Disusun Oleh :
ARIANUS JUNAEDI
D01 18 353
SKRIPSI
Arianus Junaedi
D0118353
Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Teknik (S.T)
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui :
Fakultas : Teknik
Judul Skripsi : Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air PDAM pada Wilayah
Arianus Junaedi
D0118353
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat yang
diberikan, sehingga penyusunan Tugas Akhir (Skripsi) yang berjudul “Analisis
Kebutuhan dan Ketersediaan Air PDAM pada Wilayah Kecamatan Banggae
Timur Kabupaten Majene” dapat diselesaikan. Adapun Tugas akhir dibuat untuk
menuliskan hasil ide terhadap masalah penggunaan dan pemenuhan kebutuhan air
masyarakat pada Kacamatan Banggae Timur, yang merupakan salah satu wilayah
penulis menempuh pendidikan Perguruan Tinggi di Kabupaten Majene.
Selain karena ide tersebut, Tugas Akhir juga dibuat untuk memenuhi salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) program studi Teknik Sipil, pada
Fakultas Teknik Universitas Sulawesi Barat. Tentunya, saat Skripsi ini dibuat, ada
beberapa pihak yang membantu dan mendukung penyusunan tugas ini hingga
selesai. Tidak lupa juga ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya ditujukan
kepada :
1. Orang tua, adik kami, serta seluruh sanak keluarga atas Doa, Restu, dan
dukungan yang diberikan secara moral dan moril, Selama kami menempuh
pendidikan perkuliahan samppai penyusunan tugas akhir untuk saat ini;
2. Prof. Dr. Muhammad Abdi, S.Si., M.T Sebagai Rektor Universitas Sulawesi
Barat;
3. Dr. Ir. Hafsah Nirwana, M.T. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Sulawesi Barat;
4. Amalia Nurdin, ST., MT. Selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas
Sulawesi Barat sekaligus Dosen Pembimbing II (Kedua) yang senantiasa
memberikan waktu untuk membimbing selama proses pengerjaan Skripsi;
5. Apriansyah, ST., MT Sebagai Dosen Pembimbing I yang sering memberi
saran, ide, serta motivasi bersifat membangun selama proses pengerjaan Tugas
Akhir/Skripsi;
6. Ir. Yusman, S.Si., M.T. Sebagai Dosen Penguji I (Pertama);
7. Abdi Manaf, ST., MT sebagai Dosen penguji II (Kedua);
8. Nur Okviyani, S.Si., MT Sebagai Dosen Penguji III (Ketiga);
i
9. Seluruh teman-teman seperjuangan Sipil E angkatan 2018 dan rekan-rekan
Mahasiswa lainnya yang selalu memberi dukungan;
10. Serta semua pihak yang tidak sempat dituliskan satu – persatu. Dukungan
moral dan moril kalian sangat bermanfaat dalam penyelesaian Skripsi.
Penulis berharap dengan adanya susunan tugas akhir ini dapat bermanfaat
bagi peningkatan pengetahuan, khusunya kepada penyusun dan bagi semua yang
membaca serta bermanfaat bagi pembangunan dalam bidang pendidikan khusunya
Teknik Sipil secara umum.
Dibalik harapan kami sebagai penulis, kami juga menyadari bahwa Tugas
Akhir yang telah disusun masih jauh dari kata “Sempurna”. Maka dari itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk penyusunan sebuah
penulisan Skripsi/Karya Tulis Ilmiah lainnya yang lebih baik kedepannya.
Arianus Junaedi
D01 18 353
ii
DAFTAR ISI
iii
2.5.1 Iklim ..................................................................................... 17
2.5.2 Ciri-Ciri Penduduk ............................................................... 17
2.5.3 Masalah pada Lingkungan ................................................... 17
2.5.4 Faktor Sosial Ekonomi ......................................................... 17
2.6 Distribusi Air Bersih ...................................................................... 18
2.6.1 Sistem Distribusi Air Bersih ................................................ 18
2.6.2 Pola Jaringan Distribusi ....................................................... 18
2.6.3 Sistem Jaringan Perpipaan Air Bersih .................................. 20
2.7 Fluktuasi Penggunaan Air .............................................................. 21
2.8 Teori yang digunakan dalam Analisis Data ................................... 21
2.8.1 Perhitungan Proyeksi Penduduk .......................................... 22
2.8.2 Perhitungan Kebutuhan Air .................................................. 24
2.8.3 Perhitungan Curah Hujan ..................................................... 25
2.8.4 Ketersediaan Air ................................................................... 28
2.9 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 29
iv
4.4 Analisis Ketersediaan Air............................................................... 51
4.4.1 Kondisi hidrologis lokasi sumber ......................................... 51
4.4.2 Data Curah Hujan ................................................................. 53
4.4.3 Perhitungan rerata curah hujan ............................................. 54
4.4.4 Curah Hujan Andalan ........................................................... 57
4.4.5 Simulasi Hujan-Debit Aliran Metode MJ.Mook .................. 57
4.4.6 Perbandingan kebutuhan dan ketersediaan air ..................... 64
4.5 Analisis Kapasitas Reservoir PDAM ............................................. 66
4.5.1 Reservoir Unit Salabose ......................................................... 66
4.5.2 Reservoir Unit IPA Rusung-Rusung ...................................... 72
4.6 Pembahasan .................................................................................... 96
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
Tabel 4.16 Proyeksi Penduduk Kelurahan Unit Salabose .................... 67
Tabel 4.17 Kebutuhan air penduduk kelurahan Banggae .................... 68
Tabel 4.18 Kebutuhan air penduduk kelurahan Pangali-ali ................. 69
Tabel 4.19 Kebutuhan air penduduk kelurahan Labuang .................... 69
Tabel 4.20 Kebutuhan air penduduk kelurahan Labuang Utara .......... 70
Tabel 4.21 Prediksi Kebutuhan Kapasitas Reservoir Salabose ............ 71
Tabel 4.22 Jumlah Penduduk Kelurahan unit IPA Rusung-Rusung .... 72
Tabel 4.23 Proyeksi Penduduk Kelurahan unit IPA Rusung-Rusung.. 73
Tabel 4.24 Kebutuhan air penduduk kelurahan Labuang .................... 73
Tabel 4.25 Kebutuhan air penduduk kelurahan Labuang Utara .......... 74
Tabel 4.26 Kebutuhan air penduduk kelurahan Baurung..................... 74
Tabel 4.27 Kebutuhan air penduduk kelurahan Lembang ................... 75
Tabel 4.28 Kebutuhan air penduduk kelurahan Baruga ....................... 75
Tabel 4.29 Kebutuhan air penduduk kelurahan Baruga Dhua ............. 76
Tabel 4.30 Kebutuhan air penduduk kelurahan Buttu Baruga ............. 76
Tabel 4.31 Kebutuhan air penduduk kelurahan Tande ........................ 77
Tabel 4.32 Kebutuhan air penduduk kelurahan Tande Timur ............. 77
Tabel 4.33 Total Kebutuhan air rata-rata kapasitas reservoir .............. 78
Tabel 4.34 Fluktuasi pemakaian air tahun 2023 .................................. 79
Tabel 4.35 Prediksi kapasitas reservoir tahun 2023 ............................. 80
Tabel 4.36 Fluktuasi pemakaian air tahun 2024 .................................. 81
Tabel 4.37 Prediksi kapasitas reservoir tahun 2024 ............................. 81
Tabel 4.38 Fluktuasi pemakaian air tahun 2025 .................................. 82
Tabel 4.39 Prediksi kapasitas reservoir tahun 2025 ............................. 83
Tabel 4.40 Fluktuasi pemakaian air tahun 2026 .................................. 84
Tabel 4.41 Prediksi kapasitas reservoir tahun 2026 ............................. 84
Tabel 4.42 Fluktuasi pemakaian air tahun 2027 .................................. 85
Tabel 4.43 Prediksi kapasitas reservoir tahun 2027 ............................. 86
Tabel 4.44 Fluktuasi pemakaian air tahun 2028 .................................. 87
Tabel 4.45 Prediksi kapasitas reservoir tahun 2028 ............................. 87
Tabel 4.46 Fluktuasi pemakaian air tahun 2029 .................................. 88
viii
Tabel 4.47 Prediksi kapasitas reservoir tahun 2029 ............................. 89
Tabel 4.48 Fluktuasi pemakaian air tahun 2030 .................................. 89
Tabel 4.49 Prediksi kapasitas reservoir tahun 2030 ............................. 90
Tabel 4.50 Fluktuasi pemakaian air tahun 2031 .................................. 91
Tabel 4.51 Prediksi kapasitas reservoir tahun 2031 ............................. 92
Tabel 4.52 Fluktuasi pemakaian air tahun 2032 .................................. 92
Tabel 4.53 Prediksi kapasitas reservoir tahun 2032 ............................. 93
Tabel 4.54 Rekapitulasi vol. kebutuhan reservoir ................................ 94
ix
DAFTAR GRAFIK
x
ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR PDAM PADA
WILAYAH KECAMATAN BANGGAE TIMUR KABUPATEN MAJENE
Arianus Junaedi, Ir. Apriansyah, S.T., MT1, Amalia Nurdin, S.T., M.T2
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sulawesi Barat, 2023
E-mail : arianusjunaedia7xa7x@gmail.com
ABSTRAK
xi
ANALYSIS OF PDAM WATER NEEDS AND AVAIBILITY IN EAST
BANGGAE, MAJENE DISTRICT
Arianus Junaedi, Ir. Apriansyah, S.T., MT1, Amalia Nurdin, S.T., M.T2
ABSTRCT
Majene Regency is one of the regions in the Province West Sulawesi which
requires a fairly high water supply. Majene Regency is an area with a total
population of 174,407 people spread across 8 sub-districts. However, despite the
high level of water demand, the Majene district, especially East Banggae District,
is classified as an area that has limited water availability and uneven water
distribution. Because of this, research was carried out to analyze and predicting the
amount of water needed in accordance with estimates of population development,
as well as conducting an analysis of the suitability between demand and water
availability. In 2032, water availability was recorded at 79,173 lt/s, still able to meet
the needs of the population with an accumulated need of 75,138 lt/s. The current
available reservoir capacity of 550 m3 cannot accommodate and distribute water
until 2032 because it requires an additional capacity of 324,166 m3.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Banggae sebanyak 44.080 jiwa, Banggae Timur 30.650 jiwa, Sendana 24.868
jiwa, serta yang terendah di Kecamatan Tubo Sendana yang hanya dihuni 9.980
Jiwa (BPS Kabupaten Majene, 2022). Namun dibalik tingkat kebutuhan air
yang tinggi, wilayah kabupaten Majene terkhusus Kecamatan Banggae Timur
tergolong wilayah yang memiliki ketersediaan air yang terbatas dan distribusi
air yang belum merata.
Dikarenakan hal demikian, dilakukan penelitian untuk menganalisis dan
memprediksi banyaknya kebutuhan air sesuai dengan perkiraan perkembangan
penduduk, serta melakukan analisis terhadap kesesuaian antara kebutuhan
dengan ketersediaan air. Distribusi air untuk memenuhi kebutuhan tiap
penduduk berdasarkan ketersediaan air yang ada juga perlu memperhatikan
kapasitas reservoir (penampungan) yang telah dibangun oleh pihak PDAM
agar air dapat dimanfaatkan secara maksimal dan merata oleh penduduk
Kecamatan Banggae Timur. Berdasarkan hal tersebut, peneliti berinisiasi untuk
menyusun tugas akhir yang berjudul “Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan
Air PDAM pada Wilayah Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene ”.
2
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disusun, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1.3.1 Untuk menganalisis total kebutuhan air di wilayah Kecamatan Banggae
Timur sampai tahun 2032;
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana ketersediaan air PDAM untuk kebutuhan
air penduduk daerah Kecamatan Banggae Timur hingga tahun 2032;
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana kapasitas reservoir PDAM dalam
pendistribusian air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan penduduk
sampai tahun 2032.
3
distribusi air di wilayah Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten
Majene;
b) Dapat menjadi refrensi untuk penelitian lainnya yang bersifat
hidrologis, serta berkaitan dengan pemberdayaan sumber daya air.
4
dilakukannya penelitian analisis kebutuhan air dan ketersediannya
selama 10 tahun kedepan pada kecamatan Banggae Timur.
5
1.6.6 Daftar Pustaka
Memuat beberapa sumber referensi kajian analisis kebutuhan dan
ketersediaan air yang berupa Jurnal terkait, acuan Skripsi, serta beberapa
informasi yang diperoleh dari buku, internet, dan lain sebagainya.
1.6.7 Lampiran
Lampiran pada Tugas Akhir berisi beberapa dokumen tambahan
berupa data yang disiapkan untuk olah data baik dari lapangan, suatu
instansi, maupun data yang diakses secara daring (Online). Gambar
dokumentasi selama kegiatan, dan data referensi perhitungan
ditampilkan kedalam lampiran.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.2.2 Air tanah
Menurut Linsley dan Franzini (1991), Air tanah adalah air yang
terdapat dalam lapisan tanah, dibedakan menjadi:
a) Air tanah dalam
Air ini memiliki kualitas yang agak baik, karena penyaringannya
lebih sempurna dan bebas dari bakteri, sedangkan kuantitasnya tidak
dipengaruhi oleh musim.
b) Air tanah dangkal
Air ini terdapat pada kedalaman sekitar 15 meter dari permukaan
tanah dangkal sebagai sumber air bersih, dari segi kualitas agak baik
(dibanding dengan tanah dalam, kualitasnya masih dibawah) namun
dari segi kuantitas sangat tergantung pada musim.
8
2.3 Sumber Daya Air
Sumber daya air adalah kapasitas dan potensi air yang dapat digunakan
untuk keperluan sosial ekonomi oleh manusia. Air laut, air hujan, air tanah, dan
air permukaan merupakan contoh sumber air yang sering dimanfaatkan oleh
penduduk. Sumber air masyarakat yang paling umum adalah air permukaan.
Air permukaan juga menjadi perhatian utama saat ini karena air permukaan
semakin langka. Nilai air dalam hal semua fungsinya bagi kehidupan, dari
tingkat molekuler hingga ekologi global, terlalu rendah untuk dianggap hanya
instrumental. Air adalah kehidupan dan sumber kehidupan, dan karena setiap
kehidupan memiliki nilai intrinsik, air tidak dapat dievaluasi, apalagi
dikendalikan sebagai "barang". Air memiliki nilai sosial, ekonomi, agama,
budaya, dan lingkungan selain nilai sosial, ekonomi, agama, budaya, dan
lingkungan (Sanim, 2011).
Karena air (baik air permukaan maupun air tanah) merupakan komponen
dari siklus hidrologi, pemahaman akan hal itu sangatlah penting. Siklus
hidrologi dimulai dengan panas matahari mencapai permukaan bumi dan
menciptakan penguapan (Evaporasi). Sebagai hasil dari penguapan ini, massa
uap air terbentuk, hingga membentuk awan dalam keadaan atmosfer tertentu.
Awan ini berpotensi menjadi hujan karena berbagai faktor klimatologi.
Sebagian presipitasi akan tertahan oleh butir-butir tanah, sedangkan sebagian
lainnya akan mengalir secara horizontal sebagai limpasan, secara vertikal ke
bawah sebagai infiltrasi, dan sebagian kecil akan menguap kembali ke
atmosfer. Ketika air meresap ke dalam tanah, awalnya mengisi pori-pori
sampai kadar air mencapai titik jenuh. Jika kriteria ini terpenuhi, maka air akan
mengalir dalam dua arah, yakni horizontal sebagai interflow, dan vertikal
sebagai perkolasi.
9
Gambar 2.1 Siklus Hidrologi
Sumber : Google Images
10
air domestik. Satuan liter/orang/hari digunakan. kebutuhan air rumah
tangga kota dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok sebagai
berikut:
11
Kategori Pemukiman Berdasarkan Jumlah Penduduk
(Jiwa)
No Uraian 500.000 – 100.000 – 40.000 –
>1.000.000 <20.000
1.000.000 500.000 100.000
12
peternakan. Kebutuhan air bersih di luar kebutuhan rumah merupakan
hal yang lumrah untuk kebutuhan air non domestik sebagai berikut:
a) Air untuk keperluan umum, seperti fasilitas pemerintah, rumah sakit,
sekolah, dan tempat ibadah;
b) Penggunaan komersial dan industri, yaitu penggunaan air oleh
entitas komersial dan industri, adalah contoh kebutuhan air non-
domestik.
Namun untuk kategori desa Ditjen Cipta Karya sudah merumuskan
besarannya yaitu sebesar 15% sampai dengan 30% dari kebutuhan
domestik. Untuk memastikan besaran seperti yang ditetapkan Ditjen
Cipta Karya perlu dilakukan kajian terhadap faktor perkembangan
jumlah fasilitas tersebut untuk mengetahui besaran kebutuhan non
domestik. Spesifikasi mengenai kebutuhan air non domestik serta
penggunaan dari kategori I (satu) sampai V(lima) dapat dilihat dari
beberapa tabel berikut:
13
Kategori Pemukiman Berdasarkan Jumlah Penduduk
(Jiwa)
No Uraian 500.000 – 100.000 – 40.000 –
>1.000.000 <20.000
1.000.000 500.000 100.000
14
Tabel 2.4 Penggunaan Air Non Domestik Kategori IV (Kota kecil/Kecamatan)
No Sektor Nilai Satuan
1 Warung/Pertokoan 10 Liter/pegawai/hari
2 Sekolah 10 Liter/murid/hari
3 Rumah Sakit 20 Liter/org/hari
4 Puskesmas 20 Liter/orang/hari
5 Masjid 15 Liter/org/hari
6 Gereja 10 Liter/org/hari
7 Kantor 10 Liter/pegawai/hari
8 Pasar 12.000 liter/orang/hari
9 Hotel 150 liter/tempat tidur/hari
10 Rumah Makan 10 liter/pegawai/hari
11 Kompleks Militer 40 liter/orang/hari
12 Kawasan Industri 0,2-0,8 liter/detik/hektar
13 Kawasan Pariwisata 0,2-0,3 liter/detik/hektar
14 Hotel/Wisma 25 liter/detik
15 Pelabuhan 50 liter/detik
16 Stasiun KA – Terminal Bus 1.200 liter/detik
17 Kawasan Industri 90 liter/detik
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU,2000
15
2.4.3 Kebocoran dan Kehilangan Air
Kebocoran dan kehilangan air dari sejumlah besar kebutuhan air
masih sering terjadi. Beberapa faktor penyebabnya berupa sambungan
ilegal, maupun kebocoran pada sistem saluran air (terutama pada
aksesoris/sambungan pipa) menyebabkan kehilangan air. Kebutuhan air
untuk pertanian, peternakan, perikanan, industri, fasilitas umum dan
sosial, perdagangan dan jasa, pengelolaan sungai dan penggelontoran,
pemadaman kebakaran, dan first responder adalah beberapa kebutuhan
air non domestik. Untuk wilayah metropolitan, kebutuhan air domestic
sering dibagi menjadi empat kategori.
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan
dengan air yang dikonsumsi. Kehilangan air secara fisik ataupun teknis
memiliki standar koefisien maksimal 20% - 30%, dengan komponen
utama penyebab kehilangan atau kebocoran air yaitu kebocoran pada
pipa transmisi/induk, kebocoran dan luapan pada tangki reservoir,
kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan. Kebutuhan air untuk
kegiatan industri di suatu kota, khususnya di Indonesia, sulit untuk
diungkapkan secara akurat atau, paling tidak, untuk menggambarkan
situasi saat ini. Hal ini disebabkan kurangnya informasi tentang sektor
tersebut dan minimnya kemampuan berproduksi (Ditjen Cipta Karya
Dinas PU, 2000).
16
2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Pemakaian Air
Jumlah air yang digunakan menentukan berapa banyak air yang
digunakan karena pasokan air minimal tidak selalu memenuhi kebutuhan,
konsumsi air mungkin dibatasi. Konsumsi air per kapita bervariasi pada tiap
komunitas karena berbagai faktor, termasuk cara hidup penduduk, pendidikan,
dan status ekonomi. Jumlah orang yang menggunakan air di daerah pedesaan
jauh lebih rendah. Menurut data diketahui, penggunaan air di daerah pedesaan
dan melalui kran umum berkisar antara 20 hingga 60 liter per orang per hari.
Konsumsi air di daerah pedesaan dapat berkisar antara 20-60 liter per orang
dalam 1 hari, sedangkan di kota besar penggunaaan air dapat mencapai 180
liter per orang dalam 1 hari (PERPAMSI, 1994). Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pemakaian air antara lain sebagai berikut:
2.5.1 Iklim
Kebutuhan air untuk mandi, menyiram tanaman, pengaturan udara,
dan sebagainya akan lebih besar pada iklim yang hangat dan kering
daripada di iklim yang lembab. Pada iklim yang sangat dingin, air
mungkin diboroskan di kran-kran untuk mencegah bekunya pipa-pipa.
2.5.2 Ciri-Ciri Penduduk
Pemakaian air dipengaruhi oleh status ekonomi dari pelanggan.
Pemakaian per kapita di daerah miskin jauh lebih rendah daripada di
daerah kaya. Di daerah tanpa pembuangan limbah, konsumsi dapat
sangat rendah hanya sebesar 10 gcpd (40 liter/kapita/hari).
2.5.3 Masalah pada Lingkungan
Meningkatnya perhatian masyarakat terhadap berlebihnya
pemakaian sumber daya telah menyebabkan berkembangnya alat-alat
yang dapat dipergunakan untuk mengurangi jumlah pemakaian air di
daerah pemukiman.
2.5.4 Faktor Sosial Ekonomi
Yaitu populasi, besarnya kota, iklim, tingkat hidup, pendidikan, dan
tingkat ekonomi. Penggunaan air per kapita pada kelompok masyarakat
17
yang mempunyai jaringan limbah cenderung untuk lebih tinggi di kota
besar daripada kota kecil.
2.5.5 Faktor Teknis
Keadaan sistem, tekanan, harga, dan konsumsi meteran air adalah
semua faktor yang perlu dipertimbangkan. Dampak masalah teknis
secara umum, seperti meteran air yang tidak berfungsi di sambungan
rumah.
18
1) Tidak membutuhkan perhitungan dimensi pipa yang rumit
karena debit dapat dibagi berdasarkan cabang-cabang pipa
pelayanan;
2) Untuk pengembangan daerah pelayanan lebih mudah karena
hanya tinggal menambah sambungan pipa yang telah ada.
Meskipun demikian, Kekurangan jika menerapkan pola ini adalah:
1) Jika terjadi kebocoran atau kerusakan pengaliran pada seluruh
daerah akan terhenti;
2) Pembagian debit tidak merata, sehingga pengoperasian lebih
sulit karena pipa yang satu dengan yang lain saling
berhubungan.
b) Pola Tertutup (Grid)
Adalah sistem perpipaan melingkar dimana ujung pipa yang
satu bertemu dengan ujung pipa yang lain. Keuntungan Pola ini
adalah:
1) Pengoperasian yang mudah karena debit terbagi rata karena
perencanaan diameter berdasarkan pada jumlah kebutuhan total;
2) Jika terjadi kebocoran atau kerusakan atau perubahan diameter
pipa maka hanya daerah tertentu yang tidak mendapat
pengaliran, sedangkan untuk daerah yang tidak mengalami
kerusakan aliran air tetap berfungsi.
Namun perlu dilakukan perhitungan dimensi perpipaan
membutuhkan kecermatan agar debit yang masuk pada setiap pipa
merata, sehingga diperlukan pertimbangan yang lebih matang untuk
menerapkan pola tersebut.
c) Pola Melingkar (Loop)
Dibandingkan dengan sistem-sistem sebelumnya merupakan
sistem yang terbaik. Sirkulasi air dalam jaringan lancar, bila ada
perbaikan kerusakan distribusi air tidak akan terhenti. Namun
kerugiannya yaitu biaya investasi mahal dan sistem operasi yang
sulit.
19
2.6.3 Sistem Jaringan Perpipaan Air Bersih
Pengaliran air bersih kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas
dan tekanan yang cukup memerlukan sistem jaringan perpipaan yang
baik, reservoir, pompa dan dan peralatan yang lain.
a) Pengaliran dalam Pipa
Metode dari pendistribusian air tergantung pada kondisi
topografi dari sumber air dan posisi para konsumen berada. Sistem
pengaliran air dapat dilakukan dengan cara:
1) Metode Gravitasi
Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber
air mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah
pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat
dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena
hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi.
2) Metode Perpompaan
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan
yang diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir
distribusi ke konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi antara
sumber air yang tekanannya tidak cukup kuat.
b) Komponen sistem jaringan perpipaan
1) Sistem Sumber
Terdiri dari sistem pengambilan air bersih. Dalam sistem ini
ada beberapa macam sumber penyediaan air bersih diantaranya
air hujan, air permukaan dan air tanah.
2) Sistem Transmisi
Suatu sistem perpipaan yang mengalirkan air dari bangunan
penyadap air baku ke bangunan pengolahan air sampai reservoir
distribusi.
3) Sistem Distribusi
Sistem distribusi yaitu sistem perpipaan yang mengalirkan
air dari reservoir sampai ke konsumen.
20
2.7 Fluktuasi Penggunaan Air
Secara umum, kebutuhan air di masyarakat berubah seiring dengan gaya
hidup dan keadaan iklim masyarakat di berbagai belahan dunia. Penggunaan
air meningkat secara dramatis di negara-negara dengan empat musim,
mencapai 20 persen hingga 30 persen lebih tinggi pada bulan-bulan musim
panas Juni, Juli, Agustus, dan September. Penggunaan air biasanya 20% lebih
rendah di musim dingin daripada sepanjang sisa tahun.
Dari segi iklim, perbedaan antara faktor maksimum setiap hari di iklim
tropis, seperti Indonesia, lebih rendah daripada di negara-negara dengan empat
musim.Setiap minggu, bulan, atau tahun, akan ada hari di mana Anda
mengonsumsi lebih banyak air daripada kebutuhan harian biasanya. Jumlah air
ini disebut sebagai konsumsi harian maksimum.
Akibatnya, pada waktu-waktu tertentu dalam sehari, seperti pagi atau
sore hari. Jumlah air yang digunakan akan lebih tinggi dari rata-rata kebutuhan
harian. Ini disebut sebagai penggunaan jam sibuk. Ketika jumlah air bersih
yang dihasilkan melebihi jumlah air yang digunakan, air tambahan tersebut
disimpan sementara di reservoir dan kemudian digunakan untuk mengatasi
kekurangan air ketika jumlah air bersih yang dihasilkan kurang dari jumlah air
yang dikonsumsi.
21
2.8.1 Perhitungan Proyeksi Penduduk
Dalam proyeksi jumlah penduduk di masa yang akan datang dapat
diprediksikan berdasarkan laju pertumbuhan penduduk (Anjayani,2009).
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam memproyeksi jumlah
penduduk adalah sebagai berikut:
a) Metode Geometrik, dengan persamaan berikut:
Pn = P0 (1 + i)n........................................................................... (2.1)
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun
P0 = Jumlah penduduk pada awal tahun
i = Laju pertumbuhan penduduk
n = Periode waktu dalam tahun
untuk mencari nilai r menggunakan persamaan berikut :
22
d) Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk
Kriteria pemilihan dari ketiga metode di atas berdasarkan uji
korelasi sederhana, suatu persamaan dipilih berdasarkan hasil yang
nilai standar devisiasinya paling kecil, serta nilai koefisien (r) yang
paling dekat dengan angka satu (r =1).
Tabel 2.6 Interpretasi nilai r
No Nilai r Interpretasi
1 0,8-1,0 Tinggi
2 0,6-0,8 Cukup
3 0,4-0,6 Agak Rendah
4 0,2-0,4 Rendah
5 0,0-0,2 Terlalu Rendah (Tak Berkorelasi)
Sumber: Suharsimi Arikunto, 2010
23
2.8.2 Perhitungan kebutuhan air
Perhitungan prediksi perkiraan jumlah penduduk berguna sebagai
acuan untuk dikorelasikan dengan perhitungan kebutuhan air penduduk
di suatu wilayah.
a) Kebutuhan Air Domestik
Untuk jumlah kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan
jumlah penduduk yang dilayani dikalikan dengan standar kebutuhan
air perorang perhari (S), sedangkan jumlah penduduk yang dilayani
dapat dihitung dengan jumlah penduduk dikalikan dengan
persentase pelayanan yang akan dilayani (pl%), dihitung dengan
persamaan berikut:
qD = pn x S ................................................................................ (2.7)
Keterangan:
pn = jumlah penduduk pada tahun-n
qD = kebutuhan air domestik (lt/hari)
S = standar kebutuhan air rata-rata (lt/org/h) sesuai Tabel 2.1
24
Keterangan:
qT = kebutuhan air total (lt/hari)
25
Negara Indonesia akan mengalami hujan dalam jumlah banyak sekitar
bulan Oktober - Maret (Riandi Ashab, 2019). Karakteristik hujan yang
berupa jumlah, intensitas hujan, lama hujan, dan frekuensi hujan dapat
dipelajari dan dievaluasi bila tersedia stasiun penakar hujan. Dalam
menghitung curah hujan rata-rata daerah umumnya digunakan tiga
metode yaitu, metode Aritmatika, Polygon Thiessen dan Isohyet.
a) Metode Aritmatika, dengan persamaan berikut :
26
2.8 menyajikan syarat ketentuan pemilihan rumus rerata curah hujan
sesuai kondisi hidrologis.
Tabel 2.8 Pemilihan metode analisis curah hujan
No Parameter Kondisi Metode
Memiliki 2 stasiun
Aljabar
curah hujan
Jumlah Stasiun
Memiliki 3 stasiun Polygon
1 dalam suatu Daerah
curah hujan Thiessen
Aliran Sungai (DAS)
Memiliki banyak
Isohyet
stasiun curah hujan
< 5.000 Km2 Isohyet
Luas Daerah Aliran
2 < 500 Km2 Aljabar
Sungai (DAS)
<500 s/d <5.000 Km2 Thiessen
Dataran Thiessen
Pegunungan Aljabar
3 Topografi Daerah
Datar/ perbukitan tak
Thiessen
beraturan
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR, 2022
27
P = m : (n+1) x 100% .......................................... (2.16)
Dengan :
P = Probabilitas (%)
m = Data pada nomor tertentu
n = Jumlah data secara keseluruhan
28
2.9 Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan rujukan atau untuk membuktikan bahwa adanya
keterkaitan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya dan untuk menghindari manipulasi data baik dari jurnal,
skripsi, tesis dan sebagainya.
Uraian pada halaman berikut akan mendeskripsikan hasil dari penelitian
Sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini.
29
Development Goals
(MDG) yang
dicadangkan
pemerintah yaitu
sebesar 24 % dan
lebih kecil
2 Arif 2011 Analisis Kebutuhan Hasil dari
Wijanarko dan Ketersediaan Air penelitian ini
Bersih Unit Kedawung Kebutuhan air
PDAM Sragen bersih daerah
pelayanan
Kedawung tahun
2020 menurut
jumlah penduduk
sebesar 31,816
liter/detik dan
Kebutuhan air
bersih menurut
prediksi masing-
masing jenis
pelanggan PDAM
Sragen adalah
15,4854 liter/detik.
3 Dessy maulida 2016 Analisis Kebutuhan Berdasarkan hasil
pratama dan Ketersediaan air analisis, didapatkan
Bersih di Wilayah jumlah kebutuhan
Kecamatan Sukamulia air bersih pada
Kabupaten Lombok daerah Kecamatan
Timur Sukamulia dan
daerah yang satu
penggunaan air
bersihya itu sebesar
185,647 lt/dt
30
sedangkan debit
yang tersedia yaitu
sebesar 260 lt/dt.
4 Muhammad 2019 Analisis Kebutuhan Dari hasil analisis
Agus Salim dan Ketersediaan Air yang didapat bahwa
Bersih (Studi Kasus kebutuhan air pada
kecamatan Bekasi unit pelayanan
Utara) Kecamatan Bekasi
Utara pada tahun
2027 yang
mengacu pada
prediksi
pertambahan
jumlah penduduk
sebesar 517,50
L/detik sedangkan
jumlah produksi air
PDAM Tirta
Bagasari sebesar
2170 lt/detik
hingga dengan
jumlah produksi air
tersebut dapat
memenuhi
kebutuhan air
bersih untuk 10
tahun mendatang
Sumber : Data Penelitian sebelumnya, 2023
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
32
Table 3.1 Alokasi waktu penelitian
No Jenis Kegiatan Waktu
1 Penyusunan Proposal (Bab I, II, dan III) Agustus 2023
2 Seminar Proposal September 2023
3 Pengumpulan Data September 2023
5 Pengolahan Data September 2023
6 Analisis Data September 2023
7 Penyusunan Bab IV dan V Oktober 2023
8 Seminar Hasil dan Pemeriksaan Data November 2023
9 Seminar tutup dan penyusunan daftar
pustaka, lampiran, daftar isi, abstrak, kata
November 2023
pengantar, sampul sebagai pelengkap
Tugas Akhir
10 Penyerahan Tugas Akhir/hasil penelitian November 2023
Sumber : Ketentuan Penulis, 2023
33
3.3 Tahap Penelitian
Beberapa tahapan penelitian yang dilakukan untuk meneliti kebutuhan
dan ketersediaan air pada Kecamatan Banggae Timur secara rinci diuraikan
sebagai berikut:
34
domestik pada kondisi sekarang dan yang akan datang di Kecamatan
Banggae Timur. Dilanjutkan dengan menghitung ketersediaan air dan
analisis daya tampung reservoir yang telah disediakan oleh PDAM.
35
3.4 Bagan Alir (Flowchart) Proses Penelitian
sebuah diagram memuat tahap pengumpulan dan pengolahan data, tahap
analisis data, sampai penyusunan laporan penelitian.
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Primer:
Data Curah Hujan, Sekunder:
Data Klimatologi, Data Jumlah penduduk, dan
Data DAS data Fasilitas
umum/Infrastruktur.
Selesai
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
37
laju pertumbuhan penduduk metode Geometri dan Eksponensial,
Sedangkan persamaan 2.4 digunakan untuk mencari nilai laju
pertumbuhan penduduk untuk metode Aritmatika. Nilai n diperoleh dari
selisih antara tahun awal dan tahun akhir (2015-2022), maka diperoleh
nilai n =7.
a) Laju pertumbuhan penduduk untuk metode Geometri dan
Eksponensial
i = (pn/p0)1/7 -1
i = (30.650/29.352)0,142857143 – 1
i = 0,620 %
b) Laju Pertumbuhan Penduduk untuk metode Aritmatik
i = 1/7 ((pn/p0) -1)
i = 0,142857143 ((30.650/29.352) -1)
i = 0,142857143 (1,044222 -1)
i = 0,632 %
4.1.3 Penentuan metode perhitungan proyeksi penduduk
Penentuan metode yang akan digunakan (Geometrik, Aritmatik, atau
Eksponensial) untuk perhitungan proyeksi jumlah penduduk akan dipilih
dengan syarat memiliki standar devisiasi terkecil, dan nilai korelasi yang
mendekati angka 1 (Satu).
a) Metode Geometrik
p2015 = 29.352 x (1 + 0,620%)
= 29.534 jiwa
p2016 = 29.352 x (1 +0,620%) 1
= 29.534 jiwa
p2017 = 29.352 x (1 +0,620% ) 2
= 29.717 jiwa
p2018 = 29.352 x (1 +0,620%) 3
= 29.901 jiwa
p2019 = 29.352 x (1 +0,620%) 4
38
= 30.087 jiwa
p2020 = 29.352 x (1 + 0,620%) 5
= 30.273 jiwa
p2021 = 29.352 x (1 +0,620% ) 6
= 30.461 jiwa
p2022 = 29.352 x (1 +0,620%) 7
= 30.650 jiwa
b) Metode Aritmatik
p2015 = 29.352 x (1 + 0,632%)
= 29.537 jiwa
p2016 = 29.352 x (1 + 0,632% x 1)
= 29.537 jiwa
p2017 = 29.352 x (1 + 0,632% x 2)
= 29.723 jiwa
p2018 = 29.352 x (1 + 0,632% x 3)
= 29.908 jiwa
p2019 = 29.352 x (1 + 0,632% x 4)
= 30.094 jiwa
p2020 = 29.352 x (1 + 0,632% x 5)
= 30.279 jiwa
p2021 = 29.352 x (1 + 0,632% x 6)
= 30.465 jiwa
p2022 = 29.352 x (1 + 0,632% x 7)
= 30.650 jiwa
c) Metode Eksponensial
p2015 = 29.352 x 2,720,620%
= 29.535 jiwa
p2016 = 29.352 x 2,720,620% x 1
= 29.535 jiwa
p2017 = 29.352 x 2,720,620% x 2
= 59.069 jiwa
39
p2018 = 29.352 x 2,720,620% x 3
= 88.604 jiwa
p2019 = 29.352 x 2,720,620% x 4
= 118.139 jiwa
p2020 = 29.352 x 2,720,620% x 5
= 147.673 jiwa
p2021 = 29.352 x 2,720,620% x 6
= 177.208 jiwa
p2022 = 29.352 x 2,720,620% x 7
= 206.743 jiwa
Dari perhitungan proyeksi penduduk, hasil dari perhitungan
pertumbuhan penduduk di atas, perhitungan nilai standar devisiasi, serta
korelasi perbandingan jumlah penduduk sebenarnya dan hasil
perhitungan dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2013 dengan
menggunakan fungsi “=STDEV”, dan “=CORREL (array1(data jumlah
penduduk asli) ; array2(data penduduk hasil perhitungan rumus))”.
40
kecamatan Banggae Timur sampai 10 tahun kedepan adalah metode
aritmatik. Dikarenakan memenuhi syarat pemilihan metode perhitungan
proyeksi penduduk yakni memiliki nilai standar deviasi terkecil dan nilai
korelasi (r) yang mendekati 1 (satu) dari antara metode lainnya.
41
Penyelesaian :
p2025 = 30.650 x (1 + 0,632% x 3)
= 31.231 jiwa
d) Proyeksi Tahun 2026
Diketahui :
p0(2022) = 30.650 jiwa
i = 0,632%
Ditanya : p2026….?
Penyelesaian :
p2026 = 30.650 x (1 + 0,632% x 4)
= 31.425 jiwa
Hasil perhitungan proyeksi penduduk kecamatan Banggae Timur 10
tahun secara lengkap telah disajikan kedalam data yang dapat dilihat pada
tabel 4.3.
42
tahun 2032 dengan total jumlah penduduk 32.586 jiwa (proyeksi 10
tahun), mengacu pada tabel 2.1 tentang kriteria pemakaian dan
perencanaan air, Kecamatan Banggae Timur termasuk dalam kategori
“kota kecamatan” dengan jumlah penduduk berkisar < 40.000 jiwa.
31.000
30.500
30.000
29.500
2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032
Tahun
Pertumbuhan Penduduk
43
No Jenis Fasilitas Jumlah (Unit)
4 Sekolah (SD, SMP, SMA) 33
5 Perguruan Tinggi 5
6 Fasilitas Administrasi 14
7 Fasilitas Keuangan 4
8 Fasilitas Penginapan 5
9 Fasilitas Toko/Warung/Kafe 189
10 Kompleks Militer/Keamanan 2
Sumber : Kantor Kecamatan Banggae Timur, 2023
30.650(x) = 32.586 x 80
x = 85,05318 = 85 Unit
44
Jumlah
No Jenis Fasilitas Pengunjung (jiwa)
(Unit)
6 Fasilitas Administrasi 15 50
7 Fasilitas Keuangan 4 30
8 Fasilitas Penginapan 5 80
9 Fasilitas Toko/Warung/Kafe 199 100
10 Kompleks Militer/Keamanan 2 80
Sumber : Hasil perhitungan analisis proyeksi,, 2023
Jenis Fasilitas
45
sesuai dengan penataan sumber daya air yang ditetapkan untuk memenuhi
kebutuhan pokok, sanitasi lingkungan, pertanian, ketenagaan, industri,
pertambangan, perhubungan, kehutanan dan keanekaragaman hayati,
olahraga, rekreasi dan pariwisata, ekosistem, estetika, serta kebutuhan lain”.
46
Ditanya : qD2025….?
Penyelesaian :
qD = 32.231 x 100
= 3.223.100 lt/org/hari
86.400 dt/hari
= 37,304 = 37 lt/dt
47
Proyeksi Kebutuhan Air Domestik
(Lt/dt)
38
38
37
Debit(lt/dt) 37
36
36
35
35
2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032
Tahun
48
b) Kebutuhan non domestik pada Fasilitas Kesehatan
Diketahui :
u(2032) = 33 Unit
p = 150 org/hari
q = 20 lt/org/hari
Ditanya : qnD….?
Penyelesaian :
qnD = 33 x 150 x 20
= 99.000 lt/hari
86.400 dt/hari
= 0,0017 lt/dt
Kebutuhan non air non domestik dari masing-masing fasilitas umum
tetap dihitung dengan metode yang sama, yang dapat dilihat pada tabel
4.7.
49
4.3.3 Kebutuhan air total
Kebutuhan air total merupakan total keseluruhan dari kebutuhan
domestik dan non domestik. Dalam kecamatan Banggae Timur, total
kebutuhan air sampai tahun 2032 adalah :
a) qTotal(2023) = 35,699 lt/dt + 4,981 lt/dt
= 40,680 lt/detik
b) qTotal(2024) = 35,922 lt/dt + 4,981 lt/dt
= 40,904 lt/detik
50
Rekapitulasi analisis kebutuhan air secara keseluruhan dapat dilihat
pada tabel 4.8 secara lengkap
51
lokasi sumber mata air. Yang mana nantinya, data hasil perhitungan
curah hujan akan digunakan sebagai bahan analisis ketersediaan air pada
lokasi sumber.
52
Memiliki luas 26,329 Km2 dan kondisi relief muka bumi perbukitan.
Dapat dipastikan bahwa analisis curah hujan pada lokasi sumber
menggunakan metode Aljabar (Persamaan 2.13) mengacu pada tabel 2.8
sebagai pemilihan metode perhitungan curah hujan pada tinjauan
pustaka.
2013 266 180 88 135 124 49 135 104 117 56 206 180
2016 166,8 94,4 70,2 307,2 165,7 238,1 120,9 2,6 44 220 120 124
2017 166,8 107,6 87,8 109 158 45,6 74 38 103,2 257 225,6 527
2018 189 213 146 172 60 119 44 1 11,3 226 106,8 189
2020 293 154 71,7 111 66 87,5 91,3 20,2 60,3 178,6 95,8 293
2021 440,8 127,9 176,7 104,5 65 206,3 32 319,7 115,8 163,8 169,7 440,8
2022 263,6 192 25,9 73,9 236,9 251,8 149,4 146 227,1 354,6 151,5 263,6
Sumber : BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Tampa Padang Mamuju, 2023
53
Tabel 4.10 Curah hujan stasiun Banggae Timur
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sept Okt Nov Des
2013 332 120 111,0 128 109 79 161 101 120 61 143 177
2016 168 119 65 320 159 215 109 2 50 249 110 142
2021 452 174 166 100 43 221 64 274 136 150 170 393
54
3) Tahun 2015
P = 1/2 x (213 +192)
= 202,5 mm
b) Perhitungan rerata curah hujan bulan Februari
1) Tahun 2013
P = 1/2 x (180 + 120)
= 150 mm
2) Tahun 2014
P = 1/2 x (81 + 71)
= 76 mm
3) Tahun 2015
P = 1/2 x (48 + 52)
= 50 mm
c) Perhitungan rerata curah hujan bulan Maret
1) Tahun 2013
P = 1/2 x (88 + 111)
= 99,5 mm
2) Tahun 2014
P = 1/2 x (90 + 92)
= 91 mm
3) Tahun 2015
P = 1/2 x (133 + 100)
= 116,5 mm
Perhitungan rerata curah hujan metode Aljabar untuk bulan
selanjutnya masih dilakukan dengan cara yang sama. Untuk hasil
perhitungan rerata curah hujan secara lengkap dapat dilihat pada tabel
4.11.
55
Tabel 4.11 Rerata curah hujan DAS Majene metode Aljabar
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sept Okt Nov Des
2013 299 150 99,5 131,5 116,5 64 148 102,5 118,5 58,5 174,5 178,5
2014 192,5 76 91 81,5 155 76,5 76,5 23,5 26 66,5 114 138,5
2015 202,5 50 116,5 214 17,5 75,5 10,3 1,25 0 57,35 55,1 247,6
2016 167,4 106,7 67,6 313,6 162,35 226,55 114,95 2,3 47 234,5 115 133
2017 143,4 103,8 103,9 123 151 49,8 79 39 99,6 236,5 231,8 496,5
2018 175 205 135 152 62 127 44 0,5 5,65 118 169,4 131,5
2019 99,55 53,5 140 158 59 180,5 3,65 8,5 0 173,5 100,25 54,55
2020 306,5 153,5 72,85 117,5 75,5 69,25 65,15 10,6 31,65 114,8 90,9 261
2021 446,4 150,95 171,35 102,25 54 213,65 48 296,85 125,9 156,9 169,85 416,9
2022 258,3 209,5 28,45 82,95 231,95 251,9 157,7 149 213,55 344,8 75,75 131,8
Total 2290,55 1258,95 1026,15 1476,3 1084,8 1334,65 747,25 634 667,85 1561,35 1296,55 2189,85
Min 99,55 50 28,45 81,5 17,5 49,8 3,65 0,5 0 57,35 55,1 54,55
Max 446,4 209,5 171,35 313,6 231,95 251,9 157,7 296,85 213,55 344,8 231,8 496,5
Rata- rata 229,055 125,895 102,615 147,63 108,48 133,465 74,725 63,4 66,785 156,135 129,655 218,985
Sumber : Hasil Perhitungan, 2023
56
4.4.4
4.4.3 Curah Hujan Andalan
Curah hujan andalan merupakan curah hujan yang kemungkinan
terjadi setiap bulan dari keseluruhan data curah hujan. Nilai
kemungkinan curah hujan/probabilitas yang dipakai untuk setiap
kebutuhan berbeda. Untuk menganalisis ketersediaan air sungai Abaga
sebagai sumber air PDAM Kecamatan Banggae Timur, data yang dipakai
harus memenuhi kemungkinan sebesar 90%. Penentuan probabilitas
dilakukan melalui pendekatan Weibull sesuai persamaan 2.15 hingga
ditemukan data rerata curah hujan yang memenuhi syarat probabilitas
90%. Data tersebut akan dipakai untuk menganalisis ketersediaan air
dengan simulasi hujan menjadi aliran metode MJ.Mook.
4.4.5
4.4.4 Simulasi Hujan-Debit Aliran Metode MJ.Mook
Model MJ. Mock adalah suatu cara perhitungan aliran dengan
menggunakan data curah hujan, Evapotranspirasi dan karakteristik
hidrologi daerah aliran untuk menaksir ketersediaan air di sungai apabila
ketersediaan data debit minim atau bahkan tidak ada (Nurochmad dkk,
1998). Data rerata curah hujan andalan sesuai probabilitas kebutuhan air
baku serta karakteristik hidrologi lokasi penelitian sudah diketahui. Jadi,
sebelum melakukan analisis model MJ. Mook, perlu diketahui data
Evapotransirasinya terlebih dahulu.
57
Tabel 4.12 Uraian Perhitungan Evaporasi Potensial Metode Penman
No Uraian satuan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
Data
Kelembapan
1 % 89 86 84 88 82 78 83 84 86 87 82 77
udara(RH)
o
2 Temperatur C 26,1 26,7 27,6 25,1 26,6 28,7 26,2 26,9 26,5 28,1 28,4 27,8
Lama Penyinaran
3 % 61,0% 65,0% 59,0% 79,0% 74,0% 73,0% 62,0% 79,1% 65,0% 73,0% 68,0% 72,1%
matahari (n/N)
5 Elevasi 29 m 29 m 29 m 29 m 29 m 29 m 29 m 29 m 29 m 29 m 29 m 29 m 29 m
Faktor
o
7 Penyesuaian C 1,1 1,1 1 0,9 0,9 0,9 0,9 1 1,1 1,1 1,1 1,1
Iklim
Perhitungan
Tekanan uap
8 mbar 31,788 33,048 34,935 30,063 32,838 37,245 31,998 33,468 33,137 35,809 36,499 35,355
Jenuh (Ea)
58
No Uraian satuan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
Perhitungan
Tekanan uap
9 mbar 28,291 28,421 29,345 26,456 26,927 29,051 26,558 28,113 28,498 31,154 29,929 27,223
Aktual (Ed)
Perbedaan
10 tekanan uap (Ea- mbar 3,497 4,627 5,590 3,608 5,911 8,194 5,440 5,355 4,639 4,655 6,570 8,132
Ed)
Kec. Fungsi
11 m/s 0,278 0,278 0,284 0,278 0,275 0,281 0,278 0,281 0,281 0,278 0,281 0,281
angin, F(u)
12 Efek radiasi, (W) 0,733 0,745 0,763 0,734 0,743 0,765 0,735 0,249 0,741 0,753 0,759 0,767
Perbedaan radiasi,
13 fungsi angin, dan mm/hari 0,259 0,328 0,375 0,267 0,418 0,540 0,400 1,130 0,337 0,319 0,444 0,531
tekanan uap
Radiasi atmosfer,
14 mm/hari 15,350 15,750 15,650 15,000 13,950 13,350 13,550 14,400 15,150 15,500 15,400 15,250
(Ra)
Radiasi ke bumi,
15 mm/hari 8,519 8,899 8,529 9,525 8,649 8,077 7,588 9,151 8,711 9,378 9,086 9,158
(Rs)
Radiasi
16 gelombang bersih, mm/hari 6,389 6,674 6,397 7,144 6,487 6,058 5,691 6,863 6,533 7,033 6,815 6,868
Rns (α = 0,25)
59
No Uraian satuan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
Perhitungan
Pengaruh
o
17 C 15,569 15,809 16,169 15,488 15,769 16,207 15,609 15,889 15,729 15,967 16,087 16,249
temperatur, F(T)
Pengaruh tekanan
18 mbar 0,106 0,105 0,102 0,114 0,112 0,103 0,113 0,107 0,105 0,094 0,099 0,110
uap, F(Ed)
Pengaruh
19 penyinaran % 0,649 0,685 0,631 0,811 0,766 0,757 0,658 0,812 0,685 0,757 0,712 0,749
matahari, F(n/N)
Radiasi bersih
20 gelombang mm/hari 1,071 1,142 1,037 1,428 1,349 1,262 1,163 1,376 1,132 1,141 1,137 1,344
panjang, (Rnl)
20 Radiasi bersih, (Rn) mm/hari 5,319 5,532 5,360 5,716 5,138 4,796 4,528 5,487 5,401 5,892 5,677 5,524
Evapotranspirasi
21 mm/hari 4,576 4,897 4,467 4,014 3,814 3,789 3,357 2,494 4,775 5,234 5,230 5,248
Potensial, ETo
Evapotranspirasi
22 mm/bln 141,861 137,108 134,004 120,421 118,219 113,679 104,072 74,813 143,261 162,247 156,914 162,681
Potensial, ETo
Sumber : Hasil Analisis Perhitungan, 2023
60
Tabel 4.13 Uraian Perhitungan Simulasi Hujan-Aliran Metode MJ.Mook
No Uraian satuan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
Curah Hujan mm/bulan
99,55 50 28,45 81,5 17,5 49,8 3,65 0,5 0 57,35 55,1 54,55
1 Andalan (P =
90%) mm/hari 6,423 3,571 1,835 5,433 1,129 3,320 0,235 0,032 0,000 3,700 3,555 3,519
Evaporasi
2 Potensial mm/bulan 141,86 137,11 134,00 120,42 118,22 113,68 104,07 74,81 143,26 162,25 156,91 162,68
(ETo)
Expose
3 % 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
Surface
Evaporasi
4 terbatas mm 16,424 19,783 21,661 15,133 19,945 16,688 18,488 13,442 25,787 23,201 22,666 23,557
(ET)
Evaporasi
5 mm 125,44 117,32 112,34 105,29 98,27 96,99 85,58 61,37 117,47 139,05 134,25 139,12
(E)
Water
6 mm 25,89 67,32 83,89 23,79 80,77 47,19 81,93 60,87 117,47 81,70 79,15 84,57
Surplus
7 Infiltrasi (I) mm 10,355 26,930 33,557 9,515 32,310 18,876 32,774 24,348 46,990 32,678 31,659 33,830
8 Vn mm 8,284 21,544 26,846 7,612 25,848 15,101 26,219 19,479 37,592 26,143 25,327 27,064
61
No Uraian satuan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
9 K*(Vn-1) mm 0,000 4,970 15,909 25,653 19,959 27,484 25,551 31,062 30,324 40,750 40,135 39,278
10 Vn mm 8,284 26,514 42,754 33,265 45,807 42,585 51,770 50,541 67,916 66,892 65,463 66,341
K*(Vn-1)
11 mm 39,805 28,853 33,220 45,585 47,310 55,870 59,073 66,506 70,228 82,886 89,867 93,198
lanjutan
12 vn lanjutan mm 48,089 55,367 75,975 78,849 93,116 98,455 110,843 117,046 138,144 149,779 155,330 159,539
13 K* (Vn-1)
lanjutan
mm 95,723 62,404 53,351 57,663 54,557 60,218 61,682 68,071 71,167 83,450 90,205 93,401
14 vn lanjutan mm 104,007 88,919 96,105 90,928 100,363 102,803 113,452 118,612 139,083 150,342 155,668 159,742
15 K* (Vn-1)
lanjutan
mm 95,845 62,477 53,395 57,690 54,573 60,228 61,688 68,075 71,169 83,451 90,206 93,401
16 vn lanjutan mm 104,129 88,992 96,149 90,954 100,379 102,813 113,458 118,615 139,085 150,344 155,669 159,742
17 K* (Vn-1)
lanjutan
mm 95,845 62,478 53,395 57,690 54,573 60,228 61,688 68,075 71,169 83,451 90,206 93,401
18 vn lanjutan mm 104,129 88,992 96,149 90,954 100,379 102,813 113,458 118,615 139,085 150,344 155,669 159,742
19 K* (Vn-1)
lanjutan
mm 95,845 62,478 53,395 57,690 54,573 60,228 61,688 68,075 71,169 83,451 90,206 93,401
20 vn lanjutan mm 104,129 88,992 96,149 90,954 100,379 102,813 113,458 118,615 139,085 150,344 155,669 159,742
22 K* (Vn-1)
lanjutan
mm 95,845 62,478 53,395 57,690 54,573 60,228 61,688 68,075 71,169 83,451 90,206 93,401
62
No Uraian satuan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
23 vn lanjutan mm 104,129 88,992 96,149 90,954 100,379 102,813 113,458 118,615 139,085 150,344 155,669 159,742
24 K* (Vn-1)
lanjutan
mm 95,845 62,478 53,395 57,690 54,573 60,228 61,688 68,075 71,169 83,451 90,206 93,401
25 Vn' = Vn -
(Vn-1)
mm -55,613 -15,137 7,157 -5,195 9,425 2,433 10,645 5,158 20,470 11,258 5,325 4,074
26 Base flow =
I -Vn'
mm 65,968 42,067 26,400 14,710 22,885 16,443 22,129 19,191 26,520 21,420 26,334 29,756
27 Direct Run
off (DRO)
mm 15,532 40,395 50,336 14,273 48,465 28,315 49,160 36,523 70,485 49,018 47,488 50,744
Debit rata- m3/dt 0,1121 0,0987 0,0764 0,0644 0,0701 0,0545 0,0781 0,0648 0,0985 0,0762 0,0770 0,0791
30
rata
bulanan
tersedia lt/dt 112,12 98,75 76,43 64,44 70,14 54,46 78,08 64,77 98,53 76,24 76,99 79,13
Keterangan : Titik nilai Vn (Run Off) mulai mencapai nilai konsisten/stabil sampai seterusnya
63
Ketersediaan air(lt/dt)
120,00
100,00
80,00
Debit(lt/dt)
60,00
40,00
20,00
0,00
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nov Des
Bulan
(Berlaku untuk setiap tahun (Konstan)
4.4.6
4.4.1 Perbandingan kebutuhan dan ketersedian air
Dari hasil analisis kebutuhan air berdasarkan proyeksi penduduk dari
tahun 2023 sampai 2032, kebutuhan air terkecil dimulai pada tahun 2023
yang debit kebutuhan hanya 71,516 lt/detik dari debit ketersediaan air yang
tersedia sebanyak 75,138 lt/dt. Jika dilihat dari tabel 4.8, kebutuhan air
terbanyak terjadi pada tahun 2032 dengan debit kebutuhan sebesar 76,854
lt/dt. Ketersediaan air cenderung bersifat konstan, berbeda dengan
kebutuhan air yang sifatnya fleksibel karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti iklim, ciri-ciri penduduk, kondisi lingkungan, dan faktor
Sosial-Ekonomi
64
Perbandingan Kebutuhan dan Ketersediaan Air
Kec. Banggae Timur
80,000 79,173 lt/dt
78,000
Debit (lt/dt)
76,000
74,000
72,000
70,000
2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032
Proyeksi Tahun
Kebutuhan air Ketersediaan air Linear (Kebutuhan air)
65
Perbandingan Kebutuhan dan Ketersediaan Air
Kec. Banggae Timur
81,000
80,000
79,17 lt/dt
Debit (lt/dt)
79,000
78,000
77,000
76,000
75,000
2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040
Proyeksi Tahun
Kebutuhan air Ketersediaan air Linear (Kebutuhan air)
66
Gambar 4.3 Reservoir Unit Salabose
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023
Sejauh ini, ada empat wilayah kelurahan yang menerima pasokan air
dari reservoir ini. Jumlah penduduk dan kebutuhan air dari masing-masing
kelurahan dapat dilihat sebagai berikut :
67
Tabel 4.16 Proyeksi Penduduk Kelurahan Unit Salabose
Kel.
Labuang
Banggae Pangali-ali Labuang
Utara
Tahun
n 2023 6.043 10.761 2.655 1.430
2024 6.081 10.828 2.671 1.439
2025 6.119 10.896 2.688 1.448
2026 6.157 10.963 2.705 1.457
2027 6.195 11.031 2.721 1.466
2028 6.233 11.098 2.738 1.475
2029 6.271 11.166 2.755 1.484
2030 6.308 11.233 2.771 1.493
2031 6.346 11.301 2.788 1.502
2032 6.384 11.369 2.805 1.511
Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2023
68
q qD (lt/dt) qHL (lt/dt) qRH(lt/dt)
Tahun
2025 7,082 1,416 8,498
2026 7,126 1,425 8,551
2027 7,170 1,434 8,604
2028 7,214 1,443 8,656
2029 7,258 1,452 8,709
2030 7,301 1,460 8,762
2031 7,345 1,469 8,814
2032 7,389 1,478 8,867
Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2023
69
q qD (lt/dt) qHL (lt/dt) qRH(lt/dt)
Tahun
2029 3,188 0,638 3,826
2030 3,208 0,642 3,849
2031 3,227 0,645 3,872
2032 3,246 0,649 3,895
Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2023
70
Tabel 4.21 Prediksi Kebutuhan kapasitas reservoir unit Salabose (m3)
Kel.
Labuang
Banggae Pangali-ali Labuang Total
Utara
Tahun
n 2023 63,712 34,332 116,0244 309,9039 523,972
2024 64,112 34,547 124,0498 331,34 554,049
2025 64,834 34,936 132,1663 353,0193 584,956
2026 71,403 38,476 147,7619 374,9417 632,583
2027 78,374 42,232 156,1059 397,1074 673,820
2028 85,425 46,032 164,5411 459,4701 755,468
2029 92,556 49,875 173,0672 482,3653 797,864
2030 99,768 53,760 181,684 505,504 840,716
2031 107,059 55,886 190,3927 528,8853 882,223
2032 114,430 58,034 199,192 552,510 924,166
Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2023
800
Kapasitas (m3)
600
400
200
0
2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032
Tahun
Kapasitas dibutuhkan Batas kapasitas Reservoir
Grafik 4.7 Perbandingan Prediksi Daya tampung dan Kapasitas maksimal reservoir
Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2023
71
4.5.1 Reservoir Unit IPA Rusung-Rusung
Reservoir IPA Rusung-Rusung memiliki 2 bak penampungan dengan
kapasitas sebanyak 200 m3 dan 350 m3 dengan total kapasitas reservoir 550
72
Tabel 4.23 menyajikan secara lengkap proyeksi penduduk tiap
kelurahan, yang menggunakan metode yang sama saat memproyeksi
penduduk Kelurahan unit Salabose.
Kel.
Labuang Baruga Buttu Tande
Labuang Baurung lembangBaruga Tande
Utara Dhua Baruga Timur
Tahun
n 2023 2.655 1.430 5.939 5.411 2.194 1.601 887 766 963
2024 2.671 1.439 5.977 5.445 2.208 1.611 892 771 969
2025 2.688 1.448 6.014 5.479 2.221 1.621 898 775 975
2026 2.705 1.457 6.051 5.513 2.235 1.631 903 780 981
2027 2.721 1.466 6.088 5.547 2.249 1.641 909 785 987
2028 2.738 1.475 6.126 5.581 2.263 1.651 914 790 993
2029 2.755 1.484 6.163 5.615 2.276 1.661 920 795 999
2030 2.771 1.493 6.200 5.649 2.290 1.671 926 799 1.005
2031 2.788 1.502 6.238 5.683 2.304 1.681 931 804 1.011
2032 2.805 1.511 6.275 5.717 2.318 1.692 937 809 1.017
Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2023
73
Tabel 4.25 Kebutuhan air penduduk kelurahan Labuang Utara
q qD (lt/dt) qHL (lt/dt) qRH(lt/dt)
Tahun
2023 1,656 0,331 1,987
2024 1,666 0,333 1,999
2025 1,676 0,335 2,012
2026 1,687 0,337 2,024
2027 1,697 0,339 2,037
2028 1,708 0,342 2,049
2029 1,718 0,344 2,062
2030 1,728 0,346 2,074
2031 1,739 0,348 2,087
2032 1,749 0,350 2,099
Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2023
74
Tabel 4.27 Kebutuhan air penduduk kelurahan Lembang
q qD (lt/dt) qHL (lt/dt) qRH(lt/dt)
Tahun
2023 6,263 1,253 7,515
2024 6,302 1,260 7,562
2025 6,341 1,268 7,610
2026 6,381 1,276 7,657
2027 6,420 1,284 7,704
2028 6,459 1,292 7,751
2029 6,499 1,300 7,798
2030 6,538 1,308 7,845
2031 6,577 1,315 7,893
2032 6,617 1,323 7,940
Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2023
75
Tabel 4.29 Kebutuhan air penduduk kelurahan Baruga Dhua
q qD (lt/dt) qHL (lt/dt) qRH(lt/dt)
Tahun
2023 1,853 0,371 2,224
2024 1,865 0,373 2,238
2025 1,876 0,375 2,252
2026 1,888 0,378 2,266
2027 1,900 0,380 2,280
2028 1,911 0,382 2,293
2029 1,923 0,385 2,307
2030 1,934 0,387 2,321
2031 1,946 0,389 2,335
2032 1,958 0,392 2,349
Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2023
76
Tabel 4.31 Kebutuhan air penduduk kelurahan Tande
q qD (lt/dt) qHL (lt/dt) qRH(lt/dt)
Tahun
2023 0,886 0,177 1,064
2024 0,892 0,178 1,070
2025 0,897 0,179 1,077
2026 0,903 0,181 1,084
2027 0,909 0,182 1,090
2028 0,914 0,183 1,097
2029 0,920 0,184 1,104
2030 0,925 0,185 1,110
2031 0,931 0,186 1,117
2032 0,936 0,187 1,124
Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2023
77
Tabel 4.33 Total Kebutuhan air rata-rata kapasitas reservoir (m3)
Kel. Total
Labuang Baruga Buttu Tande
Labuang Baurung lembang Baruga Tande
Utara Dhua Baruga Timur
Tahun m3/hari m3/jam
2023 63,712 34,332 129,863 99,780 78,976 78,976 31,916 14,704 27,736 559,994 112
2024 64,112 34,547 130,678 114,750 79,472 79,472 32,117 15,721 29,654 580,523 116
2025 64,834 34,936 120,899 129,899 80,367 80,367 32,317 16,749 31,594 592,217 120
2026 71,403 38,476 139,227 145,227 88,509 88,509 35,769 18,726 33,556 659,716 132
2027 78,374 42,232 153,093 147,583 93,103 97,151 37,625 19,783 35,540 704,485 141
2028 85,425 46,032 160,727 149,957 97,746 105,891 39,502 20,852 41,122 747,254 149
2029 92,556 49,875 168,443 199,681 102,438 114,731 41,398 21,932 43,171 834,226 167
2030 99,768 53,760 176,241 215,770 107,180 123,669 43,315 23,024 45,241 887,969 177
2031 107,059 55,886 276,1801 232,038 111,972 132,707 43,575 24,128 47,334 1030,879 209
2032 114,430 58,034 293,121 248,484 120,813 141,844 53,207 25,243 49,448 1104,626 224
Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2023
78
Fluktuasi Pemakaian air tiap jam masing-masing daerah tidaklah
sama, dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti jenis
kebutuhan, aktivitas, maupun kebiasaan masyarakat. Untuk mengetahui
waktu pemakaian air tertinggi dan terendah penduduk pada wilayah
Kecamatan Banggae Timur, maka dilakukan survey dengan teknik
wawancara kepada 15 responden, hingga memperoleh keterangan bahwa
jam puncak pemakaian air PDAM Tirta Mandar biasanya terjadi pada
pagi hari (06.00-08.00 Wita) dan sore hari (16.00-17.00). Pada 22.00-
02.00 Wita merupakan jam pemakaian air terendah dikarenakan air
hanya digunakan untuk keperluan tertentu. Detail neraca fluktuasi air dan
volume reservoir tiap jam dalam satu hari dapat dilihat pada tabel berikut.
79
Tabel 4.35 Prediksi kapasitas reservoir Kecamatan Banggae Timur 2023
80
Tabel 4.36 Fluktuasi Pemakaian air Kecamatan Banggae Timur 2024
Jam Persentase Faktor qRH Pemakaian air qD
(Wita) pemakaian air (%) (m3/jam) (m3/jam)
01.00 0,5 116 58
02.00 0,5 116 58
03.00 0,5 116 58
04.00 0,75 116 87
05.00 1 116 116
06.00 1,5 116 174
07.00 1,5 116 174
08.00 1,5 116 174
09.00 1 116 116
10.00 1 116 116
11.00 1 116 116
12.00 1 116 116
13.00 1,25 116 145
14.00 1,25 116 145
15.00 1,25 116 145
16.00 1,25 116 145
17.00 1,5 116 174
18.00 1,5 116 174
19.00 1,5 116 174
20.00 1 116 116
21.00 0,75 116 87
22.00 0,5 116 58
23.00 0,5 116 58
24.00 0,5 116 58
Sumber : Hasil Analisis Perhitungan, 2023
81
Jam Pemakaian qRH Komulatif
Komulatif Deposit/Defisit
qD
(Wita) air qD (%) (m3/jam) 3 qRH air (m3/jam)
(m /jam)
12.00 116 116 1363 1392 29
13.00 145 116 1508 1508 0
14.00 145 116 1653 1624 -29
15.00 145 116 1798 1740 -58
16.00 145 116 1943 1856 -87
17.00 174 116 2117 1972 -145
18.00 174 116 2291 2088 -203
19.00 174 116 2465 2204 -261
20.00 116 116 2581 2320 -261
21.00 87 116 2668 2436 -232
22.00 58 116 2726 2552 -174
23.00 58 116 2784 2668 -116
24.00 58 116 2842 2784 -58
Kapasitas Reservoir (Kr 2024) = Deposit Max + defisit Max 464 m3
Sumber : Hasil Analisis Perhitungan, 2023
82
Jam Persentase Faktor qRH Pemakaian air qD
(Wita) pemakaian air (%) (m3/jam) (m3/jam)
21.00 0,75 120 90
22.00 0,5 120 60
23.00 0,5 120 60
24.00 0,5 120 60
Sumber : Hasil Analisis Perhitungan, 2023
83
Tabel 4.40 Fluktuasi Pemakaian air Kecamatan Banggae Timur 2026
Jam Persentase Faktor qRH Pemakaian air qD
(Wita) pemakaian air (%) (m3/jam) (m3/jam)
01.00 0,5 132 66
02.00 0,5 132 66
03.00 0,5 132 66
04.00 0,75 132 99
05.00 1 132 132
06.00 1,5 132 198
07.00 1,5 132 198
08.00 1,5 132 198
09.00 1 132 132
10.00 1 132 132
11.00 1 132 132
12.00 1 132 132
13.00 1,25 132 165
14.00 1,25 132 165
15.00 1,25 132 165
16.00 1,25 132 165
17.00 1,5 132 198
18.00 1,5 132 198
19.00 1,5 132 198
20.00 1 132 132
21.00 0,75 132 99
22.00 0,5 132 66
23.00 0,5 132 66
24.00 0,5 132 66
Sumber : Hasil Analisis Perhitungan, 2023
84
Jam pemakaian qRH Komulatif
Komulatif Deposit/Defisit
qD
(Wita) air qD (%) (m3/jam) 3 qRH air (m3/jam)
(m /jam)
10.00 132 132 1287 1320 33
11.00 132 132 1419 1452 33
12.00 132 132 1551 1584 33
13.00 165 132 1716 1716 0
14.00 165 132 1881 1848 -33
15.00 165 132 2046 1980 -66
16.00 165 132 2211 2112 -99
17.00 198 132 2409 2244 -165
18.00 198 132 2607 2376 -231
19.00 198 132 2805 2508 -297
20.00 132 132 2937 2640 -297
21.00 99 132 3036 2772 -264
22.00 66 132 3102 2904 -198
23.00 66 132 3168 3036 -132
24.00 66 132 3234 3168 -66
Kapasitas Reservoir (Kr 2024) = Deposit Max + defisit Max 528 m3
Sumber : Hasil Analisis Perhitungan, 2023
85
Jam Persentase Faktor qRH Pemakaian air qD
(Wita) pemakaian air (%) (m3/jam) (m3/jam)
22.00 0,5 141 70,5
23.00 0,5 141 70,5
24.00 0,5 141 70,5
Sumber : Hasil Analisis Perhitungan, 2023
86
Tabel 4.44 Fluktuasi Pemakaian air Kecamatan Banggae Timur 2028
Jam Persentase Faktor qRH Pemakaian air qD
(Wita) pemakaian air (%) (m3/jam) (m3/jam)
01.00 0,5 149 74,5
02.00 0,5 149 74,5
03.00 0,5 149 74,5
04.00 0,75 149 111,75
05.00 1 149 149
06.00 1,5 149 223,5
07.00 1,5 149 223,5
08.00 1,5 149 223,5
09.00 1 149 149
10.00 1 149 149
11.00 1 149 149
12.00 1 149 149
13.00 1,25 149 186,25
14.00 1,25 149 186,25
15.00 1,25 149 186,25
16.00 1,25 149 186,25
17.00 1,5 149 223,5
18.00 1,5 149 223,5
19.00 1,5 149 223,5
20.00 1 149 149
21.00 0,75 149 111,75
22.00 0,5 149 74,5
23.00 0,5 149 74,5
24.00 0,5 149 74,5
Sumber : Hasil Analisis Perhitungan, 2023
87
Jam pemakaian qRH Komulatif
Komulatif Deposit/Defisit
qD
(Wita) air qD (%) (m3/jam) 3 qRH air (m3/jam)
(m /jam)
13.00 186,25 149 1937 1937 0
14.00 186,25 149 2123,25 2086 -37,25
15.00 186,25 149 2309,5 2235 -74,5
16.00 186,25 149 2495,75 2384 -111,75
17.00 223,5 149 2719,25 2533 -186,25
18.00 223,5 149 2942,75 2682 -260,75
19.00 223,5 149 3166,25 2831 -335,25
20.00 149 149 3315,25 2980 -335,25
21.00 111,75 149 3427 3129 -298
22.00 74,5 149 3501,5 3278 -223,5
23.00 74,5 149 3576 3427 -149
24.00 74,5 149 3650,5 3576 -74,5
Kapasitas Reservoir (Kr 2024) = Deposit Max + defisit Max 596 m3
Sumber : Hasil Analisis Perhitungan, 2023
88
Tabel 4.47 Prediksi kapasitas reservoir Kecamatan Banggae Timur 2029
89
Jam Persentase Faktor qRH Pemakaian air qD
(Wita) pemakaian air (%) (m3/jam) (m3/jam)
10.00 1 177 177
11.00 1 177 177
12.00 1 177 177
13.00 1,25 177 221,25
14.00 1,25 177 221,25
15.00 1,25 177 221,25
16.00 1,25 177 221,25
17.00 1,5 177 265,5
18.00 1,5 177 265,5
19.00 1,5 177 265,5
20.00 1 177 177
21.00 0,75 177 132,75
22.00 0,5 177 88,5
23.00 0,5 177 88,5
24.00 0,5 177 88,5
Sumber : Hasil Analisis Perhitungan, 2023
90
Jam pemakaian qRH Komulatif
Komulatif Deposit/Defisit
qD
(Wita) air qD (%) (m3/jam) 3 qRH air (m3/jam)
(m /jam)
22.00 88,5 177 4159,5 3894 -265,5
23.00 88,5 177 4248 4071 -177
24.00 88,5 177 4336,5 4248 -88,5
Kapasitas Reservoir (Kr 2024) = Deposit Max + defisit Max 708 m3
Sumber : Hasil Analisis Perhitungan, 2023
91
Tabel 4.51 Prediksi kapasitas reservoir Kecamatan Banggae Timur 2031
92
Jam Persentase Faktor qRH Pemakaian air qD
(Wita) pemakaian air (%) (m3/jam) (m3/jam)
10.00 1 224 224
11.00 1 224 224
12.00 1 224 224
13.00 1,25 224 280
14.00 1,25 224 280
15.00 1,25 224 280
16.00 1,25 224 280
17.00 1,5 224 336
18.00 1,5 224 336
19.00 1,5 224 336
20.00 1 224 224
21.00 0,75 224 168
22.00 0,5 224 112
23.00 0,5 224 112
24.00 0,5 224 112
Sumber : Hasil Analisis Perhitungan, 2023
93
Jam pemakaian qRH Komulatif
Komulatif Deposit/Defisit
qD
(Wita) air qD (%) (m3/jam) 3 qRH air (m3/jam)
(m /jam)
22.00 112 224 5264 4928 -336
23.00 112 224 5376 5152 -224
24.00 112 224 5488 5376 -112
Kapasitas Reservoir (Kr 2024) = Deposit Max + defisit Max 896 m3
Sumber : Hasil Analisis Perhitungan, 2023
250
200
150
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
JAM
Kebutuhan Kapasitas
No Tahun
rata-rata (qRH) Reservoir (m3)
1 2023 112 448
2 2024 116 464
3 2025 120 480
4 2026 132 528
5 2027 141 564
94
Kebutuhan Kapasitas
No Tahun
rata-rata (qRH) Reservoir (m3)
6 2028 149 596
7 2029 167 668
8 2030 177 708
9 2031 209 836
10 2032 224 896
Sumber : Hasil Analisis Perhitungan, 2023
800
Kapasitas (m3)
600
400
200
0
2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032
Tahun
95
4.6 Pembahasan
Dari hasil analisis kebutuhan air bersih penduduk Kecamatan Banggae
Timur dari tahun proyeksi 2023 sampai dengan tahun 2032, diperoleh jumlah
proyeksi penduduk dari tahun 2023 sebanyak 30.844 jiwa hingga meningkat
mencapai angka 32.856 jiwa pada tahun 2032. Pada analisis kebutuhan air,
diperoleh kebutuhan air tertinggi terjadi pada tahun 2032 dengan perolehan
hasil analisis kebutuhan air domestik sebesar 37,715 lt/dt, kebutuhan air non
domestik sebesar 5,224 lt/dt, hingga kebutuhan puncak (maksimum) mencapai
76,854 lt/dt. Analisis proyeksi penduduk dan kebutuhan air memperoleh hasil
yang semakin tinggi secara berurut dari tahun ke tahun,dapat disimpulkan
bahwa kebutuhan air akan terus bertambah seiring pertumbuhan penduduk.
Ketersediaan sumber air PDAM yang dialirkan untuk penduduk
Kecamatan Banggae Timur terdapat pada sungai Abaga yang terdapat di
Kelurahan Baruga Barat. Ketersediaan air masih mampu mencukupi kebutuhan
penduduk sampai dengan tahun 2032, dikarenakan memiliki ketersediaan air
sebanyak 79,173 lt/dt. Berbanding terbalik dengan kebutuhan air, ketersediaan
air bersifat konstan (tetap), hingga kemungkinan besar untuk beberapa tahun
berikutnya kebutuhan air yang semakin bertambah akan menyamai angka
ketersediaan air hingga berpotensi melampaui angka ketersediaan air. Jika
suatu waktu angka kebutuhan air melewati angka ketersediaan air, maka dapat
dikatakan bahwa ketersediaan air sudah tidak memenuhi kebutuhan air.
Berdasarkan percobaan analisis, diperkirakan ketersediaan terancam tidak
mampu memenuhi kebutuhan air penduduk mulai pada tahun 2038.
Fluktuasi Penggunaan air yang tertinggi dalam 1 hari terbagi menjadi
neraca penggunaan air dalam 24 jam. Rata-rata masyarakat Kec. Banggae
Timur Menggunakan air untuk aktivitas mandi, memasak, mencuci, dan
sebagainya pada pagi (06.00-08.00) dan sore hari (16.00-19.00). Berdasarkan
hasil survey dan analisis, maka fluktuasi air tertinggi terjadi pada sore hari
pukul 17.00 Wita dengan pengeluaran debit sebesar 168 m3
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan kapasitas reservoir untuk
mengalirkan ketersediaan air, rata-rata reservoir saat ini hanya mampu
96
digunakan sampai tahun 2026. Kapasitas unit Salabose saat ini sebesar 600 m³,
sedangkan kebutuhan daya tampung semakin meningkat hingga puncaknya
pada tahun 2032 mencapai 924,166 m³. IPA Rusung-Rusung yang saat ini
memiliki daya Sebesar 550 m³, daya tampung pada daerah distribusinya juga
meningkat setiap tahun hingga pada tahun 2032 tercatat membutuhkan 896 m³
kapasitas daya tampung.
Sehingga dengan kapasitas reservoir yang tersedia saat ini dapat
dikatakan tidak mampu untuk menampung dan mengalirkan ketersediaan air
untuk penduduk Kecamatan Banggae Timur hingga tahun 2032. Kapasitas
reservoir sangat perlu diperhatikan karena reservoir merupakan titik awal
penampungan air sebelum disebarkan menuju wilayah yang membutuhkan.
Penentuan terjangkau atau tidaknya akses air untuk penduduk sangat
bergantung dengan kapasitas daya tampung reservoir itu sendiri. Jadi untuk
memenuhi kebutuhan air penduduk Kecamatan Banggae Timur sampai tahun
2032, diperlukan penambahan kapasitas sebesar 324,166 Debit m³ untuk
reservoir unit Salabose, dan kapasitas sebesar 346 m³ untuk reservoir IPA
Rusung-Rusung.
97
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
98
DAFTAR PUSTAKA
Anton, 2014. “Analisis Kebutuhan Air Irigasi”. Studi Kasus pada Daerah Irigasi
Sungai Air, Keban.
Chairani. R, 2019. “Analisis Ketersediaan Air dengan Metode F.J. Mock pada
Daerah Aliran Sungai Babura”. Skripsi Universitas Sumatera Utara,
Sumatera Utara.
Chay Asdak, 1995. “Hidrologi dan Pengolaan Daerah Sungai”. Gadjah Mada
Universitas Press, Yogyakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2021. “Pedoman Desain Drainase Jalan”. Surat
edaran No. 23/SE/Db/, Jakarta.
99
Marwa Uridna, 2017. “Analisis Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan
Simokerto Dan Kecamatan Semapir Kota Surabaya”. Departemen Teknik
Lingkungan Fakultas Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Muhibin, 2014. “Analisis Ketersediaan Air Bersih Untuk Wilayah Kota Mataram”.
Skripsi S-1 Jurusan Teknik Sipil UNRAM, Mataram.
Nugraheni, Aprillya, 2010. “Analisis Kehilangan Air PDAM Surakarta pada tahun
2014”. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Zulkipli, Soetopo W, dan Prasetijo H, 2013. “Analisa Neraca Air Permukaan DAS
Penggung Untuk Memenuhi Kebutuhan Air Irigasi dan Domestik Penduduk
Kabupaten Lombok Tengah”. Jurnal Pengairan. Vol. 1(1:89).
100
LAMPIRAN
101
2. Lampiran Data Penduduk Banggae Timur dan Fasilitas Umum
102
3. Data Iklim dan Klimatologi
103
104
4. Tabel Interpolasi Perhitungan Evapotranspirasi
105
5. Dokumentasi Penelitian
106
b) Reservoir Salabose
107
c) Reservoir IPA Rusung-Rusung
108
d) Wawancara penduduk (Pengumpulan data fluktuasi pemakaian air)
109