yang ditinjau dari faktor
ekonomis sangat menguntungkan jika dibandingkan dengan alat angkut lainnya,
dalam hal ini untuk memudahkan material.
Produksi dari dump truck adalah tergantung pada ukuran beban, jumlah
trip yang dapat dicapai dalam 1 (satu) jam, jumlah trip per jam sangat tergantung
pada :
- Jarak dari lokasi pengambilan dan lokasi akan didrop
- Tenaga mesin
13

- Kondisi jalan/medan
- Berat kendaraan
Faktor-faktor tersebut ini dipengaruhi oleh waktu siklus. Waktu siklus dari
dump truck terdiri dari :
a. Waktu muat, yang diperlukan loader atau excavator untuk dum truck
b. Waktu angkut material
c. Waktu dumping atau bongkar muatan di daerah bongkar
d. Waktu yang diperlukan untuk kembali dalam keadaan kosong
e. Waktu tunggu untuk pengisian kembali
Sehingga waktu siklus Dump Truck = a + b + c + d + e

Gambar 1.5 : Dump Truck

Vibrator Roller (Penggilas dengan Getaran)


Alat ini adalah versi alin dari tandem roller. Vibrator Roller mempunyai
efisiensi pemadatan yang sangat baik. Alat ini memungkinkan digunakan secara
luas dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan. Efek yang diakibatkan oleh Vibrator
Roller adalah gaya dinamis terhadap tanah. Butir-butir tanah cenderungmengisi
14

bagian-bagian yang kosong terdapat diantara butirannya. Sehingga akibat getaran


dari vibrator roller maka tanah menjadi padat dengan susunan yang lebih
kompak. Ada tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pemadatan
dengan menggunakan Vibrator Roller yaitu :

- Frekuensi getaran
- Amplitudo getaran
- Gaya sentrifugai
Produksi peralatan ini dinyatakan dalam M³/jam. Dalamnya material yang
dipadatkan dan jumlah lintasan yang diperlukan adalah mungkin untuk
memperkirakan produksi pemadatan.
Jumlah lintasan yang harus dibuat oleh peralatan pemadat tergantung pada
type yang akan dipadatkan dan kadar airnya. Formula berikut ini digunakan
untuk menghitung produksi peralatan pemadat dimana diukur dengan besaran
60 menit/jam dan tergantung dari kecepatan alat pemadat.
15

Gambar 3.6 : Vibrator Roller

1.2. Metode Pengoperasian Alat-alat Berat


1.2.1. Metode Kerja Dengan Menggunakan Excavator
Sebelum kita kerja dengan menggunakan excavator (excavator
backhoe), sebaiknya terlebih dahulu kita memperlajari kemampuan-
kemampuan alat tersebut seperti yang diberikan oleh pabriknya agar supaya
pengoperasian peralatan dapat disesuaikan dengan keinginan yang
diharapkan padanya.
Bekerja dengan excavator back hoe dengan menghadapkan alat ke
tempat pekerjaan, seperti halnya pada penggalian saluran-saluran, truck
excavator harus diletakkan sedemikian rupa sehinga arahnya sejajar dengan
arah saluran atau dengan kata lain mengangkangi poros saluran dan
bergerak mundur sepanjang poros saluran itu. Apabila kedudukan telah
16

sesuai dengan dikehendaki, maka tangkai bucket direntangkan ke depan


dengan cara melepas drabrake, kalau perlu gerak ini dibantu dengan
pemasangan hois clutch.
Sesudah bucket mencapai jarak-jarak yang diinginkan maka drag
brake ditekan dan huist clutch dilepas. Tindakan ini menyebabkan mom
penggerak ke bawah dengan bucket menghantam permukaan tanah seperti
dipaculkan. Pada waktu bucket terisi penuh maka hist brake ditekan
sehingga bucket terlepas dari tanah yang digali, disertai dengan gerakan
mengangkat boom excavator.
Membuang muatan/dump dilakukan dengan cara memberikan
gerakan horizontal apda bucket, gerakan ini dibarengi dengan gerakan boom
secara vertikal ke atas. Setelah selesai menumpahkan isi bucket maka back
hoe diberikan swing kembali pada kedudukan dengan selesainya pekerjaan
di atas, maka bucket telah selesai menjalankan satu cycle time.
1.2.2. Metode kerja Dengan Menggunakan Bulldozer
Bulldozer adalah sesuatu alat atau attachment yang mempergunakan
traktor sebagai tempat kedudukan (mounting) dan sekaligus memanfaatkan
tenaganya. Pada umumnya bulldozer dari jenis apa saja dipergunakan untuk
mendorong maju ke depan, sedangkan bladenya diturunkan ke bawah
sehingga cutting edgenya yang ada pada blade masuk ke dalam bahan ayng
akan digusur. Untuk memperoleh hasil produksi yang memuaskan, pisau
dozer ditekan masuk ke dalam tanah dengan cara memberikan tekanan
kepada blade dari hydroulic control, sedangkan cutting edge makin lama
semakin dalam masuk ke dalam tanah. Tanah yang tergali olehnya
tertumpuk dan mengulung masuk ke dalam malboard blade.
Apabila cutting edge terlalu dalam masuk ke dalam tanah, sehingga
tenaga yang diperlukan untuk pekerjaan penggalian ini melampaui
kemampuan tenaga mesin, maka blade diangkat secukupnya hingga gerak
maju dapat berjalan normal kembali. Jika tanah yang terkumpul di depan
17

blade terlalu sedikit, maka cutting edge ditekan kembali ke dalam tanah
hingga muatan yang diinginkan dapat tercapai. Yang perlu diperhatikan
dalam usaha mencapai efisiensi peralatan adalah trcecernya muatan melalui
bagian tepi dozer blade. Hal ini terjadi karena kelebihan muatan. Untuk itu
blade perlu diangkat sedikit ke atas sehingga tidak terjadi over loading pada
saat pengoperasian peralatan. Tetapi apabila kapasitas mesin masih sanggup
mengadakan tenaga dalam keadaan seperti di atas, maka tercecernya
muatan dihindari dengan jalanmembentuk pisau dozer sebagai bentuk U (U
Blade).
1.2.3. Metode Kerja Dengan Menggunakan Motor Grader
Seperti kita ketahui bahwa grader adalah type peralatan yang dapat
dipaki dalam berbagai variasi dalam pekerjaan konstruksi (grading).
Kemampuan ini akibat dari gerakan-gerakan yang fleksibel yang
dipunyainya ini terhadap blade dan roda-roda ban. Keserbagunaannya ini
diperbesar dengan peralatan atau perlengkapan-perlengkapan lainnya yang
ada pada motor grader seperti :

1. Scarifer teeth (ripper dalam bentuk kecil penggaruk) dipasang


dibagian depan blade dan dapat dikendalikan secara tersendiri.
2. Pavement widener (untuk mengatur penghamparan)
3. Elevating grader unit (alat pengatur grading)
Pada pembuatan jalan, penggunaan dasar dari motor grader dalam
membentuk permukaan dan final grading tidak hanya permukaannya saja
tetapi juga bahu dan taludnya sekaligus.
Juga grader dapat menggali saluran drainase sepanjang jalan delam bentuk
V misalnya, atau bentuk lainnya.
Motor grader dengan blade standard (blade yagn dilengkapi oleh
scarifier) sangat baik untuk mencampur dan menaburkan material, juga
mengaduk dan meratakan windrow (gundukan tanah) yang belum lama
18

ditempatkan pada badan jalan. Kemampuan manuver yang besar pada


motor grader menyebabkan motor grader cocok digunakan pada pekerjaan
perataan yang luas, pada permukaan yang relatif rata, tetapi juga pada
permukaan yang relatif rata tetapi juga pada permukaan yang disebut di
atas, motor grader juga mampu ber-operasi dalam variasi pekerjaan-
pekerjaan lain, dengan cara memberikan peralatan khusus pada motor
grader.
Peralatan khusus tersebut diantaranya :
1. Special blade (blade pendek), berfungsi untuk menggali saluran dangkal
yang berbentuk persegi empat dengan ukuran tertentu, selain itu pula
perlengkapan ini maupun pekerjaan perkerasan jalan, sebagai tambahan
lebar pada jalan yang telah ada.
2. Elevating conveyor, perlengkapan ini berfungsi memakan material lepas
yang melewati blade, kemudian mengankatnya dan dibuang ke samping.
Perlengkapan-perlengkapan khusus tadi dimaksudkan untuk lebih
meningkatkan kedayagunaan dari motor grader, dan menjadikan motor
grader menjadi serbaguna. Hal ini tentu memudahkan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi yang bersangkutan.
1.2.4 Metode kerja Dengan Menggunakan Wheel Loader
Loader, boleh dikatakan belum lama digunakan dunia konstruksi,
diperlukan sebagai alat “attachment” yang lain pada tractor, agar bisa lebih
berdaya guna dalam masalah pembersihan lapangan, karena bulldozer
hanya dapat mendorong material dan kelebihan material-materialnya ke
pinggir. Kini untuk mendorong bucket dipakai “kendali hidrolis” (hydrolic
controlled), sedangkan kendali kabel (cable controlled) sudah jarang
digunakan pada excavator loader. Penggunaan loader biasanya adalah
untuk memuat material dan membawa serta membongkar . Jika daerah
disekitar material yang dikerjakan datar, maka loader dapat bergerak
dengan leluasa dalam posisi yang menyenangkan.
19

Penggunaan loader yang lain adalah untuk menggali pondasi


basement, dengan catatan ruangnya memungkinkan untuk bekerjanya
loader. Penggunaan yang lain juga penting, adalah memuat material yang
telah diledakkan, misalnya pada pembuatan terowongan, Quarrying (daerah
pengambilan batu). Loader mempunyai kelebihan, pada situasi demikian,
jika dibandingkan dengan power shovel karena boom yang panjang
mengakibatkan sulitnya power shovel yang baru direncanakan untuk bisa
mengatasi keadaan ini.
Dalam hal ini dengan baik traxcavator loader (crawler mounted)
maupun whell loader dapat bekerja mengankat material lepas ini. Loader
juga dapat dipakai untuk menggali butiran-butiran lepas batu dibongkat
kedalam.
1.2.5 Metode kerja Dengan Menggunakan Dump Truck
Sebagaimana kita ketahui bahwa dump truck adalah alat
pengangkutan khusus pekerjaan sipil dimana muatan yang terdapat
didalamnya ditumpahkan sendiri tanpa bantuan peralatan lain. Besar
kecilnya kapasitas truck yagn dipilih hendaknya disesuaikan dengan jumlah
muatan yang akan diangkut karena hal ini menyangkut jumlah truck yang
akan dipergunakan.
Penempatan truck dengan cara cepat dalam posisi untuk dimuat penting
sekali artinya.
Hendaknya selalu diusahakan selalu swing dari shovel sekecil
mungkin, berarti memperkecil cycle time shovel. Biasanya penempatan truck
ini diatur oleh operasi shoovel dan khusus untuk truck-truck besar
pembantu sopir turun dan menempatkan truck ini dengan cara memberi
isyarat-isyarat bantuan kepada pengemudi.
Semua gerakan truck yang dikehendaki oleh kedua orang ini
hendaknya diikuti oleh pengemudi.
20

Jika yang dimuat adalah batu-batu yang besar maka ada baiknya bila truck
dihadapkan kepada shovel dengan maksud agar batu-batu tidak menimpa
cabin ini.
Jarak dengan shovel adalah sedemikian rupa seingga badan truck berada
tepat di bawah jangkauan shovel.
Untuk demikian melakukan pekerjaan membuang dimulai dengan
menempatkan truck pada kedudukan yang baik.
Baik real dump truck, akan berarti harus mundur ke arah tempat
pembuangan denga roda belakang sedikit mungkin. Untuk side dump truck,
akan lebih mudah karena tempat pembuangannya dapat dengan mudah
dilihat oleh pengemudi.
Sebelum membuang muatan hendaknya diyakini betul, karena ban
yang menjadi tumpuan pada waktu melakukan pembuangan. Dalam
membuang muatan, ini dilakukan dengan menegakkan badan truck yang
digerakkan oleh suatu sistem hydrolic yang degerakkan oleh suatu sistem
hydrolic yang dipesan chasis di bawah badan truck.

1.3 Teori dan Rumus-rumus Perhitungan Kapasitas Produksi Alat Berat


1.3.1. Teori Perhitungan Kapasitas Produksi Alat Berat
Dalam merencanakan proyek-proyek yang akan dikerjakan dengan
alat-alat berat, suatu hal yang sangat penting adalah bagaimana menghitung
kapasitas produksi alat-alat berat. Langkah pertama dalam membuat
estimasi kapasitas alat berat adalah menghitung secara teoritis. Hasil dari
perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan pengalaman yang
telah nyata dari pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakukan dari pekerjaan-
pekerjaan yang sejenis.
Atas dasar perbandingan itu, terutama pada efisiensi kerjanya maka
kita dapat menentukan harga besaran estimasi kapasitas alat yang paling
sesuai untuk proyek yang bersangkutan sehingga estimasi biaya obyek yang
21

tidak terlalu besar. Maka itu pertama-tama kita perlu ketahui mengenai
perhitungan serta kemampuan memperkirakan efisiensi kerja yang sesuai
untuk jenis pekerjaan yang bersangkutan. Dari hal-hal tersebut kita akan
mampu memperkirakan dengan tepat penyelesaian suatu volume pekerjaan
yang akan dikerjakan dengan alat-alat yang ditentukan.
Biaya kapasitas operasi dari suatu mesin konstruksi dinyatakan dalam
meter kubik/jam. Produksi didasarkan pada pelaksanaan volume yang
dikerjakan per siklus waktu dan jumlah siklus dalam 1 (satu) jam.
Banyaknya produksi volume tanah per jam dari alat berat tergantung
dari apakah tanah tersebut dalam keadaan asli (belum dikerjakan oleh alat
berat), apakah telah lepas karena terkena pengerjaan dengan alat-alat berat,
atau apakah telah dipadatkan. Faktor konversi tergantung dari type tanah
dan derajat pengerjaan. Untuk memperoleh produktivitas suatu alat berat,
maka faktor konversi diambil dari tabel 3.1. dibawah ini dan produktivitas
mesin dianggap untuk tanah lepas.
Tanah asli Tanah Lepas Tanah padat
Tanah biasa 1.000 m³ 1.000 m³ x1,25=1.250 m³ 1.250 m³ x 0,72= 900 m³
Batu split 1.000 m³ 1.000 m³ x1,13=1.130 m³ 1.130 m³ x 0,91=1028 m³
Cadas lunak 1.000 m³ 1.000 m³ x1,65=1.650 m³ 1.650 m³ x 0,74=1221 m³

Tabel 1.1. Faktor Konversi untuk Volume Tanah

Kondisi Tanah Kondisi Tanah Yang Akan Dikerjakan


Jenis Tanah
Semula Asli Lepas Padat
22

(A) 1,00 1,11 0,95


Pasir (B) 0,90 1,00 0,86
(C) 1,05 1,17 1,00

Tanah liat (A) 1,00 1,25 0,90


berpasir/ tanah (B) 0,80 1,00 0,72
biasa (C) 1,11 1,39 1,00

(A) 1,20 1,25 0,90


Tanah liat (B) 0,70 1,00 0,63
(C) 1,11 1,59 1,00

(A) 1,00 1,18 1,08


Tanah campur
(B) 0,85 1,00 0,91
kerikil
(C) 0,93 1,09 1,00

(A) 1,00 1,13 1,03


Kerikil (B) 0,85 1,00 0,91
(C) 0,97 1,10 1,00

(A) 1,00 1,42 1,29


Kerikil Kasar (B) 0,70 1,00 0,91
(C) 0,77 1,10 1,00

(A) 1,00 1,65 0,22


Pecahan Cadas atau
(B) 0,61 1,00 0,71
Batuan Lunak
(C) 0,82 1,35 1,00

(A) 1,00 1,70 1,31


Pecahan Granit
(B) 0,57 1,00 0,77
atau Batuan Keras
(C) 0,76 1,30 1,00

Kondisi Kondisi Tanah Yang Akan Dikerjakan


Jenis Tanah
Tanah Semula Asli Lepas Padat
Pecahan Batu (A) 1,00 1,75 1,40
23

(B) 0,57 1,00 0,80


(C) 0,71 1,24 1,00
(A) 1,00 1,80 1,30
Batuan hasil
(B) 0,56 1,00 0,72
Peledakan
(C) 0,77 1,24 1,00
(A) = Tanah Asli, (B) = Tanah Lepas, (C) = Tanah Padat
Sumber : Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan Alat
Berat

1.3.2. Rumus-Rumus Perhitungan Kapasitas Produksi Alat Berat


 Rumus Perhitungan Kapasitas Produksi Excavator
Kapasitas Produksi :
q x 60 x E
Q = Cm

Dimana :
Q = Produksi Perjam (M³/jam)
q = Produksi Percycle (M³)
Cm = Cycle Time (menit)
E = faktor efisiensi ; kerja, operator dan keadaan cuaca
Produksi Percycle :
q = ql x k
q = Produksi Percycle (M³)
ql = Kapasitas Bucket (M³)
k = faktor Bucket

cycle time (Cm) :


Cm = waktu gali + waktu putar x 2 + waktu buang
Waktu menggali biasanya tergantung pada kedalaman galian dan kondisi
galian.
24

Tabel 1.2. Waktu Gali (detik)

Kedalaman Galian Mudah Biasa Agak sulit Sulit


0m–2m 6 9 15 26
2m–4m 7 11 17 28
4 m – Lebih 8 19 19 30

sumber : Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan


Menggunakan Alat-Alat Berat.

Tabel 13. waktu Putar (detik)

Sudut Putar Waktu Putar


45° - 90° 4–7
90° - 180° 5-8

sumber : Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan


Menggunakan Alat-Alat Berat.
Tabel 1.4. Waktu Buang (detik)

Kondisi Pembuangan Material Waktu Buang

Posisi tempat buang tertentu (misalnya dump truck) 5–8


Posisi tempat buang tidak tertentu 3-6

sumber : Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan


Menggunakan Alat-Alat Berat.

Tabel 1.5. Koversi Kedalaman Galian

Spesifikasi Maksimum Kondisi Galian


Kedalaman Galian Mudah Normal Agak sukar
25

sukar
< 40 % 0,7 0,9 1,1 1,4
40 – 75 % 0,8 1,0 1,3 1,6
> 75 % 0,9 1,1 1,5 1,8

sumber : Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan


Menggunakan Alat-Alat Berat.

 Rumus Perhitungan Kapasitas Produksi Bulldozer


Kapasitas Produksi :
q x 60 x E
Q = Cm

Dimana :
Q = Produksi Perjam (M³/jam)
q = Produksi Percycle (M³)
Cm = Cycle Time (menit)
E = faktor efisiensi ; kerja, operator dan keadaan cuaca
D D
Cm = + + Z
F R

Dimana :
D = Jarak angkut (Meter)
F = Kecepatan maju (M/Menit)
R = Kecepatan Mundur (M/Menit)
Z = Waktu ganti Perseneling (Menit)
E = faktor efisiensi ; kerja, operator dan keadaan cuaca, cara kerja dan
Kekerasan tanah.

Produksi Percycle :
q = L x H² x a
dimana :
26

q = Produksi Percycle (M³)


L = lebar blade (M)
H² = Tinggi blade (M)
a = Faktor blade
Biasanya kecepatan maju berkisar antara 3 sampai 5 km/jam dan
kecepatan mundur antara 5 sampai 7 km/jam. Jika mesin menggunakan
Torqflow maka kecepatan maju diambil 0,75 dari maksimum sedangkan
kecepatan mundur diambil 0,85 dari maksimum.

Tabel 1.6. Faktor Efisiensi Cara Kerja

Kondisi Kerja Efisiensi


Baik 1,00 – 0,83
Sedang 1,00 – 0,65
Buruk 1,00 – 0,32

sumber : Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan


Menggunakan Alat-Alat Berat. Hal 16

Tabel 1.7. Waktu yang dipakai untuk mengganti Perseneling (Z)

Jenis Mesin Waktu Untuk Ganti Gigi


Mesin gerak langsung :
- Tongkat Tunggal 0,10 Menit
- Tongkat Ganda 0,20 Menit
Mesin Torqflow 0,05 Menit
sumber : Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan
Menggunakan Alat-Alat Berat. Hal 19

Tabel 1.8. Faktor Blade dalam penggusuran (kekerasan tanah)

Jenis Derajat Pelaksanaan Penggusuran Faktor Blade


27

Penggusuran
Ringan Penggusuran dapat dilaksanakan 1,1 – 0,9
dengan sudut penuh
Sedang Tanah lepas tetapi tak mungkin 0,9 – 0,7
menggusur dengan sudut penuh
Agak Sulit Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir 0,9 – 0,6
bercampur kerikil, tanah liat yang
sangat kering dan tanah asli.
Sulit Batu-batu hasil ledakan, batu-batu 0,6 – 0,4
berukuran besar
sumber : Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan
Menggunakan Alat-Alat Berat. Hal 18
 Rumus Perhitungan Kapasitas Produksi Motor Grader
Kapasitas produksi :
V x (Le – Lo) x E x H
Q = N

dimana :
Q = Produksi Perjam (m³/jam)
V = Kecepatan Kerja (m³/jam)
Le = Lebar blade efektif (m)
Lo = Lebar Overlap lintasan (m)
H = tebal hamparan padat (m)
E = efisiensi Kerja
N = Jumlah pass

 Rumus Perhitungan Kapasitas Produksi Wheel Loader


Kapasitas Produksi :
q x 60 x E
28

Q = Cm

Dimana :
Q = Produksi Perjam (M³/jam)
q = Produksi Percycle (M³)
Cm = Waktu Siklus
E = faktor efisiensi ; kerja, operator dan keadaan cuaca
2D 2D
Cm = + + Z (Pemuatan Bentuk V)
F R
Dimana :
D = Jarak Kerja (Meter)
F = Kecepatan maju (M/Menit)
R = Kecepatan Mundur (M/Menit)
Z = Waktu tetap / diam (Menit)
Produksi Percycle :
q = ql x k
dimana :
q = Produksi Percycle (M³)
ql = Kapasitas Bucket (m³)
k = faktor Bucket
Tabel 1.9. Waktu Tetap

Pemuatan Pemuatan Muat dan


Jenis Mesin
Bentuk V Melintang Angkut
Mesin gerak langsung 0,25 0,35 -
Mesin gerak hidrolis 0,20 0,30 -
Mesin gerak Torqflow 0,20 0,30 0,35
sumber : Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan
Menggunakan Alat-Alat Berat. Hal 25

 Rumus Perhitungan Kapasitas Produksi Dump Truck


29

Kapasitas Produksi :
q x 60 x E
Q = Cmt

Dimana :
Q = Produksi Perjam (M³/jam)
q = Produksi Percycle (M³) q = n x ql
Cmt = Waktu Siklus Dump Truck (menit)
D D
Cmt = (n x cms) + + tl + + t2 n=C1/q
V1 V2

E = Faktor Efisiensi ; Kerja, Operator


Dimana :
Cmt = waktu siklus Dump truck (menit)
n = Jumlah siklus yang dibutuhkan loader atau excavator untuk mengisi
drump truck
C1 = Kapasitas Dump truck (M³)
ql = Produksi percycle dari loader atau excavator
Cms = Waktu siklus loader atau Excavator ( menit)
D = jarak angkut Dump Truck (M)
V1 = kecepatan rata-rata bermuatan (M/menit)
V2 = kecepatan rata-rata kosong (M/menit)
t1 = waktu buang + waktu stand by sampai pembuangan mulai (menit)
t2 = waktu tunggu untuk pengisian kembali (menit)

Tabel 1.10. Waktu t1 dan t2

Kondisi Operasi Kerja T1 (Menit) T2 (Menit)


Baik 0,5 – 0,7 0,10 – 0,20
Sedang 1,0 – 1,3 0,25 – 0,35
30

Buruk 1,5 – 2,5 0,40 – 0,50


sumber : Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan
Menggunakan Alat-Alat Berat. Hal 41

Tabel 1.11. Batas Kecepatan

DATAR MERANJAK MENURUN


Dengan Tanpa Dengan Tanpa Dengan Tanpa
Beban Beban Beban Beban Beban Beban
Kecepatan 30 40 20 40 20 40
km/jam km/jam km/jam km/jam km/jam km/jam
sumber : Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan
Menggunakan Alat-Alat Berat.
 Rumus Perhitungan Kapasitas Produksi Vibrator Roller
Kapasitas produksi :
W x V x H x E
Q = N

Dimana :
Q = Produksi Perjam (M³/jam)
V = Kecapatan Kerja (Km/jam)
W = Lebar pemadatan efektif tiap pass (Meter)
H = Tebal Pemadatan (Meter)
N = Jumlah Pemadatan (jumlah pass oleh kompaktor)
E = Faktor Efisiensi ; Kerja dan Operator

Tabel 1.12. Jumlah Pass untuk Pemadatan (N)

Jenis Alat Pemadat Jumlah Pass


31

- Mesin Gilas Roda Ban 3–5


- Mesin Gilas Roda Besi 4–8
- Mesin Gilas Getar 5–8
- Kompaktor Tanah 4 - 10
sumber : Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan
Menggunakan Alat-Alat Berat. Hal 58

Tabel 1.13. Kecapatan Kerja

Jenis Alat Pemadat Kecepatan Kerja


- Mesin Gilas Roda Ban 2,0 km/jam
- Mesin Gilas Roda Besi 2,5 km/jam
- Mesin Gilas Getar 1,5 km/jam
- Kompaktor Tanah 4 – 10 km/jam
- Tamper 1,0 km/jam
sumber : Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan
Menggunakan Alat-Alat Berat. Hal 57
Tabel 1.14. Lebar Pemadatan Efektif (W)

Type Peralatan Lebar Pamadatan Efektif (W)


Type Gilas Mac Adam Lebar roda gerak 0,2 M
Type Gilas Tandem Lebar Roda Gerak 0,2 M
Kompaktor Tanah (Lebar roda gerak x 2) = 0,2 M
Mesin Gilas Roda Ban Jarak antara bagian paling luar dari
ban paling luar = 0,3 M
Mesin Gilas-Getar yang besar Lebar Roller 0,2 M
Mesin Gilas-Getar yang kecil Lebar Roller 0,1 M
sumber : Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan
Menggunakan Alat-Alat Berat. Hal 16

 Rumus Perhitungan Kapasitas Produksi Water Tank


32

Kapasitas Produksi :
V x T x E
Q = W

Dimana :
Q = Produksi Perjam (M³/jam)
V = Volume water tank (M³)
T = Pengisian Perjam
W = Kebutuhan air per m³ tanah padat (M³)
E = Efisiensi kerja

1.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Alat Berat


Secara garis besar maka produksi suatu alat berat dipengaruhi oleh 3
(tiga) faktor dasar yaitu :

1. Waktu
Kita harus mengetahui berapa banyak volume tanah yang harus
dipindahkan dan berapa waktu yang ditentukan agar dapat
menyelesaika pekerjaan tersebut. Dari sini kita dapat menentukan
berapa benyak tanah yang harus dipindahkan setiap satuan waktu
untuk dapat menyelsaikan pekerjaan tersebut tepat pada waktunya.
Sebelum kita dapat melaksanakan pekerjaan pemindahan tanah
tersebut, kita harus juga mengetahui berapa kapasitas peralatan yang
kita punya. Cara yang paling baik untuk mengetahui lebih dahulu apa
yang dapat dikerjakan oleh tiap-tiap peralatan. Jika peralatan tersebut
dikerjakan pada suatu pekerjaan, maka akan diperlukan mengerjakan 4
(empat fungsi dasar yaitu : memuat, mengangkut, membuang dan
kembali). Adalah penting untuk dicata bahwa 4 (empat) fungsi ini
akan selalu ada pada setiap pekerjaan. Walaupun itu bervariasi dalam
panjang dan macam dari setiap pekerjaan.
2. Material
33

Dengan mengetahui sifat-sifat suatu material, maka kita akan dapat


mengetahui loadability dari material tersebut. Jika material penggalian
dan pemuatannya dapat dikerjakan dengan mudah, ini berarti bahwa
material tersebut mempunyai tingkat loadability yang tinggi dan
demikian pula sebaliknya. Material pada waktu dipindahkan
mempunyai 3 (tiga) sifat : yaitu : berat, swell dan compactability.
Kemampuan peralatan pemindahan tanah untuk membelok,
manuver dan angkut dalam kecepatan tinggi adalah langsung
dipengaruhi oleh beratnya material. Swell adalah volume material yang
bertambah besar jika dipindahkan dari keadaan aslinya. Tanah lepas
dapat ditekan menjadi padat dengan bermacam cara, secara mekanik
seperti rolling dan penambahan air (compctability)
3. Efisiensi
Dalam merencanakan suatu objek, produktivitas per jam dari suatu
alat yang dipergunakan adalah produktivitas standar dari alat tersebut
dalam kondisi yang ideal dikalikan dengan suatu faktor. Faktor
tersebut dinamakan Efisiensi kerja (E).
Efisiensi kerja tergantung pada banyak faktor seperti : topografi,
keahlian operator, serta pemilihan standar pemeliharaan dan
sebagainya yang menyangkut operasi alat. Dalam kenyataannya sulit
untuk menentukna besarnya efisiensi kerja, tetapi dengan dasar-dasar
pengalaman dapat ditentukan efisiensi kerja yang mendekati
kenyataan, seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.15. Faktor Efisiensi Kerja

Kondisi Pemeliharaan Mesin


Operasi Alat Baik Skl Baik Sedang Buruk Buruk Skl
Baik Sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
34

Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54


Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk Sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
sumber : Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan
Menggunakan Alat-Alat Berat.

Tabel 1.16. Faktor Efisiensi Operator

Faktor Keadaan Efisiensi


1. Sempurna 1,00
Keterampilan Operator 2. Rata-rata baik 0,75
3. Kurang 0,60
sumber : Pedoman Pokok Pelaksanaan Pekerjaan dengan
Menggunakan Peralatan (P5). BP-DPU.

Tabel 1.17. Faktor Efisiensi Cuaca

Faktor Keadaan Efisiensi


1. Cerah 1,00
Keadaan Cuaca
2. Debu/Mendung/Gerimis 0,80
sumber : Pedoman Pokok Pelaksanaan Pekerjaan dengan
Menggunakan Peralatan (P5). BP-DPU.

1.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tanah dan Lapisan Dasar


1.5.1 Pembersihan/penyiapan badan jalan
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembersihan dan penyiapan badan
jalan dari semak dan pohon-pohon yang berada di daerah pekerjaan.
Pembersihan semak-semak dilakukan dengan Bulldozer D 65E dibantu
tenaga manusia .
Hasil pembersihan dikumpulkan pada suatu tempat, kemudian untuk
menghilangkannya dibakar dan untuk kayu pohon digunakan sebagai
kayu bakar.
35

1.5.2 Timbunan Tanah Biasa(urugan biasa) Dipadatkan


Material hasil galian setelah diperiksa dalam laboratorium (pemeriksaan
Plasticity Index Standart Proctor kepadatan kering dll) memenuhi syarat
sebagai tanah timbunan, maka material tersebut langsung dapat dipakai
sebagai material timbunan jalan.
Setelah tanah dasar dilakukan striping tebal 20 cm hingga bersih segala
kotoran tanaman dan akar-akaran baru kemudian dapat dilakukan
penghamparan material timbunan setebal 20 cm (sebelum padat) dari
dump truck yang diratakan dengan Bulldozer D85E-8 (dari hasil galian
tanah biasa). Untuk awal timbunan dilakukan trial embankment yang
nantinya bisa dipakai sebagai pedoman formula embankment
selanjutnya untuk ketebaln 20 cm sebelum padat berapa kali lintasan
Vibro Roller supaya bisa mencapai kepadatan yang disyaratkan. Sesuai
pengalaman 6 lintasan Vibra Roller SV 500 diharapkan dapat mencapai
tingkat kepadatan 95% kepadatan kering.
Untuk pembuatan jalan di atas tanah timbunan dilakukan timbunan
tanah dengan bentuk trapesium seluruhnya. Hal ini dimaksudkan agar
timbunan bisa mencapai kepadatan yang sempurna dan merata.
1.5.3 Pekerjaan Lapisan Pondasi Dasar dan Lapisan Atas(Klas B dan
Klas A)
Pada pekerjaan lapisan pondasi dasar dan lapisan atas ini, pada
prinsipnya pencampuran antara dua material yaitu batu pecah dan sirtu
yang telah melalui pemeriksaan di laboratorium dan memenuhi syarat
sebagai klas A dan Klas B ., material tersebut dapat langsung dipakai
sebagai material untuk lapisan pondasi dasar dan lapisan atas. Dimana
material klas A dan klas B yang sudah siap dari Wheel Loader WA 200
ini dimuat lalu dibongkar oleh dump truck lalu dihamparkan lapis demi
lapis. Lapisan untuk pondasi dasar(klasB) setebal 20 cm,lapisan untuk
pondasi klas B setebal 15 cm diratakan dengan Grader GD 31, kemudian
36

dipadatkan dengan Vibro Roller SV500 sehingga mencapai kepadatan


yang disyaratkan, yakni tingkat kepadatan minimal 95% untuk klas B
dan untuk klas A minimal 100%.

Anda mungkin juga menyukai