Anda di halaman 1dari 59

BAB IV

TUGAS KHUSUS

4.1 Proses Pembuatan


Proses pembuatan adalah suatu tahap untuk membuat komponen – komponen
pada rancang bangun alat bantu angkat jib crane menggunakan winch engine ini.
Komponen-komponen yang akan dibuat adalah komponen yang tidak standar.
Namun untuk komponen yang tidak standar tertentu masih memerlukan proses
pengerjaan lanjut. Pengerjaan yang dominan dalam pembuatan komponen tersebut
adalah pengelasan, pengecatan dan penggerindaan, sehingga didapatkan hasil
produksi dari proses pendesainan gambar teknik hingga alat bantu yang
direncanakan.

Gambar 4.1 Winch Engine

4.2 Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan untuk melakukan proses pembuatan dan
pengerjaan rancang bangun alat bantu angkat jib crane menggunakan winch engine,
diantaranya yaitu:

Tabel 4.1 Alat Yang Digunakan Dalam Proses Pembuatan


No. Alat yang digunakan No. Alat yang digunakan
1. Mesin las 900 Watt 8. Palu Besi
2. Gerinda tangan 9. Sikat las
3. Tang penjepit 10. Obeng plus dan Obeng minus
4. Mesin bor tangan 11. Kaca mata las

81
82

Tabel Alat Yang Digunakan Yang Digunakan Dalam Proses Pembuatan


No. Alat yang digunakan No. Alat yang digunakan
5. Kunci pas lengkap (1 set) 12. Kaca mata pelindung
6. Alat ukur (Mistar baja, Mistar 13. Sarung tangan
siku dan Roll meter)
7. Penitik 14. Pensil

Bahan yang diperlukan untuk melakukan proses pembuatan dan pengerjaan,


diantaranya yaitu:

Tabel 4.2 Bahan Yang Digunakan Dalam Proses Pembuatan


No. Bahan yang digunakan No. Bahan yang digunakan
1. Besi UNP 80 x 45 mm 13. Tali Baja atau Seling Baja 6 x 7
FC (5 mm) serta Pengunci 5 mm
2. Plat Besi 4 mm 14. Hook 2500 Lbs
3. Pipa Besi 1 dan 1 ½ inchi sch 40 15. Roda Besi Cor atau Roda
Geledek 220
4. Pipa Besi Hitam 22 mm dan 54 16. Poros As Gear Tiger 20mm
mm
5. Baut dan Mur 17. Handle Gas Spontan
6. Motor Penggerak 7,5 HP 18. Handgrip
7. Bearing 6304 2 RS 19. Rem Hidrolik Motor 1 set
8. Pillow Block (UCP205) 20. Dempul , Tiner dan Cat
9. Kopling Sentrifugal 21. Kuas
10. Gear 14 T 428 22. Kawat Las atau Elektrode 2,6
mm
11. Rantai 428 23. Mata Batu Gerinda Pemotong
dan Penghalus
12. Hand Winch 2500 Lbs (1 Ton) 24. Pulley Block Double Sheave
(x2)

4.3 Pembuatan Rangka Utama Winch Engine


Untuk melakukan pembuatan rangka utama winch engine harus memiliki
tempat pengerjaan yang layak serta tidak ada ganguan benda ataupun barang yang
melintang, berceceran dilantai, kabel – kabel instalasi dan ruang yang cukup.
Berikut proses – porses pembuatan rangka winch engine:
83

1. Pertama potong Besi UNP berukuran 760 mm (2 bagian) untuk notasi A, 590
mm (3 bagian) untuk notasi B dan F, 500 mm ( 2 bagian) untuk notasi C, 289
mm (2 bagian) untuk notasi D dan 200 mm untuk notasi E.

Gambar 4.2 Pengukuran Serta Pemotongan Besi UNP

Setiap bagian yang dipotong pada Besi UNP harus terlebih dahulu dibuat
sudut penyatuan sudut rangaka dimana, pangkal dan ujung ukuran dibuat
sudut potong 45° atau 45/2 = 22,25 mm tiap panjang sisi miring dan sisi
depan.
2. Kedua, Setelah pemotongan Besi UNP selanjutnya yaitu pemotongan Plat
Besi 4 mm dengan ukuran tertera pada gambar untuk dibagian A4, 590 x 200
mm untuk pangkal dan ujung 140 mm dibagian notasi A1 dan A2 sebagai
pembatas pemindah gigi maju mundur dengan ukuran (P 140 x L 4 x T 12,5),
3. Untuk di bagian A3 yaitu tempat dudukan atau penempatan gearbox reverse
nantinya. Ukuran dapat dilihat dengan detail di Lampiran agar
mempermudah membaca ukuran.

Gambar 4.3 Notasi Plat 4 mm


84

4. Setelah bagian – bagian plat 4 mm telah di potong menggunakan gerinda


tangan, maka selanjutnya ketahap pengeasan dan perakitan rangka winch
engine agar mempercepat proses pembuatan.

Gambar 4.4 Proses Pengelasan Rangka Utama

5. Untuk ketebalan elektrode atau kawat las yaitu menggunakan ukuran 2,60
dengan ampere diatara 60-80 tergantung daerah beban patah pada rangka,
semakin tinggi ampere pengelasan maka semakin kuat material yang
mengalami perlakuan panas namun semakin cepat juga mendekati titik lebur
material yang digunakan.
6. Membuat tempat gearbox reverse dan landasan tempat gearbox WPA50
nantinya ditempatkan.
7. Selanjutnya, ketahap grinding surface atau menghaluskan permukaan rangka
agar menjadikan tampilan pada permukaan rangka tidak berantakan dan
menambah nilai estetika kerapian, pada proses grinding perrmukaan pada
bagian sudut dan gabungan – gabungan sudut Besi UNP serta Plat Besi tidak
di haluskan hingga rata, karena dapat menyebabkan kekuatan tengangan tarik
pada pengelasan berkurang.
8. Kemudian, ketahap finishing bagian permukaan yang dikerjakan dan
memastikan permukaan besi tidak ada cacat pengelasan serta ukuran dimensi
yang tidak sesuai pada gambar teknik yang didesain.
85

Gambar 4.5 Proses Grinding dan Finishing Surface

4.4 Proses Pembuatan Winch


Berikut proses pembuatan winch atau kerekan yang terdapat pada rancang
bangun alat bantu angkat jib crane menggunakan winch engine, yaitu:

Gambar 4.6 Proses Pembuatan Winch

1. Pertama, melepas komponen – komponen yang terdapat di handwinch 2500


lbs agar bisa dimodifikasi, tujuan modifikasi ini adalah untuk mempersingkat
waktu pengerjaan serta mempergunakan kembali spesifikasi yang telah
difabrikasi untuk menambah muatan tali baja yang ditampung nantinya.
2. Selanjutnya, memotong bagian sisi kanan lubang poros handwinch
berdimensi 35 x 35 mm, tujuan pemotongan ini agar poros tambahan
handwinch dapat disambung menggunakan poros 1 inchi x 155 mm. Poros
winch tersebut berjenis pipa yang diameter dalamnya 23,5 mm, sedangkan
poros pada handwinch yaitu 20 mm dan baut M12 x 170 tadinya 12 mm
diameternya.
3. Membuatan lubang poros pada pipa besi 1 inchi tadinya agar poros
terkonsentrik dengan baik.
86

4. Setelah itu, Pembuatan rumah baru kerekan atau Housing winch untuk
membesarkan dimensi handwinch tadinya, ukuran rumah kerekan yang akan
dibuat yaitu untuk bagian bawah 250 mm x 190 mm x 4 mm dan bagian
sampingnya yaitu 124 mm x 250 mm. Bagian ini akan disambung
menggunakan proses pengelasan dengan kawat las 2,6 mm dan ampere 80A
, tujuan pengelasan dengan menggunakan ampere sebesar ini agar permukaan
yang nantinya mengalami tensile dan gaya tarik keatas yang besar diharapkan
material ini memiliki permukaan yang keras dan inti material plat besi 4 mm
juga keras dengan metode quenching air secara langsung.
5. Berikutnya, menyambungkan pipa besi 1 inchi tadi ke drum handwinch
menggunakan pengelasan.

Gambar 4.7 Proses Pembuatan Poros Baru

6. Setelah menyambung poros baru dengan drum winch, merakit komponen –


komponen yang terdapat pada winch tersebut.
7. Selepas itu, memasang dudukan cakram dan menyambung cakram dengan
poros 1 inchi, poros winch yang telah disambung tadinya terdapat dudukan
cakram rem yang berdimensi 50 x 25,42 mm dengan lubang baut 10 mm
dengan jumlah lubang 4 titik.
8. Berikutnya, memasang cakram dan kaliper rem dibagian dudukan yang
terdapat diporos tadinya, lalu rakit sistem pengereman yang terdapat di winch
agar dapat mengetahui tidak ada celah yang mempengaruhi kurangnya daya
gesek permukaan cakram dan pad kaliper.
9. Setelah terpasang Kaliper dan Cakram rem, melubangi tempat baut yang
87

terdapat di rumah kerekan tadinya dengan berdiameter 10 mm untuk baut


M10 x 25 mm.

Gambar 4.8 Tampilan Setelah Dimodfikasi

10. Terakhir proses pembuatan winch mengecek secara visual agar sistem pada
winch dan pengereman bekerja sempurna tidak ada ukuran yang
mempengaruhi sistem penarikan dan sistem pengereman saat penarikan
beban.

4.5 Proses Pembuatan Rangka Stang Winch Engine


Berikut proses pembuatan rangka stang winch engine yang terdapat pada
rancang bangun alat bantu angkat jib crane menggunakan winch engine, yaitu:
1. Pertama yang harus dilakukan yaitu, mempersiapkan pipa besi 1 inchi sch 40,
pipa besi 24 mm dan Baut M 20 x 100 mm serta Mur M 12 dan Washer M
20.
2. Kemudian, memotong pipa besi tadi dengan ukuran yang telah didesain
sesuai dengan gambar dibawah ini.

Gambar 4.9 Gambar Rancangan Stang


88

3. Setelah memotong ke empat bagian pipa tersebut, akan melanjutkan ke proses


pengelasan dan pengabungan antara ke tiga bagian tersebut menjadi satu
rangka stang dengan menggunakan mesin las dan kawat las yang berukur 2,6
mm.
4. Kemudian, memasang baut M20 x 100 mm yang telah disiapkan, agar bisa
baut dimasukan kedalam lubang poros 23 mm dengan ukuran kepala baut
yang 24 mm selanjutnya mengecilkan kepala baut tersebut agar bisa masuk
kedalam poros stang.
5. Berikutnya, melakukan tahap finishing ukuran dan kerapian sisi tegak yang
pada stang tersebut.

Gambar 4.10 Pengukuran Kerataan Tegak Lurus Stang

6. Memasang Roda besi cor pada baut M20 tadi yang telah masuk kedalam
lubang pipa besi 1 inchi.
7. Setelah memasang roda, mengecek kembali apakah stang dan roda telah
terpasang sempurna.

Gambar 4.11 Mengecek Kelengkapan Komponen Rangka Stang


89

4.6 Proses Perakitan Komponen – Komponen Winch Engine


Berikut proses perakitan komponen – komponen winch engine yang terdapat
pada rancang bangun alat bantu angkat jib crane menggunakan winch engine, yaitu:
1. Pertama, mempersiapkan komponen yang dibutuhkan untuk perakitan.
2. Kemudian, merakit komponen yang sudah dibuat tadi untuk menempatkan
posisi sesuai desain dan rancangan.
3. Selanjutnya meletakan dan mengunci posisi motor penggerak diatas rangka
winch engine.

Gambar 4.12 Posisi Penempatan Komponen

4. Berikutnya, memasang gearbox reverse dan gearbox WPA50 di rangka


winch engine dan juga menempatkan posisi winch yang telah di modifikasi.

Gambar 4.13 Pemasangan Gearbox WPA dan Gearbox Reverse

5. Setelah itu, memasang rantai serta mengencangkan posisi rantai dari motor
penggerak menuju gearbox dan memasang rantai gearbox menuju winch.
90

Gambar 4.14 Pemasangan Rantai

6. Ketika posisi penempatan komponen telah terpasang, merakit bagian sistem


pengoperasian yang terdapat di rangka stang winch engine.

\
Gambar 4.15 Perakitan Komponen Stang

7. Menuangkan cairan minyak rem kedalam tuas rem, kemudian memastikan


selang rem dari handle rem sampai ke kaliper terpasang sempurna.
8. Mengaitkan tali gas spontan ke dalam karburator motor penggerak.
9. Setelah terpasang semua, melanjutkan ke tahap pengujian alat yang telah
dibuat, apakah alat tersebut dapat berjalan sesuai perhitungan serta gambar
teknik yang telah di desain. Kemudian proses selanjutnya yaitu mengecat
rangka serta komponen pada winch engine agar mempercantik tampilan
rancang bangun alat ini.

4.7 Perhitungan Waktu Mesin Yang Digunakan


Perhitungan waktu total adalah waktu yang dibutuhkan untuk membuat mesin
dari mulai persiapan sampai mesin dapat digunakan. Dalam proses pembuatan
waktu merupakan sebuah pengingat dan penentuan kegiatan proses menggunakan
91

mesin yang digunakan, maka dari itu harus memperhitungan waktu proses kegiatan
agar manajemen proses pembuatan tidak memakan waktu yang lama dan dapat
melakukan dua atau tiga kegiatan yang berlangsung. Berikut perhitungan waktu
mesin yang digunakan pada saats kegiatan pembuatan:

1. Proses Pengeboran
Menggunakan rumus (2.69), maka kecepatan pemakanan material didapat:
n = 1100 rpm (putaran motor)
d8 = 8 mm (mata bor)
d10 = 10 mm (mata bor)
d12 = 12 mm (mata bor)

𝑛 . 𝜋. 𝑑 1100 𝑥 3,14 𝑥 8 𝑚𝑚
𝑣𝑐8 = = = 0,46
1000.60 60000 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛 . 𝜋. 𝑑 1100 𝑥 3,14 𝑥 10 𝑚𝑚
𝑣𝑐10 = = = 0,57
1000.60 60000 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛 . 𝜋. 𝑑 1100 𝑥 3,14 𝑥 12 𝑚𝑚
𝑣𝑐12 = = = 0,69
1000.60 60000 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

2. Waktu Pengerjaan
Menggunakan rumus (2.70), maka lamanya waktu pengerjaan didapat:
t = 5 mm
Fr8 = 1100 rpm x 0,46 = 506 mm/menit
Fr10 = 1100 rpm x 0,57 = 627 mm/menit
Fr12 = 1100 rpm x 0,69 = 759 mm/menit
n = 1100 rpm

𝑡 5
𝑇𝑚8 = = = 9,38 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐹𝑟.𝑛 506 𝑥 1100
𝑡 5
𝑇𝑚10 = = = 7,24 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐹𝑟.𝑛 627 𝑥 1100
𝑡 5
𝑇𝑚12 = = = 6.38 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐹𝑟.𝑛 759 𝑥 1100
92

Dari hasil waktu serta kecepatan pemakanan material yang akan dibor, maka
waktu keseluruhan proses pengeboran dapat diketahui berdasarkan jumlah lubang
yang akan dibuat. Berikut notasi dan waktu keseluruhan proses pengeboran pada
saat pembuatan alat bantu angkat jib crane menggunakan winch engine:

Gambar 4.16 Notasi Pengeboran

Tabel 4.3 Waktu Total Pengeboran


Notasi Ukuran Lubang Jumlah Lubang Waktu Pengerjaan
Rangka Drum winch
A Ø 25 x 5 mm 2 6 menit 35 detik
B Ø 10 x 5 mm 4 14 menit 48 detik
C Ø 10 x 5 mm 1 7 menit 40 detik
D Ø 10 x 5 mm 3 22 menit 12 detik
Rangka Utama
A Ø 10 x 5 mm 2 14 menit 48 detik
B Ø 10 x 10 mm 4 6 menit 16 detik
C Ø 10 x 5 mm 3 22 menit 12 detik
D1 Ø 10 x 5 mm 4 14 menit 48 detik
D2 Ø 12 x 5 mm 2 13 menit 16 detik
E Ø 8 x 5 mm 4 37 menit 16 detik
Total Waktu Pengeboran 210 menit 25 detik

Maka total waktu pengeboran pada proses pembuatan yaitu 210 menit 25 detik,
namun waktu tersebut merupakan waktu paling cepat untuk melakukan
pengeboran pada material rangka, karena proses pengeboran dilakukan pada saat
proses pemotongan material serta pengelasan bagian material rangka lainnya.
93

3. Proses Pemotongan
Menggunakan rumus (2.69), maka kecepatan pemotongan mesin didapat:
N = 12000 rpm
d = 107 mm ( Mata gerinda)
12000 𝑥 3,14 𝑥 107 𝑚𝑚
𝑣𝑐 = = 67,19
1000 . 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

4. Waktu Pengerjaan
Menggunakan rumus (2.72), maka lamanya waktu pengerjaan didapat:
L = 10 mm (diasumsikan per 10 mm)
i =1
v = 67,19 mm/menit
2. 𝐿. 𝑖 2 𝑥 10 𝑥 1 𝑠
𝑇𝑚 = = = 0,002 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑎𝑡𝑎𝑢 0,002
𝑣. 1000 67,19 𝑥 1000 10 𝑚𝑚

Dari hasil waktu serta kecepatan pemakanan material yang akan dipotong per
bagian, maka waktu keseluruhan proses pemotongan material menggunakan
gerinda tangan dapat diketahui berdasarkan panjang plat besi, besi UNP dan pipa
besi 1 inchi yang akan dibuat. Berikut notasi dan waktu keseluruhan proses
pemotongan material pada saat pembuatan alat bantu angkat jib crane
menggunakan winch engine:

Gambar 4.17 Notasi Pemotongan


94

Tabel 4.4 Waktu Pemotongan


Bagian Ukuran Waktu
Notasi Sisi Pemotongan
Pemotongan (mm) Pengerjaan
Dudukan Pemotongan Luar 500 x 390 44 menit 5 detik
1. Motor
Pemotongan Dalam 360 x 200 28 menit
Penggerak
Rangka Depan Pemotongan Besi 45 x 80 12 menit 25
2.
dan Belakang UNP (x2) detik
Dudukan
Pemotongan Besi 45 x 80 12 menit 25
3. Gearbox
UNP (x2) detik
Reverse
Tiang Rangka Pemotongan Besi 45 x 80 12 menit 25
4.
Drum Winch UNP (x2) detik
Dudukan Pemotongan Plat
5. 196 x 150 17 menit 3 detik
Gearbox WPA besi 5 mm
Rangka Pemotongan Besi 45 x 80 12 menit 25
6.
Tengah UNP (x2) detik
Pemotongan Luar
590 x 140 36 menit 5 detik
Dudukan Plat besi 5 mm
7.
Drum winch Pemotongan Dalam
300 x 60 18 menit
Plat besi 5 mm
Rangka
Pemotongan Besi 45 x 80 12 menit 25
8. Samping
UNP (x2) detik
Winch Engine
Dudukan Pemotongan Besi
9 45 x 80 6 menit 12 detik
Rangka Stang UNP
Pemotongan Pipa
10. Poros Roda D 25,4 mm 4 menit
Besi 1 inchi
Pemotongan Pipa
10. Handle Stang D 25,4 mm 4 menit
Besi 1 inchi
Pemotongan Pipa
10. Tiang Stang D 25,4 mm 4 menit
Besi 1 inchi
223 menit 8
Total Waktu Pemotongan Material
detik

5. Proses Pengelasan
Untuk proses pengelasan waktu yang dibutuhkan bersifat tentative dan juga
tergantung ketebalan material yang digabungkan, menggunakan kawat
elektrode 2,6 mm dengan ampere 50-80 A, proses pengelasan membutuhkan
waktu 10 detik untuk per 10 mm, lama pengerjaan dalam pengelasan
tergantung pada media jarak masa dan tebal pengelasan.
95

4.8 Anggaran Biaya Pembuatan Rancang Bangun Alat Bantu Angkat Jib
Crane Menggunakan Winch Engine
Dalam pembuatan alat sangat diperlukan manajemen biaya pembuatannya,
pada proses pembuatan alat membutuhkan komponen yang digunakan dan bahan
yang diperlukan untuk membangun suatu rancangan selama proses pembuatan.
Berikut daftar anggaran biaya yang dibutuhkan dalam proses pembuatan:

Tabel 4.5 Rincian Anggaran Biaya Pembuatan


No. Komponen - Komponen Jumlah Harga Satuan Harga Total
1. Motor Penggerak 6,5 hp
1 unit 1.000.000 1.000.000
(bekas)
2. Gearbox Reverse Kaisar 1 unit 550.000 550.000
3. Gearbox WPA 50 – 1:30 1 unit 455.000 455.000
4. Bearing 6304 2 RS 4 buah 35.000 140.000
5. Pillow Block (UCP205) 1 buah 81.000 81.000
6. Kopling Sentrifugal 1 unit 375.000 375.000
7. Gear 14 T 428 4 buah 15.000 60.000
8. Rantai 428 1 set 165.000 165.000
9. Hand Winch 2500 Lbs 1 set 760.000 760.000
10. Gear 15 T 428 1 buah 20.000 20.000
11. Tali Baja atau Seling Baja 6 15
14.000 210.000
x 7 FC (5 mm) meter
12. Roda Besi Cor atau Roda
4 buah 200.000 800.000
Geledek 220
13. Poros As Gear Tiger 20mm 1 buah 35.000 35.000
14. Handle Gas Spontan 1 set 40.000 40.000
15. Handgrip 1 set 15.000 15.000
16. Rem Hidrolik Motor 1 set 175.000 175.000
17. Dempul 1 kg 85.000 85.000
18. Kuas 5 buah 6.000 30.000
19. Kawat Las atau Elektrode
4 kg 65.000 260.000
2,6 mm
20. Mata Batu Gerinda 20 mata
5.000 100.000
Pemotong dan Penghalus gerinda
21. Pulley Block Double Sheave
2 buah 265.000 530.00
(x2)
22. Baut M10 x 1,25 x 25 mm 20 buah 2.000 40.000
23. Mur M10 x 1,25 20 buah 500 10.000
24. Baut M10 x 1,25 x 20 mm 15 buah 1.500 30.000
25. Piringan Cakram 1 buah 75.000 75.000
26. Tromol Motor 1 set 100.000 100.000
96

Tabel Rincian Anggaran Biaya Pembuatan


No. Komponen - Komponen Jumlah Harga Satuan Harga Total
27. Baut M8 x 1,25 x 30 mm 15 1.000 150.000
28. Mur M8 15 750 11.250
29. Mur 12 2 3.000 6.000
30. Baut M12 x 1,5 x 160 mm 2 20.000 40.000
31. Tinner 1 kg 30.000 30.000
32. Cat Kaleng Hitam 1
23.000 23.000
Kaleng
33. Cat Kaleng Kuning 1
25.000 25.000
Kaleng
Total Biaya Keseluruhan 6.186.250

Tabel diatas merupakan anggaran biaya yang harus disiapkan dalam membangun
winch engine, namun untuk biaya tidak terduga serta biaya transportasi dalam
pembelian barang tidak dihitung, sehingga perkiraan biaya yang akan dikeluarkan
25% dari total biaya pembelian komponen yang ditotalkan menjadi Rp. 7.732.812.
Keuntungan dalam proses pembuatan sendiri yang tidak melibatkan biaya sewa
alat, biaya jasa pembuatan dan juga biaya akomondasi, membuat anggaran yang
dibutuhkan tidak mencakupi selain biaya komponen yang dibutuhkan.

4.9 Proses Pengujian


Proses pengujian adalah suatu tahapan untuk menguji kinerja serta tingkat
keberhasilan pada rancang bangun alat bantu angkat jib crane menggunakan winch
engine. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat
sesuai dengan apa yang telah dirancang. Pada proses pengujian ini bertujuan untuk
menguji dan mengevaluasi alat ini diharapkan mampu mendapatkan hasil data
pengujian yang valid dan juga untuk mengetahui kesesuaian alat apakah bekerja
dengan apa yang diharapkan.
Tujuan dari proses ini yaitu agar dapat mengetahui karakteristik dari daya
yang dikeluarkan dan diterima disetiap komponen yang menggerakan sistem –
sistem yang berada di winch engine.
97

4.10 Tahapan Pengujian Alat Bantu Angkat Jib Crane Menggunakan Winch
Engine
Berikut tahapan dalam pengujian alat bantu angkat jib crane menggunakan
winch engine:
A. Proses pemeriksaan kelengkapan dan kesiapan alat sebelum pengujian
1. Memeriksa ketersedian bahan bakar
Pada saat pengujian bahan bakar merupakan faktor kelengkapan pertama dalam
pengujian alat yang berlangsung dan juga mengecek keadaan tangki pada
motor penggerak agar tidak ada partikel ataupun kotoran yang menyumbat
saluran keluar bensin menuju karburator.

Gambar 4.18 Pemeriksaan Ketersedian Bahan Bakar

2. Memeriksa kelengkapan komponen pada alat yang akan diuji


Pada tahapan ini setiap komponen yang terdapat pada winch engine akan di
periksa secara visual dan mekanisme kerja dari alat tersebut agar diwaktu
pengujian alat tidak mengalami gagal fungsi pada sistem – sistem yang
berkerja.

Gambar 4.19 Pemeriksaan Kelengkapan Komponen


98

3. Memeriksa sistem pengereman pada winch engine


Pemeriksaan pada sistem pengereman berguna untuk mengetahui apakah
kaliper rem dapat berfungsi normal sebagai menahan laju putaran dari drum
winch.

Gambar 4.20 Pemeriksaan Sistem Pengereman

4. Menghidupkan mesin penggerak untuk awal pengujian


Tahapan berikutnya setelah mengecek kelengkapan dan fungsi sistem – sistem
yang terdapat pada winch engine dalam pengujian yaitu, menghidupkan motor
penggerak untuk mempersiapkan pengoperasian penarikan beban yang
diangkat untuk pemindahan barang dari jib crane sebagai unit utama yang
dibantu penarikannya.

Gambar 4.21 Memutar Tombol On/Off Pada Motor Penggerak


99

B. Proses pengujian alat dengan jib crane untuk membantu pengangkatan dan
pemindahan barang
1. Menarik tuas pemutar platina pada motor penggerak
Untuk menjalankan motor penggerak, pertama menarik handle gas spontan
yang terdapat di rangka stang, lalu menarik tali atau tuas pemutar platina agar
proses pencampuran bahan bakar dan langkah usaha. Setelah motor telah hidup
atau running, mengatur kestabilan penyuplaian bahan bakar di area governor
dan karburator agar putaran serta tenaga motor dapat tersinkronasi dengan baik.

Gambar 4.22 Penarikan Tuas Platina

2. Berikutnya, menarik atau menginjak pedal maju pada gearbox reverse


Untuk mengubah dan mengatur arah putaran pada drum winch nanti, gearbox
reverse ini bertujuan membolak – balikan arah putaran naik dan turunnya pada
proses membantu pengangkatan barang pada jib crane.

Gambar 4.23 Menginjak Pedal Maju Pada Gearbox Reverse

3. Kemudian, mempersiapkan barang untuk proses pengangkatan


Persiapan utama mengoperasikan winch engine, yaitu mengaitkan hook atau
pengait dengan barang yang akan diangkat untuk dipindahkan melalui jib
100

crane. Memeriksa kekuatan lilitan pada beban yang akan diangkat agar tidak
mengalami kesalahan ataupun kegagalan terhadap proses pengangkatan nanti.

Gambar 4.24 Mengaitkan Beban Yang Diuji

4. Selanjutnya, Mengatur posisi dan arah pemindahan pada jib crane dan winch
engine.

Gambar 4.25 Mengatur Jarak Pengangkatan

5. Berikutnya, memutar atau menarik gas spontan agar tenaga yang


diperlukan untuk mengangkat beban dapat menarik beban terangkat ke
atas.

Gambar 4.26 Proses Pengangakatan Berlangsung


101

6. Setelah beban menuju keatas, memindahkan putaran motor penggerak


dari maju ke putaran mundur untuk penurunan beban yang telah di
pindahkan.

Gambar 4.27 Proses Penurunan Beban Ke Tempat Penurunan

7. Kemudian, mengembalikan posisi start up atau posisi pengangkatan


semula ketika proses penngangkatan telah selesai, menghentikan atau
memberhentikan motor penggerak untuk proses yang pengangkatan yang
telah selesai.

Gambar 4.28 Menghentikan Motor Penggerak

8. Selantjutnya, mengembalikan pedal pada gearbox reverse ke posisi


netral. Setelah motor penggerak diuji melakukan visual inspeksi keadaan
alat yang telah diuji agar tidak ada komponen atau kerusakan yang timbul
akibat pengujian berlangsung.

4.11 Pengambilan Data Pengujian


Hasil dari pengujian rancang bangun alat bantu angkat jib crane
menggunakan winch engine mendapatkan data pengujian yang telah dirancang
sebelumnya. Berikut sampel data yang diambil untuk mengukur kemampuan dari
alat bantu angkat jib crane menggunakan winch engine:
102

A. Sampel yang diuji


Sampel pertama sebagai data pengujian faktual atau pengujian yang berdasarkan
fakta lapangan menggunakan bahan yang diangkat yaitu Pembangkit Listrik
Tenaga Uap Berbahan Bakar Sampah dengan berat 20,7 kg..…...(4.2, Lit.37, h.40)

Gambar 4.29 Sampel Pertama


(Laporan Akhir Teknik Mesin Polsri, 2022)

Sampel kedua sebagai pengujian non-faktual atau pengujian tidak langsung


dengan membandingan beban yang diangkat sebelumnya. Bahan atau beban yang
diangkat yaitu, Alat TAP Ulir Dalam Dan SNEI Ulir Luar dengan berat spesifikasi
alat adalah 70,15 kg .....................................................................(4.1, Lit.27, h.30)

Gambar 4.30 Sampel Kedua


(Laporan Akhir Teknik Mesin Polsri, 2020)

B. Pengolahan Data Pengujian


1) Menggunakan rumus (2.2), untuk mengetahui beban sampel pertama yang
diuji maka didapat:
103

(Qb) = 20,7 kg
10% = Penambahan beban 10 % dari beban semula
Berat pulley block double sheave (Qpb) = 2 kg x 2 = 4 kg
𝑄𝑚 = 20,7 kg + (10% x 20,7) + 4 kg
𝑄𝑚 = 26,77 kg

Keterangan data yang didapatkan yaitu seberat 26,77 kg yang akan ditarik
oleh winch engine untuk membantu pengangkatan pada jib crane. Untuk
sampel kedua pengujian tidak langsung atau non-faktual seberat 81,2 kg.

2) Gaya yang ditarik oleh winch engine


Menggunakan rumus (2.3), maka besar gaya tarik yang diperlukan pada saat
pengujian langsung menggunakan sampel pertama, yaitu:
Qm = 26,77 kg
walat = 113,1 kg (Lengan kuasa atau berat total winch engine)
KM = 4
w = 26,77 kg . 9,8 m/s2 = 262,34 N
262,34 𝑁
𝐹 = = 65,58 N
4

Maka gaya tarik yang diperlukan untuk beban sampel pertama yaitu 65,58 N,
jika beban dijadikan massa 65,58 N / 9,8 m/s2 = 6,7 kg. Dapat disimpulkan
bahwa beban winch engine > beban sampel pertama, sedangkan beban sampel
kedua sebagai pengujian tidak langsung seberat 20,3 N jika berat menjadi
beban material, yaitu 795,76 N.

3) Tegangan tarik tali baja yang terjadi pada saat pengujian


Menggunakan rumus (2.6), maka besar tegangan tarik tali baja maksimum
yang diizinkan dari beban sistem katrol majemuk untuk pengujian sampel
pertama, yaitu:
Data yang diketahui:
Qm = 6,7 kg(Berat belum sama keuntungan mekanis)
n = 4 suspensi puli
104

g = 9,8 m/s2`
𝜂 = 0,951 (Tabel 2.1)
𝜂1 = 0,971 (Tabel 2.1)

𝑊 = 6,7 𝑘𝑔 . 9,8 𝑚/𝑠 2 = 65,58 N


65,58 N 65,58 N
𝑆= = = 17,77 N
4 . 0,951 . 0,971 3,69

Maka tegangan tarik pada tali baja yang terjadi untuk pengujian langsung
sampel pertama sebesar 17,77 N, sedangkan untuk sampel kedua sebagai
pengujian tidak langsung tegangan tarik tali baja yang terjadi, yaitu 53,91 N

4) Tegangan pada tali yang dibebani bagian yang melengkung karena tarikan
dan lenturan
Menggunakan rumus (2.9), maka besarnya tegangan pada tali yang terbebani
yang menyebabkan kelengkungam pada tali baja akibat tarikan dan lenturan
didapat:
S = 17,77 N → 17770 kgmm/s2
𝐹(42) = 2,1 𝑚𝑚2

17770 kgmm/s2
𝜎𝑡 = = 8461,9 kgmm/mm2 → 8,46 N/mm2
2,1 mm2

Data yang didapat pada tegangan material tali baja saat pengujian pertama
berlangsung, yaitu 8461,9 kgmm/mm2 → 8,46 𝑁/𝑚𝑚2 ,sedangkan untuk
pengujian tidak langsung menggunakan sampel kedua, yaitu
kgmm
102690,47 → 102,69 N/m2
mm2

5) Daya motor yang diperlukan untuk proses pengujian winch engine


Menggunakan rumus (2.13), maka besar tenaga yang diperlukan untuk
menarik beban sampel pertama sebesar 6,7 kg yang diuntungkan oleh sistem
katrol majemuk didapat:
105

Q = 6,7 kg
v = 2 m/s (diasumsikan)
𝜂 = 0,9 (koefisiensi motor penggerak)

𝑄. 𝑣 6,76 𝑥 2 13,4
𝑁= = = = 0,198 hp → atau 0,2 hp
75. η 75 𝑥 0,9 67,5
Dari hasil data yang dicari mendapatkan daya atau tenaga motor penggerak
yang dibutuhkna untuk menarik beban 65,58 N → 6,7 kg sebesar 0,198 hp
jika nilai tenaga dibulatkan yaitu 0,2 hp. Efisiensi tenaga kecil yang
diperlukan untuk mengangkat benda dengan massa 26,77 kg yang dikarena
pengaruh oleh keuntungan mekanis pada sistem katrol majemuk di gunakan,
sedangkan untuk sampel kedua dengan pengujian tidak langsung
membutuhkan tenaga sebesar 0,60 hp untuk mengangkat beban 20,3 kg.

6) Momen statik pada motor penggerak pada saat pengujian


Menggunakan rumus (2.14), maka besarnya momen statik yang dikeluarkan
pada saat pengujian sampel pertama didapat:
N = 0,2 hp
n = 1800 rpm

0,2
𝑀𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑘 = 71620 𝑥 = 7,95 Nm
1800

Momen statik yang diperoleh sampel pertama yaitu 7,95 Nm, sedangkan
untuk sampel kedua sebagai pengujian tidak langsung yaitu 23,87 Nm.

7) Momen gaya dinamik pada motor penggerak


Menggunakan rumus (2.18), maka besar momen gaya dinamik yang
dibutuhkan pada saat memulai pengujian pertama didapat:
δ = 1,25 (Koefisiensi motor penggerak)
GD2 = 0,325 kgm (Momen girasi dari poros ke kopling fleksibel)
n = 1800 rpm
ts = 1 sekon (diasumsikan)
106

η = 0,9 (efisiensi motor penggerak)


Q = 6,7 kg
v = 2 m/s
1,25 𝑥 0,325 𝑥 1800 0,975 𝑥 6,7 𝑥 (2)2
𝑀𝑑𝑦𝑛 = +
375 𝑥 1 1800 𝑥 1 𝑥 0,9
731,25 26,13
𝑀𝑑𝑦𝑛 = + 1620 = 1,95 + 0,016 = 1,966 Nm
375

Dari data sampel pengujian 1 dan 2 didapatkan hasil momen statik dan
dinamik yang diperlukan dalam mentransmisikan daya dari motor penggerak
menuju ke komponen transmisi daya lainnya. Besar momen dinamik untuk
sampel pertama dengan pengujian langsung yaitu 1,96 Nm sedangkan sampel
kedua dengan pengujian tidak langsung yaitu 1,99 Nm

8) Momen total dari motor penggerak


Menggunakan rumus (2.19), maka momen total pada motor penggerak pada
saat pengujian pertama, yaitu:

𝑀𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 7,95 Nm + 1,966 Nm = 9,916 Nm


Maka momen total dari sampel pengujian 1 dan sampel pengujian 2
mendapatkan perbandingan, untuk sampel 1 sebagai data faktual yaitu 9,916
Nm sedangkan sampel 2 sebagai data pengujian non-faktual dengan variabel
beban memiliki momen total sebesar 25,86 Nm.

9) Daya motor penggerak yang dibutuhkan


Menggunakan rumus (2.20), maka besar daya motor penggerak awal untuk
pengujian lansgung(faktual) menggunakan sampel pertama pada saat waktu
permulaan mekanisme setiap komponen – komponen winch engine, yaitu:
T = 9,19 Nm
n = 1800 rpm

2 𝑥 3,14 𝑥 9,19 𝑥 1800


𝑃𝑚𝑎𝑥 =
60
107

103883,76
𝑃𝑚𝑎𝑥 = = 1731,39 𝑊𝑎𝑡𝑡
60
Dari hasil yang didapatkan daya yang dikeluarkan pada saat pengujian
langsung sampel pertama yaitu 1731,39 Watt, sedangkan pengujian tidak
langsung menggunakan sampel kedua yaitu 4872,02 Watt

10) Perbandingan rasio kecepatan dan putaran dari motor penggerak ke gearbox
reverse
Menggunakan rumus (2.23), maka besar rasio kecepatan dari gigi kopling ke
gigi gearbox reverse, yaitu:
nmotor = 1800 rpm
rasio gear = 12/14 = 0,85

1800 𝑛𝑔𝑒𝑎𝑟𝑏𝑜𝑥 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟𝑠𝑒 12


= = 1800 𝑥 = 1530 rpm
12 14 14
Dari keterangan hasil yang didapat menjelaskan, bahwa putaran pada motor
penggerak akan diteruskan menuju ke putaran pada rantai, sehingga rasio
pada gear kopling yang terdapat di motor penggerak akan mempengaruhi
putaran pada rantai dan kecepatan rata – rata rantai pertama dipengaruhi
putaran dari rasio perbandingan gear yang digunakan.

11) Kecepatan rata – rata rantai pertama dari motor penggerak ke gearbox reverse
Menggunakan rumus (2.24), maka kecepatan rata – rata dari rantai pertama
dari gear kopling fleksibel ke gearbox reverse didapat:
T = 12 gigi (jumlah gigi pada kopling)
p = 25 pitch
n = 1530 rpm

12 𝑥 25 𝑥 1530 459000
𝑣= = = 7,65 𝑚/𝑠
60 𝑥 1000 60000
108

12) Beban yang ditransmisikan oleh rantai pertama yang terdapat pada motor
penggerak menuju gearbox reverse
Menggunakan rumus (2.25), maka beban yang ditransmisikan oleh rantai
pertama dengan pengujian berlangsung pada sampel pertama didapat:
P = 1731,39 Watt → 1731,39 𝑘𝑔𝑚2 𝑠 −3
v = 7,65 m/s

𝑃 1731,39 𝑘𝑔𝑚2 𝑠 −3
𝑤= = = 226,32 𝑘𝑔𝑚/𝑠 2 → 226,32 Newton
𝑣 7,65 𝑚/𝑠
Dari hasil pengujian langsung sampel pertama, beban yang ditransmisikan
oleh rantai pertama yaitu 226,32 N, sedangkan untuk pengujian tidak
langsung pada sampel kedua yaitu 636,86 N

13) Faktor keamanan rantai pertama dari motor penggerak ke gerbox reverse
dengan kekuatan beban putus rantai 428 yang digunakan untuk elemen
transmisi daya dengan menggunakan rumus (2.26), maka faktor keamanan
pada rantai pertama didapat:
p = 4/8 inchi = 12,71 cm = 0,127 m
Untuk rantai rol menggunakan rumus Wb = 106 x p2
Data yang dicari: Wb (N)
Wb = 106 x p2
Wb = 106 x 0,127 2 = 1,7 N
Wb = 1,7 N
w = 226,32 N

𝑊𝑏 1,7
𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = = = 0,0075
𝑤 226,32
Dari hasil pengujian langsung menggunakan sampel pertama keamanan
rantai yang diperlukan untuk mentransmisikan beban yaitu 0,0075,
sedangkan sampel kedua dalam pengujian tidak langsung yaitu 0,0026.
109

14) Daya yang ditransmisikan rantai pertama dari motor penggerak ke gearbox
reverse
Menggunakan rumus (2.27), maka besar daya maksimal untuk sampel
pertama dengan pengujian langusng yang ditransmisikan oleh rantai pertama
dari gear kopling fleksibel ke gearbox reverse, yaitu:
Wb = 1,7 Newton
v = 7,65 m/s
n → SF = 0,0075
Ks = 1,25

1,7 𝑥 7,65 13,005


𝑃𝑚𝑎𝑥 = = = 1576,36 Watt
0,0075 𝑥 1,25 0,00825
Dari data yang didapatkan untuk sampel pertama dengan pengujian langsung
daya yang ditransmisikan oleh rantai pertama sebesar 1576,36 Watt,
sedangkan sampel kedua dengan pengujian tidak langsung sebesar 4001,53
Watt.

15) Torsi yang ditrasmisikan rantai pertama dari motor penggerak ke gearbox
reverse
Menggunakan rumus (2.28), maka besarnya torsi yang ditransmisikan rantai
pertama dari motor penggerak ke gearbox reverse pada saat pengujian
pertama didapat:
Data yang diketahui:
Pmax = 1576,36 Watt → 1576,36 kgm2 /s3
n = 1530 rpm

2 𝑥 3.14 𝑥 𝑇 𝑥 1530 9608,4 𝑥 𝑇


1576,36 = =
60 60
1576,36 = 160,14 𝑥 𝑇
1576,36 kgm2 /s 3
𝑇= = 9,84 kgm. m/𝑠 2 → 9,84 Nm
160,14 𝑠
110

Dari data pengujian tersebut untuk torsi yang dikerluarkan motor dan
ditransmisikan oleh rantai menuju ke gearbox reverse memiliki perbedaan,
yaitu, sampel 1 torsi yang ditransmisikan sebesar 9,84 Nm sedangkan sampel
kedua sebagai pengujian non-faktual torsinya yaitu 24,98 Nm.

16) Perbandingan rasio kecepatan dan putaran dari gearbox reverse ke gearbox
WPA
Menggunakan rumus (2.33), maka perbandingan rasio gear dari gearbox
reverse ke gearbox WPA pada saat pengujian yaitu:
nmotor = 1530 rpm
rasio gear = 15/14 = 1,07

1530 𝑛𝑔𝑒𝑎𝑟𝑏𝑜𝑥 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟𝑠𝑒 15


= = 1530 𝑥 = 1637,1 rpm
15 14 14
Dari keterangan hasil yang didapat menjelaskan, bahwa putaran pada gearbox
reverse akan diteruskan menuju ke putaran pada rantai kedua, sehingga rasio
pada gear output yang terdapat di gearbox reverse akan mempengaruhi
putaran pada rantai dan kecepatan rata – rata rantai kedua dipengaruhi putaran
dari rasio perbandingan gear yang digunakan.

17) Kecepatan rata – rata rantai kedua dari gearbox reverse ke gearbox WPA
Menggunakan rumus (2.36), maka kecepatan rata – rata rantai kedua dari
gearbox reverse ke gearbox WPA
p = 18 pitch
n = 1637,1 rpm
T = 15 gigi

15 𝑥 18 𝑥 1637,1 442017
𝑣= = = 7,36 m/s
60 𝑥 1000 60000
Kecepatan pada rantai kedua dari sampel pengujian faktual pertama memiliki
kecepatan 7,36 m/s dan sampel kedua memiliki nilai kecepatan yang sama,
111

dikarenakan komponen yang digunakan tidak ada perbedaan dari rasio


gearbox reverse.

18) Beban yang ditransmisikan oleh rantai kedua


Menggunakan rumus (2.37), maka beban yang dapat ditransmisikan rantai
kedua pada saat pengujian berlangsung menggunakan sampel pertama yaitu:
P = 1576,36 Watt → 1576,36 𝑘𝑔𝑚2 𝑠 −3
v = 7,36 m/s

𝑃 1576,36 𝑘𝑔𝑚2 𝑠 −3
𝑤= = = 214,17 𝑘𝑔𝑚/𝑠 2 → 214,17 N
𝑣 7,36 𝑚/𝑠
Dari hasil pengujian sampel pertama secara langsung beban yang
ditransmisikan oleh rantai kedua yaitu 214,17 N, sedangkan pengujian tidak
langsung menggunakan sampel kedua beban yang ditransmisikannya yaitu
543,68 N.

19) Faktor keamanan rantai kedua dari gearbox reverse ke gearbox WPA
Menggunakan rumus (2.37), maka faktor keamanan pada rantai kedua pada
saat pengujian berlangsung menggunakan sampel pertama yaitu:
Wb = 1,7 N
w = 214,17 N

𝑊𝑏 1,7
𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = = = 0,0079
𝑤 214,17 N
Dari hasil yang didapatkan keamanan rantai kedua dengan perbandingan
sampel faktor keamanan rantai kedua berkisar 0,0031 – 0,0079.

20) Daya yang ditransmisikan dari gearbox reverse ke gearbox WPA


Menggunakan rumus (2.39), maka besar daya maksimal yang ditransmisikan
rantai kedua pada saat pengujian berlangsung menggunakan sampel pertama
yaitu:
Wb = 1,7 Newton
112

v = 7,36 m/s
n → SF = 0,0079
Ks = 1,25

1,7 𝑥 7,36 12,51


𝑃𝑚𝑎𝑥 = = = 1266,83 Watt
0,0079 𝑥 1,25 0,009875
Dari data yang didapatkan bahwa daya yang ditransmisikan rantai kedua pada
pengujian berlangsung menggunakan sampel pertama yaitu 1266,83 Watt,
sedangkan sampel kedua dengan pengujian tidak langsung yaitu 3228,38
Watt.

21) Torsi yang ditrasmisikan oleh rantai kedua dari gearbox reverse ke gearbox
WPA
Menggunakan rumus (2.40), maka besar torsi yang ditransmisikan oleh rantai
kedua, pada saat pengujian berlangsung menggunakan sampel pertama yaitu:
Pmax = 1266,83 Watt → 1266,83 kgm2 /s 3
n = 1637,1 rpm

2 𝑥 3.14 𝑥 𝑇 𝑥 1637,1 10280,98 𝑥 𝑇


1266,83 = =
60 60
1266,83 = 171,34 𝑥 𝑇
1266,83 kgm2 /s 3
𝑇= = 7,39 kgm. m/𝑠 2 → 7,39 Nm
171,34 𝑠
Besarmya torsi yang ditransmisikan oleh rantai kedua yaitu 7,39 Nm,
sedangkan sampel kedua 18,84 Nm.

22) Perubahan putaran, kecepatan dan torsi yang ditransmisikan gearbox WPA
Menggunakan rumus (2.41), maka perbandingan rasio yang mengubah
putaran, kecepatan dan torsi yang ditransmisikan gearbox WPA pada saat
pengujian pertama berlangsung didapat:
Tin = 7,39 Nm
Ratio = 1 : 30
113

n1 = 1637,1 rpm
v1 = 7,36 m/s

1
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑛2 = 𝑥 1637,1 rpm = 54,57 rpm
30
1
𝑉𝑒𝑙𝑜𝑐𝑖𝑡𝑦 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑣2 = 𝑥 7,36 𝑚/𝑠 = 0,24 m/s
30
30
𝑇𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑇2 = 𝑥 7,39 Nm = 221,7 Nm
1
Dari hasil yang didapatkan perubahan yang terjadi pada saat kedua pengujian
yang berbeda yaitu pada torsi yang dikeluarkan gearbox WPA, untuk sampel
pertama torsi yang dikeluarkan sebesar 221,7 Nm, sedangkan sampel kedua
yaitu 565,2 Nm.

23) Daya yang masuk mengalami peningkatan karena pengaruh dari rasio
gearbox WPA
Menggunakan rumus (2.42), maka daya yang meningkat hasil dari keluaran
gearbox WPA pada pengujian berlangsung menggunakan sampel pertama
didapat:
T = 221,7 Nm
n = 54,57 rpm

2 𝑥 3.14 𝑥 221,7 𝑥 54,57 75976,50


𝑃𝑚𝑎𝑥 = =
60 60
𝑃𝑚𝑎𝑥 = 1264,60 Watt
Untuk daya yang dikeluarkan gearbox WPA pada pengujian berlangsung
menggunakan sampel pertama sebesar 1264,60 Watt, sedangkan sampel
kedua dengan pengujian tidak langsung sebesar 3228,23 Watt.

24) Kecepatan rata – rata rantai ketiga dari gear output pada gearbox WPA ke
poros winch
Menggunakan rumus (2.45), maka kecepatan rata – rata rantai ketiga yang
terjadi, yaitu:
114

p = 25 pitch
ngearbox = 54,57 rpm
T = 36 gigi

36 𝑥 25 𝑥 54,57 49113
𝑣= = = 0,81 m/s
60 𝑥 1000 60000
Kecepatan pada rantai ketiga dari sampel pengujian faktual atau pengujian
berlangsung memiliki kecepatan 2,10 m/s dan sampel kedua sebagai data
pengujian variabel beban atau pengujian non-faktual memiliki nilai kecepatan
yang sama, dikarenakan komponen yang digunakan tidak ada perbedaan dari
rasio gearbox WPA ke gear input poros winch.

25) Rasio putaran dan torsi pada gear yang ditransmisikan gearbox WPA ke
poros winch
Menggunakan rumus (2.46), maka rasio putaran dan torsi yang dipengaruhi
oleh rasio gear pada saat pengujian berlangsung didapat:
Tin = 221,7 Nm
Ratio = 36 : 14
n1 = 54,57 rpm

36
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑛2 = 𝑥 54,57 rpm = 140,32 rpm
14
14
𝑇𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑇2 = 𝑥 221,7 Nm = 86,21 Nm
36
Dari hasil pengujian hanya torsi yang berbeda untuk perbandingan sampel
pertama dan kedua.

26) Daya keluar yang ditransmisikan oleh rantai ketiga dari gearbox WPA ke
poros winch
Menggunakan rumus (2.47), maka besarnya daya yang keluar pada rantai
ketiga dari gearbox WPA pada saat pengujian berlangsung didapat:
T = 86,21 Nm
115

n = 140,32 rpm

2 𝑥 3.14 𝑥 86,21 𝑥 140,32 75969,07


𝑃𝑚𝑎𝑥 = =
60 60
𝑃𝑚𝑎𝑥 = 1266,15 Watt
Untuk daya yang ditransmisikan rantai ketiga pada pengujian berlangsung
untuk sampel pertama menghasilkan daya sebesar 1266,15 Watt, sedangkan
sampel kedua dengan pengujian tidak lansgung yaitu 3244,83 Watt.

27) Beban yang ditransmisikan oleh rantai ketiga


Menggunakan rumus (2.48), maka beban yang dapat ditransmisikan oleh
rantai ketiga didapat:
P = 1266,15 Watt → 1266,15 𝑘𝑔𝑚2 𝑠 −3
v = 0,81 m/s

P 1266,15 kgm2 s−3


w= = = 1563,14 N
v 0,81 m/s
Pada rantai ketiga beban yang mampu ditransmsikan oleh rantai ketiga
dengan sampel pertama yaitu 1563,14 N, sedangkan sampel kedua pada saat
pengujian tidak berlangsung yaitu 40005,96 N.

28) Faktor keamanan rantai ketiga dari gearbox WPA ke poros winch
Menggunakan rumus (2.50), maka faktor keamanan pada rantai ketiga pada
saat pengujian berlangsung menggunakan sampel pertama didapat:
Wb = 1,7 N
w = 1563,14 N

𝑊𝑏 1,7
𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = = = 0,001
𝑤 1563,14 N
Maka faktor keamanan rantai ketiga yang akan mentransmisikan daya dan
torsi berkisar 0,0004 – 0,001.
116

29) Daya yang ditransmisikan oleh rantai dari gearbox WPA ke poros winch
Menggunakan rumus (2.51), maka besarnya daya maksimal yang mampu
ditransmisikan oleh rantai ketiga pada saat pengujian berlangsung
menggunakan sampel pertama didapat:
Wb = 1,7 Newton
v = 0,81 m/s
n → SF = 0,001
Ks = 1,25

1,7 𝑥 0,81 1,37


𝑃𝑚𝑎𝑥 = = = 1096 Watt
0,001 𝑥 1,25 0,00125
Untuk daya yang ditransmisikan oleh rantai ketiga dari gearbox WPA pada
pengujian berlangsung menggunakan sampel pertama sebesar 1096 Watt,
sedangkan sampel kedua dengan pengujian tidak langsung sebesar 2740 Watt.

30) Torsi yang ditrasmisikan dari gearbox WPA ke poros winch


Menggunakan rumus (2.52), maka besar torsi yang mampu ditransmisikan
oleh rantai ketiga pada saat pengujian berlangsung menggunakan sampel
pertama didapat:
Pmax = 1096 Watt → 1096 kgm2 /s 3
n = 140,32 rpm

2 𝑥 3.14 𝑥 𝑇 𝑥 140,32 881,2 𝑥 𝑇


1096 = =
60 60
1096 = 14,68 𝑥 𝑇
1096 kgm2 /s 3
𝑇= = 74,65 Nm
14,68 𝑠
Dari data pengujian yang diolah, maka torsi pada sampel pertama dengan
pengujian secara langsung mampu ditransmisikan oleh rantai ketiga sebesar
74,65 Nm, sedangkan sampel kedua dengan pengujian tidak langsung sebesar
186,64 Nm.
117

31) Perbandingan torsi, putaran dan kecepatan pada susunan gear di winch
Menggunakan rumus (2.53), maka data perbandingan gear yang terdapat di
winch, yaitu:
Tin = 74,65 Nm
nin = 140,32 rpm
vin = 0,81 m/s
Rasio gear winch = 1 : 3 : 5

1 3
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑛3 = 𝑥 𝑥 140,32 rpm = 27,78 rpm
3 5
3 5
𝑇𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑇3 = 𝑥 𝑥 74,65 Nm = 373,25 Nm
1 3
1 3
𝑉𝑒𝑙𝑜𝑐𝑖𝑡𝑦 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑣3 = 𝑥 𝑥 0,81 𝑚⁄𝑠 = 0,145 m/s
3 5
Dari hasil data yang diuji, maka perbandingan pengujian langsung
menggunakan sampel pertama dengan pengujian tidak langsung dengan
sampel kedua terdapat dibagian torsi yang dikeluarkan, dimana torsi sampel
pertama sebesar 373,25 Nm dan torsi sampel kedua yaitu 933,2 Nm.

32) Daya yang ditransmisikan untuk mengulung tali baja pada drum winch
Menggunakan rumus (2.58), maka besar daya yang dibutuhkan untuk
menggulung tali baja pada drum winch pada saat pengujian berlangsung
menggunakan sampel pertama didapat:
T = 373,25 Nm
n = 27,78 rpm

2 𝑥 3,14 𝑥 373,25 𝑥 27,78 65116,59


𝑃𝑚𝑎𝑥 = = = 1085,27 Watt
60 60
Dari data pengujian yang didapatkan bahwa daya yang dikeluarkan oleh drum
winch pada sampel pertama yaitu 1085,27 Watt, sedangkan sampel kedua
2713,4 Watt.
118

33) Putaran maksimal yang terjadi pada drum winch


Menggunakan rumus (2.50) untuk mengetahui hasil putaran akhir di drum
winch pada saat pengujian berlangsung didapat:
𝑣𝑑𝑟𝑢𝑚 = 0,145 m/s
D = 190 mm = 0,109 m

60 𝑥 0,145 8,7
𝑛𝑑 = = = 25,43 rpm
𝜋. 0,109 0,342

34) Tegangan tekan yang terjadi pada drum winch


Menggunakan rumus (2.59), maka tegangan tekan yang terjadi di drum winch
pada saat pengujian berlangsung didapat:
S = 17,77 N
s = 0,7 mm (Tabel 2.5)
𝜔 = 4 mm

17,77 N 73,75 N
σmaterial = = = 26,33 N/cm2
4 x 0,7 2,8 cm2

Dari data pengujian yang didapatkan bahwa besar tegangan yang terjadi pada
drum winch saat pengujian berlangsung menggunakan sampel pertama
sebesar 26,33 N/cm2 , sedangkan sampel kedua 77,37 N/cm2 .

4.12 Pengumpulan Data Pengujian


Data hasil pengujian alat bantu angkat jib crane menggunakan winch engine
dengan sampel ke 1 sebagai pengujian faktual atau pengujian yang nyata langsung
melakukan pengoperasian alat dan sampel ke 2 sebagai pengujian non-faktual atau
pengujian tidak langsung melakukan pengoperasian alat dengan beban variabel agar
mengetahui perbandingan beban yang diangkat. Berikut data hasil pengujian yang
didapatkan:
119

Tabel 4.6 Kesimpulan Pengujian


Sampel 1 Sampel 2
Simbol
No. Hasil pengujian (Nilai (Nilai
data
pengujian) Pengujian)
Total beban yang diangkat
1. Qm 26,77 kg 81,2 kg
oleh winch engine
Gaya tarik pada winch
2. engine yang diperlukan F 65,58 N 198,94 N
untuk menarik beban keatas
Total beban yang ditarik
oleh winch engine dengan
keuntungan mekanis pada
3. Qtotal 6,7 kg 20,3 kg
katrol (lengan beban <
lengan kuasa/alat dengan
berat alat 113,1 kg)
Tegangan tarik tali baja
4. S 17,77 N 53,91 N
yang terjadi
Daya motor yang diperlukan 0,2 hp → 0,6 hp →
5. N
untuk menarik beban 149,14 Watt 447,42 Watt
Momen total yang terjadi 9,91 kgm 25,86 kgm
6. Mtotal
pada motor penggerak → 9,91 Nm → 25,86 Nm
Daya maksimal pada motor
7. Pmaks0 1731,39 Watt 4872,02 Watt
penggerak yang dikeluarkan
Putaran rantai pertama yang
8. berada di motor penggerak n1 1530 rpm
ke gearbox reverse
Kecepatan rata – rata rantai
pertama dari motor
9. v1 7,65 m/s
penggerak ke gearbox
reverse
Beban yang ditransmisikan
oleh rantai dari motor
10. w1 226,32 N 636,86 N
penggerak menuju ke
gearbox reverse
Faktor keamanan pada
11. rantai pertama yang SF1 0,0075 0,0026
dibutuhkan
Daya maksimal yang
ditransmisikan oleh rantai
12. Pmaks1 1576,36 Watt 4001,53 Watt
dari motor penggerak ke
gearbox reverse
Torsi yang ditransmisikan
13. oleh rantai pertama ke T1 9,84 Nm 24,98 Nm
gearbox reverse
120

Tabel Kesimpulan Pengujian


Sampel 1 Sampel 2
Simbol
No. Hasil pengujian (Nilai (Nilai
data
pengujian) Pengujian)
Perbandingan rasio gear
output pada gearbox reverse
14. irantai1 15 : 14
ke gear input di gearbox
WPA
Putaran keluar dari gear
15. output pada gearbox reverse n2 1637,1 rpm
ke gearbox WPA
Kecepatan rata – rata rantai
kedua yang terjadi pada saat
16. pemindahan daya dari v2 7,36 m/s
gearbox reverse ke gearbox
WPA
Beban yang ditransmisikan
17. oleh rantai dari gearbox w2 214,17 N 543,68 N
reverse ke gearbox WPA
Faktor keamanan pada
18. SF2 0,0079 0,0031
rantai kedua
Daya maksimal yang
ditransmisikan oleh rantai
19. Pmaks2 1266,83 Watt 3228,38 Watt
dari gearbox reverse ke
gearbox WPA
Torsi keluar dari gear out di
20. gearbox reverse menuju ke T2 7,39 Nm 18,84 Nm
gearbox WPA
1
Perbandingan rasio gear Rasio gearbox WPA= 30
21. output di gearbox WPA ke irantai2 Rasio gear output gearbox WPA
gear input pada poros winch 36
ke gear input poros winch = 14
Peningkatan torsi yang
22. T3 221,7 Nm 565,2 Nm
masuk dalam gearbox WPA
Penurunan putaran yang
23. n3 54,57 rpm
masuk dalam gearbox WPA
Penurunan Kecepatan yang
24. v3 0,24 m/s
masuk dalam gearbox WPA
Daya yang dikeluarkan oleh
25. Pmaks3 1264,60 Watt 3228,23 Watt
gearbox WPA
Kecepatan rata – rata yang
terjadi pada rantai ketiga
26. v4 0,81 m/s
dari gearbox WPA ke poros
winch
121

Tabel Kesimpulan Pengujian


Sampel 1 Sampel 2
Simbol
No. Hasil pengujian (Nilai (Nilai
data
pengujian) Pengujian)
Putaran pada rantai ketiga
27. n4 140,32 rpm
yang dipengaruhi rasio gear
Torsi yang terjadi pada gear
28. T4 86,21 Nm 219,8 Nm
input di poros winch
Daya yang dikeluarkan oleh
29. gearbox WPA ke poros Pmaks5 1266,15 Watt 3244,83 Watt
winch
Beban yang ditransmisikan
30. oleh rantai dari gearbox w3 1563,14 N 4005,96 N
WPA ke porors winch
Faktor keamanan pada
31. SF3 0,001 0,0004
rantai ketiga
Daya maksimal yang
ditransmisikan oleh rantai
32. Pmaks5 1096 Watt 2740 Watt
dari gearbox WPA ke poros
winch
Torsi keluar dari gear out di
33. gearbox WPA menuju ke T5 74,65 Nm 186,64 Nm
poros winch
Perbandingan Kecepatan
terhadap rasio pada susunan
34. v5 1:3:5
gear di winch yang
dimodifikasi
Putaran keluar di gear
35. n5 27,78 rpm
output drum winch
Torsi keluar di gear output
36. T6 373,25 Nm 933,2 Nm
drum winch
Daya yang terdapat pada
37. susunan gear ketiga dari Pmaks6 1085,27 Watt 2713,4 Watt
drum winch
Kecepatan keluar di gear
38. v6 0,145 m/s
output drum winch
Putaran mengulung tali baja
39. n6 25,43 rpm
pada drum winch
Tegangan material drum
40. Sdrum 26,33 N/cm2 77,37 N/cm2
winch
122

4.13 Grafik Dari Hasil Pengujian Alat Bantu Angkat Jib Crane Menggunakan
Winch Engine

SAMPEL PERTAMA DENGAN PENGUJIAN


2000 FAKTUAL ATAU PENGUJIAN LANGSUNG
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0

Drum winch
Motor Start (Unload)

Winch
Gearbox Reverse

Output Gearbox WPA


Input Gearbox WPA
Kopling Fleksibel
Motor Berjalan (Running Load)

-200
-400
-600
-800
-1000

Daya Torsi Putaran Kecepatan


Poly. (Daya) Poly. (Torsi) Poly. (Putaran)

Gambar 4.31 Grafik Pengujian Pertama Yang Berlangsung

Berdasarkan grafik dan data yang didapatkan pada proses pengujian


sampel pertama sebagai data faktual, grafik tersebut menjelaskan bahwa
untuk membantu pengangkatan barang menggunakan winch engine dengan
jib crane memiliki daya mesin penggerak yang terencana, daya yang
dibutuhkan pertama kali untuk menggerakkan atau memulai pengoperasian
membutuhkan daya mesin sebesar 149,14 Watt atau 0,2 hp, untuk putaran
awal motor penggerak 1800 rpm dan torsi yang dikeluarkan sebesar 9,91 Nm,
kecepatan awal pada motor penggerak sama dengan nol dimana, kecepatan
dipengaruhi oleh jarak pengangkatan serta waktu yang dibutuhkan untuk
mengerakkan seluruh sistem yang terdapat pada komponen winch engine.
123

Dalam pengujian menggunakan sampel pertama memiliki berat bahan


26,77 kg, kemudian gravitasi membuat beban angkat menjadi berat dan
diperlukan gaya tarik sebesar 262,34 N. Pemilihan sistem mekanisme katrol
mempunyai peran penting dalam keuntungan mekanis pengangkatan. Sistem
katrol majemuk yang diterapkan mampu mengurangi gaya tarik pada alat
tersebut untuk mengangkat beban berat, sehingga pengaruh sistem katrol
digunakan mampu mengurangi beban tarik sebesar 65,58 N atau 6,7 kg yang
akan ditarik oleh winch engine.
Jalannya pengoperasian membuat daya, putaran, torsi serta putaran
berubah disetiap komponen, hingga torsi akhir yang mampu dikeluarkan
winch engine di komponen drum winch sebesar 373,25 Nm, daya yang
dikeluarkan untuk menarik beban sebesar 1085,27 Watt, putaran pada drum
winch 25,43 rpm dan kecepatan mengulung tali baja pada drum winch 0,145
m/s.

SAMPEL KEDUA DENGAN PENGUJIAN NON -


4900 FAKTUAL ATAU PENGUJIAN TIDAK LANGSUNG
4700
4500
4300
4100
3900
3700
3500
3300
3100
2900
2700
2500
2300
2100
1900
1700
1500
1300
1100
900
700
500
300
100
-100
Drum winch
Gearbox Reverse
Motor Berjalan

Output Gearbox
Motor Start

Input Gearbox

Winch
Kopling Fleksibel
(Running Load)

-300
(Unload)

-500
WPA

WPA

Daya Torsi Putaran

Gambar 4.32 Grafik Pengujian Kedua Yang Tidak Secara Langsung


124

Sebagain data hasil pengujian non-faktual atau pengujian yang tidak


dilakukan secara langsung atau tidak memilki fakta pengujian hal ini
dilakukan untuk mengukur beban variabel pada pengangkatan barang di jib
crane yang dibantu winch engine untuk daya penarik beban.
Pada Sampel kedua daya yang dibutuhkan pertama kali saat
pengoperasian tentu berbeda dengan sampel pertama dikarenakan beban yang
bervariasi membuat tenaga yang diperlukan juga bervariasi. Untuk sampel
kedua memiliki berat bahan yang diangkat sebesar 81,2 kg dan dipengaruhi
gravitasi pengangkatan barang memerlukan gaya tarik pada winch engine
sebesar 795,76 N, kemudian haya tarik yang diperlukan cukup besar mampu
di-reduksi menjadi 198,94 N atau berat pada barang ditarik sebesar 20,3 kg.
Daya pada motor awal yang dibutuhkan sebsar 447,42 Watt dengan
torsi sebesar 25,86 Nm, pada pengujian non-faktual ini terjadi peningkatan
daya daripada sampel pertama, pengaruh beban yang ditarik menyebabkan
daya awal dan kinerja pada komponen yang terdapat pada sistem transmisi
winch engine juga bekerja dengan beban yang berat, daya yang akan
ditransmisikan dari motor 4872,02 Watt, kemudian daya ditransmisikan ke
rantai pertama yang terdapat pada kopling fleksibel dan gearbox reverse
sebesar 4001,53 Watt.
Daya tersebut memiliki torsi untuk disalurkan kembali ke gearbox
WPA sebesar 24,98 Nm dengan putaran 1637,1 rpm dan kecepatan rantai
pertama 7,36 m/s. Selanjutnya Daya ditransmisikan kembali dari gearbox
reverse ke gearbox WPA untuk mereduksi putaran pada drum winch
nantinya, jika putaran tidak direduksi akan membuat pitch atau puncak gigi
pada susunan drum winch cepat haus, Berikutnya daya dan torsi pada gearbox
WPA meningkat diakibatkan rasio pada roda gigi cacing yang ada di gearbox
WPA, setelah kecepatan dan torsi diperbesar serta putaran dan kecepatan di
kurangi membuat torsi dan daya meningkat besar terlihat pada hasil pengujian
sampel kedua diatas, torsi yang dikeluarkan pada drum winch sebesar 933,2
Nm dan daya yang dihasilkan sebesar 2713,4 Watt untuk menarik berat
barang 81,2 kg dengan keuntungan mekanisme pada sistem katrol majemuk
125

4 suspensi atau 2 double sheave pulley system. Pada pengujian pertama dan
kedua memiliki persamaan kecepatan dan putaran dikarenakan komponen
yang digunakan tidak berubah pada saat pengujian, hal tersebut dipengaruhi
oleh motor penggerak yang masih menggunakan sistem pengapian
menggunakan platina, sehingga putaran pada motor penggerak awal tetap
1800 rpm hal ini merupakan keuntungan pemilihan motor sebagai penggerak
awal winch engine.

Beban Berat Beban Berat


yand Barang yand Barang
Diangkat (kilogram) Diangkat (kilogram)
(Newton) (Sampel 1) (Newton) (Sampel 2)
(Sampel 1) (Sampel 2)
Keuntungan Mekanis 1
262 27 796 82
(Single Sheave Pulley X 1)
Keuntungan Mekanis 2
131 13 398 41
(Double Sheave Pulley X 1)
Keuntungan Mekanis 4
7 27 199 20
(Double Sheave Pulley X 2 )

Gambar 4.33 Keuntungan Mekanisme Katrol

Pada gambar tabel grafik diatas pengujian juga dilakukan perbandingan sistem
katrol yang digunakan dalam melakukan kegiatan pemindahan barang
menggunakan jib crane dibantu oleh winch engine untuk menarik beban yang
diangkat. Tabel grafik pengujian pemilihan sistem katrol yang digunakan pada
jib crane menjelaskan bahwa semakin banyak katrol yang digunakan untuk
media tumpuhan tali baja atau suspensi penarikan maka semakin ringan gaya
yang harus ditanggung oleh alat, sehingga keuntungan pesawat angkat pada jib
crane sangat efektif dalam pengangkatan barang.
126

4.14 Perawatan dan Perbaikan Alat Bantu Angkat Jib Crane Menggunakan
Winch Engine
Pada dasarnya perawatan dan perbaikan dilakukan untuk merawat dan
memperbaiki suatu komponen pada alat, agar tetap beroperasi dengan baik.
Sehingga dapat mencegah kerusakan-kerusakan yang baru pada komponen lainnya.
Perawatan memiliki pengertian yaitu suatu usaha yang dilakukan dengan tujuan
untuk menjaga peralatan dan bagian-bagian dalam permesinan agar tetap berfungsi
sebagaimana mestinya, dan dapat terus menerus berproduksi sesuai dengan
fungsinya. Hal ini berbeda dengan perbaikan. Pemeliharaan (maintenance) juga
didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa
diterima. Perawatan (maintenance) merupakan suatu perawatan atau pemeliharaan
yang dilakukan pada selang waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Peranan
perawatan terhadap komponen mesin sangat penting artinya, untuk mencegah
terjadinya kecacatan produk masal dan mencegah terjadinya downtime produksi.
Dan perawatan yang paling baik digunakan adalah perawatan pencegahan sebelum
terjadinya kerusakan (preventive maintenance).

4.15 Tujuan Perawatan dan Perbaikan


Tujuan dari perawatan yang dilakukan adalah:
- Mencegah terjadinya kerusakan berat serta mendadak.
- Untuk menghindari hal-hal yang dapat membahayakan saat pengoperasian
alat angkat beban maksimal 300kg.
- Memperkecil biaya penggantian komponen karena gangguan fatal.
- Mempertahankan kerja agar mendekati semula.
- Mendeteksi gejala kerusakan dini.

4.16 Proses Perawatan dan Perbaikan


Pada umumnya teknik perawatan dibagi menjadi dua yaitu perawatan
terencana (planned maintenance) dan perawatan tidak terencana (unplanned
127

maintenance). Berikut pebedaan antara perawatan terencana dan perawatan tidak


terencana:
a Perawatan terencana (planned maintenance)
Perawatan terencana adalah kegiatan perawatan yang diorganisir dan
dilaksanakan berdasarkan program perencanaan yang telah diterapkan
dengan disertai pengendalian yang juga mengacu pada rencana yang telah
disusun sebelumnya. Dalam hal ini perawatan dilaksanakan dengan
pertimbangan untuk jangka panjang, terkontrol dan tercatat.
b Perawatan tidak terencana (unplanned maintenance).
Pemeliharaan dilakukan setelah terjadi kerusakan dengan kata lain mesin atau
peralatan di operasikan jika terjadi kerusakan baru dilakukan pemeliharaan
atau perbaikan. Perawatan ini disebut juga sebagai breakdown maintenance
atau failure base maintenance.

Adapun jenis-jenis perawatan tidak terencana antara lain yaitu:


• Perawatan Pro-Aktif
Merupakan sistem perawatan yang mengutamakan kesiapan personil yang
selalu aktif, tidak sekedar menunggu terjadinya kerusakan tetapi para
mekanik lebih bersifat mengetahui komponen yang perlu diganti tanpa
menunda atau menunggu sampai komponen itu rusak.
• Perawatan Prediktif
Dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam
kondisi fisik maupun fungsi dari sistem perawatan.
• Perawatan Setelah Terjadi Kerusakan
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan
untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan
tenaga kerjanya.
• Perawatan Darurat
Perawatan darurat adalah perawatan perbaikan yang harus segera dilakukan
kerena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
• Perawatan Berkala
128

Perawatan berkala merupakan bagian dari preventif maintenance yaitu


pemeliharaan dan perawatan yang bertujuan untuk mencegah kerusakan yang
dilakukan secara priodik atau dalam interval waktu tertentu:
1. Harian, mingguan, bulanan, tiga bulan, tahunan dan dua tahunan.
2. 1000km, 5000km, 10000km, 25000km ,30000km.
3. 100 jam, 250jam, 300jam, 500 jam, 750 jam, 1000jam.

4.17 Jenis – Jenis Perawatan


Berikut penjelasan berbagai jenis – jenis perawatan, di antaranya yaitu:
1) Breakdown Maintenance (perawatan saat terjadi kerusakan)
Breakdown Maintenance adalah perawatan yang dilakukan ketika sudah
terjadi kerusakan pada mesin atau peralatan kerja sehingga Mesin tersebut
tidak dapat beroperasi secara normal atau terhentinya operasional secara total
dalam kondisi mendadak. Breakdown Maintenance ini harus dihindari karena
akan terjadi kerugian akibat berhentinya Mesin produksi yang menyebabkan
tidak tercapai Kualitas ataupun Output Produksi.
2) Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)
Preventive Maintenance atau kadang disebut juga Preventative Maintenance
adalah jenis Maintenance yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada mesin selama operasi berlangsung. Contoh Preventive
maintenance adalah melakukan penjadwalan untuk pengecekan (inspection)
dan pembersihan (cleaning) atau pergantian suku cadang secara rutin dan
berkala. Preventive Maintenace terdiri dua jenis, yakni:
a. Periodic Maintenance (Perawatan berkala)
Periodic Maintenance ini diantaranya adalah perawatan berkala yang
terjadwal dalam melakukan pembersihan mesin, Inspeksi mesin,
meminyaki mesin dan juga pergantian suku cadang yang terjadwal untuk
mencegah terjadi kerusakan mesin secara mendadak yang dapat
menganggu kelancaran produksi. Periodic Maintenance biasanya
dilakukan dalam harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan.
129

b. Predictive Maintenance (Perawatan Prediktif)


Predictive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi kegagalan sebelum terjadi kerusakan total. Predictive
Maintenance ini akan memprediksi kapan akan terjadinya kerusakan
pada komponen tertentu pada mesin dengan cara melakukan analisa trend
perilaku mesin/peralatan kerja.
Berbeda dengan Periodic maintenance yang dilakukan berdasarkan
waktu (Time Based), Predictive Maintenance lebih menitikberatkan pada
Kondisi Mesin (Condition Based).
3) Corrective Maintenance (Perawatan Korektif)
Corrective Maintenance adalah Perawatan yang dilakukan dengan cara
mengidentifikasi penyebab kerusakan dan kemudian memperbaikinya
sehingga. Mesin atau peralatan Produksi dapat beroperasi normal kembali.
Corrective Maintenance biasanya dilakukan pada mesin atau peralatan
produksi yang sedang beroperasi secara abnormal (Mesin masih dapat
beroperasi tetapi tidak optimal).

4.18 Keuntungan Dan Kerugian Perawatan


Keuntungan dan kerugian dari prorses perawatan atau pemeliharaan alat
bantu angkat jib crane menggunakan winch engine, yaitu:
1) Keuntungan perawatan / pemeliharaan berkala adalah:
- Pemeliharaan / perawatan dapat direncanakan.
- Kondisi mesin dapat terjaga.
- Keselamatan kerja terjamin.
- Mengurangi berhentinya mesin.
2) Kerugian perawatan / pemeliharaan berkala adalah:
- Jika jangka waktu yang terlalu pendek dapat menimbulkan malpraktek.
- Kondisi mesin yang mengalami kendala.
- Jika jangka waktu penggunaan mesin yang terlalu lama akan menimbulkan
kerusakan sebelum tiba waktu /jadwal perawatan pemeliharaan.
130

4.19 Aktifitas Perawatan


Aktifitas utama dalam perawatan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan dan penjadwalan
Hal ini mengenai tentang apa yang dipelihara, bagaimana cara memelihara
alat tersebut, dan kapan dipelihara, sehingga seluruh kegiatan tertata
dengan baik dan benar.
2. Pembersihan
Pembersihan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang terpenting
saat melakukan pekerjaan untuk menghindari kerusakan pada komponen.
3. Pelumasan
Pelumasan harus dianggap sama pentingnya seperti preventive
maintenance. Kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada mesin
kebanyakan disebabkan oleh kurang/terlalu sedikitnya pelumasan bahkan
tidak ada pelumasan sama sekali.

4.20 Perawatan Dan Perbaikan Bagian Komponen Pada Alat Bantu Angkat
Jib Crane Menggunakan Winch Engine
Perawatan yang dilakukan pada alat bantu angkat beban maksimal 300kg
bertujuan untuk menjaga alat dapat berfungsi secara optimal dan meminimalkan
terjadinya kerusakan. Bagian-bagian yang harus diberikan perawatan diantaranya
adalah pada motor penggerak, gearbox, handwinch, rantai, sling atau tali baja.
1. Perawatan Rangka Mesin
Kerangka mesin terbuat dari besi yang sering kali mengalami korosi akibat
pengaruh air, udara dan zat asam. Oleh karena itu, kita harus
membersihkannya dengan menggunakan amplas kemudian kita cat untuk
menghindari dari korosi, sehingga rangka dapat bertahan dalam jangka waktu
yang lama. Adapun cara merawat rangka sebagai berikut:
• Amplas semua permukaan kerangka mesin agar tidak terjadi korosi.
• Melapiskan permukaan kerangka dengan menggunakan cat minyak, agar
kerangka mesin tidak cepat mengalami korosi.
• Membersihkan kerangka mesin setelah melakukan pekerjaan.
131

Gambar 4.34 Rangka Utama Winch Engine

2. Perawatan Motor Bensin


Sistem bahan bakar dalam suatu mesin merupakan suatu sistem yang sangat
dominan dalam menentukan unjuk kerja mesin. Suatu rangkaian mesin motor,
akan memberikan daya yang optimal bila seluruh sistem yang bekerja pada
motor tersebut berfungsi dengan baik begitu pula kerja pada sistem bahan
bakar, kelancaran kerja pada sistem ini akan berpengaruh besar pada efisiensi
dan daya kerja motor. Salah satu cara agar sistem bahan bakar bekerja dengan
optimal yaitu dengan perawatan sistem bahan bakar. Sistem bahan bakar akan
bekerja optimal jika seluruh komponen bekerja dengan baik sesuai dengan
yang dikehendaki.
➢ Hal-hal yang dapat membuat terganggunya sistem bahan bakar
konvensional ini diantaranya:
- Kotoran yang menyumbat pilot jet.
- Jarum skep yang terendap oleh kotoran.
- Air yang masuk kedalam mangkuk karbu.
- Sumbatan dibagian filter udara.
➢ Secara garis besar kendala yang sering terjadi pada sistem bahan bakar
adalah:
- Bahan bakar.
- Komponen yang bekerja untuk menyalurkan bahan bakar.
- Mekanisme mesin untuk menarik bahan bakar ke silinder.
132

➢ Tujuan diberikannya perawatan dan perbaikan sistem bahan bakar,


yaitu:
- Mencegah kerusakan mesin karena buruknya sistem bahan bakar.
- Meningkatkan efisiensi daya kerja mesin.
➢ Manfaat yang bisa diperoleh jika sistem bahan bakar bekerja dengan
baik:
- Memperpanjang umur mesin.
- Mendapatkan efisiensi kerja sesuai dengan yang diharapkan.
- Kenyamanan berkendara karena mesin bekerja dengan baik.

Gambar 4.35 Motor Bahan Bakar Bensin

➢ Proses Perawatan Pada Motor Penggerak


Motor penggerak berbahan bakar bensin yang selalu digunakan akan
mengalami kerusakan kecil seperti keausan, kelonggaran dan gagalnya
pembakaran, maka dari itu dilakukan perawatan secara periodic
maintenance. Berikut proses perawatan pada motor penggerak, yaitu:
- Melakukan perawatan motor yang berbahan bakar bensin
mengalami pembakaran dalam dan ruang pada silinder piston
terdapat carbon atau partikel kecil yang menempel pada dinding
ruang bakar akan menyebabkan oli pada sistem pelumasan cepat
menghitam.
- Motor bakar yang masih menggunakan sistem karburasi harus
dilakukan perawatan terjadwal agar tidak mengalami kebuntuhan
pada spuyer atau katup keluar bensin yang terdapat endapan dari
bahan bakar tercampur pada partikel – partikel kecil. Pada karburator
133

terdapat packing intake manifold untuk merekatkan kevakuman


karburator menarik udara.

Gambar 4.36 Pergantian Packing Serta Membersihkan Karburator

- Motor bakar ini menggunakan sistem pengapian busi dan platina


untuk menghantar api untuk dipercikan kedalam ruang bakar, maka
dari itu harus dibersihkan setiap dilakukan perawatan terjadwal agar
busi bekerja dengan performa yang baik.

Gambar 4.37 Pemeriksaan Tutup Busi

3. Perawatan Winch
Winch atau Derek telah membantu manusia melakukan manuver objek
selama ribuan tahun. dengan tujuan tunggal untuk membantu dalam tujuan
yang lebih luas. Winch adalah perangkat mekanis yang digunakan untuk
menarik (menggulung) atau mengeluarkan (mengeluarkan angin) atau
mengatur tegangan tali atau tali kawat (juga disebut "kabel" atau "kabel
kawat"). Dalam bentuknya yang paling sederhana, ia terdiri dari gulungan
(atau drum) yang melekat pada engkol tangan. Secara tradisional, derek di
134

kapal mengumpulkan kawat atau tali pada drum agar tidak menumpuk, dan
sebaliknya meneruskan kawat / tali disebut penggulung. Hal yang perlu
dilakukan perawatan pada winch, yaitu:
• Memeriksa ketebalan dinding drum winch.
• Mengecek kerataan baut poros didalam drum winch.
• Memeriksa pitch gear rasio agar daya transmisi tidak mengalami
penurunan pada saat penarikan.
• Melumasi gear rasio pada winch agar tidak mengalami keausan yang
cepat.

Gambar 4.38 Tampilan Handwinch

4. Perawatan Gearbox WPA 50


Gearbox merupakan penerus daya atau memindahkan dan mengubah dari
motor yang berfungsi keporos penghubung. Pada roda gigi sering terjadi
gesekan antar permukaan gigi yang mengakibtkan permukaan gigi menjadi
gompel jika tidak melakukan perawatan, kerusakan pada gearbox reverse
biasanya terjadi keausan pada roda gigi. Pelumasan pada gearbox reverse
menggunakan cairan pelumasan dengan kekentalan SAE 10 -40.

Gambar 4.39 Pergantian Oli Transmisi Pada Gearbox Reverse


135

Oli dengan spesifikasi SAE 10-40W yang mengartikan oli tersebut punya
kekentalan 10 pada suhu dingin terendah. Sedangkan angka di belakang
menandakan kekentalan oli saat mencapai titik didih. Misal angka 40, berarti
tingkat kekentalannya mencapai 40 saat suhu 100°C.
Namun dalam perancangan alat bantu angkat jib crane ini
menggunakan pelumasan yang berat, pemilihan cairan pelumasan untuk
melindungi permukaan gear helix pada gearbox reverse yang memiliki
putaran cepat diatas 800 rpm maka, oli tersebut diganti dengan pelumasan
menggunakan Grease atau minyak gemuk. Alasannya agar kekentalan dari
Grease membuat putaran sedikit berat dan merendam putaran yang cepat
sehingga melindungi keausan yang cepat dari gear helix tersebut.

Gambar 4.40 Pemberian Pelumasan Pada Gearbox Reverse

5. Gearbox WPA50
Gearbox WPA atau reducer WPA adalah suatu perangkat yang dapat
menambah kekuatan beban / torsi dengan cara merubah kecepatan / speed dari
dynamo motor. Gearbox atau reducer adalah kombinasi dari perangkat
mekanik dan elektrik dimana fungsi gearbox adalah mereduksi / mengurangi
kecepatan dynamo motor untuk mendapatkan beban / torsi yang lebih besar.
Secara prinsip perbedaan dinamo motor (elektrik motor) dengan gearbox
adalah dinamo motor memiliki kecepatan tinggi, namun beban rendah (torsi
kecil) Gearbox atau reducer memiliki kecepatan rendah, namun mampu
untuk beban berat (torsi besar). Ada beberapa bagian yang perlu diperhatikan
dalam gearbox, berikut langkah-langkahnya:
136

• Memeriksa diameter output shaft dan input shaft. Bila diameter ini
berubah, hal itu menandakan output dan input shaft mengalami keausan.
• Melakukan pemeriksaan pada worm shaft gearbox.
• Melakukan pemeriksaan pada worm wheel gearbox.
• Memeriksa bantalan dari setiap shaft gearbox.
• Memastikan oil seal gearbox tidak bocor.
• Memastikan packing gearbox tidak terkikis atau bocor.
• Mengecek kembali keadaan baut pengikat gearbox.

Gambar 4.41 Perawatan Gearbox WPA

Pada Gearbox WPA terdapat komponen diluar yang mengikat dan menempel
diantaranya tromol ban motor serta gear 36 T sebagai output daya dan putaran
dari Gearbox WPA.

Gambar 4.42 Pembersihan Permukaan Gearbox WPA


137

Hal yang harus dilakukan perawatan dan perbaikan, yaitu:


- Membersihkan kotoran dan korosi yang menempel pada permukaan
tromol.
- Mengencangkan baut pengikat antara tromol dan gear 36 T.
- Mengamplas permukaan tromol dan gear menggunakan autosol dan
amplas 1000 agar mengurangi gesekan partikel kecil diantara 2
komponen tersebut. Partikel yang menempel lama kelamaan akan
mengikis permukaan material dan mempercepat keausan komponen itu
sendiri.
- Memeriksa kerataan poros input dan output pada gearbox WPA dengan
menggunakan mistar siku atau dial indikator.

5. Perawatan kopling
Pada kopling hal yang sering nampak terjadi adalah berkaratnya benda yang
berada disekelilingnya hingga menjadikan korosi serta munculnya keausan,
maka perlu dilakukan pelumasan secara teratur dengan pelumasan yang
sesuai yaitu menggunakan minyak grease. Pelumas ini mempunyai kualitas
yang baik untuk pelumasan bantalan dengan pencegahan korosi (karat) dari
keausan agar bekerja dengan baik dan tahan lama.

Gambar 4.43 Perawatan Kopling Fleksibel Sentrifugal


138

4.21 Daftar Perawatan Komponen Alat Bantu Angkat Jib Crane


Menggunakan Winch Engine
Berikut Tabel Perawatan dan langkah – langkah yang dilakukan dalam
merawat serta memperbaiki keadaan pada komponen alat bantu angkat jib crane
menggunakan winch engine, sebagai berikut:

Tabel 4.7 Daftar Perawatan Dan Perbaikan


Alat dan
No Komponen Uraian Kegiatan Inspeksi
Bahan
1. Rangka Bersihkan rangka dari Pengecekan Majun
debu dan sisa-sisa perbulan
kotoran menggunakan
majun.
2. Tali kawat Bersihkan tali kawat baja Pengecekan - Sikat
baja (steel menggunakan sikat kawat perbulan kawat
wire rope) dan solar, kemudian beri - Kain
pelumas dengan minyak lap/majun
pelumas.
3. Rem hidrolik Mengecek cairan fluida di Pengecekan 3 - Obeng
tabung master rem bulan sekali plus
- Kunci
pas 1 set
4. Kopling Bersihkan kopling dari Pengecekan 3 - Majun
debu dan kotoran bulan.sekali - Kunci Pas
menggunakan majun, lalu 1 set
kencangakan baut
pengikat.
5. Gearbox Periksa roda gigi dengan Periksa 1 Pelumasan
Reverse cara mengamati bulan sekali (oli)
permukaan bidang roda graeses
gigi yang bersentuhan.
Apabila terjadi keausan
berikan pelumasan (oli).
6. - Bearing Mengecek bantalan Pengecekan 1 Pelumasan
UCP205 dengan cara melihat bulan sekali (Grease)
- Bearing putaran porosnya, berikan
6304 pelumasan (grease)
139

Tabel Daftar Perawatan Dan Perbaikan


Alat dan
No Komponen Uraian Kegiatan Inspeksi
Bahan
6. - Bearing Mengecek bantalan Pengecekan 1 Pelumasan
6002 dengan cara melihat bulan sekali (Grease)
- Bearing putaran porosnya, berikan
6304 pelumasan (grease) agar
- Bearing dapat bekerja dengan
UCP205 lancar.
7. Motor Mengecek ketinggian oli Pengecekan - Oli SAE
penggerak mesin dan mengecek 1.5 bulan 10-40
kondisi mesin serta - Kunci
mengecek api pada busi Busi
Menganti oli mesin untuk - Kunci
menjaga perfoma mesin Pas 1 set
tetap terjaga
8. Kampas pad Memeriksa dan Pengecekan 1 - grease
rem dan melepaskan penahan bulan sekali - majun
cakram kaliper dan angkat kaliper
keatas. lepaskan brake
pad atau kampas rem
kemudian bersihkan
brake pad dengan cairan
pembersih kemudian
tambahkan grease atau
gemuk pada brake pad.
9. Rantai Memeriksa kondisi rantai Pengecekan - pelumas
setiap 500 sampai dengan 1,37 bulan rantai.
1000 km atau setiap sekali
sehabis digunakan.
Kondisi rantai yang aus
akan memengaruhi
kinerja rantai
10. Gearbox WPA - Memeriksa kerataan Pengecekan - Oli
50 permukaan poros dilakukan 3 Transmisi
- Mengganti Oli transmisi bulan sekali SAE 10-
- Merawat permukaan 40
material - Autosol
- Amplas
1000
- Dial
Indikator

Anda mungkin juga menyukai