Diktahui :
Qrata-rata = 0,32 m3/det (7,30 mgal/hari)
Qpuncak = 0,80 m3/det (21,9 mgal/hari)
BOD5 influen = 240 mg/L
TSS influen = 280 mg/l
BOD5 efluen 20 mg/l
TSS efluen 24 mg/l
Temp limbah = 20 C
Asumsi :
1. Penghilangan BOD (cont ; BOD5) dan TSS dalam clarifier primer berturut-
turut sebanyak 33 dan 67%
2. Spesifik gravity dalam pengolahan lumpur primer adalah 1,05 dan lumpur
mempunyai 4,4% kendungan zat padat
3. Kandungan BOD adalah 1,42 mg/mg sel teroksidasi
Jawab :
Langkah I :
Perhitungan kandungan BOD dan TSS
Rancang Q aliran = 0,32 m3/s x 86400 s/d
= 27.648 m3/d
1 mg/L = 1 gr/m3 = 0,001 kg/m3
Kandungan BOD = 0,24 kg/m3 x 27.648 m3/d
= 6635,52 kg/d
Kandungan TSS = 0,28 kg/m3 x 27.648 m3/d
= 7741,4 kg/d
Langkah II :
Hitung karakteristik lumpur primer
BOD yang hilang = 6635,52 kg/d x 0,33
= 2189,7 kg/d
TSS yang hilang = 7741,4 kg/d x 0,67
= 5186,7 kg/d
Gravitasi spesifik lumpur = 1,05
Konsentrasi zat padat = 4,4% = 0,044 kg
Aliran lumpur rata-rata =
5186,7 Kg/day
3
x 0,044 Kg/Kg 0,217m 3 /d
1,05 x 1000 Kg/m
Langkah III :
Hitung aliran BOD, TSS dalam efluen primer (influen kedua)
Aliran = rancang aliran 27648 m3/d – 0,217 m3/d
= 27647,783 m3/d
BOD = 6635,52 kg/d – 2189,7 kg/d
= 4445,82 kg/d
4445,82 Kg/d x 1000 gr/Kg
=
27647,783 m 3 /d
= 160,8 gr/m3
= 160,8 mg/L
TSS = 7741,4 kg/d – 5186,7 kg/d
= 2554,7 kg/d
2554,7 Kg/d x 1000 gr/Kg
=
27647,783 m 3 /d
= 92,4 gr/m3
= 92,4 mg/L
Langkah IV :
Perkiraan BOD yang terlarut dalam efluen
Gunakan hubungan dibawah ini
BOD efluen = S + BOD dari endapan padat efluen
a. Tentukan BOD dari efluen SS
Efluen zat padat yang terbiodegradasi = 24 mg/L x 0,67
= 16,08 mg/L
Ultimate dari BODu terhadap efluen zat padat yang terbiodegradasi
= 16,08 mg/L x 1,42 mg O2/mg
= 22,8 mg/L
BOD5 = 0,67 BODu
= 0,67 x 22,8 mg/L
= 15,3 mg/L
b. Pelarut untuk BOD5 larut yang lolos pengolahan
20 mg/L = S + 15,3 mg/L
S = 4,7 mg/L
Langkah V :
Hitung efisiensi pengolahan E menggunakan rumus (7.90)
a. Efisiensi pengolahanbiologis berdasarkan BOD terlarut
So S (160,8 4,7)mg/L x 100%
E x100 97,07%
So 160,8 mg/L
V =
10 d 27647,783 m3/d 0,5160,8 4,7 mg/L
2400 mg/L1 0,06/d x 10 d
= 5619,6 m3
= 14,89 Mgal
1 m3 = 377,43 Mgal
Langkah VII :
Tentukan dimensi tangki aerasi
Disediakan tangki rektangular dengan dinding biasa.
Gunakan perbandingan L : P = 1 : 2 dan kedalaman air 4,4 m dengan
freeboard 0,6 m.
w x 2w x (4,4m) x 4 = 5619,6 m3
w= 12,6 m
L = 12,6 m
P = 25,2 m
Kedalaman air = 4,4 m (total kedalaman tangki = 5 m)
Catatan :
Dalam Ten States Standar. Kedalaman larutan seharusnya 3 – 9 m (10 –
30ft), ukuran tangki lebih kecil jika nilai MLVSS yang tinggi digunakan.
Langkah VIII :
Hitung rata-rata aliran limbah lumpur menggunakan rumus (7.72), juga V =
5586 m3 dan VSS = 0,855
Vx
θc
Q Wa x QcXc
10 d
5586 m 2400mg/L
3
Langkah IX :
Perkiraan banyaknya lumpur yang akan dibuang setiap harinya
a. Hitung hasil pengamatan dengan menggunakan rumus (7.81)
Y 0,5
Yobs 0,3125
1 Kdθd 1 0,06 x 10
b. Hitung penambahan massa MLVSS untuk rumus (7.91) Catatan : faktor
8,34 lb Mgal digunakan jika dalam Mgal/hari
Px = Yobs Q(So – S)
(0,3125)(27,536 m 3 /d)(161,5 - 5,7) gr/m 3
=
1000 gr/Kg
= 1341 Kg/d
c. Hitung penambahan MLSS (TSS), Pss
Langkah X :
Perkirakan penghasilan lumpur aktif
Gunakan keseimbangan massa VSS, Q dan Qr yang merupakan influen dan
aliran RAS, berturut-turut
VSS dalam aerator = 2400 mg/l
VSS dalam RAS = 9300 mg/L x 0,8
= 74400 mg/l
2400(Q + Qr) = 0,47
Qr = 0,47 x 27.536m3/hr
= 13,112 m3/hr
= 0,152 m3/det
Langkah 11 :
Cek waktu retensi hidrolik (HRT = )
V 5586 m 3
Q 27,536m 3 / d
= 0,203 hr x 24 jam/hr = 4,87 jam
Langkah 12 :
Cek perbandingan F/M dengan menggunakan U dalam rumus (7.83)
So - S 161,5 mg/L - 5,7 mg/L
V
x (0,203 hr) ( 2400 mg/L)
= 0,32/hr
Langkah 13 :
Cek kandungan organik dan massa akhir BODu yang digunakan
Q So 27,536 m 3 /d x 161,5 g/m 3
Kandungan =
V 5586 m 3 x 1000 gr/Kg
= 0,80 Kg BOD5 (m3/d)
BOD 5 = 0,67 BODu (diberikan)
Langkah 14 :
Hitung keperluan oksigen teoritis
Oksigen teoritis yang diperlukan dihitung dari rumus (7.94a)
Q (S - So)
O2 1,42 p
(1000 gr/Kg)f
= 6403 Kg/d (dari langkah 13) – 1,42 x 1341 Kg/d (dari langkah 9b)
= 4499 Kg/d
Langkah 15 :
Hitung volume udara yang diperlukan
Asumsikan berat udara 1,202 kg/m3 (0,075 lb/ft3) dan mengandung 23,2 %
berat oksigen :
Efisiensi transfer oksigen untuk aerasi adalah 8% dan faktor aman 2
digunakan untuk menentukan volume aktual untuk ukuran blower
a. Udara teoritis yang diperlukan
4499 Kg/d
Udara
1,202 Kg/m 3 x 0,232 gr O 2 /gr air
= 16.200 m3/d
b. Udara aktual yang diperlukan pada 8% efisiensi transfer oksigen
16.200m 3 / d
Udara =
0,8
= 202.000 m3/d = 140 m3/min = 4950 ft3/min
c. Rancangan udara yang diperlukan (dengan faktor aman 2)
Udara = 140 m3/min x 2
= 280 m3/min = 9900 ft2/min = 165 ft3/s (cfs)
Langkah 16 :
Cek volume udara yang dibutuhkan per unit massa BOD5 yang hilang dan per
unit volume air limbah dan tangki aerasi, menggunakan nilai aktual yang
didapat pada langkah 15b
a. Udara yang disuplai per kg BOD5 yang hilang
202.000 m 3 /d x 1000 gr/Kg
Udara =
17,536 m 3 /d x (161,5 - 5,7) gr/m 3
= 47,1 m3 udara/Kg BOD5 = 754 ft3/b
b. Udara yang disuplai per m3 air limbah olahan
202.000 m 3 /d
Udara =
27,536 m 3 / d
= 7,84 m3 udara/m3 limbah = 0,98 ft3/gal
c. Udara yang disuplai per m3 tangki aerasi
202.000 m 3 /hr
Udara =
5586 m 3
= 36,2 m3/(m3.hr) = 36,2 ft2/(ft3.hr)
Contoh 1B
Desain secondary clarifier manggunakan data dalam contoh 1A dan hasil
pengendapan MLSS berdasarkan studi pilot plant seperti dibawah ini :
MLSS (mg/L) 1200 1800 2400 3000 4000 5500 6800 8100
Besaran kec.
4,1 3,1 2,1 1,2 0,77 0,26 0,13 0,06
Pengendapan (m/h)
Penyelesaian :
Langkah 1 :
Plot kurva pengendapan MLSS (gb.1,16) dalam jertas memblok dari data
diatas
Langkah 2 :
Tentukan kurva graviti solid flux dari gb. 7.17 data pada kolom 1 dan 2 pada
tabel berikut diambil dari gb.7.16. Nilai pada kolo 3 ditentukan dari kolom 1
dan kolom 2. Plot kurva solid flux dengan menggunakan konsentrasi MLSS dan
perhitungan solid flux spot pada gb. 7.17
Besaran kecepatan
Konst. MLSS (x) Solid flux (X = Vs)
pengendapan (Vs)
(mg/l atau gr/m3) Kg/m2.h
m/hr
1000 4,2 4,20
1500 3,7 5,55
2000 2,8 5,60
2500 2,0 5,00
3000 1,5 4,50
4000 0,76 3,04
5000 0,76 3,04
6000 0,22 1,32
7000 0,105 0,74
8000 0,062 0,5
9000 0,033 0,03
Langkah 3 :
Tentukan Batas nilai solid flux
Dari gambar 7.17 ditentukan batas dari solid flux (SF) untuk konsentrasi
underflow, 9300 mg/l. Ini didapat dengan menggambar tanngen di kurva solid
flux dari konsentrasi solid 9300 mg/l (yang diinginkan). Batas nilai solid flux
adalah 1,3 kg/(m2.h) 31,2 kg/(m2.d) 6,4 lb/ft2.d
Figure 7.16 Solids Settling rate hasil percobaan untuk desain dari secondary
clarifier
Langkah 4 :
Hitung desai aliran dengan secondary clarifier Q dari langkah * dan langkah 10
dari contoh 1A
Q = desain aliran rata-rata + lumpur aliran nbalik – buangan MLSS
= (27.563 + 13,22 – 270)m3/det
= 40,405 m3/det
= 0,468 m3/det
Menggunakan 2 clarifier, masing-masing dengan aliran 20.200cm3/hr
Langkah 5 :
Hitung luas area (A) dan diameter (d) dari clarifier
Qx
A
Sf
Dimana :
A = luas clarifier kedua, m2 atau ft2
Q = aliran influen dari clarifier, m3/jam atau gal/jam
V = konsentrasi MLSS, kg/m3 atau lb/ft3
SF = batasan solid flux, kg (m2.h) atau lb/(ft2.h)
2
D = 49,7 m 50 m = 164 ft
Langkah 6 :
Chek permukaan overflow nilai dan alirannya pada disain aliran rata-rata
Q 20.200 m 3 /hr
Overflow rate =
A 1942 m 2
= 10,4 m3/m3.hr = 255 gal/(hr.ft2)
Catatan : lebih kurang dari kriteria desai dari 15 m 3/(m2.hr)
Langkah 7 :
Periksa clarifier dari unit clarifikasi yang diperlukan dari langkah 6.
Perhitungan nilai permukaan overflow :
Q
10,4 m 3 /(m2.hr) 0,433 m/jam
A
Dari Fig. 7.16 konsentrasi MLSS nerhubungan dengan 0,433 m/jam dari
pengendapan 4700 mg/L. Desain dari MLSS hanya 2400 mg/L luas ini
memenuhi.
Langkah 8 :
Periksa nilai Permukaan overflow pada desain aliran puncak
Aliran puncak (peak flow) = 0,8 m3/s x 86400 s/hr x 13,122 m3/hr
= 32,232 m3/hr
82,232 m 3 /hr
Aliran rata-rata (overflow rate =
1942 m 3 x 2
= 21,2 m3/(m2/hr)
Langkah 9 :
Tentukan aliran rata-rata yang diperlukan untuk menjaga MLSS konsentrasi
pada 3000 mg/L
Dimana :
Q = aliran influen, m3/d atau Mgal/d
Qr = perputaran aliran, m3/d atau Mgal/d
X = konsentrasi influen SS, mg/L
Xu = konsentrasi SS underflow, mg/L
Langkah 10 :
Perkirakan kedalaman yang diperlukan untuk zona thickener. Total kedalaman
dari clarifier ke dua adalah penjumlahan dari kedalaman yang diperlukan dari
unit air bersih. Unit padatan thickener dan unit penyimpanan lumpur sisa.
Dalam rangka untuk memperkirakan kedalaman dari unit thickener.
Diasumsikan pada keadaan dibawah normal, massa dari solid retained dari
clarifikasikedua adalah 3,0 % dari massa padatan di tangki aerasi (kolam
aerasi). Dengan konsentrasi rata-rata dari padatan di unit lumpur adalah 7000
mg/L (Metcalf & Eddy Inc., 1991). Sistem ini mempunyai 4 tangki aerasi dan 2
klarifier.
Langkah 11 :
Tentukan kedalaman dari unit ruang lumpur. Unit ini diperlukan untuk
menyimpan atau sebagai saluran padatan pada saat aliran puncak atau pada
periode berlebih ketika fasilitas pemrosesan lumpur tidak dapat untuk
menangani kuantitas atau jumlah lumpur. Asumsikan kapasitas penyimpanan
untuk 2 hari. Aliran puncak tetap (2,5 dari aliran rata-rata) dan 7 hari aliran
BOD loading tetap (1,5 dari BOD rata-rata).
Langkah 12 :
Hitung total kedalaman yag diperlukan di setiap clarifier. Kedalaman air bersih
dan zone pengendapan biasanya 1,5 – 2 m. Misalkan disediakan 2 m.
Contoh :
Total kedalaman yang diperlukan di tiap clarifier = 2 m + 0,2 m + 0,63 m
= 2,83 m 3 m
Langkah 13 :
Periksa waktu detensi hidrolis dari clarifier kedua
Volume = 3,14 (50 m/2)2 x 3 m
= 5888 m3
Desain aliran dibawah rata-rata ditambah resirkulasi. Dari langkah 4
5888 m 3 x 24 jam/r
HRT =
40,405 m 3 / hr
= 3,5 jam