Anda di halaman 1dari 35

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Alat Angkut


Pesawat Angkut adalah pesawat atau peralatan yang dikonstruksi untuk
memindahkan benda atau muatan, atau orang secara horizontal, vertikal, diagonal,
dengan menggunakan kemudi baik di dalam atau di luar pesawatnya, ataupun tidak
menggunakan kemudi dan bergerak di atas landasan, permukaan maupun rel atau
secara terus menerus dengan menggunakan bantuan ban, atau rantai atau rol.
Pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang dgunakan
untuk memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau barang atau orang secara
vertikal dan atau horizontal dalam jarak yang ditentukan. Alat yang masuk ke jenis
pesawat angkat dan angkut adalah;
1. Peralatan angkat adalah alat yang dikonstruksi atau dibuat khusus untuk
mengangkat naik dan menurunkan muatan seperti dumb waiter dan lift.
2. Pita Transport adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan muatan secara continu dengan menggunakan bantuan pita seperti
konveyor.
3. Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan: pesawat atau alat yang
digunakan untuk memindahkan muatan atau orang dengan menggunakan
kemudi baik di dalam atau di luar pesawat dan bergerak di atas suatu landasan
maupun permukaan seperti forklift, hand pallet, dan lain-lain.
4. Alat angkutan jalan ril adalah suatu alat angkutan yang bergerak di atas jalan ril
seperti kereta, lori dan lain-lain.

2.2 Pengertian Krane (Crane)


Crane merupakan salah satu alat berat yang kerap dijumpai di area konstruksi
atau pembangunan. Berbeda dengan peralatan konstruksi lainnya, crane memiliki
fungsi mendasar sehingga tidak memerlukan tambahan mesin atau tenaga lain agar
dapat dioperasikan. Crane sendiri adalah alat berat yang berguna untuk

5
6

memindahkan dan mengangkat beban berat yang mungkin saja sulit untuk
dipindahkan menggunakan tenaga manusia, seperti mesin dan material.

Gambar 2.1 Crame


(Kenancrane, 2021)

Crane biasanya dapat dengan mudah ditemukan di lokasi industri, namun tak
jarang kita dapat menemukan crane di area pemuatan material dan pembuatan
kapal, crane adalah salah satu alat berat (heavy equipment) yang digunakan sebagai
alat pengangkat / pemindah bahan dalam proyek konstruksi. Faktor-faktor teknis
penting yang dapat digunakan dalam menentukan pilihan jenis alat-alat angkat
berat diantaranya sebagai berikut;
- Jenis dan sifat muatan yang akan ditangani.
- Kapasitas per jam yang dibutuhkan.
- Arah dan jarak perpindahan.
- Cara menyusun muatan pada tempat asal dan akhir
Dalam dunia industri ada beberapa jenis crane yang biasanya digunakan sebagai
alat angkat berat antaranya adalah overhead crane, gentry crane dan tower crane.

➢ Jenis – Jenis Crane Berdasarkan Fungsinya


Kita sering melihat dan tentunya paham bahwa alat ini digunakan untuk
membantu dalam pengangkatan. Alat angkat ini biasanya digunakan pada proyek
konstruksi atau pekerjaan yang membutuhkan alat bantu untuk membantu
7

mengangkat atau berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Cara kerja crane
adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan, menggerakkannya
secara horizontal, kemudian menurunkan material tersebut ke tempat yang
diinginkan. Beberapa jenis crane yang umum digunakan adalah;
1. Derek Perayap
Jenis ini memiliki permukaan bergerak dengan roda perayap, crane jenis ini
dapat bergerak di dalam lokasi proyek sambil melakukan tugasnya.
2. Tower Crane
Tower crane merupakan pesawat pengangkat material/mesin yang biasanya
diginakan pada proyek kontruksi.
3. Mobile Crane
Mobile Crane (truck crane) adalah crane yang terdapat langsung pada mobile
(truck) sehingga dapat dibawa langsung pada lokasi kerja tampa harus
menggunakan kendaraan (trailer).
4. Hydraulic Crane
Penggunaan sistem hidrolik pada crane ini sering dimanfaatkan untuk area
gudang, bengkel atau lainnya. Meski di bagian bawah crane sudah dilengkapi
roda, alat ini biasanya diletakkan di satu tempat dan tidak untuk dipindah-
pindahkan. Jangkauan hydraulic crane tergolong pendek dengan area putar
hanya 180 derajat saja.
5. Crawler Crane
Crawler adalah jenis crane yang banyak digunakan pada proyek pembangunan
dengan jangkauan tidak begitu panjang. Pada rodanya dilengkapi dengan rantai
yang memungkinkan crane melakukan perpindahan saat digunakan pada
berbagai medan.
6. Hoist Crane
Alat ini biasanya digunakan pada perbengkelan dan pergudangan. Crane hoist
ini memiliki komponen khusus pada bagian kirinya. Rel yang ada berguna
sebagai jalur hoist crane agar dapat bergerak maju mundur secara horizontal.
8

2.3 Pengertian Winch (Kerekan)


Winch atau Kerekan adalah sebuah alat mekanikal yang dipakai untuk
menaikkan atau menurunkan atau hal lainnya sesuai dengan tekanan tali atau tali
jaring (juga disebut "kabel" atau "kabel jaring"). Dalam bentuk paling sederhana,
kereka terdiri dari gelendong (atau drum) yang dikendalikan memakai pemutar
tangan. Kerekan mengandalkan sumber tenaga dari manusia dalam hal
penggunaannya, dimana alat ini biasa digunakan untuk towing dan lifting.

Gambar 2.2 Kerekan (Winch)


(Brevinimotor, 2022)

A. Perbedaan Hoist, Crane dan Winch


Secara harfiah, Hoist adalah salah satu jenis pesawat angkat yang banyak
digunakan untuk mengangkat dan menurunkan beban secara vertikal (tegak lurus).
Sedangkan crane sendiri adalah sistem yang dirancang dan dibangun untuk
menunjang operasional dan mobilitas hoist tersebut. Sebuah crane mampu
bergerak naik atau turun (hoisting), kanan atau kiri (crossing) dan maju atau
mundur (traversing) serta berputar secara radius pada sumbu X.

Gambar 2.3 Hoist (Winch)


(Wiragriya, 2022)
9

Winch adalah alat mekanik sederhana yang menarik, mengeluarkan, atau


mengatur tegangan pada sebuah tali, kawat sling, atau kabel. Fungsi winch adalah
untuk memindahkan barang atau benda secara horisontal, dengan menarik beban
menggunakan hook (kait) yang terinstal pada kawat sling.

B. Prinsip Kerja Engine Winch


Kerekan Motor Penggerak atau Engine Winch akan mengendarai drum tali
baja melalui pembecil, menarik dan meletakkan tali baja didalam drum yang akan
menampung kapasitas panjang penarikan yang dibutuhkan, dan mengubah arah
melalui katrol yang berbeda. Daya yang berasal dari sebuah motor penggerak akan
di teruskan melalui kopling otomatis seperti Countinuously Variable Transmission
(CVT) di dalam komponen CVT tersebut terdapat sebuah gear untuk menggerakan
sebuah rantai yang terhubung pada gearbox reverse atau gigi pembolak – balik,
didalam gearbox terdapat 2 sistem transmisi yaitu maju atau kedepan (front) dan
mundur atau kebelakang (rear).
Setelah itu daya akan ditransmisikan menuju winch untuk menjadi daya
pemutar drum untuk menggulung dan menggulur tali baja. Persyaratan teknologi
terutama kecepatan drum, yaitu kecepatan gerakan tali kawat dan keamanan dan
keandalan sistem pengereman yang terdapat di piringan drum winch tersebut untuk
menghentikan dan menahan laju kecepatan tali baja. Winch adalah mesin
pengangkatan atau traksi yang relatif sederhana.

2.4 Komponen Utama Rancang Bangun Alat Bantu Angkat Jib Crane
Menggunakan Winch Engine
Perancangan dalam membangun sebuah alat angkat ini menggunakan winch
atau kerekan dengan menggunakan motor penggerak sebagai penggerak mula.
Daya yang dikeluarkan oleh motor penggerak akan diteruskan menuju winch untuk
menarik benda dalam pengangkatan benda menggunakan crane, sehingga memiliki
beberapa komponen yang akan berkerja, berikut komponen utama pada alat
rancang bangun alat bantu angkat jib crane menggunakan winch engine, yaitu;
10

1. Kerangka Alat Bantu Angkat


Kerangka merupakan fondasi dari sebuah konstruksi atau alat. Kerangka
terbuat dari material yang kuat dan mampu menopang semua benda yang
bertumpu pada material tersebut. Material yang dipilih Sebagai penyusun
kerangka pada alat ini yaitu Besi UNP 80 – 45 mm, Plat Strip 4 mm Fe360 dan
Pipa Besi Hitam 1 inchi Schedule 40.

Gambar 2.4 Rangka Utama dan Rangka Stang Winch Engine

2. Motor Penggerak Konvensional


Motor Penggerak Konvensional adalah teknologi yang banyak digunakan
untuk mengubah tegangan konstan dari catu daya listrik ac menjadi tegangan yang
dapat divariasikan untuk mengontrol torsi motor dan kecepatan motor yang ideal
untuk menggerakkan beban peralatan mekanis. Penggerak motor menghasilkan
efisiensi yang lebih tinggi dari pada motor sederhana yang tersambung ke daya
dan tingkat pengontrolan yang tidak tersedia di motor sederhana yang digerakkan
secara langsung.

Gambar 2.5 Motor Penggerak Konvensional


11

3. Gas Spontan atau Handle Gas


Fungsi Gas spontan bertugas untuk mempersingkat dalam membuka skep
atau katup throttle. Motor dengan grip gas biasa umumnya membuka penuh skep
butuh tarikan grip gas sekitar 60°.

Gambar 2.6 Gas Spontan atau Handle Gas

4. Rem Cakram
Pada dasarnya, fungsi rem cakram adalah memperpendek jarak pengereman
mobil ketika akselerasi hendak diturunkan atau dihentikan. Di dalam sistem
pengereman menggunakan cakram atau piringan terdapat komponen lainnya yang
berkerja secara statis, komponen – komponen tersebut, yaitu;
• Kaliper sebagai penekan kampas rem ke bagian piringan cakram. Fungsi
dari komponen ini tidak hanya itu saja. Kaliper juga berguna untuk
menopang piston dan kampas rem.
• Piston brake yang letaknya ada di satu sisi kaliper, khususnya berjenis
floating calliper. Ciri-ciri paling khas dari komponen ini adalah bentuknya
yang seperti tabung dan memiliki lekukan di salah satu ujungnya.
• Kampas rem ini bekerja dengan ditekan oleh kaliper dan piston brake agar
mampu menekan piringan cakram. Kampas rem terbuat dari asbes,
keramik, semi metal, atau sinter.
• Piringan cakram merupakan komponen yang ditekan oleh kampas rem,
lalu diteruskan ke poros roda.
12

• Komponen lainnya adalah minyak rem yang mampu menyalurkan tenaga


gerak dari pedal ke kaliper. Selanjutnya disalurkan ke kampas rem, dam
piringan cakram. Minyak rem memiliki banyak tipe berdasarkan tingkat
mendidihnya yang dapat disesuaikan sesuai kebutuhan penggunaanya.

Gambar 2.7 Rem Hidrolik

5. Kopling Otomatis CVT dengan gear 14T


Kopling otomatis atau bahasa tekniknya disebut kopling sentrifugal terdapat
pada motor-motor bebek, perpindahan gigi dilakukan secara manual, namun
pengendara tidak perlu mengoperasikan kopling.

Gambar 2.8 Kopling Sentrifugal atau Kopling otomatis CVT


13

6. Rantai dan Gear


Rantai atau Gear adalah bagian terpenting pada sepeda motor. Gear motor
sendiri berfungsi sebagai alat untuk menyelaraskan perputaran dan juga
penggerak ban motor. Gear yang terdapat pada motor memiliki fungsi sebagai
penyalur tenaga dari mesin motor ke ban atau roda.

Gambar 2.9 Rantai dan Gear

7. Gearbox Reverse atau Gigi pembolak – Balik


Gearbox reverse merupakan komponen penyalur transmisi daya kedepan dan
kebelakang dari motor atau engine menuju ke komponen yang akan digerakan
melalui output dari gearbox itu sendiri, gearbox reverse terdapat 2 fitur yang
mengubah input putaran menjadi output putaran mundur dan output putaran maju

Gambar 2.10 Gearbox Reverse


14

8. Hand Winch
Hand winch adalah sejenis winch dengan mengandalkan sumber tenaga dari
manusia dalam hal penggunaannya. Maka dari itu, seringkali alat ini disebut
dengan istilah kerekan manual karena tidak mengandalkan mesin otomatis untuk
menggerakkannya. Walaupun demikian, alat ini masih diperlukan untuk
membantu beberapa tugas, seperti towing dan lifting.

Gambar 2.11 Hand Winch


(Powertech, 2019)

9. Tali Baja
Tali Baja atau Steel Wire Rope adalah Tali baja yang dikontruksikan dari
kumpulan jalinan serat baja (steel wire). Mula-mula beberapa serat dipintal hingga
jadi satu jalinan, kemudian wayar dijalin pula menjadi satu kesatuan (strand),
setelah itu beberapa strand dijalin pula pada suatu inti (core).

Gambar 2.12 Tali Baja


(Iphglobal, 2020)
15

Tali baja lebih banyak digunakan secara luas pada mesin-mesin pengangkut
sebagai perabot pengangkat dibandingkan dengan rantai. Tali baja banyak sekali
digunakan pada mesin pengangkat karena dibandingkan dengan rantai, tali baja
mempunyai keunggulan antara lain:
a. Lebih ringan dan lebih murah harganya.
b. Lebih tahan terhadap sentakan, karena beban terbagi rata pada semua strand.
c. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi.
d. Keandalan operasi yang tinggi.
e. Lebih fleksibel, saat beban lengkungan tidak perlu mengatasi internal stress.
f. Sedikit mengalami fatigue dan internal wear karena tidak ada
kecenderungan 90° kawat untuk menjadi lurus yang selalu menyebabkan
internal stress.

10. Hook Winch


Hook winch atau kaitan kerekan terletak pada ujung wire rope di mana
berfungsi untuk mengaitkan beban.

11. Gearbox WPA reducer


Gearbox atau reducer adalah salah satu komponen utama motor yang disebut
sebagai sistem penghasil tenaga, gearbox – transmisi – reducer memiliki fungsi
sebagai memindah dan pengubah tenaga dari motor yang berputar, kemudian
digunakan untuk memutar spindel mesin ataupun melakukan gerakan feeding.

Gambar 2.13 Gearbox WPA 50


16

12. Bearing
Bearing (bantalan) adalah elemen mesin yang menumpu poros yang
mempunyai beban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat
berlangsung secara halus, aman, dan mempunyai umur yang panjang. Bearing
harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
bekerja dengan baik. Jika bearing tidak berfungsi dengan baik maka prestasi
seluruh sistem tidak dapat bekerja secara semestinya.

Gambar 2.14 Bearing 6304

13. Ban Baja Cor


Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting
dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan
ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta
memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan
percepatan pergerakan.

Gambar 2.15 Roda Baja Cor


17

Ban yang berbahan dasar Baja Cor memiliki karakteristik diantaranya yaitu
memiliki daya tarik dan daya tekan yang besar, tangguh, tahan korosi yang cukup
baik, namun kurang mampu meredam getaran. Sedangkan sifat dari besi cor yaitu
mampu meredam getaran, kemampuan las yang relatif rendah, kemampuan tempa
yang baik, dan mempunyai elongasi tinggi.

2.5 Pertimbangan Dasar Memilih Komponen


Pertimbangan dasar pemilihan komponen adapun hal-hal yang harus kita
perhatikan dalam pemilihan kompone dalam pembuatan suatu alat adalah;
1. Kekuatan komponen yang dimaksud dengan kekuatan komponen adalah
kemampuan dari material yang dipergunakan untuk menahan beban yang ada
baik serta mampu menahan beban tarik pada saat winch menggulung tali baja.
2. Kemudahan mendapatkan material dalam pembuatan rancang bangun ini
diperlukan juga pertimbangan apakah material yang diperluakan ada dan
mudah mendapatkannya.
3. Memilih komponen serta material yang berat dalam pembebanan pada
rancang bangun ini, dikarenakan beban yang akan ditarik harus dibawah atau
40% lebih ringan dari berat rancang bangun alat bantu angkat jib crane
meenggunakan winch engine, agar menjaga ketidakseimbangan beban yang
ditarik dengan gaya yang menarik benda tersebut.
4. Fungsi dari komponen dalam pembuatan rancang bangun peralatan ini
komponen yang direncanakan mempunyai fungsi yang berbeda–beda sesuai
dengan bentuknya.
5. Daya guna yang efisien dalam pembuatan komponen permesinan perlu juga
diperhatikan penggunaan material yang seefisien mungkin, dimana hal ini
tidak mengurangi fungsi dari komponen yang akan dibuat.

2.6 Rumus – Rumus Yang Akan Dipergunakan Dalam Perhitungan


Dalam rancang bangun alat bantu angkat jib crane menggunakan winch
engine membutuhkan dasar – dasar perhintungan yang menggunakan teori dan
rumus – rumus terterntu, diantaranya:
18

1. Kekuatan rangka winch engine


a) Diagram Pembebanan
Diagram pembebanan ini bertujuan untuk mengetahui gaya beban yang
terjadi pada rangka pada saat komponen – komponen utamanya berada
diatas.

b) Hukum Kesetimbangan
∑FX = 0, ∑Fy = 0, ∑M = 0 .............................................(2.1, Lit. 30)
Keterangan: ∑𝐹𝑋 = Jumlah gaya pada x (N)
∑𝐹𝑦 = Jumlah gaya pada y (N)
∑𝑀 = Jumlah moment yang bekerja (Nm)

2. Maksimum beban yang diangkat


Qm = Qb + (10% x Berat Barang) + Qpb .............................(2.2, Lit. 21, h. 34)
Keterangan: Qm = Frekuensi beban maksimum (kg)
10% = Nilai Persentasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti overload, keadaan dinamis dalam
operasi dan perubahan udara yang tidak terduga,
maka diperkirakan penambahan beban 10 % dari
beban semula.

3. Gaya tarik alat yang dibutuhkan untuk menarik beban pada jib crane dengan
menggunakan sistem puli ganda 2 suspensi

a. Beban tarikan pada sistem katrol atau puli yang digerakan


w = Qm . g (Newton) ...........................................................(2.3, Lit. 21, h. 34)
Keterangan: w = Beban benda yang ditarik (N)
Qm = Total berat benda (kg)
g = Gravitasi yang mempengaruhi beban penarikan (9,8 m/s2)
19

b. Keuntungan mekanisme pada sistem katrol majemuk yang digunakan


𝑤
𝐾𝑀 = = (Newton) ...........................................................(2.4, Lit. 1, h. 10)
𝐹

Keterangan: KM = Keuntungan mekanisme beban yang diangkat


W = Beban tarikan pada benda (N)
F = Gaya yang diperlukan untuk penarikan beban (N)

4. Koefisien gaya gesek pada roda yang beroperasi


F = N𝜇𝑠
𝐹𝑚 = 𝑚 𝑥 𝑎 ..................................................................(2.5, Lit. 14, h. 5)
𝐹𝑚
𝜇𝑠 =
𝑚.𝑔.𝑟

Keterangan: 𝜇𝑠 = Koefisien gaya gesek


Fm = Gaya yang terjadi pada alat (kg.m/s2)
(a = g) = Gravitasi percepatan (9,8 m/s2)

5. Perancangan Tali baja yang akan direncanakan


a) Tegangan tarik tali baja maksimum yang diizinkan dari beban sistem puli
𝑤
𝑆𝑖𝑧𝑖𝑛 = ....................................................................(2.6, Lit. 21, h. 35)
𝑛.𝜂.𝜂1

Keterangan: Sizin = Izin tarikan beban maksimum pada tali baja


dari sistem puli (N atau kgf )
w = Total berat muatan yang diangkat (N)
n = Jumlah muatan puli yang menyangga (suspensi) = 1
𝜂 = Nilai eisiensi Puli = 0,905
𝜂1 = Nilai efisiensi yang disebabkan kerugian tali akibat
kekakuannya ketika menggulung pada drum yang
diasumsikan = 0,98
20

Tabel 2.1 Efisiensi Puli

(Rudenko, 1966)

b) Beban putus tali baja

Tabel 2.2 Harga Minimum Faktor K dan e yang Diizinkan

(Rudenko, 1966)

𝑃
𝑆 = 𝐾 atau 𝑃 = 𝑆 . 𝐾.........................................................(2.7, Lit. 21, h. 36)

Keterangan: K = Faktor keamanan jenis mekaniskme dan kondisi operasinya


P = Kekuatan putus tali baja sebenarnya (kg)
21

Tabel 2.3 Breaking Load Steel Wire Rope

(Zysteelcable, 2022)

c) Luas penampang tali baja dapat dihitung dengan rumus


𝑆𝑖𝑧𝑖𝑛
𝐹(42) = 𝜎𝑏 𝑑 .......................................................(2.8, Lit. 24, h. 39)
− (36000)
𝐾 𝐷𝑚𝑖𝑛

Keterangan: F(42) = 144 hasil penamaan F(42) = 6 x 7


iD = Perbandingan diameter drum dan diameter tali baja iD
(NB) = Jumlah lengkungan (NB) = iD x 2.

d) Tegangan tarik yang terjadi pada tali baja


𝑆
𝜎𝑡 = 𝐹 (kgf/m2 ) ........................................................(2.9, Lit. 24, h. 39)
(42)

Keterangan: 𝜎𝑡 = Tegangan yang terjadi di tali baja (kgf/m2)


S = Tegangan tarik tali baja yang diizinkan (kg)
F(42) = Luas penampang tali baja yang digunakan (mm2)

e) Kecepatan tali baja pada drum winch


𝑣𝑑𝑟𝑢𝑚 = 𝑣. 𝑖𝑔𝑒𝑎𝑟 ..............................................................(2.10, Lit. 24, h. 235)
Keterangan: vdrum = Kecepatan tali baja menggulung drum winch (m/s)
22

v = Kecepatan motor (m/s)


igear = Perbandingan gear input dan output motor penggerak
dengan gear penggerak winch
6. Perencanaan puli
𝐷𝑚𝑖𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑙𝑖 = (mm) ..................................(2.11, Lit. 24, h. 235)
𝑑

Keterangan: Dmin = Diameter minimum drum winch (mm)


d = Diameter tali baja yang digunakan (mm)

a) Diameter puli dan drum minimum


𝐷 ≥ 𝑒1 . 𝑒2 . 𝑑......................................................................(2.12, Lit. 24, h. 41)
Keterangan: D = Diameter puli dan drum pada dasar alurnya (mm)
d = Diameter tali baja (mm)
e1 = Faktor yang tergantung pada tipe alat pengangkat dan
kondisi operasinya (Tabel 2.2)
e2 = Faktor yang tergantung pada konstruksi tali (Tabel 2.4)

Tabel 2.4 Faktor Konstruksi Tali Baja

(Rudenko, 1966)

7. Perencanaan motor penggerak


𝑄.𝑣
𝑁= (hp)................................................................(2.13, Lit. 24, h. 234)
75.η

Keterangan: N = Tenaga motor penggerak (hp)


Q = Kapasitas beban angkat total muatan direncanakan (kg)
v = Kecepatan angkat muatan (m/s)
𝜂 = Effisiensi mekanisme pengangkat
23

a) Momen statik pada motor penggerak


𝑁
𝑀𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑘 = 71620 𝑥 (Nm).........................................(2.14, Lit. 24, h. 234)
𝑛

Keterangan: 𝑀𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑘 = Momen statik motor penggerak (Nm)


N(motor) = Besarnya daya yang diperlukan (hp)
n(motor) = Putaran pada motor penggerak (rpm)

8. Perencanaan kopling yang akan digunakan


a) Tekanan bidang pada poros motor penggerak dengan kopling
𝑄
𝑃= .............................................................................(2.15, Lit. 24, h. 72)
𝑙.𝑑2

Keterangan: P = Tekanan bidang pada poros (kg/mm2)


Q = Beban dari komponen yang terdapat di poros (kg)
l = Panjang poros penempatan kopling (mm)
d2 = Diameter kopling motor (mm)
b) Momen Inersia Kopling
1
𝐼 = 2 𝑚. 𝑅 2.................................................................................(2.16, Lit. 13)

Keterangan: ½ = bidang yang mengalami putaran dari rotasi sumbunya


m = massa kopling (kg)
R2 = Jari jari Kopling (m)
I = Momen inersia Kopling (kgm2)

c) Momen perpindahan dari kopling ke poros motor penggerak


𝐺𝐷2 𝑐𝑙𝑢𝑡𝑐ℎ = 4. 𝑔 . 𝑙 .....................................................(2.17, Lit. 24, h. 289)
Keterangan: GD2clutch = Momen perpindahan (Nm)
g = gravitasi bumi (9,8 m/s)
l(kopling) = Momen inersia kopling (kgm2)

d) Momen gaya dinamik (Mdyn), ketika motor dijalankan


𝛿𝐺𝐷 2 𝑛 0,975.𝑄.𝑣 2
𝑀𝑑𝑦𝑛 = + ..........................................(2.18, Lit. 24, h. 293)
375.𝑡𝑠 𝑛.𝑡𝑠 .𝜂

Keterangan: 𝛿 = Koefisien pengaruh massa pada transmisi (1,1 – 1,25)


24

n = Kecepatan poros motor dalam keadaan normal (rpm)


Q = Berat penuh muatan pada peralatan pengangkat (kg)
v = Kecepatan normal atau tetap dari mekanisme pengangkat
(m/s)
𝜂 = Efisiensi mekanisme pengangkat = 0,8
ts = Waktu start pada mekanisme pengangkat (sekon)

e) Momen puntir total motor penggerak


𝑀𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 𝑀𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑘 + 𝑀𝑑𝑦𝑛 = (Nm)................................(2.19, Lit. 24, h. 296)

9. Data motor penggerak awal yang dibutuhkan untuk penarikan


2𝜋.𝑇.𝑛
𝑃𝑚𝑎𝑥 = (Watt)........................................................(2.20, Lit. 16, h. 775)
60

Keterangan: T = Torsi dari momen puntir total motor penggerak (Nm)


n = Putaran pada motor penggerak pada saat berjalan (rpm)

10. Perancangan rantai pertama pada motor penggerak menuju gearbox reverse
a) Panjang Rantai yang direncanakan
𝐿 = 𝐾. 𝑝...........................................................................(2.21, Lit. 16, h. 769)
Keterangan: L = Panjang rantai yang digunakan (mm)
p = Jarak antar rantai (mm)
K = Jumlah rantai yang direncanakan (pitch)

Gambar 2.16 Dimensi Panjang Rantai


(Khurmi, RS., dan Gupta, J, K, 2005)
25

b) Untuk mencari nilai (K)


𝑇2 .𝑇1 2(𝑥) 𝑇2 −𝑇1 2 𝑝
𝐾= + +[ ] . ......................................(2.22, Lit. 16, h. 774)
2 𝑝 2𝜋 𝑥

Keterangan: T1 = Jumlah gigi pada gear kecil


T2 = Jumlah gigi pada gear besar
x = Jarak antara kedua gear (mm)
p = Pitch pada rantai (mm)
K = Nilai K pada rantai yang digunakan

c) Rasio kecepatan pada gigi kopling dan gigi gearbox reverse


𝑛1 𝑛2 𝑇2 𝑇
𝑉𝑅 = = = = 2 ................................................(2.23, Lit. 16, h. 773)
𝑛2 𝑛3 𝑇1 𝑇3

Keterangan: n1 = Putaran rotasi gigi kopling (rpm)


n2 = Putaran rotasi gigi input pada gearbox reverse (rpm)
n3 = Putaran rotasi gigi pada Winch (rpm)
T1 = Jumlah gigi pada kopling
T2 = Jumlah gigi input pada gearbox
T3 = Jumlah gigi pada winch

d) Kecepatan rata – rata dari rantai ke gearbox reverse


𝑇.𝑝.𝑛
𝑣= ..................................................................(2.24, Lit. 25, h. 238)
60 𝑥 1000

Keterangan: T = jumlah gigi input pada gearbox


p = Jumlah pitch rantai (link)
n = Kecepatan rotasi pada gigi gerbox (rpm)
v = Kecepatan motor penggerak (m/s)

e) Beban yang dapat ditransmisikan oleh rantai


𝑃
𝑤= .........................................................................(2.25, Lit. 16, h. 767)
𝑣

Keterangan: P = Daya yang ditransmisikan oleh motor (Watt → 𝑘𝑔𝑚2 𝑠 −3 )


v = Kecepatan rata – rata rantai (m/s)
w = Beban yang ditransmisikan (N)
26

f) Faktor keamanan rantai


𝑊𝑏
𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = .................................................(2.26, Lit. 16, h. 767)
𝑤

Keterangan: w = Beban yang dapat ditransmisikan rantai (Newton)


Wb = Breaking load (Newton)
Wb = 106 x p2 (Untuk rantai rol)
Wb = 106 x p (Untuk rantai senyap)
Daya maksimal yang dapat ditransmisikan oleh rantai
- Beban (K1) = Untuk beban konstan 1,25 untuk guncangan ringan dan
1,50 untuk guncangan berat.
- Pelumasan (K2) = 0,8 untuk pelumasan terus menerus, 1 untuk pelumasan
menurun dan 1,5 untuk pelumasan berkala.
- Pemakaian (K3) = 1 untuk pemakaian selama 8 jam/hari, 1,25 untuk
pemakaian 16 jam/hari dan 1,5 untuk pemakaian selama terus menerus

g) Daya maksimal yang dapat ditransmisikan oleh rantai ke gearbox reverse


𝑊𝑏 .𝑣
𝑃𝑚𝑎𝑥 = ...................................................................(2.27, Lit. 16, h. 774)
𝑛.𝐾𝑠

Keterangan: Wb = Breaking load atau beban patah (Newton)


v = Kecepatan rata – rata rantai (m/s)
n = Factor of safety
Ks = Safety Factor
𝑃𝑚𝑎𝑥 = Daya maksimal yang ditransmisikan (Watt)

h) Torsi yang ditransmisikan oleh daya maksimal


2𝜋.𝑇.𝑛
𝑃𝑚𝑎𝑥 = (𝑊𝑎𝑡𝑡).....................................................(2.28, Lit. 16, h. 775)
60

Keterangan: T = Torsi yang ditransmisikan (Nm)


n = Putaran motor ke rantai (rpm)
Pmax = Daya maksimal yang ditransmisikan (Watt)

11. Perencanaan gearbox yang akan digunakan


a) Putaran untuk gigi maju pada gearbox reverse
27

𝑍2 .𝑍5 .𝑍6
𝑃𝐺𝑀𝑎𝑗𝑢 = ..........................................................(2.29, Lit. 24, h. 234)
𝑍1 .𝑍3 .𝑍5
𝑛1
𝑛2 = ...................................................................(2.30, Lit. 24, h. 234)
𝑃𝐺𝑚𝑎𝑗𝑢

Keterangan: Z1 = Jumlah pitch pada gigi susunan 1


Z2 = Jumlah pitch pada gigi susunan 2
Z3 = Jumlah pitch pada gigi susunan 3
Z5 = Jumlah pitch pada gigi susunan 5
Z6 = Jumlah pitch pada gigi susunan 6

b) Putaran untuk gigi mundur pada gearbox revese


𝑍4 .𝑍5 .𝑍6
𝑃𝐺𝑚𝑢𝑛𝑑𝑢𝑟 = ......................................................(2.31, Lit. 24, h. 234)
𝑍1 .𝑍3 .𝑍5
𝑛2
𝑛1 = ................................................................(2.32, Lit. 24, h. 234)
𝑃𝐺𝑚𝑢𝑛𝑑𝑢𝑟

Keterangan: Z1 = Jumlah pitch pada gigi susunan 1


Z2 = Jumlah pitch pada gigi susunan 2
Z3 = Jumlah pitch pada gigi susunan 3
Z5 = Jumlah pitch pada gigi susunan 5
Z6 = Jumlah pitch pada gigi susunan 6
n1 = Putaran gigi input pada gearbox (rpm)
n2 = Putaran gigi ouput pada gearbox (rpm)

c) Perbandingan rasio gear untuk kecepatan dan putaran dari gearbox reverse
ke gearbox WPA
𝑛𝑔𝑒𝑎𝑟𝑏𝑜𝑥 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟𝑠𝑒 𝑛𝑔𝑒𝑎𝑟𝑏𝑜𝑥 𝑊𝑃𝐴
= .......................................................(2.33, Lit. 31)
𝑧𝑔𝑒𝑎𝑟𝑏𝑜𝑥 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟𝑠𝑒 𝑧𝑔𝑒𝑎𝑟𝑏𝑜𝑥 𝑊𝑃𝐴

Keterangan: ngearbox reverse = Putaran keluar pada gearbox reverse (rpm)


𝑧𝑔𝑒𝑎𝑟𝑏𝑜𝑥 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟𝑠𝑒 = Jumlah gigi pada gear keluar gearbox reverse
ngearbox WPA = Putaran keluar pada gearbox WPA (rpm)
𝑧𝑔𝑒𝑎𝑟𝑏𝑜𝑥 𝑊𝑃𝐴 = Jumlah gigi pada gear keluar gearbox WPA
28

12. Perancangan rantai kedua yang digunakan untuk memindahkan daya dari
gearbox reverse menuju gearbox WPA
a) Panjang rantai yang direncanakan untuk gearbox reverse menuju gearbox
WPA
𝐿 = 𝐾. 𝑝...........................................................................(2.34, Lit. 16, h. 769)
Keterangan: L = Panjang rantai yang digunakan (mm)
p = Jarak antar rantai (mm)
K = Jumlah rantai yang direncanakan

b) Untuk mencari nilai (K) rantai gearbox reverse ke gearbox WPA


𝑇2 .𝑇1 2(𝑥) 𝑇2 −𝑇1 2 𝑝
𝐾= + +[ ] . ......................................(2.35, Lit. 16, h. 774)
2 𝑝 2𝜋 𝑥

Keterangan: T1 = Jumlah gigi pada gear kecil


T2 = Jumlah gigi pada gear besar
x = Jarak antara kedua gear (mm)
p = Pitch pada rantai (mm)
K = Nilai K pada rantai kedua

c) Kecepatan rata – rata dari rantai kedua ke gearbox WPA


𝑇.𝑝.𝑛
𝑣= .................................................................(2.36, Lit. 25, h. 1047)
60 𝑥 1000

Keterangan: T = jumlah gigi input pada gearbox WPA


p = Jumlah pitch rantai
n = Kecepatan rotasi pada gigi gerbox reverse (rpm)
v = Kecepatan motor penggerak (m/s)

d) Beban yang dapat ditransmisikan oleh rantai ke gearbox WPA


𝑃
𝑊= ...........................................................................(2.37, Lit. 16, h. 767)
𝑣

Keterangan: P = Daya yang ditransmisikan gearbox reverse (N atau Watt)


v = kecepatan rata – rata rantai (m/s)
29

e) Faktor keamanan rantai


𝑊𝑏
𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = ...............................................(2.38, Lit. 16, h. 767)
𝑤

Keterangan: w = Beban yang dapat ditransmisikan rantai (N atau Watt)


Wb = Breaking load (N atau Watt)

f) Daya maksimal yang dapat ditransmisikan oleh rantai ke gearbox WPA


𝑊𝑏 .𝑣
𝑃𝑚𝑎𝑥 = ...................................................................(2.39, Lit. 16, h. 774)
𝑛.𝐾𝑠

Keterangan: Wb = Breaking load atau beban patah (N)


v = Kecepatan rata – rata rantai (m/s)
n = Factor of safety
Ks = Safety Factor
𝑃𝑚𝑎𝑥 = Daya maksimal yang ditransmisikan rantai kedua
dari gearbox reverse ke gearbox WPA (Watt)

g) Torsi yang ditransmisikan oleh gearbox reverse ke gearbox WPA


2𝜋.𝑇.𝑛
𝑃𝑚𝑎𝑥 = (Watt).......................................................(2.40, Lit. 16, h. 775)
60

Keterangan: T = Torsi yang ditransmisikan (Nm)


n = Putaran motor ke rantai (rpm)
Pmax = Daya maksimal rantai kedua (Watt)

13. Perencanaan ukuran reducer putaran pada gearbox WPA


a) Kecepatan yang ditransmisikan gearbox WPA ke poros winch
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 = 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑥 𝑛 = rpm
𝑇𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑥 𝑇 = Nm
𝑉𝑒𝑙𝑜𝑐𝑖𝑡𝑦 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑥 𝑣 = m/s .........................(2.41, Lit. 24, h. 234)
Keterangan: Ratio = adalah perbandingan gear besar dengan gear kecil
T = Torsi yang ditransmisikan oleh gearbox WPA (Nm)
v = Kecepatan keluar dari gearbox WPA (m/s)
30

14. Daya yang masuk mengalami peningkatan akibat pengaruh dari rasio gearbox
WPA
2𝜋.𝑇.𝑛
𝑃𝑚𝑎𝑥 = ...................................................................(2.42, Lit. 16, h. 775)
60

Keterangan: T = Torsi yang ditransmisikan (Nm)


n = Putaran motor ke rantai (rpm)
Pmax = Daya maksimal rantai kedua (Watt)

15. Perancangan rantai yang digunakan untuk memindahkan daya dari gearbox
WPA menuju winch
a) Panjang rantai ketiga yang direncanakan
𝐿 = 𝐾. 𝑝...........................................................................(2.43, Lit. 16, h. 769)
Keterangan: p = Jarak antar rantai (mm)
K = Jumlah rantai yang direncanakan
L = Panjang rantai yang digunakan (mm)

b) Untuk mencari nilai (K) pada rantai ketiga dari gearbox WPA ke winch
𝑇2 .𝑇1 2(𝑥) 𝑇2 −𝑇1 2 𝑝
𝐾= + +[ ] . .....................................(2.44, Lit. 16, h. 774)
2 𝑝 2𝜋 𝑥

Keterangan: T1 = Jumlah gigi pada gear kecil


T2 = Jumlah gigi pada gear besar
x = Jarak antara kedua gear (mm)
p = Pitch pada rantai (link)
K = Nilai K pada rantai kedua untuk direncanakan

c) Kecepatan rata – rata dari rantai ketiga dari gearbox WPA ke poros winch
𝑇.𝑝.𝑛
𝑣= ..............................................................(2.45, Lit. 25, h. 1047)
60 𝑥 1000
Keterangan: T = Jumlah gigi input pada gearbox WPA (Nm)
p = Jumlah pitch rantai
n = Putaran rotasi pada gigi gearbox WPA (rpm)
v = Kecepatan rata – rata rantai ketiga (m/s2)
31

d) Rasio putaran dan torsi pada gear yang ditransmisikan gearbox WPA ke
poros winch
36
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 = 𝑥 𝑛 = rpm
14
14
𝑇𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = 36 𝑥 𝑇 = Nm .......................................(2.46, Lit. 24, h. 234)

Keterangan: Rasio yang terdapat pada gearbox WPA yang digunakan akan
berpengaruh pada torsi dan putaran yang dikeluarkan,
sedangkan untuk kecepatan tidak terpengaruhi dikarenakan
kecepatan pada gear di gerakan oleh kecepatan rata – rata rantai
ketiga atau rantai dari gearbox WPA ke poros winch

e) Daya keluar yang terdapat pada gearbox WPA ke poros winch


2𝜋.𝑇.𝑛
𝑃𝑚𝑎𝑥 = ...................................................................(2.47, Lit. 16, h. 775)
60

Keterangan: T = Torsi yang ditransmisikan (Nm)


n = Putaran motor ke rantai (rpm)
Pmax = Daya maksimal rantai kedua (Watt)

f) Beban yang dapat ditransmisikan oleh rantai ke winch


𝑃
𝑤= ............................................................................(2.48, Lit.16, h. 767)
𝑣

Keterangan: P = Daya yang ditransmisikan oleh motor (Watt atau 𝑘𝑔𝑚2 𝑠 −3)
v = Kecepatan rata – rata rantai (m/s)
w = Beban yang ditransmisikan rantai ketiga (N)

f) Faktor keamanan rantai yang direncanakan


𝑊𝑏 = 106 𝑥 p2...............................................................(2.49, Lit. 16, h. 767)
Keterangan: Wb = Breaking load (N)
106 x p2 = Untuk rantai rol

g) Faktor keamanan rantai


𝑊𝑏
𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = .................................................(2.50, Lit. 16, h. 767)
𝑊
32

Keterangan: w = Beban yang dapat ditransmisikan rantai (Watt atau N)


Wb = Breaking load (Watt atau N)
Wb = 106 x p2 (Untuk rantai rol)
Wb = 106 x p (Untuk rantai senyap)

h) Daya maksimal yang ditransmisikan oleh rantai dari gearbox WPA ke winch
𝑊𝑏 .𝑣
𝑃𝑚𝑎𝑥 = ...................................................................(2.51, Lit. 16, h. 774)
𝑛.𝐾𝑠

Keterangan: Wb = Breaking load atau beban patah (N)


v = Kecepatan rata – rata rantai (m/s)
n = Factor of safety
Ks = Safety Factor

i) Torsi yang ditransmisikan rantai ketiga dari gearbox WPA ke poros winch
2𝜋.𝑇.𝑛
𝑃𝑚𝑎𝑥 = ...................................................................(2.52, Lit. 16, h. 775)
60

Keterangan: T = Torsi yang ditransmisikan (Nm atau Ws)


n = Putaran motor ke rantai (rpm)
Pmax = Daya maksimal yang ditransmisikan (Watt)

16. Perhitungan rasio drum winch yang digunakan


a) Perbandingan putaran gear 1, gear 2 dan gear 3 pada winch
𝑛𝐺𝑒𝑎𝑟2 𝑛𝐺𝑒𝑎𝑟3 𝑣𝑔𝑒𝑎𝑟2 𝑣𝑔𝑒𝑎𝑟3 𝑣𝑔𝑒𝑎𝑟3
𝑖= = = = = .........(2.53, Lit. 24, h. 234)
𝑛𝑔𝑒𝑎𝑟1 𝑛𝑔𝑒𝑎𝑟2 𝑣𝑔𝑒𝑎𝑟1 𝑣𝑔𝑒𝑎𝑟2 𝑣𝑔𝑒𝑎𝑟1

Keterangan: i = rasio perbandingan


ngear1 = Putaran dari gigi 1 pada winch (rpm)
ngear3 = Putaran dari gigi 3 pada winch (rpm)
vgear1 = Kecepatan gear 1 (m/s)
vgear3 = Kecepatan gear 4 (m/s)

b) Putaran drum winch


60 . 𝑣𝑑𝑟𝑢𝑚
𝑛𝑑 = ...............................................................(2.54, Lit. 24, h. 234)
𝜋.𝐷
33

Keterangan: nd = putaran drum (rpm)


vdrum = Kecepatan putaran drum (m/s)
D = Diameter drum winch (mm)

c) Menentukan jumlah lengkungan tali baja pada drum winch


𝐷𝑚𝑖𝑛
𝑁𝐵 = = (𝑚𝑚) ...................................................(2.55, Lit. 24, h. 234)
𝑑

Keterangan: Dmin = Diameter drum winch (mm)


d = Diameter tali baja (mm)
NB = Jumlah lengkungan tali baja

d) Jumlah lilitan tali baja pada drum winch


𝐻.𝑖
𝑧= + 2 .....................................................................(2.56, Lit. 24, h. 74)
𝜋.𝐷

Keterangan: H = Tinggi angkat muatan (mm)


i = Perbandingan sistem tali
D = Diameter drum minimum (mm)
z = Jumlah lilitan tali baja

e) Tebal dinding drum winch yang direncanakan


𝜔 = 0,02. 𝐷𝑚𝑖𝑛 + 0,6 𝑐𝑚 .................................................(2.57, Lit. 24, h. 75)
Keterangan: 𝜔 = Ketebalan diding drum winch (mm)
Dmin = Diameter drum winch minimum (mm)
0,6 = Nilai ketentuan toleransi tebal dinding drum (cm)

f) Daya yang ditransmisikan untuk menggulung tali baja pada drum winch
2𝜋.𝑇.𝑛
𝑃𝑚𝑎𝑥 = ...................................................................(2.58, Lit. 16, h. 775)
60

Keterangan: T = Torsi yang ditransmisikan (Nm)


n = Putaran motor ke rantai (rpm)
Pmax = Daya maksimal yang ditransmisikan (Watt)
34

g) Tegangan tekan yang terjadi pada drum winch


𝑆
𝜎𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 = ...................................................................(2.59, Lit. 24, h. 76)
𝜔.𝑠

Keterangan: 𝜎 = Tegangan tekan pada drum winch (N/m2)


S = Tegangan tarik tali baja maksimum (𝑘𝑔. 𝑚𝑚/𝑠 2 )
𝜔 = Tebal dinding drum winch yang direncanakan (mm)
s = Nilai standar jarak kisaran alur tali baja (mm)

Tabel 2.5 Nilai Standar Jarak Kisaran Alur Tali Baja

(Rudenko, 1966)

13. Perancangan sistem pengereman


a) Sistem rem pada winch
Momen statik yang diakibatkan beban pada poros winch
𝑁𝑏𝑟
𝑀𝑠𝑡 = 71620 ..........................................................(2.60, Lit. 24, h. 292)
𝑛𝑏𝑟

Keterangan: 𝑀𝑆𝑡 = Momen statik pada poros winch (Nm)


71620 = Nilai ketetapan statik
Nbr = Kecepatan poros pada saat pengereman (m/s)
nbr = Jumlah putaran pada poros winch (rpm)

b) Momen inersia pengereman


1
𝐼 = 2 𝑚. 𝑅 2..................................................................................(2.61, Lit. 13)
35

Keterangan: ½ = bidang yang mengalami putaran dari rotasi sumbunya


m = massa cakram (kg)
R2 = Jari – jari cakram (m)
I = Momen inersia pengereman (kgm2)

c) Momen girasi akibat komponen yang terpasang pada sistem pengereman


𝐺𝐷2 𝑐𝑙𝑢𝑡𝑐ℎ = 4. 𝑔 . 𝑙 .....................................................(2.62, Lit. 24, h. 289)
Keterangan: GD2clutch = Momen perpindahan (Nm)
g = gravitasi bumi (9,8 m/s2)
l = Momen inersia pengereman (kgm2)

d) Momen gaya dinamik pada saat pengereman poros winch


𝛿𝐺𝐷 2 𝑛 0,975.𝑄.𝑣 2
𝑀𝑑𝑦𝑛 = + .....................................(2.63, Lit. 24, h. 292)
375.𝑡𝑠 𝑛.𝑡𝑏𝑟 .𝜂

Keterangan: 𝛿 = Koefisien pengaruh massa mekanisme transmisi


(1,1 s/d 1,25)
GD2 = Momen girasi akibat komponen yang terpasang pada
poros winch
n = Kecepatan winch gear dalam keadaan normal (rpm)
Q = Berat penuh muatan pada peralatan pengangkat (kg)
v = Kecepatan normal atau tetap dari mekanisme
pengangkat (m/s)
𝜂 = Efisiensi mekanisme pengangkat = 0,8
tbr = Waktu pengereman pada mekanisme pengangkat (s)

e) Momen gaya pengereman yang diperlukan


𝑀𝑏𝑟 = 𝑀𝑠𝑡 + 𝑀𝑑𝑦𝑛 (Nm)................................................(2.64, Lit. 24, h. 297)

f) Koefisien gaya gesek pada permukaan cakram


𝑚.𝑔
𝜇𝑠 = ...............................................................(2.65, Lit. 24, h. 222)
𝑚.𝑔.𝑟

Keterangan: m = Massa cakram (kg)


36

g = Gravitasi percepatan (9,8 m/s2)


r = radius permukaan yang mengalami gesekan (m)
𝜇𝑠 = Koefisien gaya gesek

g) Gaya dorong untuk aksial (S) pada permukaan gesek


𝑀
𝑏𝑟
𝑆 = 𝑧.𝜇.𝑟 .........................................................................(2.66, Lit. 24, h. 222)
𝑚

Keterangan: S = Gaya dorong aksial (Nm)


Mbr = Momen gaya pengereman (Nm)
z = Jumlah permukaan yang tergesek (z = 2)
rm = Radius rata – rata cakram (mm)

h) Kekuatan permukaan cakram terhadap tekanan pengereman


𝐹 = 𝜋(𝑅22 − 𝑅12 ) ..........................................................(2.67, Lit. 24, h. 234)
Keterangan: F = Kekuatan permukaan cakram terhadap tekanan satuan
untuk keausan permukaan lingkaran gesek (cm2)
R12 = Radius dalam permukaan cakram (mm)
R22 = Radius luar permukaan cakram (mm)

i) Tekanan satuan permukaan yang terjadi


𝑆
𝑝= .....................................................................(2.68, Lit. 24, h. 223)
𝐹

Keterangan: p = Jumlah tekanan satuan yang terjadi pada permukaan


(Nm2)
S = Gaya dorong aksial pada pengereman (Nm)
F = Kekuatan permukaan cakram terhadap pengereman (m2)

14. Proses Pengeboran


1000.𝑣𝑐
𝑁= ......................................................................(2.,69, Lit. 33)
𝜋.𝑑

Keterangan: N = Putaran bor (rpm)


vc = Kecepatan potong (m/menit)
d = Diameter mata bor (mm)
37

a) Waktu pengerjaan
𝐿
𝑇𝑚 = ...................................................................................(2.70, Lit. 33)
𝐹𝑟.𝑛

Keterangan: L = Kedalaman Pengeboran (mm)


Fr = pemakanan material rata – rata (mm/menit)
n = Putaran bor (rpm)
𝑇𝑚 = Waktu pengerjaan (menit)

b) Rata – rata pemakanan material


𝐹𝑟 = 𝑛. 𝑓 .....................................................................................(2.71, Lit. 33)
Keterangan: n = Putaran bor (rpm)
f = feed atau Pemakanan (mm/putaran)
𝐹𝑟 = Rata – rata pemakanan material (mm/menit)

15. Proses pemakanan material pada mesin potong


2.𝐿.𝑖
𝑇𝑚 = ...............................................................................(2.72, Lit. 33)
𝑣.1000

Keterangan: L = Kedalaman Pemotongan (mm)


Fr = Feed rate atau rata – rata pemakanan material (mm/menit)
n = Putaran gerinda tangan (rpm)
i = Sisi pemotongan

2.7 Teori Dasar Proses Pembuatan Rancang Bangun Alat


Pembuatan alat rancang bangun adalah proses kegiatan yang membangun
suatu rancangan yang telah di desain serta di perhitungkan mengenai bahan
material, biaya produksi, perhitungan waktu pengerjaan, perhitungan spesifikasi
alat rancang bangun, menetukan tempat proses pembuatan dan kegunaan alat yang
telah dibuat tersebut. Berikut diagram alir proses pembuatan rancang bangun alat
bantu jib crane menggunakan winch engine;
38

Gambar 2.17 Diagram Alir Pembuatan

2.8 Teori Dasar Perawatan Dan Perbaikan Rancang Bangun Alat


Perawatan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan
untuk menjaga suatu produk atau barang dalam memperbaikinya sampai pada
kondisi yang dapat diterima. Berbagai bentuk kegiatan perawatan adalah:
a. Perawatan terencana adalah perawatan yang diorganisir dan dilakukan
dengan pemikiran kemasa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Perawatan pencegahan adalah perawatan yang dilakukan pada selang waktu
yang ditentukan sebelumnya atau terhadap kriteria lain yang diuraikan, dan
dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan bagian-bagian lain yang tidak
memenuhi kondisi yang bisa diterima.
c. Perawatan korektif adalah perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki
suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk
memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima.
d. Perawatan berhenti adalah perawatan yang hanya dapat dilakukan selama
mesin berhenti digunakan.
39

e. Perawatan darurat adalah perawatan yang perlu segera dilakukan untuk


mencegah akibat yang serius.

2.9 Teori Dasar Pengujian Rancang Bangun Alat


Proses pengujian pada alat ini dilakukan menurut bagian per blok dari setiap
rangkaian sehingga akan diketahui kerja dari masing-masing komponen yang
terdapat pada winch engine bekerja dengan baik. Selain itu, pada proses ini juga
dapat dilakukan perbandingan antara hasil pengukuran dengan hasil perhitungan
saat perancangan. Tujuan dari proses ini yaitu agar dapat mengetahui karakteristik
dari daya yang dikeluarkan dan diterima disetiap komponen yang menggerakan
sistem – sistem yang berada di winch engine. Jika dalam pengujian terdapat
komponen yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, maka akan dilakukan
perbaikan. Berikut alur diagram dalam proses pengujian rancang bangun alat bantu
angkat jib crane menggunakan winch engine:

Gambar 2.18 Diagram Alur Pengujian

Anda mungkin juga menyukai