Anda di halaman 1dari 7

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN UNDERCARRIAGE

EXCAVATOR HITACHI EX200 PADA PT. TAKABEYA


PERKASA GROUP DENGAN METODE FMEA

DISUSUN OLEH:
Nama : Cindy R Sipayung
Nim : 5203550015

Dosen Pengampu:
Dr.Ir.Putri Lynna Adelinna Luthan,Msc
Prof.Dr.Nathanael Sitanggang,ST.,M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


TEKNIK SIPIL 2021/2022
LATAR BELAKANG

Alat-alat ini digunakan untuk menunjang proses pertambangan mulai dari pembukaan
tambang, pembuatan jalan, penggalian serta pengakutan bahan tambang menuju ke proses
berikutnya. Jenis alat berat ini pun bermacam-macam disesuaikan dengan aplikasinya, seperti
untuk pengangkutan, penggalian dan sebagainya. Akan tetapi, meskipun alat berat ini
kebanyakan lebih dikenal di dunia pertambangan, namun sejatinya tidak hanya dunia tambang
yang menggunakannya. Konstruksi, forestry, landscaping dan beberapa aplikasi lain juga turut
menggunakan alat-alat berat ini dalam kinerjanya sehari-hari[1] . Salah satu jenis alat berat
yang banyak digunakan dalam kegiatan ini adalah Excavator. Alat berat yang lebih dikenal
dengan nama backhoe ini lebih dikenal sebagai mesin penggali yang biasanya digunakan untuk
mengeruk bahan tambang, misalnya batu bara. Excavator memiliki berbagai komponen penting
yang mendukung kelancaran operasionalnya, sehingga apabila komponen tersebut mengalami
kerusakan maka suatu pekerjaan yang dilakukan tidak akan siap tepat waktu, yang akan
menyebabkan kerugian besar pada perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, tidak bisa dipungkiri
perlunya suatu perencanaan kegiatan perawatan komponen untuk memaksimalkan sumber
daya yang ada. Keuntungaan yang akan diperoleh perusahaan dengan lancarnya kegiatan
produksi akan lebih besar.
PENDALAMAN MATERI
Undercarriage adalah bagian bawah dari sebuah Excavator yang berfungsi untuk
menahan beban, mengarahkan, dan sebagai pendukung unit. Untuk menjaga sistem
undercarriage dapat berfungsi dengan baik selama proses operasionalnya, maka perlu
dilakukan perawatan yang terjadwal dengan baik. Berdasarkan hasil survei lapangan penulis
menemukan beberapa permasalahan pada sistem Undercarriage Excavator yaitu: terjadi
kerusakan pada komponen undercarriage di saat unit sedang dalam masa operasi. Penyebab
sering terjadi kerusakan pada komponen undercarriage disebabkan karena dipaksakan pada
pengerjaan yang telah ditargetkan tanpa mempedulikan komponen yang mulai kritis sehingga
komponen undercarriage tersebut rusak tanpa diketahui operator. Metode yang digunakan
untuk menganalisa kerusakan pada undercarriage adalah metode FMEA. Dari hasil analisa
tabel FMEA yang didapat berdasarkan nilai RPN tertinggi yaitu komponen Carrier Roller
dengan RPN 504 dan komponen Track Shoe dengan nilai RPN yang paling rendah yaitu 252.
Rekomendasi perawatan pada komponen undercarriage yaitu Preventive Maintenance setiap
50 jam, 500 jam, 2500 jam, 4000 jam dan 8000 jam operasi meliputi kegiatan yaitu: cek
kekencangan baut, pengukuran komponen, pelumasan, pergantian komponen, cek
kekencangan track dan membersihkan semua komponen setelah alat berhenti beroperasi.
Jenis-Jenis Excavator

Crawler Excavator
Crawler excavator biasa digunakan untuk aktivitas penambangan, penataan lanskap,
dan penggalian parit. Keunggulan model ini antara lain cocok digunakan pada medan yang tak
rata. Kelemahannya, gerakannya lebih lambat daripada wheeled excavator. Crawler excavator
sering disebut sebagai excavator standar. Sebab jenis ini paling banyak digunakan dalam
berbagai proyek..Disebut crawler (perayap), karena alat berat ini berjalan menggunakan trek,
yaitu roda berantai. Ada dua trek, masing-masing di sisi kiri dan kanan. Cara berjalannya
hampir sama seperti trek pada tank.Meski lebih lambat ketimbang wheeled excavator,
keberadaan roda berantai ini justru membuat alat berat tersebut bisa berjalan relatif stabil.
Bahkan mampu dioperasikan pada medan yang tidak rata.Hal inilah yang membuat crawler
excavator menjadi pilihan yang baik untuk membantu pekerjaan di lokasi yang curam, maupun
lokadi dengan permukaan kasar serta daerah berlumpur.

Wheeled Excavator
Wheeled excavator cocok digunakan dalam pekerjaan di permukaan datar dan keras.
Keunggulan utamanya adalah mampu berjalan cepat, dan mudah digerakkan di atas
beton.Namun, kelemahannya, wheeled excavator tidak bisa berfungsi maksimal untuk
mendukung proyek atau pekerjaan di medan berlumpur maupun berbukit.The wheeled
excavator is like the crawler (standard) excavator, but, like the name suggests, it has wheels
instead of tracks. Because the wheeled excavator has less traction than the standard, it’s best
used on asphalt or concrete.Secara umum, tampilannya mirip dengan crawler excavator.
Bedanya, wheeled excavator bergerak menggunakan roda dengan ban baret.Karena memakai
ban, maka daya cengkeramnya terhadap permukaan medan lebih baik daripada excavator
standar. Wheeled excavator berjalan stabil di atas permukaan keras dan kasar, misalnya di atas
aspal dan beton. Selain itu, lebih mudah dalam bermanuver.

Suction Excavator
Suction excavator (disebut juga vacuum excavator) sering digunakan untuk melakukan
penggalian di daerah mudah retak, membersihkan puing-puing, serta berbagai proyek bawah
tanah.Dengan berbagai attachment atau kelengkapan yang terpasang, suction excavator bisa
mengurangi potensi kerusakan di daerah-daerah yang memang mudah retak.Kelemahannya,
suction excavator memiliki pipa hisap yang diameternya hanya 30 cm atau kurang. Akibatnya,
alat ini tidak bisa digunakan untuk proyek-proyek skala besar. Meski diameternya tidak besar,
daya hisapnya terbilang tinggi. Pipa hisap ini bekerja bersama water jet, sehingga mampu
menyedot tanah maupun puing-puing dengan kecepatan 320 km / jam..Karena itu, perusahaan
konstruksi sering menggunakan excavator jenis ini ketika harus melakukan penggalian pada medan
rapuh atau mudah retak. Sebab kecil kemungkinan terjadi kerusakan pada daerah tersebut, akibat
aktivitas penggalian tanah.
D. Long Reach Excavator
Long reach excavator cocok digunakan untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau. Sebab memiliki arm
(lengan) dan boom yang dapat diperpanjang.
PEMBAHASAN KASUS

Dari hasil analisa kerusakan komponen undercarriage excavator EX200 dengan


menggunakan metode failure mode and effect analysis (FMEA) dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Tidak ada pelumasan pada sistem Undercarriage sehingga mudah terjadi keausan pada
komponen Undercarriage yang disebabkan oleh gesekan pada permukaan komponen sehingga
pada permukaan komponen semakin hari semakin berkurang batas pemakaiannya.
2. Berdasarkan hasil dari FMEA Wrokshet maka di dapat perbandingan nilai RPN dan di
golongkan menggunakan diagram pareto bahwa komponen Sprocket menjadi komponen yang
paling kritis yang paling sering mengalami kegagalan dengan RPN tertinggi yaitu 504.
3. Adapun rekomendasi perawatan pada komponen undercarriage yaitu preventive
maintenance setiap 50 jam, 500 jam, 2500 jam, 4000 jam dan 8000 jam operasi meliputi
kegiatan yaitu: Cek kekencangan baut, pengukuran komponen, pelumasan, pergantian
komponen, cek kekencangan track dan membersihkan semua komponen setelah alat berhenti
beroperasi
SOLUSI
Dikombinasikan dengan inspeksi visual, inspeksi elektromagnetik dapat sangat
meningkatkan akurasi dan reliabilitas pemeriksaan. Hal ini terutama berlaku untuk tali yang
rusak bagian internalnya seperti keseimbangan torsi pada strand excavator. Gabungan inspeksi
visual dan elektromagnet juga dapat digunakan sebagai alat pemeliharaan preventif yang kuat.
Secara keseluruhan, penggunaan pemeriksaan elektromagnetik menjanjikan keamanan pada
crane. Selain itu, pemeriksaan elektromagnetik merupakan alat pemeliharaan preventif yang
efektif yang menjanjikan penghematan biaya yang cukup

Anda mungkin juga menyukai