DISUSUN OLEH :
NAMA : CINDY R SIPAYUNG
NIM 5203250013
KELAS : TS B 2020
1
LEMBAR PERSETUJUAN
TUGAS PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN
AIR SEMESTER GENAP TA 2021/2022
DISUSUN OLEH :
Cindy R Sipayung
5203250013
DISETUJUI OLEH
DOSEN PEMBIMBING
2
DAFTAR NILAI
TUGAS PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN
AIR SEMESTER GENAP TA 2021/2022
DISUSUN OLEH :
Cindy R Sipayung
5203250013
JUDUL BAB
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB III. TUGAS PERENCANAAN
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
DISETUJUI OLEH
DOSEN PEMBIMBING
3
DAFTAR ASISTENSI
TUGAS PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN
AIR SEMESTER GENAP TA 2021/2022
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta
Karunia-Nya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas besar matakuliah
sistem Bangunan Irigasi
Cindy R Sipayung
5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................
BAB I.................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.............................................................................................................................
1.1 UMUM.....................................................................................................................................
6
BAB III. TUGAS PERENCANAAN
3.1. EVAPOTRANSPIRASI
7
3.5. GAMBAR PERENCANAAN
3.5.4. GORONG-GORONG
3.5.5. SIPHON
3.5.6. TALANG
4.1. KESIMPULAN
4.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 UMUM
Air dalam kehidupan manusia memiliki fungsi yang sangat penting. Pada kegiatan
sehari – hari manusia tidak pernah lepas menggunakan air. Seperti kegunaannya dalam
bidang pertanian, industri, rumah tangga, dan lainsebagainya. Air salah satu sumber
daya alam yang paling melimpah di permukaan bumi, dimana 2/3 dari permukaan
bumi diliputi oleh air atau lebih tepatnya 71%ditutupi oleh air dan sisanya daratan.
Seiring berjalannya waktu, angka pertumbuhan manusia semakin meningkat dimana
juga mengakibatkan membengkaknya kebutuhan air dalam kehidupan sehari – hari
sedangkan ketersediaan air yang layak dikonsumsi di dunia merosottajam.
Keterbatasan atas ketersediaan air bersih ini sangat dirasakan oleh penduduk yang
kekurangan air . Selain itu tidak adanya pengunaan teknologi dalam mendapatkan air
bersih dari sumber daya alam yang ada juga menyebabkan terjadinya kekurangan air
bersih.
Dari melimpahnya sumber air ini hanya sedikit orang yang bisa memanfaatkannya
dengan baik. Hal itu juga disebabkan karena minimnya pengetahuan, yang mana untuk
dapat mengolahnya dibutuhkan teknologi .Pada proses siklus hidrologi atau siklus air
tumbuhan dan tanaman lah yang memegang peranan penting dalam proses transpirasi
demikian juga energi matahari memegang peranan dalam proses evaporasi, dalam
proses hidrologi tersebut terbagi-bagi yang meliputi evaporasi, kondensasi, presipitasi,
dan infiltrasi yang menyebabkan terjadinya pergerakan aliran air.
9
1.2 LATAR BELAKANG
10
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari peenlitian ini adalah
Adapun pembatasan masalah dalam tugas perencaan ini adalah untuk mengatasi
masalah buruknya kualitas air dan kurangnya ketersediaan air.Adapun masalah lain nya
untuk mengatasi kekurangan air pada daerah yang sulit mendapatkan air.Solusi yang
dapat diambil untuk mengatasi masalah itu adalah dengan cara memfokuskan
pembuatan irigasi serta sketsa penyaluran air agar dapat mengalirkan air dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah ,juga melakukan pengolahan limbah dengan baik
agar tidak terjadi polusi air dan penggunaan air sesuai dengan kebutuhan
11
1.5 PETA DAERAH IRIGASI
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Irigasi adalah sejumlah air yang pada umumnya diambil dari sungai
atau bendung yang dialirkan melalui system jaringan irigasi untuk menjaga
keseimbangan jumlah air didalam tanah. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 23/1982
Ps. 1, pengertian irigasi,bangunan irigasi, dan petak irigasi telah dibakukan yaitu
sebagai berikut :
1. Irigasi adalah usaha penyediaan dan penyediaan dan pengaturan
airuntuk menunjang pertanian.
2. Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu
kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan,
pengambilan, pembagian pemberian dan penggunaannya.
3. Daerah irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu
jaringan irigasi.
4. Petak irigasi adalah petak tanah yang memperoleh air irigasi.
Dari butir-butir pengertian tentang irigasi dan jaringan irigasi tersebut di atas
kemudian dapat disusun rumusan pengertian irigasi sebagai berikut: Irigasi
merupakan bentuk kegiatan penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan
penggunaan air untuk pertanian dengan menggunakan satu kesatuan saluran dan
bangunan berupa jaringan irigasi.
Bangunan irigasi digunakan untuk keperluan dalam menunjang pengambilan
dan pengaturan air irigasi, sehingga air dapat mengalir dengan baik ke areal
Bangunan utama (head works) dapat didefinisikan sebagai kompleks
bangunan yang direncanakan dan disepanjang sungai atau aliran air untuk
membelokkan air ke dalam jaringan saluran agar dapat di pakai untuk
keperluan irigasi. Bangunan utama bisa mengurangi kandungan sedimen yang
berlebihan, serta mengukur banyaknya air yang masuk. Bangunan utama terdiri
dari bendung dengan peredam energi, satu atau dua pengambilan utama pintu
bilas kolam olah dan (jika diperlukan) kantong lumpur, tanggul banjir pekerjaan
13
sungai dan bangunan-bangunan pelengkap.
Bangunan utama dapat diklasifikasi ke dalam sejumlah kategori, bergantung
kepada perencanaannya. Berikut ini terdapat beberapa kategori antara lain:
1. Bendung atau Bendung gerak
2. Bendung karet
3. Pengambilan bebas
4. Pengambilan dari waduk
5.Stasiun pompa
Adalah saluran yang membawa air dari boks kuarter ke petak-petak yang diari.
Berdasarkan jenis konstruksinya, saluran pembawa dapat dibagi menjadi:
1. Saluran Tanah
14
Saluran irigasi tanah atau saluran tanpa pasangan secara umum masih banyak
dipakai di Indonesia. Saluran tanah dapat digunakan karena dapat memberikan nilai
pelaksanaan yang ekonomis
2. Saluran Pasangan
Terdapat beberapa jenis bahan yang dapat digunakan untuk membuat saluran
pasangan antara lain pasangan batu, beton baik insitu maupun precast, pasangan
tanah yang dipadatkan serta beton Ferrocement.
15
2.1.2. BANGUNAN PEMBUANG
Di daerah-daerah yang diairi secara irigasi teknis, jaringan pembuang mempunyai dua
fungsi:
a. Sebagai pembuang intern untuk mengalirkan kelebihan air dari sawah untuk
mencegah terjadinya genangan dan kerusakan tanaman atau untuk mengatur
banyaknya air tanah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman
b. Pembuang ekstern untuk mengalirkan air dari daerah luar irigasi yang
mengalir melalui daerah irigasi
Dalam hal pembuang intern, kelebihan air ditampung di dalam saluran pembuang
kuarter dan tersier yang akan mengalirkannya ke dalam jaringan pembuang utama
dari saluran pembuang sekunder dan primer.
16
2.1.3. BANGUNAN PENGUKUR DEBIT
Dalam jaringan irigasi teknis, banyaknya debit air yang mengalir ke dalam
saluran harus dapat diukur dengan seksama agar pembagian air dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan suatu bangunan yang fungsinya untuk
mengukur debit air pada saluran irigasi yang disebut banguan ukur debit.Bangunan ukur
biasanya difungsikan pula sebagai bangunan pengontrol. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan taraf muka air yang direncanakan dan untuk mengalirkan debit tertentu.
Bangunan ukur debit yang biasa digunakan pada umumnya merupakan suatu pelimpah
dengan ambang lebar atau ambang tajam.angunan pengukur debit adalah bangunan
yang dapat digunakan untuk mengukur debit aliran yang melewatinya. Debit harus
diukur (dan diatur) pada hulu saluran primer, pada cabang saluran dan pada bangunan
sadap tersier agar pengelolaan air irigasi menjadi efektif. Rekomendasi penggunaan
bangunan tertentu didasarkan pada faktor penting antara lain : -Kecocokan bangunan
untuk keperluan pengukuran debit -Ketelitian pengukuran di lapangan -Bangunan yang
kokoh, sederhana dan ekonomis -Rumus debit sederhana dan teliti -Operasi dan
pembacaan papan duga mudah -Pemeliharaan sederhana dan murah -Cocok dengan
kondisi setempat dan dapat diterima oleh para petani.
5. Tipe Romijin ; aliran atas dan dapat mengatur taraf muka air.
6. Tipe Crump de Gruyter ; aliran bawah, dapat mengatur taraf muka air.
7. Pipa sadap sederhana ; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.
8. Constant head orifice ; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.
9. Tipe pintu sorong ; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.
17
2.1.4. BANGUNAN PENGATUR MUKA AIR
Pada saluran yang lebar (lebih dari 2 m) mungkin akan menguntungkan untuk
mengkombinasi beberapa tipe bangunan pengatur muka air, misalnya:
18
2.1.5. BANGUNAN BAGI DAN SADAP
Bangunan bagi adalah sebuah bangunan yang berfungsi untuk membagi air dari
saluran primer atau saluran sekunder ke dua buah saluran atau lebih yang masing-
masing debitnya lebih kecil.
Sesuai dengan fungsinya maka bangunan bagi harus memenuhi syarat yaitu :
1.Pembagian air ke seluruh jaringan irigasi harus dicukupi dengan teliti sesuai dengan
kebutuhan.
2.Perlu bangunan pengontrol berupa pintu sorong atau balok sekat untuk mengontrol
taraf muka air. Perubahan kedudukan pintu-pintu hanya boleh dilakukan oleh petugas
yang berwenang dan dilakukan apabila dipandang perlu saja.Bangunan bagi-sadap
adalah sebuah bangunan yang berfungsi membagikan air dan menyabang dari :
Saluran primer ke saluran primer yang lain dan atau dari saluran primer ke saluran
tersier.Saluran primer ke saluran sekunder dan atau saluran sekunder ke saluran tersier.
Saluran sekunder yang satu ke saluran sekunder yang lain dan atau saluran sekunder ke
saluran tersier.
19
2.1.6. BANGUNAN PEMBAWA
Bangunan pembawa merupakan salah satu prasarana irigasi yang memiliki fungsi
antara lain mengambil air dari sumber air, membawa atau mengalirkan air dari sumber
ke lahan pertanian, mendistribusikan air kepada tanaman serta mengatur dan mengukur
aliran air. Istilah lain dari bangunan pembawa ini yaitu sebuah prasarana fisik yang
memiliki bobot terbesar kedua setelah bangunan utama dalam rangka penilaian kinerja
sistem irigasi.
Bangunan pembawa ini dapat dibedakan atas beberapa jenis,antara lain :
1. Saluran primer / saluran induk merupakan saluran yang membawa air dari
bangunan utama ke saluran sekunder dan petak-petak yang diari.
2. Saluran sekunder adalah saluran yang membawa air dari saluran primer ke petak-
petak yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
3. Saluran tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier di
saluran primer maupun sekunder dan mengalirkannya ke saluran kuarter serta
petak tersier yang dilayani.
4. Saluran kuarter adalah saluran yang membawa air dari boks kuarter ke petak-petak
yang diari.
20
2.1.7. BANGUNAN LINDUNG
Bangunan lindung ini berfungsi sebagai pelindung dalam dan luar saluran.
Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan
yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat
kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran
.
21
BAB III
TUGAS PERENCANAAN
3.1 EVAPOTRANSPIRASI
Rumus Evapotranspirasi :
a. ea = 6,11 e(17,4 .t /(t +239)) i. Rns= (1−α ) Rs
b. ed = ea x RH /100 ii. Rn=( Rn s−RnI )
c. F(u) = 0,27 ¿ v/100) iii.
d. Pa = 1013 – 0,1055 .E
e. L = 595 – 0,51t
(
RnI =C ( σ T 4 ) ( 0,34−0,044 √ed ) 0,1+0,9
n
N )
f. β=(0,386 Pa)/ L
g. δ =2 x (0,00738 t+0,8072) - 7
(
iv. Rs= 0,25+ 0,5
n
N )
Ra
Keterangan :
Eto = Evapotranspirasi (mm/hari) β=konstanta psychrometric
Ea = Tekanan uap air basah (mbar)
t = Temperatur udara (oC)
RH = Kelembaban relative rata-rata
ed = Tekanan uap air actual (mbar)
F(U) = Fungsi angin (km/hari)
v = Kecepatan angin
Pa = Tekanan atmosfer (mbar)
E = Elevasi permukaan laut
L = latent heat (oC)
22
A. Perencanaan Petak – Petak Tersier
Data data lokasi pengairan sebagai berikut :
Provinsi = Sumatera Utara
Kabupaten = Deli Serdang
Sungai = Sei Krio
Skala = 1 : 25.000
Bangunan Sadap = 40,6
Kebutuhan air (q) = 1,5 I/dt/ha
Evapotrasvirasi = Bulan Desember
23
Penyelesaian :
a. Faktor c = 1
b. Perbedaan tekanan uap (ea – ed)
Tekanan uap jenuh ea menurut temperature udara rata-rata
Tekanan uap jenuh ea menurut temperature udara rata-rata
Temperatur 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ea (mbar) 6,1 6,6 7,1 7,6 8,1 8,7 9,8 10 10,7 11,5 12,3
Temperatur 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
ea (mbar) 13,1 14,0 15,0 16,1 17,0 18,2 19,4 20,6 22,0 23,4 24,9
Temperatur 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
ea (mbar) 26,4 28,1 29,8 31,7 33,6 35,7 37,8 40,1 42,2 44,9 47,6
Temperatur 33 34 35 36 37 38 39
ea (mbar) 50,3 53,2 56,2 59,4 62,8 66,3 69,9
ea = [ Tmean−T 1
T 2−T 1 ]
x ( ea 2−ea 1 ) +ea 1
ea=
[ 29,4−29
30−29 ]
x ( 42,2−40,1 ) +40,1
= 40,94 mbar
ed = 40,94 x (74,37/100)
= 30,44 mbar
f ( u )=0,27 1+ ( 13,68
100 )
f ( u )=0,30 km/hari
24
Pa = 1013 – 0,1055 x 400
Pa = 970,80 mbar
e. Latent heat (L)
L = 595 - 0,51 x 29,4
L = 580 oC
f. konstanta psychrometric ( β )
(0,386 xPa)
β=
L
( 0,386 x 970,80 )
β=
580
β=0,64
g. δ = 2 x (0,00738 t+0,8072)^7- 0,00 116
7
δ =2 x ( 0,00738 . 29,4+0,8072 ) −0,00116
δ =2,36
h. Faktor pembobot (w)
δ
w=
(δ + β)
2,36
w=
( 2,36+0,64 )
w=0,78
(
i. Rs= 0,25+ 0,5
n
N )
Ra
Rs = 7,21 mm/hari
j. Rns= (1−α ) Rs
Rns = (1 – 0,5) 7,21
Rns = 3,605 mm/hari
(
k. RnI =C ( σ T ) ( 0,34−0,044 √ed ) 0,1+0,9
4 n
N )
RnI =0,95 ( 16,03 ) x ¿
RnI =0,81 mm/hari
25
Rn = 2,795 mm/hari
26
Dimensi Saluran
Q= A . a . C
Dimana : Q = Debit air yang dibutuhkan (m3/s)
A = Luas daerah yang dialiri (Ha)
a = Kebutuhan air perhektar (Litar/s/ha)
C = Koefesien lengkung kapasitas tunggal
Q= A . a . C 0,15 = 0,3
¿ 31,25 x 1,56 x 1,67
= 0,08434m/s
Q=V
0 = 0,15
0,0814 =?
0 = 0,25
27
Interpolasi
(0,15−0,0814) x 0,25+(0,0814−0,0)x 0,3
v= =0,277 m/s
0,15−0,0
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,0814
A = Q/V = = 0,30447 m2
0,277
h=
√ √
A
2
=
0,293
2
=¿ ¿ 0,382 m
b = h = 0,382 m
γ=m. h
= 1 x 0,382 = 0,382 m
Menghitung keliling basah
p=b+2 h √ 1+m 2
p=0,382+ 2(0,382) √ 1+ 1
p=1,462 m
Menghitung jari-jari hidrolis
A 0,293
R= = =0,20819 m
P 1,462
Koefisien Chezy
87 87
C=
γ = 0,382 = 48,3827
1+ 1+
√R √ 0,2
Kemiringan dasar saluran
0,382
0,382
28
V (0,277)
I= = = 0,03209
(R . C) 0,2 x 46,921
2. Dimensi saluran Tersier 2
Q= A . a . C Q=V
¿ 18,75 x 1,56 x 1,96 0 = 0,15
= 57,33 1/s/ha 0,05733 = ?
= 0,0573 m/s 0 = 0,25
0,15 = 0,3
Interpolasi
(0,15−0,0573) x 0,25+(0,0573−0,0)x 0,3
v= =0,269 m/s
0,15−0,0
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,0573
A = Q/V = = 0,2131 m2
0,269
h=
√ √
A
2
=
0,213
2
=¿ ¿ 0,326 m
b = h = 0,284 m
γ=m. h
29
= 1 x 0,326 = 0,326 m
Koefisien Chezy
87 87
C=
γ = 0,326 = 48,6332
1+ 1+
√R √ 0,17076
0,326
0,326
V (0,269)
I= = =0,03239
(R . C) 0,261 x 57,6
30
= 1,652 m
Q= A . a . C
¿ 32,5 x 1,56 x 1 ,56
= 79,092 1/s/ha
= 0,0790 m/s
Q=V
0 = 0,15
0,0791 =?
0 = 0,25
0,15 = 0,3
Interpolasi
(0,15−0,07909) x 0,25+(0,07909−0,0) x 0,3
v= =¿0,27636 m/s
0,15−0,0
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,07909
A = Q/V = = 0,28619 m2
0,276
h=
√ √
A
2
=
0,325
2
=¿ ¿ 0,37828 m
b = h = 0,37828 m
γ=m. h
= 1 x 0,3781 = 0,37828 m
31
Menghitung jari-jari hidrolis
A 0,286
R= = = 0,19762 m
P 1,447
Koefisien Chezy
87 87
C=
γ = 0,3783 = 47,0031
1+ 1+
√R √ 0,1976
0,378
0,378
V (0,276)
I= = =0,00116
( R . C) 0,1976 x 47,012
32
0 = 0,15 0 = 0,25
0,25709 = ? 0,15 = 0,3
Interpolasi
(0,15−0,11542) x 0,25+(0,11542−0,0) x 0,3
v= =¿0,3357 m/s
0,15−0,0
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,11542
A = Q/V = =0,76584 m2
0,3357
Mencari nilai b dan h
h=
√ √
A
2
=
0,76584
2
=¿ ¿ 0,61881 m
b = h =0,61881 m
γ=m. h
= 1 x 0,61881= 0,61881 m
Koefisien Chezy
87 87
C=
γ = 0,1668 =41,6595
1+ 1+
√R √ 0,32327
33
Kemiringan dasar saluran
0,166
0,166
V (0,3557)
I= = = 0,00263
(R . C) 0,32327 x 41,6
Interpolasi
(0,15−0,0702) x 0,25+(0,0702−0,0) x 0,3
v= =0,2734 m/s
0,15−0,0
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,0702
A = Q/V = = 0,2568 m2
0,2734
34
Mencari nilai b dan h
h=
√ √
A
2
=
0,2568
2
=¿ ¿ 0,35831 m
b = h = 0,3581 m
γ=m. h
= 1 x 0,3581 = 0,3581 m
0,358
0,358
V (0,273)
I= = = 0,03069
(R . C) 0,187 x 47,588
35
6. Dimensi Saluran Sekunder 4
Luas daerah yang akan dialiri S4 adalah :
A = 12,5 ha --- a = 1,56 1/s/ha --- C = 2,1975m
Untuk mendapatkan nilai C (Koefesien) dicari menggunakan rumus interpolasi :
12 2,22 =2,1975
13 2,175
Q=V
Q= A . a . C 0 = 0,15
¿ 12 x 1,56 x 2,1975 0,04114 = ?
= 41,13721/s/ha 0 = 0,25
= 0,04114 m/s 0,15 = 0,3
Interpolasi
(0,15−0,04114) x 0,25+(0,04114−0,0)x 0,3
v= =¿0,25823 m/s
0,15−0,0
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,04114
A = Q/V = = 0,15931 m2
0,258
Mencari nilai b dan h
h=
√ √
A
2
=
0,15931
2
b = h = 0,28223m
=¿ ¿ 0,28223 m
γ=m. h
= 1 x 0,28223 = 0,28223 m
36
p=¿0,28223+2 ¿0,28223¿ √ 1+ 1
p=¿1,08049m
Menghitung jari-jari hidrolis
A 0,1953
R= = = 0,14744 m
P 1,0805
Koefisien Chezy
87 87
C=
γ = 0,2822 = 50,1437
1+ 1+
√R √ 0,14744
0,282
0,282
V (0,258)
I= = = 0,03493
(R . C) 0,14744 x 50,1437
Q= A . a . C Q=V
¿ 36,5 x 1,56 x 1 ,56 0 = 0,15
=88,8264 1/s/ha 0,42501 = ?
= 0,08883m/s 0 ,15 = 0,3
0,3 = 0,35
37
Interpolasi
(0,30−0.0883) x 0,3+(0,08883−0,0)x 0,35
v= =¿0,4m/ s
0,3−0,15
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,08883
A = Q/V = = 1,0625 m2
0,4
Mencari nilai b dan h
h=
√ √
A
2
=
1,065
2
b = h = 0,72888
=¿¿ 0,72888 m
γ=m. h
= 1 x 0, 72888= 0,72888 m
0,728
0,728
38
V (0,4 )
I= = = 0,02634
(R . C) 0,38077 x 39,8863
Q= A . a . C Q=V
¿ 33,25 x 1,56 x 1,57 0 = 0,15
= 81,4359 1/s/ha 0,19277 = ?
= 0,08144 m/s 0,15 = 0,3
0,3 = 0,35
Interpolasi
(0,3−0,08144) x 0,3+(0,08144−0,15)x 0,35
v= =¿0,31426 m/s
0,3−0,15
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,08144
A = Q/V = = 0,61342 m2
0,31426
Mencari nilai b dan h
h=
√ √
A
2
=
0,61342
2
=¿ ¿ 0,55382 m
b = h = 0,55382 m
γ=m. h
39
= 1 x 0,55382 = 0,55382 m
0,553
0,554
V (0,31426)
I= = = 0,02534
(R . C) 0,28932 x 42,8651
40
= 2,19 m
Q= A . a . C
¿ 12,5 x 1,56 x 2,19
= 42,705 1/s/ha
= 0,0427 m/s
Q=V
0 = 0,15
0,0427 =?
0 = 0,25
0,15 = 0,3
Interpolasi
(0,15−0,0427) x 0,25+(0,0427−0,0) x 0,3
v= =0,264 m/s
0,15−0,0
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,0427
A = Q/V = = 0,161 m2
0,264
h=
√ √ A
2
=
0,161
2
=¿¿ 0,284 m
b = h = 0,284 m
γ=m. h
= 1 x 0,284 = 0,284 m
Menghitung keliling basah
p=b+2 h √ 1+m
2
p=0,284+2(0,284 ) √ 1+1
p=1,088 m
41
Menghitung jari-jari hidrolis
A 0,161
R= = = 0,148 m
P 1,088
Koefisien Chezy
87 87
C=
γ = 0,284 = 50,067
1+ 1+
√R √ 0,1485
Kemiringan dasar saluran
0,284
0,280
V (0,264 )
I= = = 0,035
(R . C) 0,148 x 50,067
Q = 0,091m3/dtk
Diambil : h’ = 1,25 . h = 1,25 x0,4033 m = 0,028 m
g = 9,81 m /s2
Z = 0,1 m
𝜇 = 0,85 (koefisien)
42
b. Lebar bukaan efektif pintu air pembagi
Q=μ . b' . h' √ 2 . g . z
0,091=0,85 .b . 0,4033 √2 . 9,81 .0,1
'
'
b =0,6002m
2.
Perhitungan Bangunan Bagi Saluran Sekunder
Q = 0,06795 m3/dtk
Diambil : h’ = 1,25 . h = 1,25 x 0,353 m = 0,441252 m
g = 9,81 m2/s
Z = 0,1 m
𝜇 = 0,85 (koefisien)
43
Q = 0,05523 m3/dtk
Diambil : h’ = 1,25 . h = 1,25 x 0,54967 m = 0,687088 m
g = 9,81 m /s2
Z = 0,1 m
𝜇 = 0,85 (koefisien)
Q =0,06596 m3/dtk
Diambil : h’ = 1,25 . h = 1,25 x0,34821 m =0,435263 m
g = 9,81 m2/s
Z = 0,1 m
𝜇 = 0,85 (koefisien)
'
b =0,5183 m
3.
Perhitungan Bangunan Bagi Saluran Tersier
44
Q= 0,06214 m3/s
V= 0,46438 m/s
b =0,33319 m
h = 0,33319 m
I =0,03036
Q = 0,06214 m3/dtk
Diambil : h’ = 1,25 . h = 1,25 x 0,357 m = 0,33319 m
g = 9,81 m2/s
Z = 0,1 m
𝜇 = 0,85 (koefisien)
'
b =0,495 m
Q = 0,0798m3/s
Diambil : h’ = 1,25 . h = 1,25 x 0,33881 m = 0,42351 m
g = 9,81 m /s 2
Z = 0,1 m
𝜇 = 0,85 (koefisien)
45
b. Lebar bukaan efektif pintu air pembagi
Q=μ . b' . h' √ 2 . g . z
0,0798=0,85 . b . 0,42351 √2 . 9,81 .0,1
'
'
b =0,5043 m
Rumus :
Ya−Yb
Yq= −(Xb+ Yb)
Xa
46
E21 40 10500 30,6 29,6 525 125 41,540
E22 42 11000 29,6 28,6 1250 125 41,534
E23 44 11500 29,6 28,6 500 750 41.532
E24 48 12000 25,6 24,6 1000 125 41,526
E25 50 12500 25,6 24,6 625 375 41,523
E26 52 13000 24,6 23,6 1000 500 41,521
E27 54 13500 24,6 23,6 1250 1125 41,520
E28 56 14000 23,6 22,6 1000 375 41,518
E29 58 14500 23,6 22,6 1250 625 41,516
E30 60 15000 22,6 21,6 500 625 41,515
E31 62 15500 22,6 21,6 1000 125 41,508
E32 64 16000 21,6 20,6 750 750 41,507
E33 66 16500 21,6 20,6 875 250 41,503
E34 68 17000 21,6 20,6 500 500 41,501
E35 70 17500 20,6 19,6 750 125 41,494
E36 72 18000 20,6 19,6 1250 250 41,490
E37 74 18500 16,6 15,6 625 500 41,488
E38 76 19000 16,6 15,6 1250 250 41,485
E39 78 19500 16,6 15,6 500 750 41,483
E40 80 20000 16,6 15,6 750 250 41,480
E41 82 20500 15,6 14,6 375 750 41,478
E42 84 21000 15,6 14,6 500 250 41,474
E43 86 21500 15,6 14,6 1000 125 41,467
E44 88 22000 14,6 13,6 750 750 41,466
E45 90 22500 14,6 13,6 875 250 41,462
E46 92 23000 13,6 12,6 500 500 41,460
E47 94 23500 13,6 12,6 750 125 41,453
E48 96 24000 12,6 11,6 1250 250 41,449
E49 98 24500 12,6 11,6 625 500 41,447
E50 100 25000 12,6 11,6 1250 250 41,443
E51 102 25500 12,6 11,6 500 750 41,442
E52 104 26000 11,6 10,6 750 250 41,438
E53 106 26500 11,6 10,6 375 750 41,437
E54 108 27000 10,6 9,6 500 250 41,433
47
3.5 BANGUNAN-BANGUNAN IRIGASI DAN BANGUNAN PENERUS AIR
YANG
DIBUTUHKAN
√
2
V2 Q Q
H=h1+ hc= 3 B=
2g g . B2 3
1,7 . m. H 2
1. Perhitungan Bangunan Terjun pada Saluran Tersier dengan data sebagai berikut:
QST = 0,0757 m/s z = 4,7 m
A = 0,275 m2 g = 9,81 m/s2
V = 0,275 m/s M = 1,5 Koefisien
b1 = 0,370 m z>2m
h1 = 0,370 m
48
hc=
-
√ √
3 Q2
g . B2
=
3 0,07572
9,81 . 0,1302
Kedalaman ruang dalam
=0 ,325
2. Perhitungan Bangunan Terjun pada Saluran Sekunder dengan data sebagai berikut:
QSS = 0,0736 m/s z = 4,7 m
A = 0,268 m2 g = 9,81 m/s2
V = 0,274 m/s M = 1,5 Koefisien
b1= 0,366 m z>2m
h1= 0,366 m
hc=
-
√ √
3 Q2
g . B2
=
3 0,07362
9,81 . 0,1282
Kedalaman ruang dalam
=0,323
49
Maka, D = L = R = (1,1 x 4,7) + 0,471 = 5,641
Jadi 5,641 < 10 OKE …..
- Tinggi Ambang Hilir
a=0,15 . H
H
z √
=0,15 .0,369 .
4,7 √
0,369 = 0,0155
3. Perhitungan Bangunan Terjun pada Saluran Primer dengan data sebagai berikut:
QSP = 0,152 m/s z = 4,7 m
A = 0,506 m2 g = 9,81 m/s2
V = 0,3 m/s M = 1,5 Koefisien
b1 = 0,502 m z>2m
h1 = 0,502 m
√ √
2 2
Q 0,152
hc= 3 2
=3 =0,442
g .B 9,81 . 0,1652
50
- Lebar ambang hilir
W = 2 x a = 2 x 0,0249 = 0,0498
1. Gorong gorong yang dialiri pada Saluran Tersier di dapat berupa dengan data sebagai
berikut:
QST = 0,0757 m/s b1 = 0,370 m
A = 0,275 m2 h1 = 0,370 m
V = 0,275 m/s I = 0,030
( )( )
2 1
1
E 1+ ( k 1+1 ) . { . R 3 .(I 2 )
n
h 1=
2. g
)( )( )
2 1
h 1=
(
0,396+ ( 0,5+ 1 ) . {
1
0,01
. 0,185 3 . 0,030 2 }
=0,450 m
2 x 9,81
- Kecepatan aliran pada gorong gorong
V2
h 1=E 1 ( k 1+1 )
2.g
h (2 . g ) 0,450 (2× 9,81)
V= = =14.86 m
E 1(k 1+1) 0,396(0,5+1)
- Tinggi energi pada gorong gorong (masuk)
V2 0,2752
E 2=E 1+k 1 × =0,396 +0,5 × =0 ,397
2.g 2× 9,81
51
h 2=E 2−( Kx+1 ) .
a ( )( )
Q 2 1
. .g
2
h 2=0,397−( 1+1 ) . ( )(
0,0757 2 1
0,275 )
. . 9,81 =0 ,346
2
-
2. Gorong-gorong yang dialiri pada Saluran Sekunder 1 (SS1) di dapat berupa dengan data
sebagai berikut :
QSS = 0,0912 m/s b1 = 0,403 m
A = 0,325 m2 h1 = 0,403 m
V = 0,280 m/s I = 0,028
- Tinggi aliran di hulu gorong-gorong
2 2
V 0,280
E 1=h 1+ =0,403+ =0,406
2.g 2 x 9,81
- Lebar dasar gorong gorong
A 0,325
b= = =0,806
h1 0,403
p 1=b+ 2 ( h 1 )=0,403+ 2 ( 0,403 )=1 ,209
A 0,325
R 1= = =0,268
P1 1,209
( )( )
2 1
1
E 1+ ( k 1+1 ) . { . R 3 .(I 2 )
n
h 1=
2. g
( )( )( )
2 1
1
0,406+ ( 0,5+ 1 ) . { . 0,268 . 0,028 2 }
3
0,01
h 1= =0,552m
2 . 9,81
- Kecepatan aliran pada gorong-gorong
V2
h 1=E 1 ( k 1+1 )
2.g
h(2 . g ) 0,552(2 × 9,81)
V= = =17,78 m
E 1(k 1+1) 0,406(0,5+1)
- Tinggi energi pada gorong-gorong (masuk)
V2 0,2802
E 2=E 1+k 1 × =0,406 +0,5 × =0,407
2.g 2× 9,81
52
- Tinggi aliran pada saat keluar
( )
h 2=E 2− Kx+1 .
a ( )( )
Q 2 1
. .g
2
h 2=0,407−( 1+1 ) . (
0,471 ) ( 2
. . 9,81)=0,039
2
0,0912 1
3. Gorong-gorong yang dialiri pada Saluran Primer di dapat berupa dengan data sebagai
QSp = 0,0912 m/s b1 = 0,403 m
A = 0,325 m2 h1 = 0,403 m
V = 0,280 m/s I = 0,028
- Tinggi aliran di hulu gorong-gorong
V2 0,2802
E 1=h 1+ =0,403+ =0,406
2.g 2 x 9,81
- Lebar dasar gorong gorong
A 0,325
b= = =0,806
h1 0,403
p 1=b+ 2 ( h 1 )=0,403+ 2 ( 0,403 )=1 ,209
A 0,325
R 1= = =0,268
P1 1,209
( )( )
2 1
1
E 1+ ( k 1+1 ) . { . R 3 .(I 2 )
n
h 1=
2. g
( )( )( )
2 1
1
0,406+ ( 0,5+ 1 ) . { . 0,268 3 . 0,028 2 }
0,01
h 1= =0,552m
2 . 9,81
- Kecepatan aliran pada gorong-gorong
V2
h 1=E 1 ( k 1+1 )
2.g
h(2 . g ) 0,552(2 × 9,81)
V= = =17,78 m
E 1(k 1+1) 0,406(0,5+1)
- Tinggi energi pada gorong-gorong (masuk)
53
2 2
V 0,280
E 2=E 1+k 1 × =0,406 +0,5 × =0,407
2.g 2× 9,81
- Tinggi aliran pada saat keluar
h 2=0,407−( 1+1 ) . (
0,471 ) ( 2
. . 9,81)=0,039
2
0,0912 1
C. PERENCANAAN SIPHON
V2 0,2752
E=h × =0,370 × =0,0014
2. g 2 ×9,81
- Kehilangan akibat gesekan
1 A 0,275
b= = =0,743m
h 0,370
P=b1 +2. h=0,743+ ( 2 ×0,370 ) =1,483
A 0,275
R= = =0,185 m
P 1,483
V 2 b 0,2752 0,370
hf = × = × =0,003 2
C R 47,213 0,185
- Kecepatan aliran pada siphon
√ √
Q .hf 0,0757 ×0,0032
V= = =0,00573 m/ s
1 1
( k +1 ) . . g ( 0,5+1 ) . . 9,81
2 2
- Kehilangan energi pada siphon
54
2 2
V 0,00573
∆ H masuk=E−k 1 × =0,0014−0,5 × =0 , 0,00139
2. g 2× 9,81
√ √
Q .hf 0,0912× 0,00339
V= = =0,00648 m / s
1 1
( k +1 ) . . g ( 0,5+1 ) . .9,81
2 2
55
56