Anda di halaman 1dari 6

Nama Kelompok 2 Kelas 5 MC(Alat Berat)

1. M. Khatammi Azhar (061930200449)


2. Rima Anggraini (061930200024)
3. M. Alfiano Rivaldy (061930200446)
4. Joevanka H. (061930200444)

SISTEM KERJA PEMINDAHAN KOTAK MENGGUNAKAN SILINDER TUNGGAL


PNEUMATIK KOMBINASI

(Gambar 1, Simulasi Pneumatik Sistem Kerja Kombinasi)

Pada gambar tersebut memperlihatkan bagaimana sebuah kotak dalam konveyer berpindah secara rotasi
vertikal menggunakan silinder kerja tunggal pneumatic, dalam hal ini kami akan membuat diagram
simulasi pneumatic yang menggerakan sebuah silinder kerja tunggal pada gambar 1 diatas ini.

Langakah-langkah dalam sistem kerja pada silinder kerja tunggal yang berkombinasi untuk
memindahkan kotak tersebut, tertera pada gambar analisa kerja dibawah ini.
A. Diagram Sistem Kerja Kombinasi Silinder Kerja Tunggal

(Gambar 2, Gambar Diagram Sistem kerja Kombinasi Silinder Kerja Tunggal)

Dalam Langkah pertama ini Semua Komponen dalam keadaan belum menerima sinyal dikarenakan,
Kompressor sebagai suplai tunggal yang menghasilkan udara, belum mengalirkan udara, pada langkah
berikutnya udara akan dialirkan masuk ke beberap jalur yang tterhubung pada saluran masuk udara
dari kompressor. Pada rankaian diagram sistem kerja silinder tunggal yang berkombinasi ini terdapat
beberapa komponen yang menjadi sinyal atau perintah kerja dalam menggerakan silinder kerja
tunggal tersebut, diantara lainnya yaitu ;

1. 1 buah [ Kompressor sebagai suplai udara]


2. 2 buah [ Silinder kerja tunggal ]
3. 2 buah [ 3/2-way valve with pushbutton ]
4. 2 buah [ 3/2-way impulse valve ]
5. 1 buah [ 3/2-way Roller Lever Valve ]
6. 1 buah [ Two Pressure Valve ]
7. 1 buah [ 3/2-way valve with spring return ]
2. Analisa Langkah Pertama dalam Memindahkan Kotak

F1 F2

D1
D2

C1

A1
B1
E1
A2

S1 S2 S3 S4 S5

(Gambar 3, Analisa Langkah Pertama)

Dalam pertiwa ini yang kami analisa yaitu, Udara yang dihasilkan kompresor mengalir masuk ke
beberapa jalur yaitu, Saluran 1, Saluran 2, Saluran 3, Saluran 4, dan Saluran 5.

Dimana saluran 1 menuju ke katup 1 pada [A1] 3/2-way valve with pushbutton normally close, saluran
2 menuju ke katup 1 pada [B1] 3/2-way valve with spring return normally open, saluran 3 menuju ke
katup 1 pada [C1] Two Pressure Valve, saluran 4 menuju ke katup 1 [E1] 3/2-way roller lever valve
with spring, saluran 5 menuju ke katup 1 [A2] 3/2-way valve with pushbutton.

Pada saluran 2, terdapat udara yang mendapat sinyal dari saluran 3, perintah tersebut membuat two
pressure valve terbuka, dan udara pada saluran 2 yang masuk ke katup 1 3/2-way valve with spring
return normally open keluar ke katup 3 [B1] mengalir ke katup 1 [C1].

Pada saluran 3, terdapat udara yang mengalir ke [E1] 3/2-roller lever valve with spring return normally
open. Masuk melalui katup 1 yang terhubung pada katup 2 [E1] menuju saluran [D2] 3/2-way impulse
valve pada katup 1 [D2]. Sedangkan saluran 5 tidak dapat mengalirkan udara dikarenakan udara terhenti
pada 3/2-way valve with pushbutton normally close.

3. Analisa Langkah Kedua Pada saat Lengan Ayun Kedua siap menerima Kotak dari
Lengan Ayun pertama

F2

D2

A2

(Gambar 4, Analisa langkah kedua)

Dalam hal ini, peristiwa yang terjadi pada sistem kerja kombinasi tersebut saluran 5 yang terdapat udara
tadi dari kompresor dapat diteruskan, ketika perintah menekan pushbutton pada [A2] yang
menyebabkan katup 1 pada [A2] 3/2-way valve with pushbutton normally close terbuka yang artinya,
katup 1 dan katup 2 pada [A2] memberi perintah pada [D2] 3/2-way impulse valve with spring return
terhubung menuju ke silinder kerja tunggal yang kedua [F1] hal ini terjadi karena, udara yang diteruskan
dari [A2] meuju [D2] menyebabkan terhubungnya katup 1 dan katup 2 pada [D2]. Hal ini menyebabkan
Silinder kerja tunggal [F2] Piston yang ada didalamnya memanjang keluar atau maju kedepan dan
Spring return pada Silinder kerja tunggal memendek akibat tekanan yang terkompresi dari saluran katup
masuk silinder kerja tunggal [F2].

Dalam pemindahan kotak tadinya dari tempat utama , Garpu atau lengan kedua sudah siap menrima
kotak dari silinder kerja tunggal pertama [F1], sehingga ketika Garpu atau lengan ayun pertama turun
sejajar ada posisi lengan ayun kedua kotak langsung disambut oleh garpu atau lengan ayun kedua yang
sudah berada pada posisi siap menerima kotak.
4. Analisa Langkah Ketiga Pada Saat Kotak Berpindah ke Arah samping Sejajar dengan
Lengan Ayun kedua
F1 F2

D1
D2

C1

A1
A2
E1

B1

(Gambar 5, Analisa langkah kerja ketiga)

Dalam analisa langkah kerja atau sistem kerja berikut ini, berubah pada saat pushbutton pada [A1]
ditekan kedalam, yang membuat katup 1 dan katup 2 pada [A1] terkoneksi atau terhubung perintah pada
saat pushbutton ditekan. Sinyal perintah tersebut diterima pada [D1] katup 1 membuat 3/2-way impulse
valve tertekan ke dalam, sehingga katup 2 [C1] dapat terhubung pada katup 1 [D1]. Udara yang di
salurkan dari 3/2-way impulse valve [D1] tadinya memerintahkan silinder kerja tunggal bekerja yang
membuat piston maju kedepan atau piston bergerak kedepan, dan menekan Spring return pada silinder
kerja tunggal memendek.

Dengan demikian Kotak yang tadinya sebelah kanan di pindahkan ke sebalah kiri menghadap lengan
ayun kedua dan sejajar pada lengan atau garpu tersebut yang disambut pada lengan ayun kedua [F2].
Hal selanjutnya akan dipindahkan ke sebelah kanan pada lengan ayun atau garpu [F2] mengarah ke
sebelah kanan untuk di distribusikan ke tempat selanjutnya.
5. Analisa Langkah Terakhir dalam Pemindahan Kotak Menggunakan Lengan Ayun yang
Digerakan oleh Silinder Kerja Tnggal Pneumatik

(Gambar 6, Analisa Langkah terakhir dalam meindahkan sebuah kotak)

Dalam hal terakhir pemindahan kotak menggunakan lengan ayun atau garpu tersebut Silinder kerja
tunggal [F2] memendek atau membuat lengan ayun kedua mengarah ke sebelah kiri untuk proses
distribusi kotak selanjutnya, hal ini terjadi dikarenakan terdapat sinyal perintah dari Pushbutton pada
3/2-way valve with pushbutton [A1] dan [A2] yang di tekan kembali, sehingga memberi perintah untuk
kembali ke posisi semula dimana [Saluran 1 sampai 5] tadinya terhubung untuk mengerakan Silinder
kerja tunggal [F1] dan [F2] kembali ke semula, piston mundur kedalam dikarenakan pegas yang terdapat
pada masing-masing silinder kerja tungal mendorong kembali piston kedalam.

Membuat lengan ayun kedua [F2] pada silinder kerja tunggal kedua menghantarkan kotak kesamping,
dan peristiwa ini berulang-ulang terjadi yang menjadikan sistem kerja pemindahan kotak menggunakan
lengan ayun atau garpu yang digerakan oleh silinder kerja tunggal atau Cylinder Acting Cylinde (CAC).

Anda mungkin juga menyukai