TUGAS KHUSUS
81
82
1. Pertama potong Besi UNP berukuran 760 mm (2 bagian) untuk notasi A, 590
mm (3 bagian) untuk notasi B dan F, 500 mm ( 2 bagian) untuk notasi C, 289
mm (2 bagian) untuk notasi D dan 200 mm untuk notasi E.
Setiap bagian yang dipotong pada Besi UNP harus terlebih dahulu dibuat
sudut penyatuan sudut rangaka dimana, pangkal dan ujung ukuran dibuat
sudut potong 45° atau 45/2 = 22,25 mm tiap panjang sisi miring dan sisi
depan.
2. Kedua, Setelah pemotongan Besi UNP selanjutnya yaitu pemotongan Plat
Besi 4 mm dengan ukuran tertera pada gambar untuk dibagian A4, 590 x 200
mm untuk pangkal dan ujung 140 mm dibagian notasi A1 dan A2 sebagai
pembatas pemindah gigi maju mundur dengan ukuran (P 140 x L 4 x T 12,5),
3. Untuk di bagian A3 yaitu tempat dudukan atau penempatan gearbox reverse
nantinya. Ukuran dapat dilihat dengan detail di Lampiran agar
mempermudah membaca ukuran.
5. Untuk ketebalan elektrode atau kawat las yaitu menggunakan ukuran 2,60
dengan ampere diatara 60-80 tergantung daerah beban patah pada rangka,
semakin tinggi ampere pengelasan maka semakin kuat material yang
mengalami perlakuan panas namun semakin cepat juga mendekati titik lebur
material yang digunakan.
6. Membuat tempat gearbox reverse dan landasan tempat gearbox WPA50
nantinya ditempatkan.
7. Selanjutnya, ketahap grinding surface atau menghaluskan permukaan rangka
agar menjadikan tampilan pada permukaan rangka tidak berantakan dan
menambah nilai estetika kerapian, pada proses grinding perrmukaan pada
bagian sudut dan gabungan – gabungan sudut Besi UNP serta Plat Besi tidak
di haluskan hingga rata, karena dapat menyebabkan kekuatan tengangan tarik
pada pengelasan berkurang.
8. Kemudian, ketahap finishing bagian permukaan yang dikerjakan dan
memastikan permukaan besi tidak ada cacat pengelasan serta ukuran dimensi
yang tidak sesuai pada gambar teknik yang didesain.
85
4. Setelah itu, Pembuatan rumah baru kerekan atau Housing winch untuk
membesarkan dimensi handwinch tadinya, ukuran rumah kerekan yang akan
dibuat yaitu untuk bagian bawah 250 mm x 190 mm x 4 mm dan bagian
sampingnya yaitu 124 mm x 250 mm. Bagian ini akan disambung
menggunakan proses pengelasan dengan kawat las 2,6 mm dan ampere 80A
, tujuan pengelasan dengan menggunakan ampere sebesar ini agar permukaan
yang nantinya mengalami tensile dan gaya tarik keatas yang besar diharapkan
material ini memiliki permukaan yang keras dan inti material plat besi 4 mm
juga keras dengan metode quenching air secara langsung.
5. Berikutnya, menyambungkan pipa besi 1 inchi tadi ke drum handwinch
menggunakan pengelasan.
10. Terakhir proses pembuatan winch mengecek secara visual agar sistem pada
winch dan pengereman bekerja sempurna tidak ada ukuran yang
mempengaruhi sistem penarikan dan sistem pengereman saat penarikan
beban.
6. Memasang Roda besi cor pada baut M20 tadi yang telah masuk kedalam
lubang pipa besi 1 inchi.
7. Setelah memasang roda, mengecek kembali apakah stang dan roda telah
terpasang sempurna.
5. Setelah itu, memasang rantai serta mengencangkan posisi rantai dari motor
penggerak menuju gearbox dan memasang rantai gearbox menuju winch.
90
\
Gambar 4.15 Perakitan Komponen Stang
mesin yang digunakan, maka dari itu harus memperhitungan waktu proses kegiatan
agar manajemen proses pembuatan tidak memakan waktu yang lama dan dapat
melakukan dua atau tiga kegiatan yang berlangsung. Berikut perhitungan waktu
mesin yang digunakan pada saats kegiatan pembuatan:
1. Proses Pengeboran
Menggunakan rumus (2.69), maka kecepatan pemakanan material didapat:
n = 1100 rpm (putaran motor)
d8 = 8 mm (mata bor)
d10 = 10 mm (mata bor)
d12 = 12 mm (mata bor)
𝑛 . 𝜋. 𝑑 1100 𝑥 3,14 𝑥 8 𝑚𝑚
𝑣𝑐8 = = = 0,46
1000.60 60000 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛 . 𝜋. 𝑑 1100 𝑥 3,14 𝑥 10 𝑚𝑚
𝑣𝑐10 = = = 0,57
1000.60 60000 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑛 . 𝜋. 𝑑 1100 𝑥 3,14 𝑥 12 𝑚𝑚
𝑣𝑐12 = = = 0,69
1000.60 60000 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2. Waktu Pengerjaan
Menggunakan rumus (2.70), maka lamanya waktu pengerjaan didapat:
t = 5 mm
Fr8 = 1100 rpm x 0,46 = 506 mm/menit
Fr10 = 1100 rpm x 0,57 = 627 mm/menit
Fr12 = 1100 rpm x 0,69 = 759 mm/menit
n = 1100 rpm
𝑡 5
𝑇𝑚8 = = = 9,38 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐹𝑟.𝑛 506 𝑥 1100
𝑡 5
𝑇𝑚10 = = = 7,24 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐹𝑟.𝑛 627 𝑥 1100
𝑡 5
𝑇𝑚12 = = = 6.38 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐹𝑟.𝑛 759 𝑥 1100
92
Dari hasil waktu serta kecepatan pemakanan material yang akan dibor, maka
waktu keseluruhan proses pengeboran dapat diketahui berdasarkan jumlah lubang
yang akan dibuat. Berikut notasi dan waktu keseluruhan proses pengeboran pada
saat pembuatan alat bantu angkat jib crane menggunakan winch engine:
Maka total waktu pengeboran pada proses pembuatan yaitu 210 menit 25 detik,
namun waktu tersebut merupakan waktu paling cepat untuk melakukan
pengeboran pada material rangka, karena proses pengeboran dilakukan pada saat
proses pemotongan material serta pengelasan bagian material rangka lainnya.
93
3. Proses Pemotongan
Menggunakan rumus (2.69), maka kecepatan pemotongan mesin didapat:
N = 12000 rpm
d = 107 mm ( Mata gerinda)
12000 𝑥 3,14 𝑥 107 𝑚𝑚
𝑣𝑐 = = 67,19
1000 . 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
4. Waktu Pengerjaan
Menggunakan rumus (2.72), maka lamanya waktu pengerjaan didapat:
L = 10 mm (diasumsikan per 10 mm)
i =1
v = 67,19 mm/menit
2. 𝐿. 𝑖 2 𝑥 10 𝑥 1 𝑠
𝑇𝑚 = = = 0,002 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑎𝑡𝑎𝑢 0,002
𝑣. 1000 67,19 𝑥 1000 10 𝑚𝑚
Dari hasil waktu serta kecepatan pemakanan material yang akan dipotong per
bagian, maka waktu keseluruhan proses pemotongan material menggunakan
gerinda tangan dapat diketahui berdasarkan panjang plat besi, besi UNP dan pipa
besi 1 inchi yang akan dibuat. Berikut notasi dan waktu keseluruhan proses
pemotongan material pada saat pembuatan alat bantu angkat jib crane
menggunakan winch engine:
5. Proses Pengelasan
Untuk proses pengelasan waktu yang dibutuhkan bersifat tentative dan juga
tergantung ketebalan material yang digabungkan, menggunakan kawat
elektrode 2,6 mm dengan ampere 50-80 A, proses pengelasan membutuhkan
waktu 10 detik untuk per 10 mm, lama pengerjaan dalam pengelasan
tergantung pada media jarak masa dan tebal pengelasan.
95
4.8 Anggaran Biaya Pembuatan Rancang Bangun Alat Bantu Angkat Jib
Crane Menggunakan Winch Engine
Dalam pembuatan alat sangat diperlukan manajemen biaya pembuatannya,
pada proses pembuatan alat membutuhkan komponen yang digunakan dan bahan
yang diperlukan untuk membangun suatu rancangan selama proses pembuatan.
Berikut daftar anggaran biaya yang dibutuhkan dalam proses pembuatan:
Tabel diatas merupakan anggaran biaya yang harus disiapkan dalam membangun
winch engine, namun untuk biaya tidak terduga serta biaya transportasi dalam
pembelian barang tidak dihitung, sehingga perkiraan biaya yang akan dikeluarkan
25% dari total biaya pembelian komponen yang ditotalkan menjadi Rp. 7.732.812.
Keuntungan dalam proses pembuatan sendiri yang tidak melibatkan biaya sewa
alat, biaya jasa pembuatan dan juga biaya akomondasi, membuat anggaran yang
dibutuhkan tidak mencakupi selain biaya komponen yang dibutuhkan.
4.10 Tahapan Pengujian Alat Bantu Angkat Jib Crane Menggunakan Winch
Engine
Berikut tahapan dalam pengujian alat bantu angkat jib crane menggunakan
winch engine:
A. Proses pemeriksaan kelengkapan dan kesiapan alat sebelum pengujian
1. Memeriksa ketersedian bahan bakar
Pada saat pengujian bahan bakar merupakan faktor kelengkapan pertama dalam
pengujian alat yang berlangsung dan juga mengecek keadaan tangki pada
motor penggerak agar tidak ada partikel ataupun kotoran yang menyumbat
saluran keluar bensin menuju karburator.
B. Proses pengujian alat dengan jib crane untuk membantu pengangkatan dan
pemindahan barang
1. Menarik tuas pemutar platina pada motor penggerak
Untuk menjalankan motor penggerak, pertama menarik handle gas spontan
yang terdapat di rangka stang, lalu menarik tali atau tuas pemutar platina agar
proses pencampuran bahan bakar dan langkah usaha. Setelah motor telah hidup
atau running, mengatur kestabilan penyuplaian bahan bakar di area governor
dan karburator agar putaran serta tenaga motor dapat tersinkronasi dengan baik.
crane. Memeriksa kekuatan lilitan pada beban yang akan diangkat agar tidak
mengalami kesalahan ataupun kegagalan terhadap proses pengangkatan nanti.
4. Selanjutnya, Mengatur posisi dan arah pemindahan pada jib crane dan winch
engine.
(Qb) = 20,7 kg
10% = Penambahan beban 10 % dari beban semula
Berat pulley block double sheave (Qpb) = 2 kg x 2 = 4 kg
𝑄𝑚 = 20,7 kg + (10% x 20,7) + 4 kg
𝑄𝑚 = 26,77 kg
Keterangan data yang didapatkan yaitu seberat 26,77 kg yang akan ditarik
oleh winch engine untuk membantu pengangkatan pada jib crane. Untuk
sampel kedua pengujian tidak langsung atau non-faktual seberat 81,2 kg.
Maka gaya tarik yang diperlukan untuk beban sampel pertama yaitu 65,58 N,
jika beban dijadikan massa 65,58 N / 9,8 m/s2 = 6,7 kg. Dapat disimpulkan
bahwa beban winch engine > beban sampel pertama, sedangkan beban sampel
kedua sebagai pengujian tidak langsung seberat 20,3 N jika berat menjadi
beban material, yaitu 795,76 N.
g = 9,8 m/s2`
𝜂 = 0,951 (Tabel 2.1)
𝜂1 = 0,971 (Tabel 2.1)
Maka tegangan tarik pada tali baja yang terjadi untuk pengujian langsung
sampel pertama sebesar 17,77 N, sedangkan untuk sampel kedua sebagai
pengujian tidak langsung tegangan tarik tali baja yang terjadi, yaitu 53,91 N
4) Tegangan pada tali yang dibebani bagian yang melengkung karena tarikan
dan lenturan
Menggunakan rumus (2.9), maka besarnya tegangan pada tali yang terbebani
yang menyebabkan kelengkungam pada tali baja akibat tarikan dan lenturan
didapat:
S = 17,77 N → 17770 kgmm/s2
𝐹(42) = 2,1 𝑚𝑚2
17770 kgmm/s2
𝜎𝑡 = = 8461,9 kgmm/mm2 → 8,46 N/mm2
2,1 mm2
Data yang didapat pada tegangan material tali baja saat pengujian pertama
berlangsung, yaitu 8461,9 kgmm/mm2 → 8,46 𝑁/𝑚𝑚2 ,sedangkan untuk
pengujian tidak langsung menggunakan sampel kedua, yaitu
kgmm
102690,47 → 102,69 N/m2
mm2
Q = 6,7 kg
v = 2 m/s (diasumsikan)
𝜂 = 0,9 (koefisiensi motor penggerak)
𝑄. 𝑣 6,76 𝑥 2 13,4
𝑁= = = = 0,198 hp → atau 0,2 hp
75. η 75 𝑥 0,9 67,5
Dari hasil data yang dicari mendapatkan daya atau tenaga motor penggerak
yang dibutuhkna untuk menarik beban 65,58 N → 6,7 kg sebesar 0,198 hp
jika nilai tenaga dibulatkan yaitu 0,2 hp. Efisiensi tenaga kecil yang
diperlukan untuk mengangkat benda dengan massa 26,77 kg yang dikarena
pengaruh oleh keuntungan mekanis pada sistem katrol majemuk di gunakan,
sedangkan untuk sampel kedua dengan pengujian tidak langsung
membutuhkan tenaga sebesar 0,60 hp untuk mengangkat beban 20,3 kg.
0,2
𝑀𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑘 = 71620 𝑥 = 7,95 Nm
1800
Momen statik yang diperoleh sampel pertama yaitu 7,95 Nm, sedangkan
untuk sampel kedua sebagai pengujian tidak langsung yaitu 23,87 Nm.
Dari data sampel pengujian 1 dan 2 didapatkan hasil momen statik dan
dinamik yang diperlukan dalam mentransmisikan daya dari motor penggerak
menuju ke komponen transmisi daya lainnya. Besar momen dinamik untuk
sampel pertama dengan pengujian langsung yaitu 1,96 Nm sedangkan sampel
kedua dengan pengujian tidak langsung yaitu 1,99 Nm
103883,76
𝑃𝑚𝑎𝑥 = = 1731,39 𝑊𝑎𝑡𝑡
60
Dari hasil yang didapatkan daya yang dikeluarkan pada saat pengujian
langsung sampel pertama yaitu 1731,39 Watt, sedangkan pengujian tidak
langsung menggunakan sampel kedua yaitu 4872,02 Watt
10) Perbandingan rasio kecepatan dan putaran dari motor penggerak ke gearbox
reverse
Menggunakan rumus (2.23), maka besar rasio kecepatan dari gigi kopling ke
gigi gearbox reverse, yaitu:
nmotor = 1800 rpm
rasio gear = 12/14 = 0,85
11) Kecepatan rata – rata rantai pertama dari motor penggerak ke gearbox reverse
Menggunakan rumus (2.24), maka kecepatan rata – rata dari rantai pertama
dari gear kopling fleksibel ke gearbox reverse didapat:
T = 12 gigi (jumlah gigi pada kopling)
p = 25 pitch
n = 1530 rpm
12 𝑥 25 𝑥 1530 459000
𝑣= = = 7,65 𝑚/𝑠
60 𝑥 1000 60000
108
12) Beban yang ditransmisikan oleh rantai pertama yang terdapat pada motor
penggerak menuju gearbox reverse
Menggunakan rumus (2.25), maka beban yang ditransmisikan oleh rantai
pertama dengan pengujian berlangsung pada sampel pertama didapat:
P = 1731,39 Watt → 1731,39 𝑘𝑔𝑚2 𝑠 −3
v = 7,65 m/s
𝑃 1731,39 𝑘𝑔𝑚2 𝑠 −3
𝑤= = = 226,32 𝑘𝑔𝑚/𝑠 2 → 226,32 Newton
𝑣 7,65 𝑚/𝑠
Dari hasil pengujian langsung sampel pertama, beban yang ditransmisikan
oleh rantai pertama yaitu 226,32 N, sedangkan untuk pengujian tidak
langsung pada sampel kedua yaitu 636,86 N
13) Faktor keamanan rantai pertama dari motor penggerak ke gerbox reverse
dengan kekuatan beban putus rantai 428 yang digunakan untuk elemen
transmisi daya dengan menggunakan rumus (2.26), maka faktor keamanan
pada rantai pertama didapat:
p = 4/8 inchi = 12,71 cm = 0,127 m
Untuk rantai rol menggunakan rumus Wb = 106 x p2
Data yang dicari: Wb (N)
Wb = 106 x p2
Wb = 106 x 0,127 2 = 1,7 N
Wb = 1,7 N
w = 226,32 N
𝑊𝑏 1,7
𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = = = 0,0075
𝑤 226,32
Dari hasil pengujian langsung menggunakan sampel pertama keamanan
rantai yang diperlukan untuk mentransmisikan beban yaitu 0,0075,
sedangkan sampel kedua dalam pengujian tidak langsung yaitu 0,0026.
109
14) Daya yang ditransmisikan rantai pertama dari motor penggerak ke gearbox
reverse
Menggunakan rumus (2.27), maka besar daya maksimal untuk sampel
pertama dengan pengujian langusng yang ditransmisikan oleh rantai pertama
dari gear kopling fleksibel ke gearbox reverse, yaitu:
Wb = 1,7 Newton
v = 7,65 m/s
n → SF = 0,0075
Ks = 1,25
15) Torsi yang ditrasmisikan rantai pertama dari motor penggerak ke gearbox
reverse
Menggunakan rumus (2.28), maka besarnya torsi yang ditransmisikan rantai
pertama dari motor penggerak ke gearbox reverse pada saat pengujian
pertama didapat:
Data yang diketahui:
Pmax = 1576,36 Watt → 1576,36 kgm2 /s3
n = 1530 rpm
Dari data pengujian tersebut untuk torsi yang dikerluarkan motor dan
ditransmisikan oleh rantai menuju ke gearbox reverse memiliki perbedaan,
yaitu, sampel 1 torsi yang ditransmisikan sebesar 9,84 Nm sedangkan sampel
kedua sebagai pengujian non-faktual torsinya yaitu 24,98 Nm.
16) Perbandingan rasio kecepatan dan putaran dari gearbox reverse ke gearbox
WPA
Menggunakan rumus (2.33), maka perbandingan rasio gear dari gearbox
reverse ke gearbox WPA pada saat pengujian yaitu:
nmotor = 1530 rpm
rasio gear = 15/14 = 1,07
17) Kecepatan rata – rata rantai kedua dari gearbox reverse ke gearbox WPA
Menggunakan rumus (2.36), maka kecepatan rata – rata rantai kedua dari
gearbox reverse ke gearbox WPA
p = 18 pitch
n = 1637,1 rpm
T = 15 gigi
15 𝑥 18 𝑥 1637,1 442017
𝑣= = = 7,36 m/s
60 𝑥 1000 60000
Kecepatan pada rantai kedua dari sampel pengujian faktual pertama memiliki
kecepatan 7,36 m/s dan sampel kedua memiliki nilai kecepatan yang sama,
111
𝑃 1576,36 𝑘𝑔𝑚2 𝑠 −3
𝑤= = = 214,17 𝑘𝑔𝑚/𝑠 2 → 214,17 N
𝑣 7,36 𝑚/𝑠
Dari hasil pengujian sampel pertama secara langsung beban yang
ditransmisikan oleh rantai kedua yaitu 214,17 N, sedangkan pengujian tidak
langsung menggunakan sampel kedua beban yang ditransmisikannya yaitu
543,68 N.
19) Faktor keamanan rantai kedua dari gearbox reverse ke gearbox WPA
Menggunakan rumus (2.37), maka faktor keamanan pada rantai kedua pada
saat pengujian berlangsung menggunakan sampel pertama yaitu:
Wb = 1,7 N
w = 214,17 N
𝑊𝑏 1,7
𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = = = 0,0079
𝑤 214,17 N
Dari hasil yang didapatkan keamanan rantai kedua dengan perbandingan
sampel faktor keamanan rantai kedua berkisar 0,0031 – 0,0079.
v = 7,36 m/s
n → SF = 0,0079
Ks = 1,25
21) Torsi yang ditrasmisikan oleh rantai kedua dari gearbox reverse ke gearbox
WPA
Menggunakan rumus (2.40), maka besar torsi yang ditransmisikan oleh rantai
kedua, pada saat pengujian berlangsung menggunakan sampel pertama yaitu:
Pmax = 1266,83 Watt → 1266,83 kgm2 /s 3
n = 1637,1 rpm
22) Perubahan putaran, kecepatan dan torsi yang ditransmisikan gearbox WPA
Menggunakan rumus (2.41), maka perbandingan rasio yang mengubah
putaran, kecepatan dan torsi yang ditransmisikan gearbox WPA pada saat
pengujian pertama berlangsung didapat:
Tin = 7,39 Nm
Ratio = 1 : 30
113
n1 = 1637,1 rpm
v1 = 7,36 m/s
1
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑛2 = 𝑥 1637,1 rpm = 54,57 rpm
30
1
𝑉𝑒𝑙𝑜𝑐𝑖𝑡𝑦 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑣2 = 𝑥 7,36 𝑚/𝑠 = 0,24 m/s
30
30
𝑇𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑇2 = 𝑥 7,39 Nm = 221,7 Nm
1
Dari hasil yang didapatkan perubahan yang terjadi pada saat kedua pengujian
yang berbeda yaitu pada torsi yang dikeluarkan gearbox WPA, untuk sampel
pertama torsi yang dikeluarkan sebesar 221,7 Nm, sedangkan sampel kedua
yaitu 565,2 Nm.
23) Daya yang masuk mengalami peningkatan karena pengaruh dari rasio
gearbox WPA
Menggunakan rumus (2.42), maka daya yang meningkat hasil dari keluaran
gearbox WPA pada pengujian berlangsung menggunakan sampel pertama
didapat:
T = 221,7 Nm
n = 54,57 rpm
24) Kecepatan rata – rata rantai ketiga dari gear output pada gearbox WPA ke
poros winch
Menggunakan rumus (2.45), maka kecepatan rata – rata rantai ketiga yang
terjadi, yaitu:
114
p = 25 pitch
ngearbox = 54,57 rpm
T = 36 gigi
36 𝑥 25 𝑥 54,57 49113
𝑣= = = 0,81 m/s
60 𝑥 1000 60000
Kecepatan pada rantai ketiga dari sampel pengujian faktual atau pengujian
berlangsung memiliki kecepatan 2,10 m/s dan sampel kedua sebagai data
pengujian variabel beban atau pengujian non-faktual memiliki nilai kecepatan
yang sama, dikarenakan komponen yang digunakan tidak ada perbedaan dari
rasio gearbox WPA ke gear input poros winch.
25) Rasio putaran dan torsi pada gear yang ditransmisikan gearbox WPA ke
poros winch
Menggunakan rumus (2.46), maka rasio putaran dan torsi yang dipengaruhi
oleh rasio gear pada saat pengujian berlangsung didapat:
Tin = 221,7 Nm
Ratio = 36 : 14
n1 = 54,57 rpm
36
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑛2 = 𝑥 54,57 rpm = 140,32 rpm
14
14
𝑇𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑇2 = 𝑥 221,7 Nm = 86,21 Nm
36
Dari hasil pengujian hanya torsi yang berbeda untuk perbandingan sampel
pertama dan kedua.
26) Daya keluar yang ditransmisikan oleh rantai ketiga dari gearbox WPA ke
poros winch
Menggunakan rumus (2.47), maka besarnya daya yang keluar pada rantai
ketiga dari gearbox WPA pada saat pengujian berlangsung didapat:
T = 86,21 Nm
115
n = 140,32 rpm
28) Faktor keamanan rantai ketiga dari gearbox WPA ke poros winch
Menggunakan rumus (2.50), maka faktor keamanan pada rantai ketiga pada
saat pengujian berlangsung menggunakan sampel pertama didapat:
Wb = 1,7 N
w = 1563,14 N
𝑊𝑏 1,7
𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = = = 0,001
𝑤 1563,14 N
Maka faktor keamanan rantai ketiga yang akan mentransmisikan daya dan
torsi berkisar 0,0004 – 0,001.
116
29) Daya yang ditransmisikan oleh rantai dari gearbox WPA ke poros winch
Menggunakan rumus (2.51), maka besarnya daya maksimal yang mampu
ditransmisikan oleh rantai ketiga pada saat pengujian berlangsung
menggunakan sampel pertama didapat:
Wb = 1,7 Newton
v = 0,81 m/s
n → SF = 0,001
Ks = 1,25
31) Perbandingan torsi, putaran dan kecepatan pada susunan gear di winch
Menggunakan rumus (2.53), maka data perbandingan gear yang terdapat di
winch, yaitu:
Tin = 74,65 Nm
nin = 140,32 rpm
vin = 0,81 m/s
Rasio gear winch = 1 : 3 : 5
1 3
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑛3 = 𝑥 𝑥 140,32 rpm = 27,78 rpm
3 5
3 5
𝑇𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑇3 = 𝑥 𝑥 74,65 Nm = 373,25 Nm
1 3
1 3
𝑉𝑒𝑙𝑜𝑐𝑖𝑡𝑦 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑣3 = 𝑥 𝑥 0,81 𝑚⁄𝑠 = 0,145 m/s
3 5
Dari hasil data yang diuji, maka perbandingan pengujian langsung
menggunakan sampel pertama dengan pengujian tidak langsung dengan
sampel kedua terdapat dibagian torsi yang dikeluarkan, dimana torsi sampel
pertama sebesar 373,25 Nm dan torsi sampel kedua yaitu 933,2 Nm.
32) Daya yang ditransmisikan untuk mengulung tali baja pada drum winch
Menggunakan rumus (2.58), maka besar daya yang dibutuhkan untuk
menggulung tali baja pada drum winch pada saat pengujian berlangsung
menggunakan sampel pertama didapat:
T = 373,25 Nm
n = 27,78 rpm
60 𝑥 0,145 8,7
𝑛𝑑 = = = 25,43 rpm
𝜋. 0,109 0,342
17,77 N 73,75 N
σmaterial = = = 26,33 N/cm2
4 x 0,7 2,8 cm2
Dari data pengujian yang didapatkan bahwa besar tegangan yang terjadi pada
drum winch saat pengujian berlangsung menggunakan sampel pertama
sebesar 26,33 N/cm2 , sedangkan sampel kedua 77,37 N/cm2 .
4.13 Grafik Dari Hasil Pengujian Alat Bantu Angkat Jib Crane Menggunakan
Winch Engine
Drum winch
Motor Start (Unload)
Winch
Gearbox Reverse
-200
-400
-600
-800
-1000
Output Gearbox
Motor Start
Input Gearbox
Winch
Kopling Fleksibel
(Running Load)
-300
(Unload)
-500
WPA
WPA
4 suspensi atau 2 double sheave pulley system. Pada pengujian pertama dan
kedua memiliki persamaan kecepatan dan putaran dikarenakan komponen
yang digunakan tidak berubah pada saat pengujian, hal tersebut dipengaruhi
oleh motor penggerak yang masih menggunakan sistem pengapian
menggunakan platina, sehingga putaran pada motor penggerak awal tetap
1800 rpm hal ini merupakan keuntungan pemilihan motor sebagai penggerak
awal winch engine.
Pada gambar tabel grafik diatas pengujian juga dilakukan perbandingan sistem
katrol yang digunakan dalam melakukan kegiatan pemindahan barang
menggunakan jib crane dibantu oleh winch engine untuk menarik beban yang
diangkat. Tabel grafik pengujian pemilihan sistem katrol yang digunakan pada
jib crane menjelaskan bahwa semakin banyak katrol yang digunakan untuk
media tumpuhan tali baja atau suspensi penarikan maka semakin ringan gaya
yang harus ditanggung oleh alat, sehingga keuntungan pesawat angkat pada jib
crane sangat efektif dalam pengangkatan barang.
126
4.14 Perawatan dan Perbaikan Alat Bantu Angkat Jib Crane Menggunakan
Winch Engine
Pada dasarnya perawatan dan perbaikan dilakukan untuk merawat dan
memperbaiki suatu komponen pada alat, agar tetap beroperasi dengan baik.
Sehingga dapat mencegah kerusakan-kerusakan yang baru pada komponen lainnya.
Perawatan memiliki pengertian yaitu suatu usaha yang dilakukan dengan tujuan
untuk menjaga peralatan dan bagian-bagian dalam permesinan agar tetap berfungsi
sebagaimana mestinya, dan dapat terus menerus berproduksi sesuai dengan
fungsinya. Hal ini berbeda dengan perbaikan. Pemeliharaan (maintenance) juga
didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa
diterima. Perawatan (maintenance) merupakan suatu perawatan atau pemeliharaan
yang dilakukan pada selang waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Peranan
perawatan terhadap komponen mesin sangat penting artinya, untuk mencegah
terjadinya kecacatan produk masal dan mencegah terjadinya downtime produksi.
Dan perawatan yang paling baik digunakan adalah perawatan pencegahan sebelum
terjadinya kerusakan (preventive maintenance).
4.20 Perawatan Dan Perbaikan Bagian Komponen Pada Alat Bantu Angkat
Jib Crane Menggunakan Winch Engine
Perawatan yang dilakukan pada alat bantu angkat beban maksimal 300kg
bertujuan untuk menjaga alat dapat berfungsi secara optimal dan meminimalkan
terjadinya kerusakan. Bagian-bagian yang harus diberikan perawatan diantaranya
adalah pada motor penggerak, gearbox, handwinch, rantai, sling atau tali baja.
1. Perawatan Rangka Mesin
Kerangka mesin terbuat dari besi yang sering kali mengalami korosi akibat
pengaruh air, udara dan zat asam. Oleh karena itu, kita harus
membersihkannya dengan menggunakan amplas kemudian kita cat untuk
menghindari dari korosi, sehingga rangka dapat bertahan dalam jangka waktu
yang lama. Adapun cara merawat rangka sebagai berikut:
• Amplas semua permukaan kerangka mesin agar tidak terjadi korosi.
• Melapiskan permukaan kerangka dengan menggunakan cat minyak, agar
kerangka mesin tidak cepat mengalami korosi.
• Membersihkan kerangka mesin setelah melakukan pekerjaan.
131
3. Perawatan Winch
Winch atau Derek telah membantu manusia melakukan manuver objek
selama ribuan tahun. dengan tujuan tunggal untuk membantu dalam tujuan
yang lebih luas. Winch adalah perangkat mekanis yang digunakan untuk
menarik (menggulung) atau mengeluarkan (mengeluarkan angin) atau
mengatur tegangan tali atau tali kawat (juga disebut "kabel" atau "kabel
kawat"). Dalam bentuknya yang paling sederhana, ia terdiri dari gulungan
(atau drum) yang melekat pada engkol tangan. Secara tradisional, derek di
134
kapal mengumpulkan kawat atau tali pada drum agar tidak menumpuk, dan
sebaliknya meneruskan kawat / tali disebut penggulung. Hal yang perlu
dilakukan perawatan pada winch, yaitu:
• Memeriksa ketebalan dinding drum winch.
• Mengecek kerataan baut poros didalam drum winch.
• Memeriksa pitch gear rasio agar daya transmisi tidak mengalami
penurunan pada saat penarikan.
• Melumasi gear rasio pada winch agar tidak mengalami keausan yang
cepat.
Oli dengan spesifikasi SAE 10-40W yang mengartikan oli tersebut punya
kekentalan 10 pada suhu dingin terendah. Sedangkan angka di belakang
menandakan kekentalan oli saat mencapai titik didih. Misal angka 40, berarti
tingkat kekentalannya mencapai 40 saat suhu 100°C.
Namun dalam perancangan alat bantu angkat jib crane ini
menggunakan pelumasan yang berat, pemilihan cairan pelumasan untuk
melindungi permukaan gear helix pada gearbox reverse yang memiliki
putaran cepat diatas 800 rpm maka, oli tersebut diganti dengan pelumasan
menggunakan Grease atau minyak gemuk. Alasannya agar kekentalan dari
Grease membuat putaran sedikit berat dan merendam putaran yang cepat
sehingga melindungi keausan yang cepat dari gear helix tersebut.
5. Gearbox WPA50
Gearbox WPA atau reducer WPA adalah suatu perangkat yang dapat
menambah kekuatan beban / torsi dengan cara merubah kecepatan / speed dari
dynamo motor. Gearbox atau reducer adalah kombinasi dari perangkat
mekanik dan elektrik dimana fungsi gearbox adalah mereduksi / mengurangi
kecepatan dynamo motor untuk mendapatkan beban / torsi yang lebih besar.
Secara prinsip perbedaan dinamo motor (elektrik motor) dengan gearbox
adalah dinamo motor memiliki kecepatan tinggi, namun beban rendah (torsi
kecil) Gearbox atau reducer memiliki kecepatan rendah, namun mampu
untuk beban berat (torsi besar). Ada beberapa bagian yang perlu diperhatikan
dalam gearbox, berikut langkah-langkahnya:
136
• Memeriksa diameter output shaft dan input shaft. Bila diameter ini
berubah, hal itu menandakan output dan input shaft mengalami keausan.
• Melakukan pemeriksaan pada worm shaft gearbox.
• Melakukan pemeriksaan pada worm wheel gearbox.
• Memeriksa bantalan dari setiap shaft gearbox.
• Memastikan oil seal gearbox tidak bocor.
• Memastikan packing gearbox tidak terkikis atau bocor.
• Mengecek kembali keadaan baut pengikat gearbox.
Pada Gearbox WPA terdapat komponen diluar yang mengikat dan menempel
diantaranya tromol ban motor serta gear 36 T sebagai output daya dan putaran
dari Gearbox WPA.
5. Perawatan kopling
Pada kopling hal yang sering nampak terjadi adalah berkaratnya benda yang
berada disekelilingnya hingga menjadikan korosi serta munculnya keausan,
maka perlu dilakukan pelumasan secara teratur dengan pelumasan yang
sesuai yaitu menggunakan minyak grease. Pelumas ini mempunyai kualitas
yang baik untuk pelumasan bantalan dengan pencegahan korosi (karat) dari
keausan agar bekerja dengan baik dan tahan lama.