Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Crane adalah salah satu alat berat ( heavy equipment ) yang digunakan

sebagai alat pengangkat / pemindah bahan dalam proyek konstruksi. Crane

bekerja dengan mengangkat material yang akan dipindahkan dengan

memindahkan secara horizontal,kemudian menurunkan material ditempat

yang diinginkan. Crane memiliki bentuk dan kemampuan angkat yang besar

dan mampu berputar hingga 360° dan jangkauan lengan yang mencapai

puluhan meter. Crane biasa digunakan dalam pekerjaan proyek, industri,

konstruksi, perbengkalan, pergudangan, dan lain – lain.

Salah satu jenis pengangkat yang banyak digunakan dalam bidang konstruksi

maupun industri adalah crane . Crane merupakan jenis crane yang terpasang

langsung pada kapal.

Crane dapat memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lainnya,

mengangkut dan memangkat beban hingga puluhan ton sesuai dengan

kapasitas pengangkatan crane. Crane terbagi 2 yaitu untuk bagian atas

(upperstructure) dikendalikan dengan crane cabin sedangkan bagian bawah

(understructure) dikendalikan dari bottom cabin, yang juga berfungsi untuk

memobilisasi unit. Bagian antara upperstructure dan understructure dibatas

dengan swing system yang memungkinkan crane dapat berputar 360°.

1
Sistem pengangkatan dilakukan pada bagian upperstructure crane, dimana

terpasang attachment pengangkat dan pengangkut berupa lengan teleskopik (

telescopic boom ) yang terdiri dari beberapa section sehingga dapat di

ekspansikan sesuai kebutuhan dan batas panjang lengan saat proses load

lifting. Untuk mengangkat dan menurunkan lengan digerakkan dengan

cylinder boom / elevating cylinder sampai ketinggian tertentu. Untuk proses

pengambilan dan pengangkatan barang digunakan kait, pada tiap barang /

benda akan diangkat diberikan sling (tali pengait) sehingga proses

pengangkatan dapat lebih efisien. Kemudian kait akan diangkat dengan tali

baja yang terlilit pada winch drum / wire.

Crane adalah salah satu alat berat ( heavy equipment ) yang digunakan

sebagai alat pengangkat / pemindah bahan dalam proyek konstruksi. Crane

bekerja dengan mengangkat material yang akan dipindahkan dengan

memindahkan secara horizontal,kemudian menurunkan material ditempat

yang diinginkan. Crane memiliki bentuk dan kemampuan angkat yang besar

dan mampu berputar hingga 360° dan jangkauan lengan yang mencapai

puluhan meter. Crane biasa digunakan dalam pekerjaan proyek, industri,

konstruksi, perbengkalan, pergudangan, dan lain – lain.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam

penulisan Tugas Akhir, penulis mengambil judul: “PENYEBAB

KERUSAKAN CRANE KAPAL MV LEAH”

2
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan kejadian pada latar belakang yang telah di uraikan di atas

maka penulis hanya membahas faktor-faktor apa yang menyebabkan

kerusakan pada crane kapal.

C. Fokus dan Rumusan Masalah

Supaya permasalahan diatas tidak meluas, maka penulis memberikan

batasan masalah terhadap permasalahan tersebut dengan mencari penyebab

kerusakan crane tersebut.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan manfaat masalah di atas maka tujuan yang hendak di

capai penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

apa yang menyebabkan kerusakan pada crane kapal tersebut terbagi dua

yaitu:

Manfaat Teoritis dalam penelitian ini berguna untuk menambah

hazanah/pengetahuan serta melihat langsung apa penyebab kerusakan crane

kapal tersebut.

Manfaat Praktis dalam penelitian ini berguna sebagai untuk

mengambil kebijakan bagaimana perawatan crane kapal tersebut.

3
E. Metode Penelitian

Metode penelitian ini di khususkan untuk bidang akademik dan hasil dari

penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pustaka yang berguna

bagi pengembangan ilmu kemaritiman di Indonesia maupun

international.

F. Sistematika penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membagi dalam beberapa bagian
penulisan setiap bagian ini akan membantu dalam memahami maksud dari tugas
akhir ini :

Penulisan karya tulis ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub

pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

1. Bab pertama pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, serta tujuan dan manfaat dalam penulisan karya tulis ini.

2. Bab kedua menguraikan tentang landasan teori dan konsep-konsep yang

relevan dengan permasalahan yang dikaji dan mengemukakan pemecahan

masalah yang pernah dilakukan terkait masalah yang dikaji dalam

penulisan karya tulis ini.

3. Bab ketiga dalam tugasa akhir ini akan menyajikan tentang metode

penulisan yang dipergunakan, baik yang berhubungan dengan tekhnik

pengumpulan data dan informasi.

4. Bab keempat menguraikan hasil kajian dari masalah yang akan dibahas.

Dalam bab ini juga dikemukakan pendapat atau ide gagasan yang sesuai

dengan rumusan masalah dan tujuan yang berlandaskan pada informasi

serta teori-teori yang ada.

4
5. Bab kelima adalah bagian akhir, yang berisi bab penutup dari penulisan

tugas akhir ini, dalam bab ini disampikan kesimpulan permasalahan yang

dibahas,dan pada bagian ini juga memiliki saran bagi penulis.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Mesin crane

Crane yang sering digunakan untuk mengangkat dan memindahkan barang

sebagai kegiatan bongkar muat adalah crane. Crane sendiri merupakan salah

satu jenis alat berat lifting yang biasa dipergunakan dalam sebuah kegiatan

bongkar muat. Cara kerjanya adalah dengan mengangkat satu material dari

satu titik ke titik lain yang diinginkan. Material yang diangkat merupakan

material yang berbobot besar sehingga tidak mungkin dipindahkan secara

manual. Oleh sebab itu, karena beban yang ditanggung cukup berat,

perawatan spare part alat berat jenis crane ini pun harus selalu diperhatikan

agar performanya bisa maksimal.

Perawatan crane ini sangat mutlak dilakukan secara rutin dikarenan sekecil

apapun kerusakan yang terjadi pada alat bantu tersebut dapat mengancam

keselamatan kerja siapa saja yang berada disekitarnya.

Adapun pembahasan secara umum mengenai alat bantu berupa cargo crane,

yang dijelaskan dari berbagai sumber yang akurat untuk menunjang tata cara

perawatan cargo crane dengan tepat dan agar dapat memperoleh hasil yang

maksimal.

6
Untuk lebih memahami tentang crane ini, berikut adalah jenis-jenis crane

sering digunakan dalam berbagai kegiatan bongkar muat ataupun pemindahan

barang. Antara satu crane dengan crane lainnya memiliki perbedaan dalam

sektor penggunaan tersendiri sehingga pembedaan ini membuat lebih mudah

dipahami.

1. Pompa hydraulic

Cara kerjanya ialah dihubungkan secara langsung dengan motor listrik dan

digabungkan dengan tangki minyak, menurut beberapa cara penyusunannya,

juga seperti pada dudukan plat derek hydraulic.

Dan Actuator adalah jenis motor untuk memindahkan atau mengendalikan

mekanisme atau sistem digunakan untuk mematikan pada posisi akhir secara

Otomatis. Menurut sistem pengontrol kecepatan tromol kawat Crane - Crane

hydraulic tekanan tinggi dibagi dalam tiga bagian :

1. Jenis roda gigi (Gear type)

2. Jenis plunyer berputar (Rotary plunyer type)

3. Jenis katup pengontrol (Valve control type)

7
Gambar1. Pompa Derek Hidraulic Tekanan Tinggi

https://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.

2.Prinsip menjaga hydraulic crane

Persiapan Awal Sebelum Menjalankan Cargo Crane

Berikut merupakan langkah awal yang terpenting sebelum menjalankan

sebuah Crane, diantaranya yaitu :

a. Tentukan pemakaian minyak untuk Crane. Usahakan didalam mesin

Crane hydraulic minyak bebas dari buih dan juga stabil. Serta lumasi

bagian – bagian yang bergesekan dengan minyak lumas atau grease.

8
1.Saringan harus tetap bersih terhadap kotoran dan pengendapan kotor selama

Cargo Crane di operasikan.

2.Teliti dan perhatikan bila ada kebocoran minyak, karena dapat

mempengaruhi kerja crane.

Gambar 2.bagian utama Hidrolik crane

https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fayahmuthia.files.

9
B.Jenis jenis crane.

1.Pedestal Cargo Crane

Pedestal Cargo Crane, crane ini merupakan sebuah crane yang

bertumpu pada satu titik yang tertanam pada lantai kerja.

Ujung crane ini bisa berputar dan melakukan swing, fix, lattice,

hydraulic, dan hoisting system.

Gambar 3. Pedestal Cargo Crane

https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fikrnrwxhqjji5q.

10
2. Overhead Crane

Overhead crane adalah rangkaian hoist crane yang terpasang di bagian atap

bangunan untuk mengangkat dan memindahkan beban. Overhead crane juga

sering disebut Bridge Crane atau Jembatan Crane. Kebanyakan pemakaian

overhead crane dipakai di dalam gedung atau indoor. Namun tidak menutup

kemungkinan hoist crane jenis overhead crane dapat digunakan di luar ruangan

atau outdoor. 

Gamba

r 4. Overhead Crane

https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fwww.indotara.co.

Overhead crane jenis ini Berbeda dengan jenis crane lainnya, crane jenis

ini justru tidak mudah berpindah dan berada di langit-langit ruang mesin.

Tidak heran, dengan bentuknya yang seperti jembatan, Crane ini sering

dipergunakan pada saat membongkar mesin atau bagian yang memiliki

bobot serta ukuran yang cukup besar. Overhead crane ini digerakkan oleh

11
remote yang tersambung oleh motor listrik yang bersumber dari

generator.

3. Container Crane

Kran peti kemas dalam Bahasa inggris di sebut :

Container Crane atau Portainer adalah crane yang digunakan untuk

membongkar atau memuat peti kemas dari dan ke dermaga ke kapal peti

kemas atau memindahkan peti kemas dari satu tempat ketempat lain di

dalam terminal peti kemas.Peti kemas yang diangkat, dipindah adalah peti

kemas ISO yang berukuran panjang 20, 40 dan 45 kaki yang dari truck chasis

bergerak dibawah crane, kemudian diangkat keatas dan kemudian ke kapal

dan sebaliknya. crane bergerak di atas rel, sehingga posisi crane hanya bisa

bergerak menelusuri dermaga.

12
Gambar 5.Container Crane

Crane container biasanya berada di pelabuhan atau di pinggir dermaga.Fungsinya

adalah untuk mengangkat kontainer dari atas kapal ke daratan.Modelnya

dilengkapi dengan struktur besi-besi yang menopangnya plus spreader yang

merupakan material handling tools.

13
C.Tujuan Pelumasan

Pemberian minyak lumas antara dua permukaan bantalan, yaitu

permukaan yang bersinggungan dengan tekanan dan saling bergerak satu

terhadap yang lain disebut pelumasan (Lubricating).

Menurut Maanen, (1990). Tujuan dari pelumasan itu sendiri adalah :

1. Mengurangi keausan permukaan bantalan dengan menurunkan gesekan.

2. Peredam suara.

3. Perlindungan permukaan terhadap korosi.

4. Penyalur panas gesekan.

14
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Dalam pengambilan data-data tugas akhir ini, waktu yang diperlukan

adalah pada saat penulis melaksanakan praktek laut (prala) diatas kapal MV

LEAH dari pertama naik (sign on) sampai selesai kontrak dan turun kapal

(sign off) yaitu selama satu tahun dua hari, terhitung dari 20 Maret 2020

sampai dengan 22 Maret 2021. Selama melaksanakan aktivitas kerja harian

dan dinas jaga, Penulis mempelajari dan mengamati secara langsung terhadap

penggunaan crane dengan baik.

B. Objek Penelitian

Yang digunakan untuk objek penelitian kali ini penulis membahas

tentang kerusakan crane di atas kapal.

C. Teknik Pengumpulan Data

Didalam teknik pengumpulan data penulis menggunakan metode-

metode yang sistematis dalam melakukan penelitian. Hal ini dimaksudkan

guna memberikan informasi yang lengkap, memberikan data-data yang akurat

dan bersifat obyektif serta dapat dipertanggung jawabkan. Untuk meneliti

permasalahan pada crane di atas kapal.

15
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penyusunan

Tugas Akhir ini antara lain :

1. Observasi Langsung

Dilakukan dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek

penelitian yang berhubungan dengan crane kapal Dengan melakukan

praktek berlayar selama satu tahun dua hari, penulis mengamati dan

mencatat secara langsung tentang permasalahan di mesin mesin crane,

untuk lebih jelasnya akan dibahas pada bab berikutnya. Observasi

merupakan cara yang praktis dan efektif, karena penulis dapat mengamati

penyebab kerusakan crane tersebut.

2. Studi Pustaka

Merupakan suatu cara studi untuk melakukan pengamatan dengan

menggunakan buku-buku referensi di atas kapal dan serta menggunakan

media internet sebagai bacaan yang membahas tentang kerusakan crane.

D. Sumber Data

Data yang dikumpulkan digunakan dalam penyusunan tugas akhir

adalah data yang merupakan informasi yang diperoleh melalui pengamatan

langsung, adapun data – data sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber atau

objek yang diteliti oleh penulis untuk tujuan khusus. Penulis memperoleh

data – data primer dengan melakukan pengamatan di lapangan yaitu

16
dengan mempelajari serta ikut terlibat langsung dalam pekerjaan di atas

kapal yang berhubungan dengan kerusakan crane pada saat

pengoperasian crane. dalam penyusunan tugas akhir ini.

E.Jenis Data

Adapun jenis data yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini

adalah data Kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang lebih spesifik.

Dalam penulisan ini yang termasuk data kualitatif yaitu hasil pengamatan

secara langsung mengenai faktor – faktor yang menjadi penyebab kerusakan

crane pada saat ber operasi.

F.Metode Analisa Data

Penyajian penulisan tugas akhir ini menggunakan metode deskriptif

yaitu penulisan yang berisikan paparan dan uraian mengenai suatu objek

permasalahan yang timbul pada saat tertentu. Metode ini digunakan untuk

memaparkan secara rinci dengan tujuan untuk memberikan informasi

mengenai perencanaan terhadap masalah yang timbul berhubungan dengan

materi pembahasan tugas akhir ini.

Dalam penelitian ini, penulis mendeskripsikan tentang “PENYEBAB

KERUSAKAN CRANE DI KAPAL MV LEAH”.

17
18
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dari hasil deskripsi data yang dilakukan pada objek yang diteliti oleh

penulis pada kapal milik perusahaan VMS yang mana kapal tersebut

merupakan kapal cargo MV LEAH dimana penulis meneliti tentang

penyebab kerusakan crane tersebut.

Deck crane merupakan alat yang digunakan untuk proses menaikkan

muatan ke atas kapal (loading) ataupun proses bongkar muatan dari kapal ke

darat (discharging). Masalah yang sering ditemui adalah kerusakan motor

listrik pada deck crane . Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui

penyebab kerusakan pada crane kapal. Metode pendekatan yang digunakan

adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa

kerusakan pada crane tersebut disebabkan oleh : kotor nya mesin pada

komponen putar (rotor) dan bearing aus di karenakan kurang nya pelumasan.

permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya perawatan atas alat-alat

bongkar muat di atas kapal dan kurangnya koordinasi antara pihak darat dan

pihak kapal pada saat proses bongkar muat berlangsung.

19
B. Analisis

Analisis mengapa terjadinya kerusakan crane tersebut disebabkan

karena kondisi dari alat-alat bongkar muat yang sudah tidak memenuhi

persyaratan dikarenakan usia yang sudah tua, serta tidak adanya penggantian

atas alat-alat tersebut. Paradigma perusahaan yang menggunakan tambal

sulam, menggunakan alat yang bekas atau suku cadang yang telah didaur

ulang dari kapal lain yang di mana ini dapat merugikan alat bongkar muat itu

sendiri. bagian dari alat bongkar muat tadi tidak dirawat dengan baik, maka

akan menimbulkan kendala dalam kegiatan bongkar/muat, bahkan bisa

mengganggu keselamatan buruh dan awak kapal yang sedang bekerja.

Permasalahan- permasalahan yang muncul pada kapal general cargo

diantaranya karena perawatan alat bongkar muat yang tidak baik

mengakibatkan kekuatan muatnya berkurang dari SWL (Safety Working

Load), gesekan antara blok dan wire yang berdenyit, serta wire putus, dan

sebagainya. Kendala- kendala itu bisa menghambat kelancaran bongkar muat.

20
C. Pembahasan

Proses Bongkar MuatMenurut Arso Martopodan Soegiyanto dalam

bukunya Penanganan dan Pengaturan Muatan (2004:30), menyebutkan bahwa

proses bongkar muat adalah kegiatan mengangkat, mengangkut serta

memindahkan muatan dari kapal ke dermaga pelabuhan atau sebaliknya.

Sedangkan proses bongkar muat barang umum di pelabuhan meliputi stevedoring

(pekerjaan bongkar muat kapal), cargo doring (operasi transfer tambatan), dan

receiving / delivery (penerima / penyerahan) yang masing-masing dijelaskan di

bawah ini :

a. Stevedoring (pekerjaan bongkar muat kapal)Menurut Arso Martopodan

Soegiyanto dalam bukunya Penangganan dan Pengaturan Muatan (2004:30),

menyebutkan bahwa stevedoring (pekerjaan bongkar muat kapal) adalah jasa

pelayanan membongkar dari/kapal, dermaga, tongkang, truk atau muat dari/ke

dermaga, tongkang, truk ke/dalam palka dengan menggunakan derek kapal atau

yang lain. Petugas stevedoring (pekerjaan bongkar muat kapal) dalam

mengerjakan bongkar muat kapal, selain foreman (pembantu stevedor) juga ada

beberapa petugas lain yang membantu stevedore (pemborong bongkar muat

kapal), yaitu cargo surveyor perusahaan Proses Bongkar Muat (PBM), petugas

barang berbahaya, administrasi, cargodoring (operasi transfer tambatan). Kegiatan

bongkar muat yang dapat berjalan dengan lancar sebaiknya didukung oleh pihak

kapal dan pihak darat. Serta penyediaan alat bongkar muat yang baik dan siap

digunakan.

21
b. Jika muatan melebihi SWL crane menggunakan 2 crane untuk mengangkat

muatan yang melebihi SWL crane sangat tinggi resikonya, lebih baik dilakukan

rapat pra-pengangkatan (Pre-lift meeting). Membahas penentuan tugas dan peran

semua pihak, macam cara pengangkatan, tingkatan personel yang terlibat. Jika di

darat terdapat HMC (Harbour Mobile Crane) lebih baik menggunakan HMC

(Harbour Mobile Crane) daripada menggunakan crane kapal, karena HMC

(Harbour Mobile Crane) menpunyai SWL yang lebih besar daripada crane kapal

dan agar lebih aman guna memperkecil kecelakaan kerja dan melindungi crew

kapal dan muatan. Dengan adanya persiapan yang baik sebelum bongkar muat

dengan menggunakan crane menentukan lancar dan tidaknya pelaksanaan

bongkar muat. Kegiatan bongkar muat dengan menggunakan crane dapat berjalan

lancar karena sesuai dengan prosedur.

22
Berdasarkan pengamatan secara langsung yang di lakukan di kapal MV LEAH

ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan crane menjadi rusak yaitu:

1)Akumulasi karat atau kotoran pada komponen putar (rotor).

2)Bearing aus atau rusak yang menyebabkan poros berputar tidak stabil.

Gambar 6. Cooling fan dalam keadaan kotor


https://www.google.com/imgres?imgurl=x-raw-image%3A%2F%2F
%2F2c8b5a20ee35f968e7c89f16cfd0e2a140d

23
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan bahasan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa

Kerusakan pada motor listrik disebabkan oleh kotor nya mesin pada komponen

putar (rotor) dan bearing aus di karenakan kurang nya pelumasan. Dari hasil yang

diperoleh dalam penelitian oleh penulis, dapat disimpulkan bawa:

1. Peralatan bongkar muat yang di gunakan di atas kapal sangat penting

kegunaaanya, khususnya crane. Oleh sebab itu perawatan dan penggunaannya

perlu diperhatikan.

2. Kesadaran crew yang kurang dan pemahaman yang sangat minim dalam

melakukan perawatan crane kapal, serta perusahaan yang tidak melihat kesiapan

armadanya yang akan digunakan. Sehingga bila terjadi sesuatu dapat menghambat

bongkar muat dan perusahaan sendiri akan mengalami kerugian karena

keuntungan yang kecil.

3. Kerusakan yang terjadi pada crane kebanyakan terjadi akibat kelalaian para

crew kapal yang terlalu mengabaikan. Serta kepedulian perusahaan yang kurang

terhadap optimalisasi crane di atas kapal.

24
B .Saran

1.Memperhatikan keadaan motor listrik sebelum dioperasikan.

2.Melakukan pembersihan pada cooling fan motor listrik secara berkala.

3.Melakukan perawatan secara berkala seperti greasing/pelumasan.

4.Menyediakan waktu untuk merawat peralatan bongkar muat di mana waktu

tersebut tidak terbentur oleh kegiatan operasi kapal. Menyediakan peralatan dan

spare part yang berkualitas sehingga dapat menunjang dalam pelaksanaan

perawatan peralatan bongkar muat. Menyediakan perlengkapan keselamatan bagi

crew kapal agar meningkatkan kesadaran crew akan pentingnya keselamatan saat

bekerja dan juga keselamatan crew yang dilatih untuk menghadapi permasalahan-

permasalahan yang ada di kapal. Pembenaran jadwal yang harus dikoordinasikan

untuk perawatan crane, dan konsistensi dalam pengerjaannya.

25
LAMPIRAN

26
SHIP PARTICULAR

Ship’s name : LEAH

Call sign :PCME

Port of registry : Groningen

Ship owner : Beheermaatchappij ms LEAH BV

Ship manager : LONGSHIP

Built : Mademci Gemi sanaya ltd Enerli turkey

Date of delivery : 08/01/1996

IMO number : 9113202

Class : RINA

Official # : 54538

L.O.A : 99.90 mtr

L.B.P : 94.266 mtr

Length loaded waterline : 97.42 mtr

Breath moulded : 17.00 mtr

Moulded depth upperdeck : 8.2 mtr

Draft summer : 6.35 mtr

Draft winter : 6.218 mtr

Draft WNA : 6.168 mtr

Fresh water allowance : 0.138 mtr

Height fore mast above keel : 28.7 mtr

Height aft mast above keel : 36.6 mtr

27
Gross tonnage : 4015

Nett tonnage : 1974

DWT summer : 5930.4 mtr

DWT winter north altantic : 5664.3 mtr

Light ship : 2180 mtr

Displacment : 8110.4 mtr

Hold 1 : 25.14x13.2x8.5 mtr (2709.6 m)

Hold 2 : 37.5x13.2x8.5 mtr (4325 m)

Max load tanktop : 10 t

Hatchcover : 2.36 t

Containers hold/deck/total : 142 teu/336 teu/476 teu

Main engine : MAN-B&W 7535 MC M KIV 4900 KW

Bow thruster : 500 KW

Speed loaded/ballast : 12/14 kn

Ballast total : 2374 mt

Hfo/mgo total : 599.7/48.5 mt

Fresh water : 58 mt

28
DAFTAR PUSTAKA

Mazur Glen A, 2011, Reading Motor and Drive Troubleshooting, Basic


Testing to Advanced Diagnostics

Sugiono, 2009, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D,


Alfabeta, Bandung

Scarpino Mattew, 2015, Motors for Makers, Indianapolis, United States


of America

Yahya Andi Permana, 2009, Petunjuk penerapan motor listrik,


Gramedia, Jakarta Yudistiawan

I Gusti Putu, 2015, Deteksi Kerusakan Bearing Pada Motor Induksi


Tiga Fasa., Jakarta

WIRA 2020 Overheat crane,fungsi,bagian https://wira.co.id/overhead-


crane

ASTM A 2006 Standard Specification for Stranded Carbon Steel Wire


Ropes for General Purposes

Martopo, Arso dan Soegiyanto. 2004. Penanganan dan Pengaturan


Muatan. Semarang: Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Tim Penyusun Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar


Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

NSOS. 1990. Manajemen Perawatan dan Perbaikan.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

29
Nama : Doni Kurniawan

Tempat/tanggal lahir : Bengkulu, Juli 1998

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Muslim

Pendidikan Umum.

1. SD : 2010 (SD N 89 KOTA BENGKULU)

2. SMP : 2013 (SMP N 17 KOTA BENGKULU)

3. SMA : 2016 (SMA N 89 KOTA BENGKULU)

4.Sekolah Tinggi Ilmu Maritime “AMI JAKARTA” – Sekarang.

30

Anda mungkin juga menyukai