Disusun Oleh :
Disusun oleh :
FERDIAN RAFA FIRDAUS 2112217003
MUHAMAD NAUFAL HARMY 2112207028
RIZKIA FAJAR GUNAWAN 2112217014
SAFIRA NUR FADILLAH 2112207033
Menyetujui :
Dosen Pembimbing
Mengetahui:
Ketua Program Studi S1-Teknik Sipil
i
LEMBAR ASISTENSI TUGAS BESAR REKAYASA JALAN REL
Jenis Tugas : Manajemen dan Sumber Daya Air Tgl. Mulai Tugas
Dosen Pembina : Arief Rachman S.Si., MT.
Assisten Dosen :
Nama dan NPM : Tgl. Selesai Ass.
Program : Strata 1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
Tugas Besar Manajemen dan Sumber Daya Air ini dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan tugas ini adalah untuk menghitung dan
untuk mengetahui potensi sumber daya air dan kebutuhan air di daerah Cianjur dan
sebagai syarat kelulusan mata kuliah tersebut.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih atas segala bimbingan dari Arief
Rachman S.Si., MT.selaku dosen yang membimbing kami dalam menyelesaikan
tugas ini, juga kepada orang tua, teman serta beragai pihak yang telah memberikan
dukungan kepada kami.
Mengingat terbatasnya ilmu yang kami miliki, kami sadar bahwa dalam
penyusunan tugas ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena, itu kami
mengharapkan saran dan kritik supaya dapat meningkatkan kualitas penyusunan
tugas masa yang akan datang.
Semoga tulisan ini berguna bagi penyusun serta semua pihak yang
membacanya. Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kata yang kurang
berkenan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
3.1 Air Sebagai Sumber Daya Alam Yang Terbatas .....................................17
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.4 Grafik Kebutuhan Air 2020, Kebutuhan Air 2220 ................. 48
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 6.9 Nilai Rs dan Rns di Kabupaten Cianjur Kec. Pancet .................. 36
Tabel 6.13 Hasil Analisa Neraca Air Metode Mock Kabupaten Cianjur Kecamatan
Pancet .......................................................................................................... 41
vii
Tabel 6.14 Hasil Analisa Neraca Air Metode Mock Kabupaten Cianjur Kecamatan
..................................................................................................................... 42
Tabel 6.15 Hasil Analisa Potensi Sumber daya Air Kabupaten Cianjur Kecamatan
Pancet .......................................................................................................... 43
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber daya air yang tidak bersih bisa menimbulkan masalah – masalah
baru seperti munculnya bibit penyakit dan juga merusak kesehatan. Sumber
daya air yang tersedia, selain digunakan untuk menunjang kebutuhan hidup
sehari – hari, bisa juga digunakan untuk menunjang usaha kita. Oleh karenanya,
kebutuhan air bersih ini sangat penting.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
KONDISI UMUM WILAYAH
3
Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Cianjur
4
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Cianjur
Luas Wilayah
No. Kecamatan Prosentase (%)
(Km²)
5
23 Haurwangi 46,18 1,28
7
Tabel 2.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Cianjur
8
22 Bojongpicung 88.34 72,852 825
Jumlah
Penambahan Pertumbuhan
No Tahun Penduduk
(Jiwa) (%)
(Jiwa)
1 2008 2.269.984
3 2010 2.171.281
9
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kabupaten Cianjur
10
penampung air yang dapat dimanfaatkan sebagai pengairan
persawahan, pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas sekitar 550
MW jam/tahun serta pengembangan budidaya perikanan darat dan
pariwisata.
1 Agrabinta 7 – 600 0 – 40
2 Leles 7 – 600 0 – 40
3 Sindangbarang 7 – 500 0 – 40
4 Cidaun 7 – 500 0 – 40
11
16 Campakamulya 475 – 700 15 – 40
12
Gambar 2.2 Peta Ketinggian Kabupaten Cianjur
13
Gambar 2.3 Peta Daerah Aliran Air (DAS) Kabupaten Cianjur
15
untuk kepentingan domestik (rumah tangga), pertanian, dan waduk
Cirata.Zona mata air yang berada pada lereng bukit di dataran tinggi
Sukanagara- Campaka bagian utara selain untuk kepentingan domestik
dan pertanian juga dimanfaatkan untuk waduk Cirata yang disalurkan
melalui Sungai Cikondang dan Cisokan.Sebagian besar resapan air
hujan yang ditampung oleh Gunung Wayang bagian barat, Gunung
Sembul dan Gunung Simpang bagian selatan, Gunung Kuda bagian
Selatan, dan lereng-lereng bukit bagian selatan dataran tingi
Sukanagara-Campaka menimbulkan sejumlah zona mata air yang
sebagian bersifat permanen dan semi permanen mata air musiman.
Keadaan ini antara lain disebabkan oleh sebagian besar susunan
pelapisan batuannya bersifat lempungan. Zona mata air sekunder
terdapat di bagian kaki bukit (foot hill), tepi depresi Kadupandak dan
tempat-tempat tertentu zona pantai.
2.3.5 Air Tanah
Potensi air tanah di Kabupaten Cianjur meliputi air tanah bebas
dangkal, air tanah bebas dalam, dan air tanah pantai. Air tanah bebas
dangkal umumnya merupakan daerah pedataran lembah dan pantai
serta daerah depresi (Depresi Cianjur, Depresi Pagelaran, Depresi
Kadupandak, dan lain-lain). Air tanah bebas dangkal tersebut terdapat
hampir di semua pedataran dan sudah banyak dimanfaatkan untuk
kebutuhan domestik. Air tanah bebas dalam (TMA lebih dari 10 meter)
terutama pada daerah perbukitan yang berada diantara wilayah mata air.
Air tanah dangkal pantai meliputi pedataran sekitar pantai laut Samudera
Indonesia dan Waduk Cirata.Pada zona ini bermuara sejumlah sungai
yang senantiasa mengendapkan partikel-partikel hasil erosi dalam
berbagai ukuran dan mengandung air. Air dangkal pantai ini tersebar di
sepanjang pantai selatan Cianjur.
16
BAB III
STUDI PUSTAKA
18
dilihat dari berbagai aspek antara lain dapat berupa ilmu pengetahuan, berupa
profesi atau keahlian, berupa sistem, pengaturan, proses, metode, seni,
sekelompok orang atau beberapa grup dengan tujuan tertentu. (Kodoatie,
2008:205)
Menurut Grigg (1996), pengelolaan sumber daya air didefinisikan sebagai
aplikasi dari cara struktural dan non struktural untuk mengendalikan sistem
sumber daya air alam dan buatan manusia untuk kepentingan manusia dan tujuan-
tujuan lingkungan. Tindakan struktur untuk pengelolaan air adalah fasilitas-
fasilitas terbangun yang digunakan untuk mengendalikan aliran dan kualitas air.
Tindakan-tindakan non-struktur untuk pengelolaan air adalah program-progam
atau aktifitas-aktifitas yang tidak membutuhkan fasilitas- fasilitas terbangun
(Kodoatie, 2008:202). Global Water Partnershio, menawarkan suatu konsep
keterpaduan yang menarik untuk Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Menurut
GWP, elemen-elemen penting dalam pengelolaan Sumber Daya Air terpadu dapat
dikelompokkan dalam 3 elemen utama yaitu:
• The Enabling Environtmental adalah kerangka umum dari kebijakan nasional,
legislasi, regulasi, finansial untuk pengelolaan SDA oleh aktor. Fungsinya
merangkai dan membuat kebijakan, peraturan serta finansialnya. Sehingga
dapat disebut sebagai rules of the games.
• Peran-peran institusi (Institutional roles) merupakan fungsi dari berbagai
tingkatan administrasi dan aktor. Perannya mendefinisikan para pelaku.
• Alat-alat manajemen (management instruments) merupakan instrumen
operasional untuk regulasi yang efektif, monitoring dan penegakan hukum yang
memungkinkan pengambilan keputusan untuk membuat pilihan yang
informatif diantara aksi-aksi alternatif. Pilihan-pilihan ini harus berdasarkan
kebijakan yang telah disetujui, sumberdaya yang tersedia, dampak lingkungan
dan konsekuensi sosial dan budaya.
Dalam UU No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air menyebutkan bahwa
pengelolaan sumber daya air perlu diarahkan untuk mewujudkan sinergi dan
keterpaduan yang harmonis antarwilayah, antarsektor, dan antargenerasi.
Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,
19
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Pola
pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Rencana
pengelolaan sumber daya air adalah hasil perencanaan secara menyeluruh dan
terpadu yang diperlukan untuk menyelenggarakan pengelolaan sumber daya air.
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan untuk menentukan tindakan yang akan
dilakukan secara terkoordinasi dan terarah dalam rangka mencapai tujuan
pengelolaan sumber daya air.
21
daya dukung lingkungan sumber daya air yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan pasokan air.
Gejala degradasi fungsi lingkungan sumber daya air ditandai dengan
fluktuasi debit air di musim hujan dan kemarau yang semakin tajam, pencemaran
air, berkurangnya kapasitas waduk, dan lainnya. Disamping tantangan fisik
tersebut, pengelolaan sumber daya air juga mengalami tantangan dalam
penanganannya seperti tidak tercukupinya dana operasi dan pemeliharaan,
lemahnya koordinasi antar instansi terkait dan masih kurangnya akuntabilitas,
transparansi serta partisipasi para pihak yang dilaksanakan secara good
governance. Maka sesuai dengan dasar pengaturan yang ditetapkan dalam UU dan
PP tersebut di atas maka prinsip pengelolaan sumber daya air yang mengandung
visi dan misi dan pola pengelolaan sumber daya air yang tepat sudah dapat
ditetapkan untuk dijadikan pegangan kebijakan, program, dan kegiatan
pengelolaan air di Indonesia.
1. Visi dan Misi
Visi pengelolaan sumber daya air antara lain harus menetapkan terwujudnya
kemanfaatan sumber daya air bagi kesejahteraan seluruh rakyat. Dengan visi
tersebut, maka misi pengelolaan sumber daya air adalah sebagai berikut:
a. Konservasi atau perlindungan sumber daya air
b. Pendayagunaan sumber daya air yang meliputi upaya penatagunaan,
penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan.
c. Pengendalian dan penanggulangan daya rusak air Pemberdayaan dan
peningkatanperan masyarakat, swasta dan pemerintah
d. Peningkatan ketersediaan dan keterbukaan data dan informasi sumber daya air
termasuk sistem prasarana dan sarananya.
2. Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Untuk melaksanakan visi dan misi pengelolaan sumberdaya air tersebut perlu
disusun suatu Pola Pengelolaan Sumber daya Air agar semua kegiatan mempunyai
satu pedoman dan arahan sesuai dengan yang ditetapkan dalam visi dan misi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumberdaya Air, pasal 1 ayat (8), menyebutkan bahwa pola pengelolaan sumber
daya air adalah kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau,
22
dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber
daya air, dan pengendalian daya rusak air, sehingga pola pengelolaan sumber daya
air diselenggarakan berdasarkan beberapa kaidah sebagai berikut:
a. Pengelolaan sumber daya air didasarkan pada kaidah satu sungai, satu rencana
induk, dan satu manajemen terkoordinasi dengan menggunakan pendekatan
wilayah sungai sebagai kesatuan wilayah pengelolaan.
b. Untuk terselenggaranya pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan
maka upaya pendayagunaan sumber daya air harus diimbangi dengan upaya
konservasi yang memadai.
c. Proses penyusunan rencana induk diselenggarakan melalui pelibatan peran
seluas-luasnya semua unsur pihak yang berkepentingan.
d. Penetapan kebijakan operasional pengelolaan sumber daya air
diselenggarakan secara demokratis dengan pelibatan semua yang
berkepentingan dalam wadah koordinasi berdasarkan asas, yaitu
keseimbangan antara fungsi sosial dan ekonomi, kemanfaatan umum,
kelestarian, keadilan, keterpaduan, kemandirian, keterbukaan, dan
akuntabilitas publik.
e. Implementasi kebijakan dilaksanakan oleh badan pengelola yang mandiri,
profesional, dan akuntabel.
f. Masyarakat dan semua unsur pihak yang berkepentingan dilibatkan dalam
keseluruhan proses perencanaan, pengambilan keputusan kebijakan
pengelolaan, dan pelaksanaan pembangunan.
g. Biaya pengelolaan sumber daya air ditanggung bersama oleh penerima
manfaat melalui penerapan prinsip pembayaran penggunaan air dan prinsip
pembayaran polusi atas dasar sistem subsidi silang menurut norma kelayakan
umum.
h. Reformasi kebijakan sumber daya air mencakup kebijakan sumber daya air
(non irigasi) dan kebijakan irigasi.
Adapun tujuan utama dalam pola dan rencana pengelolaan sumber daya air
adalah untuk keamanan dan ketahanan sumber daya air itu sendiri. Ketahanan air
(water security) adalah ketersediaan baik kuantitas maupun kualitas air untuk
23
kehidupan, kesehatan, dan untuk keberlanjutan ekosistem itu sendiri. Ketersediaan
air yang memadai baik kuantitas dan kualitasnya dapat mendukung ketahanan
pangan dan ketahanan energi.
Untuk mencapai tujuan water security, food security, hingga energy security,
maka pengembangan sumber daya manusia mutlak diperlukan untuk peningkatan
kapasitas teknisnya, selain itu penguatan kelembagaan melalui wadah koordinasi
atau Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) perlu mendapat
perhatian, serta tidak melupakan pula mengenai pembiayaan yang berdasarkan
kebutuhan masing-masing pemangku kepentingan.
24
BAB IV
METODOLOGI PENGOLAHAN DATA
Data yang diinput pada perhitungan neraca air berupa data klimatologi beserta
data tabel pendukung berupa temperatur rata-rata, parameter evapotranspirasi, nilai
radiasi matahari, exposure surface dan data lainnya. Dengan menggunakan metode
Penman, data-data yang ada digunakan untuk mencari evapotranspirasi potensial.
Adapun output dari perhitungan dari neraca air berupa informasi water
surplus, base flow, direct run off dan strom run off.
Perhitungan
Evapotranspirasi Potensial
25
Perhitungan
Evapotranspirasi Aktual
Perhitungan Watert
Balance: Water Surplus
Kesimpulan
26
BAB V
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Pada Gambar 5.1 dapat diketahui bahwa data curah hujan yang dimulai dari
bulan Januari 2020 sampai bulan Desember 2020 menunjukkan pada lokasi
penelitian terdapat dua bulan kering yaitu bulan Juli dengan curah hujan sebesar
38.41 mm/bulan dan bulan Agustus dengan curah hujan sebesar 63.5 mm/ bulan.
Bulan kering didefinisikan sebagai bulan yang mempunyai curah hujan kurang
dari 100 mm (Oldeman, 1975; BMKG, 2017). Untuk curah hujan tertinggi yaitu
terjadi pada bulan Maret 2020 sebesar 399,95 mm/bulan dan terendah terjadi pada
bulan Februari sebesar 4 mm/bulan.
27
Gambar 5.1.Pola curah hujan bulanan selama penelitian
Dari data hujan yang tersaji pada Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa pada
tahun 2020 memiliki curah hujan yang cukup tinggi sebesar 399,95 mm. Curah
hujan yang tinggi akan berpengaruh terhadap suhu udara di daerah penelitian
tersebut. Hal ini dikarenakan curah hujan yang tinggi akan mengurangi lama
penyinaran matahari dan akan menyebabkan menurunnya suhu udara. Suhu
udara rata-rata bulanan selama satu tahun terakhir di Kabupaten Cianjur yaitu
o o
21,06 C dengan suhu maksimum sebesar 22,9 C yang terjadi pada bulan Juni
dan suhu minimum sebesar 19,3 oC yang terjadi pada bulan Februari.
Data-data curah hujan dan data suhu udara tersebut merupakan komponen
penting dalam perhitungan evapotranspirasi. Curah hujan dan suhu udara ini akan
berpengaruh langsung terhadap nilai evapotranspirasi tanaman, dimana curah
hujan merupakan faktor penting pada siklus hidrologi yang nantinya curah hujan
yang jatuh ke permukaan tanah akan terinfiltrasi kedalam tanah dan akan berguna
dalam menjaga ketersediaan air didalam tanah dan aliran sungai. Sedangkan suhu
udara merupakan bagian penting dalam proses penguapan air pada tanah dan
badan sungai (evaporasi) maupun penguapan pada tumbuhan (transpirasi) (Allen
dkk., 1998; Susanto dkk., 2018). Evapotranspirasi merupakan faktor yang penting
28
untuk menentukan kebutuhan air pada tanaman dalam perencanaan irigasi dan
merupakan proses dalam siklus hidrologi. Evapotranspirasi dipengaruhi oleh
unsur-unsur iklim yaitu suhu udara, kelembaban, curah hujan dan lain-lain. Data
evaporasi dan transpirasi diperlukan dalam perhitungan evapotranspirasi
(Hartanto, 2013). Selain data curah hujan dan suhu, data-data seperti kelembapan
relative, penyinaran matahari dan kecepatan angin merupakan data yang
dibutuhkan untuk mengukur evapotranspirasi (PE). Berikut adalah data-data
tersebut yang dihitung dari stasiun Pancet Kabupaten Cianjur.
No 1 2 3 4 5
Curah Hujan (CH) Kelembaban Relatif Penyinaran Matahari Kecepatan Angin (V
Item Temperatur (T = C)
mm/bulan (RH = %) (S = %) = mil/hr)
Jan 289,93 19,60 84 16 8,95
Feb 369,85 19,70 86 18 8,05
Mar 399,95 19,60 87 24 8,95
Apr 382,76 19,90 83 34 8,50
Mei 256,15 20,50 85 37 6,04
Jun 184,13 21,70 80 47 7,38
Jul 38,41 22,90 68 54 8,28
Ags 63,50 22,90 74 55 9,84
Sep 102,52 22,10 78,00 51 8,50
Okt 315,13 21,90 80 30 7,16
Nov 340,86 22,10 82 38 8,72
Des 276,97 19,30 93 14 9,17
Tahun 3020,16
30
BAB VI
ANALISA
6.1 Evapotraspirasi
Dalam perhitungan water balance hal yang harus dihitung pertama kali adalah
mendapatkan nilai evapotranspirasi di setiap bulannya. Cara mendapatkan nilai
evapotranspirasi dapat menggunakan rumus berikut:
Dimana:
1. Menghitung Wn
Dalam menghitung Wn dapat diambil nilai berdasarkan pada tabel 6.1
berikut yang dapat diambil dengan menggunakan interpolasi data
31
Tabel 6.1 Menentukan nilai W
Tabel Nilai W
Temperature (T) 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Ketinggian (z)m
0 0,43 0,46 0,49 0,52 0,55 0,58 0,61 0,64 0,66 0,69
500 0,44 0,48 0,51 0,54 0,57 0,6 0,62 0,65 0,67 0,7
1000 0,46 0,49 0,52 0,55 0,58 0,61 0,64 0,66 0,69 0,71
2000 0,49 0,52 0,55 0,58 0,61 0,64 0,66 0,69 0,71 0,73
Temperature (T) 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
Ketinggian (z)m
0 0,71 0,73 0,75 0,77 0,78 0,8 0,82 0,83 0,84 0,85
500 0,72 0,74 0,76 0,78 0,79 0,81 0,82 0,84 0,85 0,86
1000 0,73 0,75 0,77 0,79 0,8 0,82 0,83 0,85 0,86 0,87
2000 0,75 0,77 0,79 0,81 0,82 0,84 0,85 0,86 0,87 0,88
Berdasarkan table 6.1 maka dapat diambil nilai w setiap bulannya pada tahun 2020
sebagai berikut (diambil ketinggian lokasi di 2021 mdpl)
W-
t t-awal t-akhir W-awal akhir W
32
2. Menghitung nilai ea dan ed
Dalam menentukan nilai ea dapat diperoleh berdasarkan table 6.2 dengan
menggunakan interpolasi
Temperatur 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ea (mbar) 6,1 6,6 7,1 7,6 8,1 8,7 9,8 10 10,7 11,5 12,3
Temperatur 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
ea (mbar) 13,1 14 15 16,1 17 18,2 19,4 20,6 22 23,4 24,9
Temperatur 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
ea (mbar) 26,4 28,1 29,8 31,7 33,6 35,7 37,8 40,1 42,4 44,9 47,6
Temperatur 33 34 35 36 37 38 39
ea (mbar) 50,3 53,2 56,2 59,4 62,8 66,3 69,9
Berdasarkan table 6.3 maka didapat nilai ea pada setiap bulannya seperti berikut:
33
Dengan menggunakan rumus ed = Rh.ea.100 maka dapat diketahui nilai ea
Rh ed
Januari 84 19,19
Pebruari 86 19,76
Maret 87 19,87
April 83 19,31
Mei 85 20,15
Juni 80 20,76
Juli 68 18,99
Agustus 74 20,67
Oktober 80 21,00
Nopember 82 22,58
Desember 93 20,85
u (km/hari) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
0,3 0,32 0,35 0,38 0,41 0,43 0,46 0,49 0,51
100 0,54 0,57 0,59 0,62 365 0,67 0,7 0,73 0,76 0,78
200 0,81 0,84 0,86 0,89 392 0,94 0,97 1 1,03 1,05
300 1,08 1,11 1,13 1,16 1,19 1,21 1,24 1,27 1,3 1,32
400 1,35 1,38 1,4 1,43 1,46 1,49 1,51 1,54 1,57 1,59
500 1,62 1,65 1,67 1,7 1,73 1,76 1,78 1,81 1,84 1,9
600 1,89 1,92 1,94 1,97 2 2,02 2,05 2,08 2,11 2,15
700 2,16 2,19 2,21 2,24 2,29 2,29 2,32 2,35 2,38 2,4
800 2,43 2,46 2,48 2,51 2,56 2,56 2,59 2,62 2,64 2,65
900 2,7
34
Berdasarkan table 6.6 dikarenakan ketinggian stasiun berada diatas 900 maka
diambil nilai f(u) sebesar 2.7.
4. Menenetukan nilai Ra
Dalam menghitung Ra dapat diambil nilai berdasarkan pada tabel 6.7 berikut
yang dapat diambil dengan menggunakan interpolasi data
Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
0 15 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8
2 14,7 15,3 15,6 15,3 14,6 14,2 14,3 14,9 15,3 15,3 14,8 14,4
4 14,3 15 15,5 15,5 14,9 14,4 14,6 15,1 15,3 15,1 14,5 14,1
6 13,9 14,8 15,4 15,4 15,1 14,7 14,9 15,2 15,3 15 14,2 13,7
8 13,6 14,5 15,3 15,6 15,3 15 15,1 15,4 15,3 14,8 13,9 13,3
10 13,2 14,2 15,3 157 15,5 15,3 15,3 15,5 15,3 14,7 13,6 12,9
12 12,8 13,9 15,1 15,7 15,7 15,5 15,5 15,6 15,2 14,4 13,3 12,5
14 12,4 13,6 14,9 15,7 15,8 15,7 15,7 157 15,1 14,1 12,8 12
16 12 13,3 14,7 15,6 16 15,9 15,9 15,7 15 13,9 12,4 11,6
18 11,6 13 14,6 15,6 16,1 16,1 16,1 15,8 14,9 13,6 12 11,1
20 11,2 12,7 14,4 15,6 16,3 16,4 16,3 15,9 14,8 13,3 11,6 10,7
22 10,7 12,3 14,2 15,5 16,3 16,4 16,4 15,8 14,6 13 11,1 10,2
24 10,2 11,9 13,9 15,4 16,4 16,6 16,5 15,8 14,5 12,6 10,7 9,7
26 9,8 11,5 13,7 15,3 16,4 16,7 16,6 15,7 14,3 12,3 10,3 9,3
28 9,3 11,1 13,4 15,3 16,5 16,8 16,7 15,7 14,1 12 9,9 8,8
30 8,8 10,7 13,1 15,2 16,5 17 16,8 15,7 13,9 11,6 9,5 8,3
Berdasarkan table 6.7 maka didapat nilai Ra pada setiap bulannya seperti
berikut:
Lintang
Lintang awal Ra awal Ra akhir Ra
akhir
35
Juni 6 8 14,7 15 14,82279
Rs = (0,25+0,5x n/N)xRa
Rns = (1-α) x Rs
Durasi
RS Rns
Matahari
36
Nopember 38 6,62 4,97
Januari
14,52 0,14 0,25 0,52
Pebruari
14,54 0,14 0,26 0,54
Maret
14,52 0,14 0,32 0,65
April
14,58 0,14 0,41 0,86
Mei
14,70 0,14 0,44 0,89
Juni
14,94 0,14 0,53 1,07
Juli
15,18 0,15 0,59 1,30
Agustus
15,18 0,14 0,60 1,24
September
15,02 0,13 0,56 1,12
37
Oktober
14,98 0,14 0,37 0,75
Nopember
15,02 0,13 0,44 0,85
Desember
16,16 0,14 0,23 0,50
38
6. Menentukan nilai evapotranspirasi.
Setelah mendapatkan semua data yang dibutuhkan maka nilai evapotranspirasi dapat didapatkan pada table 6.10
Parameter Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
c 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ea - ed 3,65 3,22 2,97 3,95 3,56 5,19 8,94 7,26 6,06 5,25 4,96 1,57
f(u) 2,70 2,70 2,70 2,70 2,70 2,70 2,70 2,70 2,70 2,70 2,70 2,70
W 0,73 0,73 0,73 0,73 0,74 0,75 0,76 0,76 0,75 0,75 0,75 0,72
Rn 3,02 3,36 3,83 4,33 4,40 4,74 5,03 5,28 5,15 4,00 4,12 2,86
W x Rn 2,19 2,44 2,78 3,16 3,23 3,54 3,82 4,01 3,87 2,99 3,09 2,07
(1-W)xf(u)x(ea-ed) 2,70 2,37 2,20 2,89 2,54 3,55 5,82 4,73 4,07 3,56 3,33 1,17
Eto (Evaporasi) 4,90 4,81 4,98 6,05 5,78 7,09 9,63 8,73 7,94 6,55 6,43 3,24
Eto (Evaporasi Potensial) 4,90 4,81 4,98 6,05 5,78 7,09 9,63 8,73 7,94 6,55 6,43 3,24
k = keofisien tanaman 0,85
Evapotranspirasi Potensial (mm/hari) 4,16 4,09 4,23 5,15 4,91 6,02 8,19 7,42 6,75 5,57 5,46 2,75
Evapotranspirasi Potensial (mm/Bulan) 129,07 114,56 131,15 154,36 152,19 180,68 253,83 230,05 202,45 172,61 163,86 85,37
39
6.2 Analisa Neraca Air (Water Balance)
Perhitungan dan analisa neraca air dengan metode Mock disajikan dengan
tabel baris. Adapun penggunaan setiap barisnya adalah sebagai berikut
40
Baris 13 Direct Run Off = baris(6) – baris(7), dalam satuan (mm/bulan)
Baris 14 Run Off = baris(12) + baris(13), dalam satuan (mm/bulan)
Hasil perhitungan dan analisa neraca air dapat disajikan dalam table kurva
sebagai berikut:
Tabel 6.13 Hasil Analisa Neraca Air Metode Mock Kabupaten Cianjur Kecamatan
Pancet
No 1 6 7 8 9 10
Curah
Pot. Soil Soil Water
Hujan CH - PE
Evapotranspirasi Storage Moisture Surplus
(CH) mm/bulan
(PE) mm/bulan mm/bulan mm/bulan mm/bulan
mm/bulan
-
Jul 38,41 253,83 -215,42 0,00 0,00
215,42
-
Ags 63,50 230,05 -166,55 0,00 0,00
166,55
-
Sep 102,52 202,45 -99,93 0,00 0,00
99,93
41
Des 276,97 85,37 191,59 0,00 200,00 191,59
Tabel 6.14 Hasil Analisa Neraca Air Metode Mock Kabupaten Cianjur Kecamatan
Pancet
No 11 12 13 14 15 16 17 18
Vol. Base
Infiltrasi Direct
K Penyimpanan -(Vn- Flow Run Off
(i) {1/2(1+K)i} Run Off
(Vn-1) (Vn) 1)+Vn (Qn) (mm/bln)
mm/bulan mm/bulan
mm/bulan mm/bulan
42
Berdasarkan hasil Analisa diatas dapat dihitung kembali besaran potensi air
yang terdapat didaerah Pancet Kab. Cianjur, dengan mengalikan nilai run off
dengan luasan daerah sebesar 41,66 km2.
Tabel 6.15 Hasil Analisa Potensi Sumber daya Air Kabupaten Cianjur Kecamatan
Pancet
Potensi Sumber
Daya Air (m3)
Jan
10.369.221,18
Feb
13.189.502,89
Mar
16.134.003,32
Apr
16.060.029,92
Mei
11.302.918,27
Jun
5.712.702,50
Jul
3.387.394,13
Ags
2.032.436,48
Sep
1.219.461,89
Okt
731.677,13
43
Nov
5.417.811,47
Des
9.838.424,99
Tahun
7.949.632,01
44
WATER SURPLUS
300,00
250,00
200,00
150,00
100,00
50,00
0,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
45
6.3 Analisa Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik
Analisis sektor domestik merupakan aspek penting dalam menganalisis
kebutuhan penyediaan di masa mendatang. Analisis sector domestik untuk masa
mendatang dilaksanakan dengan dasar analisis pertumbuhan penduduk pada wilayah
yang direncanakan. Kebutuhan air domestik untuk kota dibagi dalam beberapa
kategori, yaitu :
46
Di Kecamatan Pancet Kabupaten Cianjur terdapat 110.970 Jiwa, berdasarkan
Tabel 6.13 maka Kecamatan Pancet termasuk kedalam kriteria kota sedang dimana
kebutuhan air untuk bagian domestik mencakup 90-120 m3/hari/orang. Apabila
dirata-ratakan menjadi 105m3/hari/orang. Adapun kebutuhan air non-domestik
sebagai berikut:
Kebutuhan air
47
Dan dalam prediksi 200 tahun mendatang kebutuhan air menjadi:
m3/tahun
4.500.000.000
4.000.000.000
3.500.000.000
3.000.000.000
2.500.000.000
2.000.000.000
1.500.000.000
1.000.000.000
500.000.000
-
Kebutuhan air Prediksi Kebutuhan air Potensi Sumber Daya
Air
48
BAB VII
KESIMPULAN
7.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan analisa neraca air Kecamatan Pancet Kabupaten Cianjur
tahun 2020 dapat disimpulkan bahwa:
1. Surplus Air di Kabupaten Cianjur Kecamatan Pancet terjadi pada bulan januari,
Februari, Maret, April, Mei, Juni, Oktober, November dan Desember.
2. Pada bulan Juli, Agustus dan September terjadi defisit air di kabupaten Cianjur
Kecamatan Pancet.
3. Potensi sumber daya air yang ada tidak dapat mencakup seluruh kebutuhan air
baik domsetik maupun nondomestic.
49
DAFTAR PUSTAKA
50