Anda di halaman 1dari 8

Nama:

Najla Atiqadhia Munir - 15316037


Rommy Indra Sakti - 15316087

PERHITUNGAN COMPLETELY MIXED ACTIVATED SLUDGE

Pengolahan yang dipilih sebagai pengolahan sekunder adalah Completely Mixed


Activated Sludge (CMAS). Unit pengolahan ini memiliki penyisihan utama
parameter BOD dan TSS agar dapat memenuhi baku mutu yang disyaratkan.
Kriteria desain yang digunakan dalam merancang unit CMAS ini adalah sebagai
berikut.

Tabel 1. Kriteria Desain CMAS

Parameter Simbol Satuan Besaran Sumber


Volumetric loading VL kg/m3.hari 0,3-16 Qasim (2018)
Koefisien decay Kd /hari 0,03-0,07
HRT HRT jam 3-5 Lampiran II
SRT Θc hari 3-15
Permen PU
F/M F/M kg BOD/kg 0,2-0,6
PR No.4 2017
MLVSS.hari
Rasio RAS RAS % efluen 25-100
MLSS X mg/L Metcalf &
Koefisien Y Mg VSS/mg 0,4-0,8
Eddy (2003)
pertumbuhan BOD5

Dalam perhitungan diperlukan data-data asumsi untuk mendukung proses


perhitungan unit, berikut adalah data-data asumsi yang digunakan.

Tabel 2. Data Asumsi yang Digunakan

Parameter Simbol Satuan Besaran


Umur sel Θc hari 4
Faktor resirkulasi RF % 25
Parameter Simbol Satuan Besaran
Koefisien decay Kd /hari 0,05
Koefisien Y Mg VSS/mg 0,6
pertumbuhan BOD5
Rasio - - 0,8
MLVSS/MLSS
MLSS X mg/L 3.500
Konsentrasi SS Xr mg/L 10.000
dalam Xr
BOD5 influen So mg/L 300
BOD5 efluen yang Se mg/L 15
diharapkan
Kedalaman d m 4
Rasio pajang lebar L/W - 3:1
Freeboard f m 0,5

Perhitungan menggunakan data debit rata-rata yang sebelumnya sudah dihitung,


karena terdapat unit bak ekualisasi yang berfungsi untuk mencegah shock loading
dan menjamin kelangsungan pengolahan biologis. Berikut merupakan perhitungan
yang dilakukan untuk merancang unit pengolahan CMAS.

Perhitungan Dimensi

 Debit Tiap Unit


Dengan menggunakan dua buah unit CMAS untuk pengolahan dan dengan
data debit rata-rata sebesar 36.660,056 m3 maka debit tiap tangki
didapatkan dengan menggunakan persamaan berikut.

Q
q=
n
36.660,056
q=
2
q=18.330,028 m 3 /hari
Didapatkan bahwa debit yang masuk ke setiap unit tangki adalah sebesar
18.330,028 m3/hari.
 Volume
Volume bak aerasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
berikut.
q × θc ×Y ×(So−S)
V=
X (1+ Kd × θc)
18.330,028 × 4 ×0,6 ×(300−15)
V=
3500(1+0,05 × 4)
V =2.985,176 m3
Didapatkan volume bak yang dibutuhkan adalah 2.985,176 m3.

 Volume Aktual
Volume aktual merupakan volume yang didapatkan dari perhitungan
dengan data-data sebelumnya dengan tambahan safety factor sebesar 25%,
maka dapat digunakan persamaan sebagai berikut.
V aktual =1,25 ×V
V aktual =1,25 ×2.985,176

V aktual =3.731,47 m 3
Didapatkan bahwa volume aktual adalah 3.731,47 m3.

 Luas
Luas permukaan dalam tangki didapatkan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.
V
A=
d
3.731,47
A=
4
A=932,867 m 2
Didapatkan luas tangki aerasi adalah 932,867 m2.

 Lebar
Dengan menggunakan rasio panjang:lebar sebesar 1:3 maka bisa
didapatkan nilai lebar dengan menggunakan persamaan berikut.
A
W=
√ 3
932,867
W=
√ 3
W =52,902m ≈ 53 m
Didapatkan lebar tangki aerasi adalah sebesar 53 m.

 Panjang
Dengan didapatkannya nilai lebar maka, nilai panjang dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
L=3 × W
L=3 × 52,902
L=17,633 m ≈18 m
Didapatkan nilai panjang tangki aerasi yang dibutuhkan adalah sebesar 18
m.

Kontrol Desain

Untuk memastikan dan mengeek kesesuaian desain yang dirancang maka


diperlukan perhitungan kembali yang disebut dengan kontrol desain yang
mengacu kepada kriteria desain yang sebelumnya sudah ditentukan. Berikut
adalah perhitungan kontrol desain.

 Volume Aktual
Volume aktual yang digunakan untuk kontrol desain adalah sebagai
berikut.
V aktual =L× W ×d
V aktual =18 ×53 × 4

V aktual =3816 m3 .

 HRT
HRT dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
V
HRT =
q
3816
HRT =
18.330,028
HRT =4,996 jam
HRT yang didapatkan adalah sebesar 4,996 jam dan nilai tersebut sudah
memenuhi kriteria desain yang ada.

 F/M
F/M atau food to microorganism ratio merupakan perbandingan besaran
organic loading rate dengan MLSS yang berada di tangki. F/M dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut.
F q × So
=
M V×X
F 18.330,028 ×300
=
M 3816 ×3500
F
=0,391
M
F/M yang didapatkan adalah sebesar 0,391 dan nilai tersebut sudah
memenuhi kriteria desain yang ada.

 Volumetric Loading
Volumetric loading didapatkan dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut.
q × So
VL=
V
18.330,028× 300
VL=
3816
VL=1,441 m3
Volumetric loading yang didapatkan adalah sebesar 1,441 m3 dan nilai
tersebut sudah memenuhi kriteria desain yang ada.

Perhitungan Timbulan Lumpur


Unit pengolahan CMAS berfungsi untuk melakukan penyisihan utama pada
parameter BOD dan TSS yang akan menghasilkan lumpur sebagai by-product-
nya. Lumpur ini kemudian akan dialirkan ke unit pengolahan lumpur.

 Observed Growth Yield


Observed Growth Yield didapatkan dengan menggunakan persamaan
berikut.
Y
Yobs=
(1+ Kd × θc)
0,6
Yobs=
(1+ 0,05× 4)
Yobs=0,5 mg/mg
Observed Growth Yield yang didapatkan adalah 0,5 mg/mg.

 Volatile Suspended Solid


Volatile Suspended Solid merupakan material padatan yang tersuspensi
yang dapat menguap dalam aliran air di tangki aerasi. Dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
Px=Yobs× q ×(So−S)× 10−3
Px=0,5 ×18.330,028 ×(300−15)× 10−3
Px=5.224,058 kg VSS/ hari
Didapatkan sebesar 5.224,058 kg VSS/hari.

 Suspended Solid
Nilai material padatan yang tersuspensi dalam air yang dihasilkan di
tangki aerasi juga perlu dilakukan perhitungan. Suspended solid
didapatkan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
Px
SS=
MLSS
(Rasio )
MLVSS
5.224,058
SS=
0,8
SS=6539,073 kg SS /hari
Didapatkan nilai suspended solid yang dihasilkan adalah sebesar
6.539,073 kg SS/hari.

 Debit Lumpur Terbuang


Debit lumpur terbuang merupakan sejumlah lumpur yang dibuang melalui
pengendapan pada clarifier dari tangki aerasi yang didapatkan dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut.
V ×X
Qw=
θc × Xr
3.816 ×3.500
Qw=
4 ×10.000
Qw=333,9 m 3 /hari
Debit lumpur terbuang yang didapatkan adalah 333,9 m3/hari.

 Debit Resirkulasi
Debit resirkulasi merupakan debit lumpur yang diresirkulasi dari
pembuangan lumpur pada clarifier kembali ke tangki aerasi. Perhitungan
dilakukan dengan menggunakan rasio resirkulasi. Rasio resirkulasi
merupakan perbandingan antara debit resirkulasi lumpur dengan debit air
limbah yang diolah. Debit resirkulasi didapatkan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.
X ×q
Qr=
( Xr −X )
3.500× 18.330,028
Qr=
(10.000−3.500)
Qr=9.870,015 m 3 /hari
Debit resirkulasi lumpur adalah 9.870,015 m3/hari.

 Kebutuhan Oksigen
Oksigen dibutuhkan karena proses CMAS menggunakan metode
pengolahan aerobik. Oleh mikroorganisme, oksigen digunakan sebagai
akseptor elektron dalam proses respirasi. Perhitungan kebutuhan oksigen
dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut.
q ×( So−S)
N= −1,42 Px
f
18.330,028 ×(300−15)
N= −1,42(5.224,058)
0,7
N=7.507,718 kg O2 /hari
Kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk satu tangki adalah sebesar
7.507,718 kg O2/hari.

Anda mungkin juga menyukai