Anda di halaman 1dari 56

TUGAS PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN

AIR SEMESTER GENAP TA 2021/2022

DISUSUN OLEH :
NAMA : CINDY R SIPAYUNG

NIM 5203250013

KELAS : TS B 2020

PRODI : S1 TEKNIK SIPIL

PRODI TEKNIK SIPIL S1


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK
BANGUNAN UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
2022

1
LEMBAR PERSETUJUAN
TUGAS PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN
AIR SEMESTER GENAP TA 2021/2022
DISUSUN OLEH :

Cindy R Sipayung
5203250013

DISETUJUI OLEH
DOSEN PEMBIMBING

NAMA DOSEN 1 NAMA DOSEN 2

Dr. Ir Rumilla harahap, MT Sarra Rahmadani,ST., M Eng

PRODI TEKNIK SIPIL S1


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

2
DAFTAR NILAI
TUGAS PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN
AIR SEMESTER GENAP TA 2021/2022
DISUSUN OLEH :

Cindy R Sipayung
5203250013

JUDUL BAB
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB III. TUGAS PERENCANAAN
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

DISETUJUI OLEH
DOSEN PEMBIMBING

NAMA DOSEN 1 NAMA DOSEN 2

Dr. Ir Rumilla harahap, MT Sarra Rahmadani,ST., M Eng

PRODI TEKNIK SIPIL S1


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

3
DAFTAR ASISTENSI
TUGAS PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN
AIR SEMESTER GENAP TA 2021/2022

NAMA : Cindy R Sipayung


NIM 5203250013
no Tanggal Keterangan Tanda tangan

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta
Karunia-Nya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas besar matakuliah
sistem Bangunan Irigasi

Adapun tujuan penulisan tugas perencanaan ini merupakan untuk


mempelajari sistem irigasi dan pemanfaatannya. Tugas perencanaan ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dari dosen pengampu mata kuliah sistem bangunan
irigasi, Dr Rumilla harahap dan ibu Sarra Rahmadani bantuan beliau penulis dapat
menyelesaikan tugas besar perencanaan ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa tugas besar masih memiliki kekurangan dan


kesalahan dalam penulisan dan proses penulisan tugas besar ini. Oleh karena itu,
penulis menerima kritik serta saran untuk pengembangan hasil tulisan penulis
kedepannya.

Medan 02 Maret 2022

Cindy R Sipayung

5
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ..............................................................................................................

DAFTAR NILAI ...............................................................................................................................

DAFTAR ASISTENSI ......................................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................

BAB I.................................................................................................................................................

PENDAHULUAN.............................................................................................................................

1.1 UMUM.....................................................................................................................................

1.2 LATAR BELAKANG .............................................................................................................

1.3 TUJUAN ..................................................................................................................................

1.4 PEMBATASAN MASALAH..................................................................................................

1.5 PETA DAERAH IRIGASI ......................................................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................

2.1. BANGUNAN IRIGASI..........................................................................................................

2.1.1. SALURAN IRIGASI...........................................................................................................

2.1.2. BANGUNAN PEMBUANG ...............................................................................................

2.1.3. BANGUNAN PENGUKUR DEBIT ...................................................................................

2.1.4. BANGUNAN PENGATUR MUKA AIR ...........................................................................

2.1.5. BANGUNAN BAGI DAN SADAP ....................................................................................

2.1.6. BANGUNAN PEMBAWA .................................................................................................

2.1.7. BANGUNAN LINDUNG ...................................................................................................

2.1.8. JALAN DAN JEMBATAN.................................................................................................

2.1.9. BANGUNAN PELENGKAP ..............................................................................................

6
BAB III. TUGAS PERENCANAAN

3.1. EVAPOTRANSPIRASI

3.2. PEMBAGIAN PETAK-PETAK SAWAH

3.3. SALURAN-SALURAN IRIGASINYA

3.4. ELEVASI TANAH

3.5BANGUNAN-BANGUNAN IRIGASI DAN BANGUNAN PENERUS


AIR YANG DIBUTUHKAN

7
3.5. GAMBAR PERENCANAAN

3.5.1. PENAMPANG MEMANJANG SALURAN

3.5.2. BANGUNAN BAGI

3.5.3. BANGUNAN TERJUN

3.5.4. GORONG-GORONG

3.5.5. SIPHON

3.5.6. TALANG

(SILAHKAN SESUAIKAN DENGAN PERENCANAAN ANDA)

BAB IV. KESIMPULAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

4.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 UMUM
Air dalam kehidupan manusia memiliki fungsi yang sangat penting. Pada kegiatan
sehari – hari manusia tidak pernah lepas menggunakan air. Seperti kegunaannya dalam
bidang pertanian, industri, rumah tangga, dan lainsebagainya. Air salah satu sumber
daya alam yang paling melimpah di permukaan bumi, dimana 2/3 dari permukaan
bumi diliputi oleh air atau lebih tepatnya 71%ditutupi oleh air dan sisanya daratan.
Seiring berjalannya waktu, angka pertumbuhan manusia semakin meningkat dimana
juga mengakibatkan membengkaknya kebutuhan air dalam kehidupan sehari – hari
sedangkan ketersediaan air yang layak dikonsumsi di dunia merosottajam.
Keterbatasan atas ketersediaan air bersih ini sangat dirasakan oleh penduduk yang
kekurangan air . Selain itu tidak adanya pengunaan teknologi dalam mendapatkan air
bersih dari sumber daya alam yang ada juga menyebabkan terjadinya kekurangan air
bersih.
Dari melimpahnya sumber air ini hanya sedikit orang yang bisa memanfaatkannya
dengan baik. Hal itu juga disebabkan karena minimnya pengetahuan, yang mana untuk
dapat mengolahnya dibutuhkan teknologi .Pada proses siklus hidrologi atau siklus air
tumbuhan dan tanaman lah yang memegang peranan penting dalam proses transpirasi
demikian juga energi matahari memegang peranan dalam proses evaporasi, dalam
proses hidrologi tersebut terbagi-bagi yang meliputi evaporasi, kondensasi, presipitasi,
dan infiltrasi yang menyebabkan terjadinya pergerakan aliran air.

9
1.2 LATAR BELAKANG

Air merupakan kebutuhan dasar bagi makhluk hidup termasuk manusia.


Kebutuhan akan air tersebut dapat diperoleh dari berbagai macam sumber,antara lain:
menampung air hujan, air permukaan, ataupun air tanah. Perkiraan kuantitas dan
distribusi air di bumi diberikan dapat dikatakan sebesar 97 persen dari air di bumi ada di
laut dan sisanya sebesar 1,7 persen ada di kutub-kutub bumi berupa es, 1,7 persen
berupa air bawah tanah dan hanya 0,1 persen berada sebagai air permukaan dan
atmosfer Air tanah merupakan salah satu air baku yang banyak dimanfaatkan oleh
manusia guna menunjang kebutuhan, baik untuk keperluan rumah tangga (domestik),
industri, jasa, maupun pertanian Air tanah dapat dikatakan sebagai salah satu
sumberdaya air yang potensial Upaya dalam pemenuhan kebutuhan air, khususnya air
minum di suatu daerah penyediaan air tanah selalu dikaitkan dengan kondisi air tanah
yang sehat, murah, dan tersedia dalam jumlah yang sesuai kebutuhan

10
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari peenlitian ini adalah

1. Memenuhi tugas mata kuliah sistem bangunan air dan irigasi


2. Merencanakan Proyek Irigasi dari tahap awal pekerjaan berdasarkan
kebutuhan air disawah melalui saluran Primer,Sekunder,Tersier sampai
dengan Perencanaan BangunanAir
3. Mengetahui tentang bangunan air dan sistem irigasi

1.4 PEMBATASAN MASALAH

Adapun pembatasan masalah dalam tugas perencaan ini adalah untuk mengatasi
masalah buruknya kualitas air dan kurangnya ketersediaan air.Adapun masalah lain nya
untuk mengatasi kekurangan air pada daerah yang sulit mendapatkan air.Solusi yang
dapat diambil untuk mengatasi masalah itu adalah dengan cara memfokuskan
pembuatan irigasi serta sketsa penyaluran air agar dapat mengalirkan air dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah ,juga melakukan pengolahan limbah dengan baik
agar tidak terjadi polusi air dan penggunaan air sesuai dengan kebutuhan

11
1.5 PETA DAERAH IRIGASI

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. BANGUNAN IRIGASI

Irigasi adalah sejumlah air yang pada umumnya diambil dari sungai
atau bendung yang dialirkan melalui system jaringan irigasi untuk menjaga
keseimbangan jumlah air didalam tanah. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 23/1982
Ps. 1, pengertian irigasi,bangunan irigasi, dan petak irigasi telah dibakukan yaitu
sebagai berikut :
1. Irigasi adalah usaha penyediaan dan penyediaan dan pengaturan
airuntuk menunjang pertanian.
2. Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu
kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan,
pengambilan, pembagian pemberian dan penggunaannya.
3. Daerah irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu
jaringan irigasi.
4. Petak irigasi adalah petak tanah yang memperoleh air irigasi.
Dari butir-butir pengertian tentang irigasi dan jaringan irigasi tersebut di atas
kemudian dapat disusun rumusan pengertian irigasi sebagai berikut: Irigasi
merupakan bentuk kegiatan penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan
penggunaan air untuk pertanian dengan menggunakan satu kesatuan saluran dan
bangunan berupa jaringan irigasi.
Bangunan irigasi digunakan untuk keperluan dalam menunjang pengambilan
dan pengaturan air irigasi, sehingga air dapat mengalir dengan baik ke areal
Bangunan utama (head works) dapat didefinisikan sebagai kompleks
bangunan yang direncanakan dan disepanjang sungai atau aliran air untuk
membelokkan air ke dalam jaringan saluran agar dapat di pakai untuk
keperluan irigasi. Bangunan utama bisa mengurangi kandungan sedimen yang
berlebihan, serta mengukur banyaknya air yang masuk. Bangunan utama terdiri
dari bendung dengan peredam energi, satu atau dua pengambilan utama pintu
bilas kolam olah dan (jika diperlukan) kantong lumpur, tanggul banjir pekerjaan

13
sungai dan bangunan-bangunan pelengkap.
Bangunan utama dapat diklasifikasi ke dalam sejumlah kategori, bergantung
kepada perencanaannya. Berikut ini terdapat beberapa kategori antara lain:
1. Bendung atau Bendung gerak
2. Bendung karet
3. Pengambilan bebas
4. Pengambilan dari waduk
5.Stasiun pompa

2.1.1. SALURAN IRIGASI


Saluran pembawa adalah prasarana fisik yang memiliki bobot terbesar kedua setelah
bangunan utama dalam rangka penilaian kinerja sistem irigasiSaluran pembawa atau
biasa disebut saluran irigasi merupakan salah satu prasarana irigasi yang memiliki
fungsi antara lain mengambil air dari sumber air, membawa atau mengalirkan air dari
sumber ke lahan pertanian, mendistribusikan air kepada tanaman serta mengatur dan
mengukur aliran air. Saluran pembawa dibagi menjadi beberapa jenis yakni:
1. Saluran Primer / Saluran Induk
Adalah saluran yang membawa air dari bangunan utama ke saluran sekunder dan
petak-petak yang diari.Saluran ini dimulai dari bangunan utama dan berakhir pada
bangunan bagi yang terakhir.
2. Saluran Sekunder
Adalah saluran yang membawa air dari saluran primer ke petak-petak yang
dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Saluran ini dimulai dari bangunan bagi/sadap
di saluran primer dan berakhir pada bangunan sadap terakhir di saluran sekunder.
3. Saluran Tersier
Adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier di saluran primer
maupun sekunder dan mengalirkannya ke saluran kuarter serta petak tersier yang
dilayani. Saluran ini dimulai dari bangunan sadap tersier dan berakhir pada boks
kuarter terakhir
4. Saluran Kuarter

Adalah saluran yang membawa air dari boks kuarter ke petak-petak yang diari.
Berdasarkan jenis konstruksinya, saluran pembawa dapat dibagi menjadi:
1. Saluran Tanah

14
Saluran irigasi tanah atau saluran tanpa pasangan secara umum masih banyak
dipakai di Indonesia. Saluran tanah dapat digunakan karena dapat memberikan nilai
pelaksanaan yang ekonomis

2. Saluran Pasangan
Terdapat beberapa jenis bahan yang dapat digunakan untuk membuat saluran
pasangan antara lain pasangan batu, beton baik insitu maupun precast, pasangan
tanah yang dipadatkan serta beton Ferrocement.

15
2.1.2. BANGUNAN PEMBUANG

Daerah-daerah irigasi dilengkapi dengan bangunan-bangunan pengendali banjir


disepanjang sungai untuk mencegah masuknya air banjir kedalam sawah-sawah
irigasi. Pembuangan untuk tanaman-tanaman lain dilakukan dengan sarana-sarana
khusus didalam petak tersier. Jika tanaman-tanaman selain padi akan ditanam secara
besar-besaran, maka sebaiknya dipikirkanuntuk membuat jaringan pembuang seperti
yang dipakai tanaman padi. Pembuangan air didaerah dekat laut dan daerah pasang
surut yang dipengaruhi oleh muka air laut, sangat bergantung kepada muka air sungai
saluran yang menampung air buangan ini,muka air ini memegang peranan penting
dalam perencanaan kapasitas saluran pembuang maupun dalam perencanaan
bangunan- bangunan khusus dilokasi ujung (muara) saluran pembuang bangunan
yang dimaksud misalnya pintu otomatis yang tertutup selama muka airsungai naik
mencegah agar air sungai tidak masuk lagi ke saluran pembuang.

Di daerah-daerah yang diairi secara irigasi teknis, jaringan pembuang mempunyai dua
fungsi:

a. Sebagai pembuang intern untuk mengalirkan kelebihan air dari sawah untuk
mencegah terjadinya genangan dan kerusakan tanaman atau untuk mengatur
banyaknya air tanah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman
b. Pembuang ekstern untuk mengalirkan air dari daerah luar irigasi yang
mengalir melalui daerah irigasi
Dalam hal pembuang intern, kelebihan air ditampung di dalam saluran pembuang
kuarter dan tersier yang akan mengalirkannya ke dalam jaringan pembuang utama
dari saluran pembuang sekunder dan primer.

16
2.1.3. BANGUNAN PENGUKUR DEBIT
Dalam jaringan irigasi teknis, banyaknya debit air yang mengalir ke dalam
saluran harus dapat diukur dengan seksama agar pembagian air dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan suatu bangunan yang fungsinya untuk
mengukur debit air pada saluran irigasi yang disebut banguan ukur debit.Bangunan ukur
biasanya difungsikan pula sebagai bangunan pengontrol. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan taraf muka air yang direncanakan dan untuk mengalirkan debit tertentu.
Bangunan ukur debit yang biasa digunakan pada umumnya merupakan suatu pelimpah
dengan ambang lebar atau ambang tajam.angunan pengukur debit adalah bangunan
yang dapat digunakan untuk mengukur debit aliran yang melewatinya. Debit harus
diukur (dan diatur) pada hulu saluran primer, pada cabang saluran dan pada bangunan
sadap tersier agar pengelolaan air irigasi menjadi efektif. Rekomendasi penggunaan
bangunan tertentu didasarkan pada faktor penting antara lain : -Kecocokan bangunan
untuk keperluan pengukuran debit -Ketelitian pengukuran di lapangan -Bangunan yang
kokoh, sederhana dan ekonomis -Rumus debit sederhana dan teliti -Operasi dan
pembacaan papan duga mudah -Pemeliharaan sederhana dan murah -Cocok dengan
kondisi setempat dan dapat diterima oleh para petani.

Jenis-Jenis Bangunan Ukur Debit


Jenis-jenis bangunan ukur yang biasa digunakan dalam jaringan teknis antara lain,yaitu :
1. Ambang tajam ; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.
2. Ambang lebar ; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.
3. Tipe Parshal ; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.
4. Tipe Cipoletti ; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.

5. Tipe Romijin ; aliran atas dan dapat mengatur taraf muka air.

6. Tipe Crump de Gruyter ; aliran bawah, dapat mengatur taraf muka air.

7. Pipa sadap sederhana ; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.

8. Constant head orifice ; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.

9. Tipe pintu sorong ; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.

17
2.1.4. BANGUNAN PENGATUR MUKA AIR

Bangunan pengatur muka air berfungsi mengatur permukaan air di jaringan


irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat memberikan debit yang
konstan kepada bangunan sadap tersier. Bangunan pengatur mempunyai bagian
pengontrol aliran yang dapat distel atau tetap. Untuk bangunan-bangunan pengatur
yang dapat disetel dianjurkan untuk menggunakan pintu sorong radial atau lainnya.
Bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi muka air di saluran
dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute). Untuk mencegah meninggi
atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu tetap atau celah kontrol
trapesium (trapezoidal notch).

Pada saluran yang lebar (lebih dari 2 m) mungkin akan menguntungkan untuk
mengkombinasi beberapa tipe bangunan pengatur muka air, misalnya:

 skot balok dengan pintu bawah


 mercu tetap dengan pintu bawah
 mercu tetap dengan skot balok

18
2.1.5. BANGUNAN BAGI DAN SADAP
Bangunan bagi adalah sebuah bangunan yang berfungsi untuk membagi air dari
saluran primer atau saluran sekunder ke dua buah saluran atau lebih yang masing-
masing debitnya lebih kecil.
Sesuai dengan fungsinya maka bangunan bagi harus memenuhi syarat yaitu :
1.Pembagian air ke seluruh jaringan irigasi harus dicukupi dengan teliti sesuai dengan
kebutuhan.
2.Perlu bangunan pengontrol berupa pintu sorong atau balok sekat untuk mengontrol
taraf muka air. Perubahan kedudukan pintu-pintu hanya boleh dilakukan oleh petugas
yang berwenang dan dilakukan apabila dipandang perlu saja.Bangunan bagi-sadap
adalah sebuah bangunan yang berfungsi membagikan air dan menyabang dari :
Saluran primer ke saluran primer yang lain dan atau dari saluran primer ke saluran
tersier.Saluran primer ke saluran sekunder dan atau saluran sekunder ke saluran tersier.
Saluran sekunder yang satu ke saluran sekunder yang lain dan atau saluran sekunder ke
saluran tersier.

19
2.1.6. BANGUNAN PEMBAWA
Bangunan pembawa merupakan salah satu prasarana irigasi yang memiliki fungsi
antara lain mengambil air dari sumber air, membawa atau mengalirkan air dari sumber
ke lahan pertanian, mendistribusikan air kepada tanaman serta mengatur dan mengukur
aliran air. Istilah lain dari bangunan pembawa ini yaitu sebuah prasarana fisik yang
memiliki bobot terbesar kedua setelah bangunan utama dalam rangka penilaian kinerja
sistem irigasi.
Bangunan pembawa ini dapat dibedakan atas beberapa jenis,antara lain :
1. Saluran primer / saluran induk merupakan saluran yang membawa air dari
bangunan utama ke saluran sekunder dan petak-petak yang diari.
2. Saluran sekunder adalah saluran yang membawa air dari saluran primer ke petak-
petak yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
3. Saluran tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier di
saluran primer maupun sekunder dan mengalirkannya ke saluran kuarter serta
petak tersier yang dilayani.
4. Saluran kuarter adalah saluran yang membawa air dari boks kuarter ke petak-petak
yang diari.

20
2.1.7. BANGUNAN LINDUNG
Bangunan lindung ini berfungsi sebagai pelindung dalam dan luar saluran.
Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan
yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat
kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran
.

2.1.8. JALAN DAN JEMBATAN


Diartikan sebagai tanah yang diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan,
sedangkan lalu lintas adalah semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan
tersebut baik kendaraan bermotor,tidak bermotor, manusia, ataupun hewan.Salah
satu fungsi jalan yaitu Jalan Arteri, jalan yang melayani angkutan utama dengan
ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk
dibatasi secara efisien dan masih banyak lagi fungsi lainnya.Sedangkan Jembatan
secara umum diartikan sebagai suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan–rintangan
seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api,
jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain–lain

2.1.9. BANGUNAN PELENGKAP

Bangunan pelengkap,yang dimana bangunan pelengkap ini merupakan


pelengkap bangunan-bangunan irigasi yang telah disebutkan
sebelumnya.Bangunan pelengkap ini berfungsi sebagai sarana untuk memperlancar
para petugas dalam eksploitasi dan pemeliharaan. untuk memperlancar para
petugas dalam eksploitasi dan pemeliharaan.

21
BAB III
TUGAS PERENCANAAN

3.1 EVAPOTRANSPIRASI

Rumus Evapotranspirasi :
a. ea = 6,11 e(17,4 .t /(t +239)) i. Rns= (1−α ) Rs
b. ed = ea x RH /100 ii. Rn=( Rn s−RnI )
c. F(u) = 0,27 ¿ v/100) iii.
d. Pa = 1013 – 0,1055 .E
e. L = 595 – 0,51t
(
RnI =C ( σ T 4 ) ( 0,34−0,044 √ed ) 0,1+0,9
n
N )
f. β=(0,386 Pa)/ L
g. δ =2 x (0,00738 t+0,8072) - 7
(
iv. Rs= 0,25+ 0,5
n
N )
Ra

Eto = c [ W . Rn+ ( 1−W ) . f ( u ) .(ea−ed) ]


0,00116
δ
h. w=
δ+ β

Keterangan :
Eto = Evapotranspirasi (mm/hari) β=konstanta psychrometric
Ea = Tekanan uap air basah (mbar)
t = Temperatur udara (oC)
RH = Kelembaban relative rata-rata
ed = Tekanan uap air actual (mbar)
F(U) = Fungsi angin (km/hari)
v = Kecepatan angin
Pa = Tekanan atmosfer (mbar)
E = Elevasi permukaan laut
L = latent heat (oC)

22
A. Perencanaan Petak – Petak Tersier
Data data lokasi pengairan sebagai berikut :
Provinsi = Sumatera Utara
Kabupaten = Deli Serdang
Sungai = Sei Krio
Skala = 1 : 25.000
Bangunan Sadap = 40,6
Kebutuhan air (q) = 1,5 I/dt/ha
Evapotrasvirasi = Bulan Desember

I. Perhitungan Evapotraspirasi : (Pada Bulan Desember)


Diketahui :
Temperatur udara (Tmean) = 29,3 oC
Kelembapan Udara(Rh) =74,31
Kecepatan Angin (v) = 3,8 m/s =
13,68 km/jam
Penyinaran matahari = 50%
(Sumber : sumut.bps.go.id)
E = 400
n/N = 0,5
Ra = 14,42
c =1
C = 0,95

23
Penyelesaian :
a. Faktor c = 1
b. Perbedaan tekanan uap (ea – ed)
Tekanan uap jenuh ea menurut temperature udara rata-rata
Tekanan uap jenuh ea menurut temperature udara rata-rata
Temperatur 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ea (mbar) 6,1 6,6 7,1 7,6 8,1 8,7 9,8 10 10,7 11,5 12,3
Temperatur 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
ea (mbar) 13,1 14,0 15,0 16,1 17,0 18,2 19,4 20,6 22,0 23,4 24,9
Temperatur 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
ea (mbar) 26,4 28,1 29,8 31,7 33,6 35,7 37,8 40,1 42,2 44,9 47,6
Temperatur 33 34 35 36 37 38 39
ea (mbar) 50,3 53,2 56,2 59,4 62,8 66,3 69,9

ea = [ Tmean−T 1
T 2−T 1 ]
x ( ea 2−ea 1 ) +ea 1

ea=
[ 29,4−29
30−29 ]
x ( 42,2−40,1 ) +40,1

= 40,94 mbar
ed = 40,94 x (74,37/100)
= 30,44 mbar

c. Fungsi kecepatan angin (Fu)


 f ( u )=0,27 ¿)

 f ( u )=0,27 1+ ( 13,68
100 )
 f ( u )=0,30 km/hari

d. Tekanan Atmosfer (Pa)

24
Pa = 1013 – 0,1055 x 400
Pa = 970,80 mbar
e. Latent heat (L)
L = 595 - 0,51 x 29,4
L = 580 oC
f. konstanta psychrometric ( β )
(0,386 xPa)
 β=
L
( 0,386 x 970,80 )
 β=
580
 β=0,64
g. δ = 2 x (0,00738 t+0,8072)^7- 0,00 116
7
 δ =2 x ( 0,00738 . 29,4+0,8072 ) −0,00116
 δ =2,36
h. Faktor pembobot (w)
δ
 w=
(δ + β)
2,36
 w=
( 2,36+0,64 )
 w=0,78

(
i. Rs= 0,25+ 0,5
n
N )
Ra

Rs = 7,21 mm/hari

j. Rns= (1−α ) Rs
Rns = (1 – 0,5) 7,21
Rns = 3,605 mm/hari

(
k. RnI =C ( σ T ) ( 0,34−0,044 √ed ) 0,1+0,9
4 n
N )
 RnI =0,95 ( 16,03 ) x ¿
 RnI =0,81 mm/hari

l. Dengan menggunakan rumus dan nilai Rns dan RnI diperoleh :


Rn = Rns – RnI
Rn = 3,605– 0,81

25
Rn = 2,795 mm/hari

Setelah memperoleh nilai data yang dibutuhkan maka :

Eto = c [ W . Rn+ ( 1−W ) . f ( u ) . ( ea−ed ) ]


Eto = 1,0 [ 0,78 x 4,6+ ( 1−0,78 ) x 0,30 x(40,94−30,44) ]
Eto = 2,877 mm/hari

3.2 PEMBAGIAN PETAK-PETAK SAWAH


Tabel koefesien lengkung kapasitas tegal untuk tiap luas daerah yang dialiri

3.3 SALURAN SALURAN


a. Dasar-dasar Perhitungan

26
 Dimensi Saluran
Q= A . a . C
Dimana : Q = Debit air yang dibutuhkan (m3/s)
A = Luas daerah yang dialiri (Ha)
a = Kebutuhan air perhektar (Litar/s/ha)
C = Koefesien lengkung kapasitas tunggal

 Kecepatan aliran (V)


 n = b/h
 Luas penampang saluran (A) yaitu : A=m. h2 + b.h
Dimana : A = Luas penampang basah saluran m2
b = Luas penampang basah (m)
h = Tinggi permukaan air dan lebar saluran (m)
m = cotangen Tg = x/h
b. Perhitungan Dimensi
1. Dimensi Saluran Tersier 1
Luas daerah yang akan dialiri T1 adalah :
A = 31,25 ha --- a = 1,56 1/s/ha --- C = 1.727 m
Untuk mendapatkan nilai C (Koefesien) dicari menggunakan rumus interpolasi :

Luas (m) C(koefesien)


31 1,67 [ 31,25−31
32−31 ]x (1,67−1,665)+1,67
32 1,665
= 1,671 m

Q= A . a . C 0,15 = 0,3
¿ 31,25 x 1,56 x 1,67
= 0,08434m/s
Q=V
0 = 0,15
0,0814 =?
0 = 0,25

27
 Interpolasi
(0,15−0,0814) x 0,25+(0,0814−0,0)x 0,3
v= =0,277 m/s
0,15−0,0
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,0814
A = Q/V = = 0,30447 m2
0,277

 Mencari nilai b dan h

h=
√ √
A
2
=
0,293
2
=¿ ¿ 0,382 m

b = h = 0,382 m
γ=m. h
= 1 x 0,382 = 0,382 m
 Menghitung keliling basah
p=b+2 h √ 1+m 2
p=0,382+ 2(0,382) √ 1+ 1
p=1,462 m
 Menghitung jari-jari hidrolis
A 0,293
R= = =0,20819 m
P 1,462

 Koefisien Chezy
87 87
C=
γ = 0,382 = 48,3827
1+ 1+
√R √ 0,2
Kemiringan dasar saluran

0,382

0,382

28
V (0,277)
I= = = 0,03209
(R . C) 0,2 x 46,921
2. Dimensi saluran Tersier 2

Luas daerah yang akan dialiri T2 adalah :


A = 18,75 ha --- a = 1,56 1/s/ha --- C = 2,19 m
Untuk mendapatkan nilai C (Koefesien) dicari menggunakan rumus interpolasi :

Luas (m) C(koefesien)


18 1,99 [ 18,75−18
19−18 ]x (1,96−1,99)+1,99
19 1,96
= 1,96m

Q= A . a . C Q=V
¿ 18,75 x 1,56 x 1,96 0 = 0,15
= 57,33 1/s/ha 0,05733 = ?
= 0,0573 m/s 0 = 0,25
0,15 = 0,3

 Interpolasi
(0,15−0,0573) x 0,25+(0,0573−0,0)x 0,3
v= =0,269 m/s
0,15−0,0
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,0573
A = Q/V = = 0,2131 m2
0,269

 Mencari nilai b dan h

h=
√ √
A
2
=
0,213
2
=¿ ¿ 0,326 m

b = h = 0,284 m
γ=m. h

29
= 1 x 0,326 = 0,326 m

 Menghitung keliling basah


p=b+2 h √ 1+m 2
p=0,326+2(0,326) √ 1+1
p=¿1,24807 m

 Menghitung jari-jari hidrolis


A 0,326
R= = = 0,17076 m
P 1,248

 Koefisien Chezy
87 87
C=
γ = 0,326 = 48,6332
1+ 1+
√R √ 0,17076

 Kemiringan dasar saluran

0,326

0,326

V (0,269)
I= = =0,03239
(R . C) 0,261 x 57,6

3. Di mensi Saluran Sekunder 1

Luas daerah yang akan dialiri S1 adalah :


A = 32,5 ha --- a = 1,56 1/s/ha --- C = 1,652 m
Untuk mendapatkan nilai C (Koefesien) dicari menggunakan rumus interpolasi :

Luas (m) C(koefesien)


32 1,665 [ 32,5−32
33−32 ]
x (1,64−1,665)+1 , 665
33 1,64

30
= 1,652 m

Q= A . a . C
¿ 32,5 x 1,56 x 1 ,56
= 79,092 1/s/ha

= 0,0790 m/s
Q=V
0 = 0,15
0,0791 =?
0 = 0,25
0,15 = 0,3

 Interpolasi
(0,15−0,07909) x 0,25+(0,07909−0,0) x 0,3
v= =¿0,27636 m/s
0,15−0,0
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,07909
A = Q/V = = 0,28619 m2
0,276

 Mencari nilai b dan h

h=
√ √
A
2
=
0,325
2
=¿ ¿ 0,37828 m

b = h = 0,37828 m
γ=m. h
= 1 x 0,3781 = 0,37828 m

 Menghitung keliling basah


p=b+2 h √ 1+m 2
p=0,3781+ 2(0,3781) √ 1+ 1
p=¿1,44821 m

31
 Menghitung jari-jari hidrolis
A 0,286
R= = = 0,19762 m
P 1,447

 Koefisien Chezy
87 87
C=
γ = 0,3783 = 47,0031
1+ 1+
√R √ 0,1976

 Kemiringan dasar saluran

0,378

0,378

V (0,276)
I= = =0,00116
( R . C) 0,1976 x 47,012

4. Dimensi Saluran Sekunder 2

Luas daerah yang akan dialiri S2 adalah :


A = 56 ha --- a = 1,56 1/s/ha --- C = 1,365 m
Untuk mendapatkan nilai C (Koefesien) diambil dari tabel 1(tabel koefesien) :

Luas (m) C(koefesien)


56 1,365
Q= A . a . C =115,4241/s/ha
¿ 56 x 1,56 x 1,365 = 0,11542 m/s
Q=V

32
0 = 0,15 0 = 0,25
0,25709 = ? 0,15 = 0,3

 Interpolasi
(0,15−0,11542) x 0,25+(0,11542−0,0) x 0,3
v= =¿0,3357 m/s
0,15−0,0
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,11542
A = Q/V = =0,76584 m2
0,3357
 Mencari nilai b dan h

h=
√ √
A
2
=
0,76584
2
=¿ ¿ 0,61881 m
b = h =0,61881 m
γ=m. h
= 1 x 0,61881= 0,61881 m

 Menghitung keliling basah


p=b+2 h √ 1+m 2
p=¿0,61881+2 ¿0,61881¿ √ 1+ 1
p=¿2,36906 m

 Menghitung jari-jari hidrolis


A 0,76584
R= = =0,32327 m
P 2,36906

 Koefisien Chezy
87 87
C=
γ = 0,1668 =41,6595
1+ 1+
√R √ 0,32327

33
 Kemiringan dasar saluran

0,166

0,166

V (0,3557)
I= = = 0,00263
(R . C) 0,32327 x 41,6

5. Dimensi Saluran Sekunder 3

Luas daerah yang akan dialiri S3 adalah :


A = 25 ha --- a = 1,56 1/s/ha --- C = 1.8 m
Untuk mendapatkan nilai C (Koefesien) dicari menggunakan tabel koefesian (tabel 1):

Luas (m) C(koefesien)


25 1,8
Q=V
Q= A . a . C
0 = 0,15
¿ 25 x 1,56 x 1,8
0,0702 =?
= 70,2 1/s/ha
0 = 0,25
= 0,0702 m/s
0,15 = 0,3

 Interpolasi
(0,15−0,0702) x 0,25+(0,0702−0,0) x 0,3
v= =0,2734 m/s
0,15−0,0
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,0702
A = Q/V = = 0,2568 m2
0,2734

34
 Mencari nilai b dan h

h=
√ √
A
2
=
0,2568
2
=¿ ¿ 0,35831 m
b = h = 0,3581 m
γ=m. h
= 1 x 0,3581 = 0,3581 m

 Menghitung keliling basah


p=b+2 h √ 1+m2
p=0,3581+ 2(0,3581) √ 1+ 1
p=1,3717 m
 Menghitung jari-jari hidrolis
A 0,35831
R= = = 0,1872 m
P 1,3717
 Koefisien Chezy
87 87
C=
γ = 0,358 = 47,5884
1+ 1+
√R √ 0,187

 Kemiringan dasar saluran

0,358

0,358

V (0,273)
I= = = 0,03069
(R . C) 0,187 x 47,588

35
6. Dimensi Saluran Sekunder 4
Luas daerah yang akan dialiri S4 adalah :
A = 12,5 ha --- a = 1,56 1/s/ha --- C = 2,1975m
Untuk mendapatkan nilai C (Koefesien) dicari menggunakan rumus interpolasi :

Luas (m) C(koefesien)


[ 12,5−12
13−12 ]x (2,175−2,22)+2,22

12 2,22 =2,1975
13 2,175

Q=V
Q= A . a . C 0 = 0,15
¿ 12 x 1,56 x 2,1975 0,04114 = ?
= 41,13721/s/ha 0 = 0,25
= 0,04114 m/s 0,15 = 0,3

 Interpolasi
(0,15−0,04114) x 0,25+(0,04114−0,0)x 0,3
v= =¿0,25823 m/s
0,15−0,0
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,04114
A = Q/V = = 0,15931 m2
0,258
 Mencari nilai b dan h

h=
√ √
A
2
=
0,15931
2
b = h = 0,28223m
=¿ ¿ 0,28223 m

γ=m. h
= 1 x 0,28223 = 0,28223 m

 Menghitung keliling basah


p=b+2 h √ 1+m
2

36
p=¿0,28223+2 ¿0,28223¿ √ 1+ 1
p=¿1,08049m
 Menghitung jari-jari hidrolis
A 0,1953
R= = = 0,14744 m
P 1,0805
 Koefisien Chezy
87 87
C=
γ = 0,2822 = 50,1437
1+ 1+
√R √ 0,14744

 Kemiringan dasar saluran

0,282

0,282
V (0,258)
I= = = 0,03493
(R . C) 0,14744 x 50,1437

7. Dimensi Saluran Primer 1


Luas daerah yang akan dialiri P1 adalah :
A = 36,5 ha --- a = 1,56 1/s/ha --- C = 1.56 m
Untuk mendapatkan nilai C (Koefesien) dicari menggunakan rumus interpolasi :

Luas (m) C(koefesien)


36 1,57 [ 36,5−36
37−36 ]
x (1,56−1,57)+1 ,57
37 1,56
= 1,56 m

Q= A . a . C Q=V
¿ 36,5 x 1,56 x 1 ,56 0 = 0,15
=88,8264 1/s/ha 0,42501 = ?
= 0,08883m/s 0 ,15 = 0,3
0,3 = 0,35

37
 Interpolasi
(0,30−0.0883) x 0,3+(0,08883−0,0)x 0,35
v= =¿0,4m/ s
0,3−0,15

n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,08883
A = Q/V = = 1,0625 m2
0,4
 Mencari nilai b dan h

h=
√ √
A
2
=
1,065
2
b = h = 0,72888
=¿¿ 0,72888 m

γ=m. h
= 1 x 0, 72888= 0,72888 m

 Menghitung keliling basah


p=b+2 h √ 1+m
2

p=0 ,72888+2( 0 ,72888) √ 1+1


p=¿2,79046 m
 Menghitung jari-jari hidrolis
A 1,0625
R= = = 0,38077 m
P 2,79046
 Koefisien Chezy
87 87
C=
γ = 0 , 72888 = 39,8863
1+ 1+
√R √ 0,38077

 Kemiringan dasar saluran

0,728

0,728

38
V (0,4 )
I= = = 0,02634
(R . C) 0,38077 x 39,8863

8. Dimensi Saluran Primer 2


a. Luas daerah yang akan dialiri P2a adalah :
A = 33,25 ha --- a = 1,56 1/s/ha --- C = 1.57m
Untuk mendapatkan nilai C (Koefesien) dicari menggunakan rumus interpolasi :

Luas (m) C(koefesien)


33 1,64 [ 33,25−33
33−34 ]
x (1,6−1,64)+1,64
34 1,6
= 1,57 m

Q= A . a . C Q=V
¿ 33,25 x 1,56 x 1,57 0 = 0,15
= 81,4359 1/s/ha 0,19277 = ?
= 0,08144 m/s 0,15 = 0,3
0,3 = 0,35

 Interpolasi
(0,3−0,08144) x 0,3+(0,08144−0,15)x 0,35
v= =¿0,31426 m/s
0,3−0,15
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,08144
A = Q/V = = 0,61342 m2
0,31426
 Mencari nilai b dan h

h=
√ √
A
2
=
0,61342
2
=¿ ¿ 0,55382 m
b = h = 0,55382 m
γ=m. h

39
= 1 x 0,55382 = 0,55382 m

 Menghitung keliling basah


p=b+2 h √ 1+m
2

p=0,55382+ 2(0,55382) √ 1+1


p=¿2,12024 m
 Menghitung jari-jari hidrolis
A 0,61342
R= = =0,28932 m
P 2,12024
 Koefisien Chezy
87 87
C=
γ = 0,55382 = 42,8651
1+ 1+
√R √ 0,28932

 Kemiringan dasar saluran

0,553

0,554

V (0,31426)
I= = = 0,02534
(R . C) 0,28932 x 42,8651

c. Luas daerah yang akan dialiri P2b adalah :


A = 12,5 ha --- a = 1,56 1/s/ha --- C = 2,19 m
Untuk mendapatkan nilai C (Koefesien) dicari menggunakan rumus interpolasi :

Luas (m) C(koefesien)


12 2,22 [ 12,5−12
13−12 ]
x (2,175−2,22)+2,22
13 2,175

40
= 2,19 m

Q= A . a . C
¿ 12,5 x 1,56 x 2,19
= 42,705 1/s/ha
= 0,0427 m/s

Q=V
0 = 0,15
0,0427 =?
0 = 0,25
0,15 = 0,3

 Interpolasi
(0,15−0,0427) x 0,25+(0,0427−0,0) x 0,3
v= =0,264 m/s
0,15−0,0
n=b/ h=1
b=h=1
m=1 : 1
0,0427
A = Q/V = = 0,161 m2
0,264

 Mencari nilai b dan h

h=
√ √ A
2
=
0,161
2
=¿¿ 0,284 m

b = h = 0,284 m
γ=m. h
= 1 x 0,284 = 0,284 m
 Menghitung keliling basah
p=b+2 h √ 1+m
2

p=0,284+2(0,284 ) √ 1+1
p=1,088 m

41
 Menghitung jari-jari hidrolis
A 0,161
R= = = 0,148 m
P 1,088
 Koefisien Chezy
87 87
C=
γ = 0,284 = 50,067
1+ 1+
√R √ 0,1485
 Kemiringan dasar saluran

0,284

0,280

V (0,264 )
I= = = 0,035
(R . C) 0,148 x 50,067

C. Perhitungan bangunan bagi


A. PERHITUNGAN BANGUNAN BAGI
1.
Perhitungan Bangunan Bagi Saluran Primer

 Untuk Saluran Primer 1 (SP1


Q = 0,091 m3/s
V =0,28 m/s
b = 0,4033 m
h =0,4033 m
I = 0,028

a. Dimensi pintu pembagi untuk Saluran Primer 1 (SP1)

Q = 0,091m3/dtk
Diambil : h’ = 1,25 . h = 1,25 x0,4033 m = 0,028 m
g = 9,81 m /s2

Z = 0,1 m
𝜇 = 0,85 (koefisien)

42
b. Lebar bukaan efektif pintu air pembagi
Q=μ . b' . h' √ 2 . g . z
0,091=0,85 .b . 0,4033 √2 . 9,81 .0,1
'

'
b =0,6002m

2.
Perhitungan Bangunan Bagi Saluran Sekunder

 Untuk Saluran Sekunder 1 (SS1 )


Q =0,06795 m3/s
V =0,27265 m/s
b =0,353 m
h =0,353 m
I = 0,2345

a. Dimensi pintu pembagi untuk Saluran Sekunder 1 (SS1)

Q = 0,06795 m3/dtk
Diambil : h’ = 1,25 . h = 1,25 x 0,353 m = 0,441252 m
g = 9,81 m2/s
Z = 0,1 m
𝜇 = 0,85 (koefisien)

b. Lebar bukaan efektif pintu air pembagi


Q=μ . b . h √ 2 . g . z
' '

0,06795=0,85 .b ' . 0,441252 √ 2 . 9,81. 0,1


'
b =0,5254 m

 Untuk Saluran Sekunder 2 (SS2 )


Q = 0,05523 m3/s
V = 0,34306 m/s
b = 0,54967m
h = 0,54967 m
I = 0,00209

a. Dimensi pintu pembagi untuk Saluran Sekunder 2 (SK2)

43
Q = 0,05523 m3/dtk
Diambil : h’ = 1,25 . h = 1,25 x 0,54967 m = 0,687088 m
g = 9,81 m /s2

Z = 0,1 m
𝜇 = 0,85 (koefisien)

b. Lebar bukaan efektif pintu air pembagi


Q=μ . b . h √ 2 . g . z
' '

0,05523=0,85 .b ' . 0,54967 √ 2. 9,81 . 0,1


'
b =0,181m

 Untuk Saluran Sekunder 3 (SK3 )


Q = 0,06596 m3/s
V =0,27199 m/s
b = 0,34821 m
h = 0,34821 m
I = 0,03122

a. Dimensi pintu pembagi untuk Saluran Sekunder 3 (SK3)

Q =0,06596 m3/dtk
Diambil : h’ = 1,25 . h = 1,25 x0,34821 m =0,435263 m
g = 9,81 m2/s
Z = 0,1 m
𝜇 = 0,85 (koefisien)

b. Lebar bukaan efektif pintu air pembagi


Q=μ . b . h √ 2 . g . z
' '

0,06596=0,85 . b . 0,435263 √ 2. 9,81 . 0,1


'

'
b =0,5183 m

 Untuk Saluran Sekunder 4 (SK4 )=Saluran Sekunder 3

3.
Perhitungan Bangunan Bagi Saluran Tersier

 Untuk Saluran Tersier 1 (ST1)

44
Q= 0,06214 m3/s
V= 0,46438 m/s
b =0,33319 m
h = 0,33319 m
I =0,03036

a. Dimensi pintu pembagi untuk Saluran Tersier 1 (ST1)

Q = 0,06214 m3/dtk
Diambil : h’ = 1,25 . h = 1,25 x 0,357 m = 0,33319 m
g = 9,81 m2/s
Z = 0,1 m
𝜇 = 0,85 (koefisien)

b. Lebar bukaan efektif pintu air pembagi


Q=μ . b' . h' √ 2 . g . z
0,06214=0,85 . b 0,33319 √ 2 . 9,81. 0,1
'

'
b =0,495 m

 Untuk Saluran Tersier 2 (ST2 )


Q=0,0798 m3/s
V=0,27993 m/s
b = 0,33881 m
h = 0,33881 m
I = 0,03909

a. Dimensi pintu pembagi untuk Saluran Tersier 2 (ST2)

Q = 0,0798m3/s
Diambil : h’ = 1,25 . h = 1,25 x 0,33881 m = 0,42351 m
g = 9,81 m /s 2

Z = 0,1 m
𝜇 = 0,85 (koefisien)

45
b. Lebar bukaan efektif pintu air pembagi
Q=μ . b' . h' √ 2 . g . z
0,0798=0,85 . b . 0,42351 √2 . 9,81 .0,1
'

'
b =0,5043 m

3.4 TITIK ELEVASI TANAH

Rumus :
Ya−Yb
Yq= −(Xb+ Yb)
Xa

Yq = Titik elevasi tanah asli


Ya = Elevasi titik tinjau menuju kontur atas
Yb = Elevasi titik tinjau menuju kontur bawah
Xa = Jarak antara kontur atas menuju kontur bawah
Xb = Jarak titik (yq) menuju kontur bawah

Titik Jarak Pada Peta Jarak Sebenarnya Ya Yb Xa Xb Yq


(cm) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
E0 0 0 41,6 41,6 0 0 41,6
E1 2 500 41,6 40,6 500 500 41,598
E2 4 1000 41,6 40,6 1000 750 41,596
E3 5 1500 40,6 39,6 625 250 41,593
E4 6 2000 39,6 38,6 500 125 41,587
E5 8 2500 39,6 38,6 750 875 41,586
E6 10 3000 38,6 37,6 1250 375 41,583
E7 12 3500 37,6 36,6 1750 1125 41,582
E8 14 4000 37,6 36,6 525 125 41,576
E9 16 4500 36,6 35,6 625 125 41,569
E10 18 5000 36,6 35,6 500 500 41,568
E11 20 5500 35,6 34,6 625 375 41,565
E12 22 6000 35,6 34,6 1750 500 41,563
E13 24 6500 34,6 33,6 500 500 41,561
E14 26 7000 34,6 33,6 1000 625 41,560
E15 28 7500 33,6 32,6 500 250 41,556
E16 30 8000 32,6 31,6 1000 750 41,555
E17 32 8500 32,6 31,6 500 625 41,553
E18 34 9000 31,6 30,6 625 250 41,550
E19 36 9500 31,6 30,6 325 1000 41,549
E20 38 10000 30,6 29,6 875 375 41,546

46
E21 40 10500 30,6 29,6 525 125 41,540
E22 42 11000 29,6 28,6 1250 125 41,534
E23 44 11500 29,6 28,6 500 750 41.532
E24 48 12000 25,6 24,6 1000 125 41,526
E25 50 12500 25,6 24,6 625 375 41,523
E26 52 13000 24,6 23,6 1000 500 41,521
E27 54 13500 24,6 23,6 1250 1125 41,520
E28 56 14000 23,6 22,6 1000 375 41,518
E29 58 14500 23,6 22,6 1250 625 41,516
E30 60 15000 22,6 21,6 500 625 41,515
E31 62 15500 22,6 21,6 1000 125 41,508
E32 64 16000 21,6 20,6 750 750 41,507
E33 66 16500 21,6 20,6 875 250 41,503
E34 68 17000 21,6 20,6 500 500 41,501
E35 70 17500 20,6 19,6 750 125 41,494
E36 72 18000 20,6 19,6 1250 250 41,490
E37 74 18500 16,6 15,6 625 500 41,488
E38 76 19000 16,6 15,6 1250 250 41,485
E39 78 19500 16,6 15,6 500 750 41,483
E40 80 20000 16,6 15,6 750 250 41,480
E41 82 20500 15,6 14,6 375 750 41,478
E42 84 21000 15,6 14,6 500 250 41,474
E43 86 21500 15,6 14,6 1000 125 41,467
E44 88 22000 14,6 13,6 750 750 41,466
E45 90 22500 14,6 13,6 875 250 41,462
E46 92 23000 13,6 12,6 500 500 41,460
E47 94 23500 13,6 12,6 750 125 41,453
E48 96 24000 12,6 11,6 1250 250 41,449
E49 98 24500 12,6 11,6 625 500 41,447
E50 100 25000 12,6 11,6 1250 250 41,443
E51 102 25500 12,6 11,6 500 750 41,442
E52 104 26000 11,6 10,6 750 250 41,438
E53 106 26500 11,6 10,6 375 750 41,437
E54 108 27000 10,6 9,6 500 250 41,433

47
3.5 BANGUNAN-BANGUNAN IRIGASI DAN BANGUNAN PENERUS AIR
YANG
DIBUTUHKAN

A. PERENCANAAN BANGUNAN BANGUNAN TERJUN

Rumus Perhitungan Bangunan Terjun:


2
V2 Q Q
H=h1+ hc= 3 B=
2g g . B2 3
1,7 . m. H 2

Bila 4/3 ≤ z/H ≤ 10, maka 0 = L = R = 1,12 + H


a=0,15 . H
H
z √
Bila 1/3 ≤ z/H ≤ 4/3, maka 0 = L = R = 0,67 . z . H . 4H
a=0,2 . H
H

z

1. Perhitungan Bangunan Terjun pada Saluran Tersier dengan data sebagai berikut:
QST = 0,0757 m/s z = 4,7 m
A = 0,275 m2 g = 9,81 m/s2
V = 0,275 m/s M = 1,5 Koefisien
b1 = 0,370 m z>2m
h1 = 0,370 m

-Tinggi garis energi (H)


V2 0,2752
H=h1+ =0,370+ =0 , 373 m
2g 2. 9,81
- Lebar bukaan efektif (B)
Q 0,0757
B= 3
= 3
=0,130 m
1,7 . m. H 2
1,7 . 1,5 . 0,373 2

- Kedalaman Krisis (Hc)

48
hc=
-
√ √
3 Q2
g . B2
=
3 0,07572
9,81 . 0,1302
Kedalaman ruang dalam
=0 ,325

Bila 4/3 ≤ z/H ≤ 10, maka D = L = R = 1,1 z + H


Maka, D = L = R = (1,1 x 4,7) + 0,373 = 5,543
Jadi 5,543 < 10 OKE …..

- Tinggi Ambang Hilir


a=0,15 . H
H
z √
=0,15 .0,373 .
4,7 √
0,373 = 0,0157

- Jari jari dari Crest/mercu pada up Stream


V = 0,5 x H = 0,5 x 0,373 = 0,186 m

- Lebar ambang hilir


W = 2 x a = 2 x 0,0157 = 0,0315

2. Perhitungan Bangunan Terjun pada Saluran Sekunder dengan data sebagai berikut:
QSS = 0,0736 m/s z = 4,7 m
A = 0,268 m2 g = 9,81 m/s2
V = 0,274 m/s M = 1,5 Koefisien
b1= 0,366 m z>2m
h1= 0,366 m

- Tinggi garis energi (H)


2 2
V 0,274
H=h1+ =0,366+ =0,369 m
2g 2 .9,81
- Lebar bukaan efektif (B)
Q 0,0736
B= 3
= 3
=0,128 m
1,7 . m. H 2 1,7 . 1,5 . 0,369 2
- Kedalaman Krisis (Hc)

hc=
-
√ √
3 Q2
g . B2
=
3 0,07362
9,81 . 0,1282
Kedalaman ruang dalam
=0,323

Bila 4/3 ≤ z/H ≤ 10, maka D = L = R = 1,1 z + H

49
Maka, D = L = R = (1,1 x 4,7) + 0,471 = 5,641
Jadi 5,641 < 10 OKE …..
- Tinggi Ambang Hilir
a=0,15 . H
H
z √
=0,15 .0,369 .
4,7 √
0,369 = 0,0155

- Jari jari dari Crest/mercu pada up Stream


V = 0,5 x H = 0,5 x 0,369 = 0,184 m

- Lebar ambang hilir


W = 2 x a = 2 x 0,0155 = 0,031

3. Perhitungan Bangunan Terjun pada Saluran Primer dengan data sebagai berikut:
QSP = 0,152 m/s z = 4,7 m
A = 0,506 m2 g = 9,81 m/s2
V = 0,3 m/s M = 1,5 Koefisien
b1 = 0,502 m z>2m
h1 = 0,502 m

- Tinggi garis energi (H)


2 2
V 0,3
H=h1+ =0,502+ =0,506 m
2g 2 . 9,81
- Lebar bukaan efektif (B)
Q 0,152
B= 3
= 3
=0,165 m
1,7 . m. H 2
1,7 . 1,5 . 0,506 2

- Kedalaman Krisis (Hc)

√ √
2 2
Q 0,152
hc= 3 2
=3 =0,442
g .B 9,81 . 0,1652

- Kedalaman ruang dalam


Bila 4/3 ≤ z/H ≤ 10, maka D = L = R = 1,1 z + H
Maka, D = L = R = (1,1 x 4,7) + 0,640 = 5,81
Jadi 5,81 < 10 OKE …..
- Tinggi Ambang Hilir
a=0,15 . H
-
H
z √
=0,15 .0,506 .
4,7 √
0,506 = 0,0249

Jari jari dari Crest/mercu pada up Stream


V = 0,5 x H = 0,5 x 0,506 = 0,253 m

50
- Lebar ambang hilir
W = 2 x a = 2 x 0,0249 = 0,0498

B. PERENCANAAN PERHITUNGAN GORONG GORONG

1. Gorong gorong yang dialiri pada Saluran Tersier di dapat berupa dengan data sebagai
berikut:
QST = 0,0757 m/s b1 = 0,370 m
A = 0,275 m2 h1 = 0,370 m
V = 0,275 m/s I = 0,030

- Tinggi aliran di hulu gorong gorong


V2 0,2752
E 1=h 1+ =0,370+ =0 ,396
2.g 2 x 9,81
-Lebar dasar gorong gorong
A 0,275
b= = =0,743
h1 0,370
p 1=b+ 2 ( h 1 )=0,743+ 2 ( 0,370 )=1,483
A 0,275
R 1= = =0 , 185
P1 1,483

( )( )
2 1
1
E 1+ ( k 1+1 ) . { . R 3 .(I 2 )
n
h 1=
2. g

)( )( )
2 1

h 1=
(
0,396+ ( 0,5+ 1 ) . {
1
0,01
. 0,185 3 . 0,030 2 }
=0,450 m
2 x 9,81
- Kecepatan aliran pada gorong gorong

V2
h 1=E 1 ( k 1+1 )
2.g
h (2 . g ) 0,450 (2× 9,81)
V= = =14.86 m
E 1(k 1+1) 0,396(0,5+1)
- Tinggi energi pada gorong gorong (masuk)
V2 0,2752
E 2=E 1+k 1 × =0,396 +0,5 × =0 ,397
2.g 2× 9,81

- Tinggi aliran pada saat keluar

51
h 2=E 2−( Kx+1 ) .
a ( )( )
Q 2 1
. .g
2
h 2=0,397−( 1+1 ) . ( )(
0,0757 2 1
0,275 )
. . 9,81 =0 ,346
2

- Tinggi energi pada gorong gorong (keluar)


- E 2=E 2−Kx .
V
( )
2. g
=0,397−1×
0,275
2 ×9,81
=0,382

-
2. Gorong-gorong yang dialiri pada Saluran Sekunder 1 (SS1) di dapat berupa dengan data
sebagai berikut :
QSS = 0,0912 m/s b1 = 0,403 m
A = 0,325 m2 h1 = 0,403 m
V = 0,280 m/s I = 0,028
- Tinggi aliran di hulu gorong-gorong
2 2
V 0,280
E 1=h 1+ =0,403+ =0,406
2.g 2 x 9,81
- Lebar dasar gorong gorong
A 0,325
b= = =0,806
h1 0,403
p 1=b+ 2 ( h 1 )=0,403+ 2 ( 0,403 )=1 ,209
A 0,325
R 1= = =0,268
P1 1,209

( )( )
2 1
1
E 1+ ( k 1+1 ) . { . R 3 .(I 2 )
n
h 1=
2. g

( )( )( )
2 1
1
0,406+ ( 0,5+ 1 ) . { . 0,268 . 0,028 2 }
3
0,01
h 1= =0,552m
2 . 9,81
- Kecepatan aliran pada gorong-gorong
V2
h 1=E 1 ( k 1+1 )
2.g
h(2 . g ) 0,552(2 × 9,81)
V= = =17,78 m
E 1(k 1+1) 0,406(0,5+1)
- Tinggi energi pada gorong-gorong (masuk)
V2 0,2802
E 2=E 1+k 1 × =0,406 +0,5 × =0,407
2.g 2× 9,81

52
- Tinggi aliran pada saat keluar

( )
h 2=E 2− Kx+1 .
a ( )( )
Q 2 1
. .g
2

h 2=0,407−( 1+1 ) . (
0,471 ) ( 2
. . 9,81)=0,039
2
0,0912 1

- Tinggi energi pada gorong-gorong (keluar)

E 2=E 2−Kx . ( 2.Vg )=0,407−1× 217,78


×9,81
=¿ 0,499

3. Gorong-gorong yang dialiri pada Saluran Primer di dapat berupa dengan data sebagai
QSp = 0,0912 m/s b1 = 0,403 m
A = 0,325 m2 h1 = 0,403 m
V = 0,280 m/s I = 0,028
- Tinggi aliran di hulu gorong-gorong
V2 0,2802
E 1=h 1+ =0,403+ =0,406
2.g 2 x 9,81
- Lebar dasar gorong gorong
A 0,325
b= = =0,806
h1 0,403
p 1=b+ 2 ( h 1 )=0,403+ 2 ( 0,403 )=1 ,209
A 0,325
R 1= = =0,268
P1 1,209

( )( )
2 1
1
E 1+ ( k 1+1 ) . { . R 3 .(I 2 )
n
h 1=
2. g

( )( )( )
2 1
1
0,406+ ( 0,5+ 1 ) . { . 0,268 3 . 0,028 2 }
0,01
h 1= =0,552m
2 . 9,81
- Kecepatan aliran pada gorong-gorong
V2
h 1=E 1 ( k 1+1 )
2.g
h(2 . g ) 0,552(2 × 9,81)
V= = =17,78 m
E 1(k 1+1) 0,406(0,5+1)
- Tinggi energi pada gorong-gorong (masuk)

53
2 2
V 0,280
E 2=E 1+k 1 × =0,406 +0,5 × =0,407
2.g 2× 9,81
- Tinggi aliran pada saat keluar

h 2=E 2−( Kx+1 ) .( )( ) Q 2 1


a
. .g
2

h 2=0,407−( 1+1 ) . (
0,471 ) ( 2
. . 9,81)=0,039
2
0,0912 1

- Tinggi energi pada gorong-gorong (keluar)

E 2=E 2−Kx . ( 2.Vg )=0,407−1× 217,78


×9,81
=¿ 0,499

C. PERENCANAAN SIPHON

1. Siphon pada bangunan Saluran Tersier, dengan data sebagai berikut:


Q = 0,0757 m3/s h = 0,370 m
A = 0,275 m2 k = 0,56 ; H = 0,56 x 0,370 = 0,207
V = 0,275 m/s C = 47,213
b = 0,370 m

- Tinggi energi di hulu siphon

V2 0,2752
E=h × =0,370 × =0,0014
2. g 2 ×9,81
- Kehilangan akibat gesekan
1 A 0,275
b= = =0,743m
h 0,370
P=b1 +2. h=0,743+ ( 2 ×0,370 ) =1,483
A 0,275
R= = =0,185 m
P 1,483
V 2 b 0,2752 0,370
hf = × = × =0,003 2
C R 47,213 0,185
- Kecepatan aliran pada siphon

√ √
Q .hf 0,0757 ×0,0032
V= = =0,00573 m/ s
1 1
( k +1 ) . . g ( 0,5+1 ) . . 9,81
2 2
- Kehilangan energi pada siphon

54
2 2
V 0,00573
∆ H masuk=E−k 1 × =0,0014−0,5 × =0 , 0,00139
2. g 2× 9,81

2. Siphon pada bangunan Saluran Sekunder, dengan data sebagai berikut:


Q = 0,0912 m3/s h = 0,403 m
A = 0,325 m2 k = 0,56 x H = 0,56 x 0,403 = 0,225
V = 0,280 m/s C = 46,307
b = 0,403 m

- Tinggi energi di hulu siphon


2 2
V 0,280
E=h × =0,403 × =0,0016
2. g 2 ×9,81
- Kehilangan akibat gesekan
1 A 0,325
b= = =0,806 m
h 0,403
1
P=b +2. h=0,806+ ( 2 ×0,403 )=1,612
A 0,325
R= = =0,201 m
P 1,612
2 2
V b 0,280 0,403
hf = × = × =0,00339
C R 46,307 0,201
- Kecepatan aliran pada siphon

√ √
Q .hf 0,0912× 0,00339
V= = =0,00648 m / s
1 1
( k +1 ) . . g ( 0,5+1 ) . .9,81
2 2

55
56

Anda mungkin juga menyukai