Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

WASTE WATER TREATMENT

Dosen Pengampu :
Ir. Fx. Kristianta, M. Eng

Disusun Oleh :
Muh Zainul Helmi (141910101024)

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK MESIN
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT,atas rahmat dan karunianya
penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai pengolahan air limbah atau Waste Water
Treatment Plant dengan tepat waktu dan lancar. Pada kesempatan kali ini penulis juga
berterima kasih kepada Yth :
1. Bapak Hari Arbiantara Basuki, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Jember
2. Bapak Ir.Fx Kristianta, M.Eng selaku dosen pengampu mata kuliah keselematan
dan kesehatan kerja (K3)
3. Orang tua penulis yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari
dosen mata kuliah pengampu guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk
lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis persembahkan inilah makalah yang ber judul Waste Water
Treatment semoga bisa bermanfaat.

Jember, 12 Desember 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGATAR............................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 4
1.2 Tujuan dan Manfaat ............................................................................ 4
BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................... 5
2.1 Pengertian ............................................................................................ 5
2.2 Instalasi Pengolahan Air ..................................................................... 6
2.3 Parameter ............................................................................................ 10
2.4 Unit ..................................................................................................... 10
2.5 Pengolahan Limbah B3 ...................................................................... 12
BAB 3 PENUTUP ................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 15

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan merupakan alam disekitar kita baik berupa biotik maupun abiotik yang
sangat berpengaruh dan sangat berkaitan dengan kita. Apa yang kita lakukan langsung maupun
tidak langsung akan berpengaruh terhadap lingkungan begitupun sebaliknya. Di era post
modern seperti ini kita dituntut untuk produktif tetapi harus memperhatikan faktor lingkungan
itu juga. Banyak sekali perusahaan-perusahaan di dunia yang beroperasi setiap hari bahkan bisa
24 jam non stop. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dan digaris bawahi tebal yaitu
mengenai limbah dan dampaknya terhadap lingkungan. Bisa dibayangkan berapa ribu ton
limbah yang dibuang ke lingkungan setelah perusahaan melaksanakan produksinya. Dan bisa
dibayanngkan pula bagaimana dampaknya untuk lingkungan.
Limbah-limbah yang dibuang di udara, air, tanah dll pasti akan berdampak ke
kehidupan manusia dan pasti akan merugikan. Terutama yang akan dibuang di air. Karena air
merupakan pokok dari pada kehidupan. Diantaranya untuk minum, mandi, mencuci pakaian,
mengairi sawah, mandi dll. Apabila air tersebut tercemar oleh limbah apakah sehat bagi
kehidupan manusia? Jelas tentu tidak jawabannya. Belum lagi kalau air tersebut terkontaminasi
dengan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3). Dampak terbesarnya adalah
kematian.
Untuk itu dalam makalah ini akan disajikan mengenai waste water treatment plant
(WWTP) atau pengolahan air limbah. Dimana air limbah dari perusahaan akan diolah terlebih
dahulu di WWTP ini sebelum dibuang di lingkungan agar aman digunakan bagi manusia.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.
2.
3.
4.
5.

Untuk mengetahui apa itu WWTP


Untuk mengetahui skema dan alur dari WWTP
Untuk mengetahui pentingnya WWTP
Untuk mengetahui menangani limbah khususnya di lingkungan air
Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ke dalam dunia kerja dan kehidupan seharihari

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Waste Water Treatment Plant (WWTP) adalah instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang
dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air
tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain. Fungsi dari IPAL mencakup :
a) pengolahan air limbah pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu pestisida, dan
sebagainya dari lingkungan pertanian.
b) Pengolahan ar limbah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan limbah rumah
tangga lainnya.
c) Pengolahan air limbah industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas manufaktur
sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas pertambangan

Gambar 2.1 waste water treatment plant

Gambar 2.2 waste water treatment plant

2.2 Instalasi Pengoahan Air


Merupakan bangunan atau konstruksi pokok dari sistem pengolahan air bersih. Didalam
pengolahan air bersih secara umum terdapat 3 bangunan atau konstruksi yaitu : intake, WWTP,
dan reservoir
a. Intake
merupakan bangunan atau konstruksi pertama untuk masuknya air dari sumber air. Pada
bangunan atau konstruksi intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk
menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Kemudian air dipompakan ke
bangunan atau konstruksi berikutnya yaitu wate water treatment plant (WWTP)

Gambar 2.3 skema dari instalasi pengolahan air

Intake berada di Raw Water atau air baku, jadi tempat air limbah berkumpul sebelum di
pompakan menuju tempat selanjutnya.

b. Waste water treatment plant (WWTP)


Adalah sistem atau sarana yanga berfungsi untuk mengolah air dari kualitas air baku (influent)
terkontaminasi untuk mendapatkan perawatan kualitas air yang diinginkan sesuai standart mutu
atau siap untuk dikonsumsi. Waste water treatment plant merupakan sarana yang penting di
seluruh dunia untuk menghasilkan air bersih dan sehat untuk dikonsumsi. Biasanya bangunan
atau konstruksi ini terdiri dari 5 proses yaitu koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan
desinfeksi.

Gambar 2.4 waste water treatment plant

i.

Koagulasi
Pada proses koagulasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi
Pengolahan Air (IPA) dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada
dasarnya sumber air (air baku) biasanya berbentuk koloid dengan berbagai koloid
yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk memisahkan air
dengan pengotor yang terlarut didalamnya. Proses destabilisasi ini dapat dilakukan
dengan penambahan bahan kimia maupun dilakukan secara fisik dengan rapid
missing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara
mekanis (menggunakan batang pengaduk).

Gambar 2.5 koagulasi

ii.

Flokulasi
Proses flokulasi pada Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air
(IPA) bertujuan untuk membentuk dan memperbesar flok (pengotor yang
terendapkan). Disini dilakukan pengadukan lambat (slow mixing), aliran air disini
7

harus tenang. Untuk meningkatkan efisiensi biasanya ditambah dengan senyawa


kimia yang mampu mengikat flok-flok.

Gambar 2.6 flokulasi


iii.

Sedimentasi
Proses sedimentasi menggunakan prinsip berat jenis, dan proses sedimentasi dalam
Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) berfungsi untuk
mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh proses
sebelumnya (partikel koloid lebih besar berat jenisnya daripada air).
Pada masa kini proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi dalam Water Treatment
Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) ada yang dibuat
tergabung menjadi sebuah proses yang disebut aselator.

Gambar 2.7 sedimentasi

iv.

Filtrasi
Dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) proses
filtrasi, sesuai dengan namanya bertujuan untuk penyaringan. Teknologi
membranbisa dilakukan pada proses ini, selain bisa juga menggunakan media
lainnya seperti pasir dan lainnya. Dalam teknologi membran proses filtrasi
8

membran ada beberapa jenis, yaitu: Multi Media Filter, UF (Ultrafiltration)


System, NF (Nanofiltration) System, MF (Microfiltration) System, RO (Reverse
Osmosis) System.

Gambar 2.8 filtrasi


v.

Desinfeksi
Setelah melewati proses filtrasi dan air bersih dari pengotor, ada kemungkinan
masih terdapat kuman dan bakteri yang hidup, sehingga diperlukan penambahan
senyawa kimia dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air
(IPA) yang dapat mematikan kuman, biasanya berupa penambahan chlor,
ozonosasi, UV, pemabasan dll sebelum masuk ke konstruksi terakhir yaitu
reservoir.

Gambar 2.9 skema WWT

C.Reservoir
Konstruksi Reservoir dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA)
berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan.

Gambar 2.10 tanki reservoir

2.3 PARAMETER
Parameter Fisik:
Parameter fisik air biasanya di lihat dari unsur yang berhubungan dengan indra manusia seperti
penglihatan, sentuhan, rasa dan penciuman, yang meliputi Turbidity (kekeruhan), warna, bau,
rasa dan suhu. Sistem pengolahan yang biasa di gunakan adalah Sistem Sedimentasi
(Pengenda-pan), Filtrasi dan penambahan desinfektan.
Jika dilihat dari jenis senyawanya di bagi menjadi 2(dua) yaitu:
1. Parameter Kimia
Senyawa kimia yang sering di temukan pada air adalah Fe, Mn, Ca, Mg, Na, SO4, CO3. Jika
air memiliki kandungan senyawa kimia yang berlebihan (tidak masuk standart konsumsi yang
aman), Pengolahan dapat dilakukan dengan sistem filtrasi dengan menggunakan media tertentu
misalnya system Reverse Osmosis atau Demineralier dan Softener.
2. Parameter Biologi
Parameternya dilihat berdasarkan adanya mikroorganisme yang ada di dalam air. Bila jumlah
mikro-organisme di dalam air berlebihan biasanya akan mengganggu kesehatan bila di
konsumsi. Pengola-han dapat dilakukan dengan menggunakan desinfektan atau alat yang biasa
digunakan, misalnya in-jeksi Chlor, System UV dan System Ozone (O3).

2.4 UNIT
A. Sand Filter
Sistem filtrasi ini menggunakan media pasir silica yang di tumpuk di atas gravel, system sand
fil-ter berfumgsi sebagai penyaring/menghilangkan kotoran yang kasat mata (mis: kekeruhan,
lumut dll.) yang mempunyai daya saring 20-30 (tergantung brand/jenis media).
Biasanya media ini mempunyai umur 3-4 tahun (tergantung influent).
Maintenance
1. Backwash

10

Backwash adalah pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang terakumulasi
di atas media dengan metode aliran terbalik (dari bawah ke atas/kebalikan system running). Air
ha-sil backwash langsung di buang melalui drain. Backwash biasanya di lakukan setiap 1-2
hari selama 30-60 menit(tergantung influent dan ting-kat kekotoran media) bila tekanan air
yang keluar lebih rendah dari tekanan air yang masuk fil-ter.
2. Sanitasi
Dilakukan setiap bulan atau saat hasil analisa mikro tidak masuk standart yang di tentukan.
Sanitasi dilakukan dengan cara memasukkan bahan sanitasi (mis: oxonia dll.) kedalam tangki
dan di rendam bersama media dengan jumlah dan waktu yang telah di tentukan. Selain itu sanitasi bisa juga di lakukan dengan cara merendam media dengan air ber suhu di atas 80 Celcius
selama 1-2 jam.
3. Rinse/Pembilasan
Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai yang bertujuan untuk membilas
kotoran-kotoran yang tersisa pada proses backwash juga menghilangkan sisa bahan sanitasi
yang tersisa pada proses sanitasi.Air hasil Rinse langsung di buang melalui drain.
B. Karbon Aktif Filter
Sistem filtrasi ini menggunakan media arang, yang saat ini banyak di gunakan adalah arang batubara dan batok kelapa, system ini berfungsi sebagai bau, warna, bahan organic termasuk sisa
chlor.
Biasanya Karbon aktif bisa bertahan sampai 1-2 tahun (tergantung influent).
Maintenance
1. Backwash
Dilakukan setiap 1-2 hari tergantung tingkat kekotoran atau pada saat media jenuh(tidak
mampu menyaring sisa chlor).
2. Sanitasi
Dilakukan setiap bulan atau hasil analisa mikro tidak masuk standart yang di tentukan.
Biasanya di rendam air dengan suhu diatas 80 Celcius (autoclave) selama 2 jam.Juga dalam
ka-sus tertentu dapat di rendam dengan bahan sanitasi selama 30 menit untuk sanitasi (penting!:
karbon aktif tidak di anjurkan di rendam bahan sanitasi terlalu lama juga terlalu sering).
3. Rinse/Pembilasan
Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai.
C. Softener (Jika memakai system softener)
Sistem filtrasi ini menggunakan media resin kation yang di aktifkan menggunakan garam, system ini berfungsi menghilangkan kesadahan (Ca dan Mg).
Umur media mencapai 10-12 bulan (tergantung influent).
Maintenance
1. Backwash
Dilakukan sebelum melakukan regenerasi.
11

2. Regenerasi
Dilakukan pada saat media telah jenuh (tidak mampu menurunkan kesadahan) dengan cara
mer-endam/mengaliri media dengan larutan garam.
3. Sanitasi
Dilakukan dengan cara mengaliri media dengan larutan chlor konsentrasi rendah (0,1-0,2 ppm)
selama beberapa menit (1-2 menit).
4. Rinse/Pembilasan
Dilakukan setelah 3 ( tiga) proses diatas selesai.

D. Kation (Jika memakai system Demineralizer)


Sistem filtrasi ini memakai media resin kation yang di aktifkan menggunakan larutan Hcl yang
berfungsi menurunkan total alkalinitas, kesadahan. Sebagai catatan sistem ini juga menurunkan
pH air yang diproses (<4) Umur media mencapai 10 12 bulan (tergantung influent).
Maintenance 1. Backwash Dilakukan sebelum proses regenerasi 2. Regenerasi Proses ini
dilakukan apabila resin kation sudah jenuh, ini bisa di tandai dengan melihat salah satu
parameter air effluent tidak masuk standart (mis: pH naik (>4), alkalinity dan kesadahan tinggi
(nilai influent mendekati effluent)).
3. Sanitasi
Dilakukan bila hasil analisa mikro tidak masuk standart.
4. Pembilasan
Dilakukan setelah 3(tiga) proses diatas selesai.
E. Anion (Jika memakai system Demineralizer)
Sistem filtrasi ini memakai media resin anion yang di aktifkan menggunakan larutan NaoH
yang berfungsi menurunkan total alkalinitas, kesadahan. Sebagai catatan sistem ini juga
menaikkan pH air yang diproses (>10). Umur media mencapai 10 12 bulan (tergantung
influent).
Maintenance
1. Backwash
Dilakukan sebelum proses regenerasi
2. Regenerasi
Proses ini dilakukan apabila resin kation sudah jenuh, ini bisa di tandai dengan melihat salah
satu parameter air effluent tidak masuk standart (mis: pH turun (<9), alkalinity dan kesadahan
tinggi (nilai influent mendekati effluent)).
3. Sanitasi
Dilakukan bila hasil analisa mikro tidak masuk standart.
4. Pembilasan
Dilakukan setelah 3(tiga) proses diatas selesai.

2.5 PENGOLAHAN LIMBAH B3


Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu
kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat
(toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
12

1.
2.
3.
4.
5.

membahayakan kesehatan manusia. Definisi lain dari limbah B3 berdasarkan Peraturan


Pemerintah No.18/1999 ialah Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu
usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat
dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain .
Jenis-jenis proses pengolahan limbah secara fisik dan kimia antara lain :
1. Proses pengolahan secara kimia :
Reduksi-Oksidasi
Elektrolisasi
Netralisasi
Presipitasi / Pengendapan
Solidifikasi / Stabilisasi
Absorpsi
Penukaran ion, dan
Pirolisa
2. Proses pengolahan limbah secara fisik :
Pembersihan gas : Elektrostatik presipitator, Penyaringan partikel, Wet scrubbing, dan
Adsorpsi dengan karnbon aktif
Pemisahan cairan dengan padatan : Sentrifugasi, Klarifikasi, Koagulasi, Filtrasi, Flokulasi,
Floatasi, Sedimentasi, dan Thickening
Penyisihan komponen-komponen yang spesifik : Adsorpsi, Kristalisasi, Dialisa, Electrodialisa,
e, Leaching, Reverse osmosis, Solvent extraction, dan Stripping
Penerapan sistem pengolahan limbah harus disesuaikan dengan jenis dan karakterisasi dari
limbah yang akan diolah dengan memperhatikan 5 hal sebagai berikut :
Biaya pengolahan murah,
Pengoperasian dan perawatan alat mudah,
Harga alat murah dan tersedia suku cadang,
Keperluan lahan relatif kecil, dan
Bisa mengatasi permasalahan limbah tanpa menimbulkan efek samping terhadap lingkungan.

13

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Waste water treatment plant harus ada di setiap perusahaan agar limbah yang dibuang
di lingkungan air bisa aman untuk digunakan masyarakat
2. Waste water treatment plant bisa untuk menangani limbah B3
3. Beberapa unit yang ada di WWTP harus di maintenance rutin agar performanya tidak
jauh menurun
4. Limbah yang keluar dari perusahaan harus di chek terlebih dahulu sebelum masuk
WWTP, karena ada parameter-parameter tertentu sebelum di netralkan di WWTP
5. Ada beberapa tahapan dalam WWTP dan itu harus kontinyu dan berkelanjutan agar air
yag dihasilkan bisa sesuai

3.2 Saran
Adapun saran dari penulis adalah sebagai berikut :
1. Ada kunjungan ke WWTP sebuah perusahaan berupa study banding atau study
exchange untuk lebih faham mengenai materi ini
2. WWTP di jadikan syarat wajib dalam AMDAL. Jadi apabila perusahaan tersebut tidak
ada WWTP nya jangan di ijinkan untuk berdiri

14

Daftar Pustaka
1. http://royallpro.blogspot.co.id/p/water-treatment-plant.html
2. watertreatmentplantbiogift - WordPress.com
3. http://itheng.blogspot.co.id/2011/09/ipal-instalasi-pengolahan-airlimbah.html
4. http://royallpro.blogspot.co.id/p/water-treatment-plant.html
5. http://www.aspaja.co.id/113-2/
6. https://scholar.google.co.id/scholar?q=wastewater+treatment+plant

15

Anda mungkin juga menyukai