Anda di halaman 1dari 41

PENGOLAHAN

LIMBAH
By Heri Purwanto

Limbah PKS
Limbah Padat
Jenis

Persentase terhadap
TBS
Basah

Kering

Hasil
Proses

Tandan
Kosong

21-23

10-12

Threser

Serat

8-11

5-8

Screw
press

Cangkang

Shell
separator

LIMBAH KELAPA SAWIT

PRODUKSI LIMBAH SETIAP TON CPO


4 m3 Limbah Cair PKS (LCPKS)
1,1 Ton Tandan Kosong Sawit
0,7 Ton Serat Mesokarp
0,35 Ton Cangkang Sawit
Asap dan gas buang

PENGOLAHAN LIMBAH

Limbah Cair Land Aplication (-)

Limbah Padat : a. TKS Mulsa


b. Serat Bahan Bakar utama Boiler
c. Cangkang Bb. Boiler
Limbah Gas Belum Dimanfaatkan

Pollutions Control System


THE DISPOSAL OF EMPTY BUNCH
THE PROCESS OF THE INTEGRATED DECANTER DRIER SYSTEM
THE ANAEROBIC & AEROBIC EFFLUENT TREATMENT SYSTEM.
DISPOSAL OF TREATED EFFLUENT FOR LAND APPLICATION.
CONTROL OF AIR EMISSIONS.

Limbah Cair
Drab buang (70-75%)
Air Kondensat (15-20%)
Air hidrocyclone dan Claybath (5-20%)
Sisanya Air cucian pabrik

PKS yang cukup efisien menghasilkan limbah cair


0,6-0,8 m3/ton TBS diolah, tergantung kepada :
Jumlah air pengencer
Sistem instalasi yang digunakan
Efisiensi pengutipan minyak dari limbah

Volatile Fatty Acid

Mengukur hasil degradasi mikrobia pada tahap yang pertama,


dari bahan organik menjadi asam asam volatil rantai pendek
Pengukuran dengan steaming efuent, dan titrasi asam basa

Alkalinity

Pengukuran jumlah alkalin/ zat basa dalam sistem, untuk


keperluan netralisasi efuent.
Pengukuran dengan titrasi asam basa, dengan standar asam
sulfat.

Pengukuran Solid perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah


padatan dalam bentuk bahan organik dan anorganik, dalam
hubungannnya dengan kemampuan untuk didegradasi oleh
lingkungan
Pengukuran dengan metode gravimetri
Mengukur jumlah Nitrogen dalam bahan organik
Pengukuran dengan Metode Mikro kjeldahl

Solid
Nitrogen
BOD
(Biological Oxygen
Demand)

Mengukur jumlah oksigen terlarut yang digunakan mikrobia


untuk mendegradasi bahan organik
Pengukuran dengan menginkubasi sejumlah sampel yang
diencerkan, dengan inkubasi selama 3 hari , suhu 30oC

COD
(Chemical Oxygen
Demand

Pengukuran jumlah oksigen yang diperlukan untuk


mengoksidasi bahan organik dan anorganik menjadi
karbondioksida dan air
Pengukuran dengan pencampuran sampel dengan agent
potassium dicromat (kondisi asam) menggunakan katalis
perak sulfat, dilanjutakan dengan titrasi ferrous aluminium
sulphate.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR PKS


Debit limbah maksimum = 2.5 m 3 per ton CPO
Parameter

Kadar maksimum
(mg/l)

Beban pencemaran maks.


(kg/ton)

BOD

100

0.25

COD

350

0.88

TSS

250

0.63

Oil & Fat

25

0.063

N-Total

50

0.125

pH
Source: BAPEDAL
(1995)

6.0 9.0

Hal hal yang harus diperhatikan


IPAL dibuat 2 line (mulai dar anaerobic sampai final

pond) agar saat pembuangan lumpur, senyawa


organik bisa dipindahkan ke kolam lain.
Kapasitas pompa sirkulasi 30 m3/jam untuk 30 ton
TBS/jam ( 2 buah)
pH cairan di anaerobic pond > 6
Lebar tanggul 5 m untuk dilewati excavator
Lebar kolam maksimal 30 m agar lengan excavator
masih mampu menjangkau
Aerator disediakan 2 unit dengan kapasitas 90
m3/menit di final pond

LIMBAH
DEOILING POND

COOLING POND

P
Anaerobic pond

Fakultatif pond
Aerobic pond

Sedimentation pond
GAMBAR LIMBAH

Parameter Limbah PKS

The objective is to treat the oil palm mill efuent discharge so as to


comply with conditions impose the Department of Environment (DOE) for
disposal in accordance to standards as follows:
Standard A.- For discharge to rivers shall be less than
BOD 20 mg / l
Standard B For discharge to waterways shall be less than - BOD 50 mg
/l
Standard C For discharge to land & field shall be less than - BOD 500
mg /l

KOMPOSISI LCPKS
Source

WPH
(day)

BOD
(mg/l)

N
(mg/l)

P
(mg/l)

K
(mg/l)

Mg
(mg/l)

Fat-pit

25,000

500900

90140

1,0001,975

250340

Acidification
Pond
Primary
Anaerobic
Pond
Second.
Anaerobic
Pond
Aerobic Pond

25,000

500900

90140

1,0001,975

250340

75

3,5005,000

675

90110

1,0001,850

250320

35

2,0003,500

450

6285

8751,250

160215

15-21

100200

80

515

420670

2555

100150

4070

315

330650

1740

Sedimentary
Pond

LCPKS TIDAK BERACUN

MASALAH

Diperlukan lahan yang luas untuk


kolam limbah (5-7 ha)
Biaya investasi tinggi
Biaya pemeliharaan tinggi
Sering terjadi pendangkalan
Nutrisi terbuang

SOLUSI:
APLIKASI LAHAN
(LAND APPLICATION)

THE ANAEROBIC & AEROBIC EFFLUENT TREATMENT SYSTEM

Sistem Kolam
Sifat : Murah, retention time lama
Bagian bagian:
Deoiling Pond
Acidification Pond
Netralisasi
Anaerobic Pond
Anaerobic sedimentation
Fakultatif Pond
Aerobic Pond

Pendinginan
Menyesuaikan dengan suhu bakteri mesophil
Metode :
Menara Pendingin
Kolam Pendingin

Pendinginan dengan kolam dikombinasikan dengan pengutipan minyak


(RT : 48 jam)

Deoiling Pond
Mengutip minyak hingga kadar minyak o,4%
Instalasi tambahan membantu fatpit
Kedalaman 3 m
RT : 4 hari

Netralisasi
Limbah disesuikan kondisinya dengan mikrobia (limbah pH asam)
Penambahan bahan kimia/alkali : soda api, kapur thor, abu tandan

kosong, dan cairan limbah yang sudah netral

Kolam pembiakan bakteri


Kolam untuk membiakkan bakteri
Persyaratan :
pH netral
Suhu 30-40 0C untuk bakteri mesophil, dan 5765 oc untuk bakteri thermophil
Nutrisi cukup (mengandung N dan P)
Kedalaman kolam 5-6 m
Kapasitas kolam dapat menampung limbah 2
hari

Kolam anaerobik
Optimal kontak antara bakteri dan substrat/limbah
Diupayakan tiada oksigen
Faktor-faktor
Sirkulasi (pengadukan agar bakteri merata, mempertinggi

kontak bakteri dengan substrat, mencegah pengendapan,


menghindari aliran lansgung inlet-outlet)
Resirkulasi (pemasukan kembali hasil oleh limbah di kolam
hilir ke kolam dihulu dengan tujuan untuk memperbaiki
kondisi pH, nutrisi, dan bakteri)
Kandungan Minyak
Kedalaman dan volume kolam (minimal 3 m)

80 hari RT

Jenis bakteri yang digunakan

Kolam anaerobic
Periksa kolam dari tanda-tanda kebocoran

atau rembesan. Amati gelembung yang


terjadi.
Ketebalan scum tidak boleh melebihi 10 cm.
Jika scum terlalu banyak :
- tingkatkan volume sirkulasi dari bak
anaerobic sedimentation
- membuang scum secara manual

Kolam anaerobic
sedimentation
Kolam pengendapan hasil penuraian minyak

dan padatan lain di kolam anaerob


Kedalaman dipertahankan > 3 m agar
aktivitas bakteri tidak menurun
Untuk menghindari pendangkalan dapat
dilakukan dengan memompakan endapan
lumpur keluar atau menggunakan alat berat.
RT 80 hari

Kolam Fakultatif
Kolam peralihan anaerob-aerobik
Volume disiapkan untuk menahan limbah

selama 25 hari
Proses perombakan anaerobik masih terjadi
Karakteristik limbah pH 7,6-7,8 ; BOD 600-800
ppm; COD 1250-1750 ppm

Kolam Aerasi
Kedalaman 3 m dan ditempatkan alat untuk

menambah oksigen tarlarut


Penambahan oksigen dengan cara difusi, menara,
sprinkle dll

Kolam Aerobik
Limbah yang masuk mengandung oksigen terlarut
Kedalaman 2,5 m (sinar matahari sampai kedasar

kolam akan membantu reaksi oksidasi


RT 14 hari
BOD turun dari 600-800 menjadi 75-125

Sistem Reaktor
Tangki Digester
Menggantikan kolam anaerobik
Perombakan bahan organik menjadi methan
gas
Penangkapan gas methan dan dapat digunakan
sebagai bahan bakar
RT 40 hari BOD turun menjadi 800-1200 ppm
RT 60 hari BOD turun menjadi 500 ppm

Kombinasi
Penggabungan sistem Kolam dengan Reaktor
PKS 30 Ton/jam menghasilkan gas methan

dengan tenaga 237 KWH


1 m3 limbah menghasilkan 60-70% methane
dan CO2 30-40 %

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR PKS


UNTUK APLIKASI LAHAN

Tujuan:

Untuk meningkatkan produktivitas


Memanfaatkan nutrisi
Mengurangi pencemaran
BOD < 5000 mg/l
Indikator pembatas aplikasi
jumlah maksimum nitrogen 650
kg/ha/th

PERENCANAAN KOLAM
LIMBAH

1.Data Pabrik .
Kapasitas olah = 30 ton tbs / jam.
Jam olah / hari= 20 jam
Volume limbah= 70 %
BOD air limbah =20.000 mg/l=20 kg / m3.
Produksi limbah/hari=30 x 20 70%= 420 ton

2.Target BOD.

Keluar dari
BOD ( mg/l)
BOD ( kg/m3)
PP
1000
1
SP
500 0,5
FP 200 0,2

Cont.
3.Perhitungan volume Pond.
Maksimum BOD Loading
Pond
kg BOD/m3
PP
0,40
SP
0,10
FP
0,03

Cont.
Beban BOD dan volume Pond .
Pond Beban ( kg BOD) Volume ( m3 )
PP 420 x20 = 8400 8400/0,4= 21.000
SP 420 x 1,0 = 420 420/0,1= 4.200
FP 420 x 0,5 = 210 210/0,03= 7000
Total = 32.200
Retention time = 32.200/ 420 = 76,6 hari = 77
hari
.
Catatan : PP & SP kedalaman 5,5 m dan FP = 3 m

Land Application
1. Mutu limbah cair untuk aplikasi lahan : BOD
kisaran 3000-5000 ppm.
2. Dosis : 750 m3 / per ha / tahun.
3. Luas areal aplikasi = La :
La = Kapasitas olah POM setahun x 67%/ Dosis
67% adalah konstanta perbandingan limbah cair
POMdengan tbs diolah.
4. Luas areal diaplikasi per hari.
Lap/ hari = Jumlah limbah sehari
Vol kolam/ha
5. Waktu rotasi ( hari).
Waktu rotasi = La/(Lap/hari)

6. Rotasi aplikasi /tahun.


Rotasi aplikasi/tahun = 365 hari/tahun
waktu rotasi
7. Ukuran bed untuk menampung limbah pada
aplikasi lahan
a. LONG BED :
pada lahan yang datar = 20m (p) x 2,5 m (l) x 0,3
m( d)
b. FLAT BED :
pada lahan bergelomang = 68 m (p) x 2,5 m ( l)
x0,3 m (d)

Sistem Flatbed

Flatbed
Parit limbah
Gawangan
panen

Flatbed

(2.5 m x 1.5 m x 0.25 m)

PENGARUH TERHADAP PRODUKSI TBS


PARAMETER

PORIM EBOR RS

UNITED
GUTHRIE
PLANTATION

PPKS

TBS

25,8

20,8

28,8

31,8

36,6

(kg/ha/th)

(160)

(114)

(129)

(116)

(136)

Jumlah Tandan
(tandan/ha/th)

987,0

1264,0

1105

(111)

(104)

(129)

Bobot Tandan
(kg/tandan)

25,2

32,2

(103)

(106)

21,1
(103)

KEUNTUNGAN
Memperbaiki sifat kimia dan fisika tanah
Tidak mencemari air tanah di sekitar lokasi
aplikasi
Aplikasi LCKS pada tanaman umur 21 th
dengan dosis 12,66 mm ECH LCKS/BLN
dan dosis pupuk 50% standar kebun dapat
meingkatkan produksi 36%
Menghemat biaya pemupukan sekitar 45%

APLIKASI TKS UNTUK MULSA


KETERSEDIAAN
120 ton/hari untuk PKS kap. 30 t TBS/jam
NILAI
1 ton TKS = 3 kg urea
0,6 kg RP
12 kg KCl
2 kg Kies

TKS42.8% C

2.9% K2O
0.8% N
0.22% P2O5 0.3% MgO
10 ppm B
23 ppm Cu
51 ppm Zn

Biogas

Definisi : gas yang dihasilkan jika bahan organik


mengalami fermentasi atau mengalami proses
metanisasi.
1 m3 metana 0,6 l fuel oil setara dengan 10
kWh (60 -100 watt lampu bohlam selama enam
jam)
Proses :

Hidrolisis
Asidifikasi (pseudomonas, escherichia, flavobacterium)
Metanisasi (methanobacterium, methanosarcina,
methanococcus)

Biogas_ how it works.flv

Biogas

Kondisi yang perlu diperhatikan :

Temperature, pH, pengadukan, bahan bahan


penghambat, RT setelah pengisian pertama
15-20 hari

1 Ton FFB efuent (67% FFB)15-20 m3


biogas 0,6-0,7 m3
biofertilizer (wb)
Biogas plant process_2.mp4
BAPPENAS dan
MCC SURVEI POTENSI BIOGAS dari
LIMBAH KELAPA SAWIT, JAMBI.mp4

METHANE CAPTURE TECHNOLOGY


CONTINUOUS
STIRRED
TANK
REACTOR (CSTR)
The continuous stirred-tank reactor
(CSTR), also known as vat- or
backmix reactor, is a common ideal
reactor
type
in
chemical
engineering. A CSTR often refers to
a model used to estimate the key
unit operation variables when using
a continuous agitated-tank reactor
to reach a specified
output.
COVERED
IN-GROUND
ANAEROBIC
DIGESTOR (CIGAR)
With its flexible cover system the
CIGAR is that kind of system efficient at methane gas recovery
and wastewater treatment and easy
to operate. Traditional tank digester
systems are quite the opposite, with
lower methane recovery with higher
capital
and
operating
cost

THE FLOW PROCESS TO UTILIZE BIOGAS


FOR
POWER PLANT IN TANDUN
PKO MILL

PALM OIL
MILL

Methane
trap
POME Biogas

Biogas
Installation

Biogas Power
Plant

Anda mungkin juga menyukai